"Hai ganteng, malam ini, mau bermalam bersamaku?"
~ Keira ~
"Kau tidak akan menyesalinya kan, little girl?"
~ Reynald ~
**********
Demi bisa menghadiri pesta ulang tahun pacarnya di sebuah klub malam, Keira nekat mencari cara untuk kabur dari pengawasan Raka, sang kakak yang overprotektif, dengan bantuan sahabatnya, Selina. Namun, sesampainya di sana, betapa terkejutnya ia saat mendengar bahwa Dion, kekasih yang selama ini ia sembunyikan dari sang kakak, justru malah menghina Keira di depan teman-temannya.
Hatinya hancur. Di tengah rasa sakit dan kekecewaan, Keira bersumpah akan mencari laki-laki lain yang jauh lebih tampan dan mempesona dari Dion. Saat itulah ia bertemu dengan sosok pria asing yang sangat tampan di klub. Mengira pria itu seorang host club, Keira tanpa ragu mengajaknya berciuman dan menghabiskan malam bersama.
Namun, keesokan harinya, Keira baru menyadari kalau pria yang bersamanya semalam ternyata adalah Reynald, teman dekat kakaknya sendiri!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Gue Mau Lo, Little Girl
"What?!" Dari seberang telepon, terdengar suara Selina yang terdengar shock. Meskipun saat ini Keira tak bisa melihatnya, tapi ia yakin wajah Selina saat ini pasti sedang melongo tak percaya.
"Iya, gue juga heran, kenapa ini bisa terjadi sama gue," di sisi lain, Keira hanya bisa menjawab sambil menghela napas panjang. Badannya ia rebahkan di atas ranjang.
"Sumpah, ini benar-benar nggak masuk akal, Kei. Kenapa di antara semua cowok yang ada di dunia ini, kok bisa Lo malah nidurin temen kakak Lo sendiri?"
"Ya mana gue tau kalau cowok ganteng random yang gue temuin di klub itu dia! Gue aja udah nggak inget mukanya lagi! Terakhir kali gue ketemu dia waktu SD!"
"Wah..." Desahan panjang terdengar dari seberang telepon. Tampaknya Selina masih belum benar-benar bisa percaya dengan apa yang ia dengar barusan. "Berarti ini yang dinamakan takdir, Kei,"
"Takdir pala Lo!" Keira menyahut kesal. "Iya sih emang takdir, takdir buruk!"
Terdengar suara kekehan Selina, membuat Keira makin kesal. "Kok Lo malah ngetawain Gue sih, Sel?"
"Hahaha, sorry, sorry, ehm, ehm," Selina terdengar berusaha mengendalikan tawanya agar tidak keluar. "Habisnya, gue merasa ini lucu,"
"Darimana lucunya, Selina? ini namanya malapetaka!"
"Hush, jangan ngomong begitu ah. Lagian kan, seperti yang Lo bilang tadi, si Reynald Reynald ini mukanya ganteng dan selera Lo banget. Kenapa nggak Lo coba pacarin dia aja?"
"Ih, amit-amit!" Keira langsung bergidik. "Ogah Gue pacaran sama cowok brengsek itu!"
"Lah, tau darimana Lo kalau dia brengsek?"
"Cowok yang nidurin adik temannya sendiri apa sebutannya kalau bukan brengsek?"
"Tapi kan Kei, yang maksa dia buat ngelakuin itu Lo sendiri. Ingat?"
Keira langsung terdiam. Tidak bisa membantah lagi. Perkataan Selina memang benar adanya, tapi entah kenapa dia merasa tidak terima.
"Kenapa Lo malah belain dia sih, Sel?" Keira mulai merajuk.
"Loh, gue nggak belain dia, Keira.. Gue kan cuma bicara fakta. Menurut Gue, kalian berdua cuma salah paham aja kok. Lagian waktu itu Lo ngira dia host club kan, makanya Lo berani berbuat begitu? Ya meskipun menurut gue Lo agak nekat sih.. Tapi, tapi, saran Gue, kenapa Lo nggak bicara secara langsung aja sama dia? Kaya mengakui kesalahan Lo dan minta dia melupakan masalah ini misalnya?"
Keira terdiam lagi. Mulai memikirkan kata-kata Selina. Benar juga, kenapa dia nggak kepikiran hal itu ya.
"Tapi, gue malu buat ngomong sama dia secara langsung Sel.. Gue keingetan kelakuan binal gue malam itu terus soalnya kalau ngeliat dia,"
"Ya gimana ya Kei.. ketimbang Lo menghindari dia terus, apa masalah ini bakalan selesai? Lo pasti bakalan kepikiran seumur hidup karena takut dia ngadu ke kakak Lo. Tapi, Kalau Lo bicara baik-baik sama dia, dan minta dia menutupi masalah ini dari kakak Lo, mungkin semuanya akan beres?"
Keira berpikir keras. Selina ada benarnya. Memang tidak baik menghindari masalah. Tapi, dia masih belum punya muka untuk membicarakan masalah ini secara langsung dengan Reynald.
"Ya gue juga nggak mau maksa sih, Kei.. Gue kan cuma mau ngasih saran aja. Tapi kalau Lo belum siap ngomong, ya lebih baik persiapkan diri Lo dulu. Jangan sampai Lo tertekan karena masalah ini,"
Bibir Keira langsung merekah mendengar ucapan sahabatnya itu. "Emang cuma Lo yang ngertiin Gue Sel,"
"Ya iyalah, siapa dulu, Selina gitu loh, sahabat Lo yang paling baik! Eh, tapi, gue nggak lupa sama janji Lo ya, yang mau traktir gue makan siang sebulan!"
"Iya, iya, tenang aja, gue inget kok.. Eh, ya udah ya, udahan dulu nelepon nya. Gue haus, mau minum dulu, terus bobok cantik deh!"
"Oke, sampe ketemu besok di kampus ya! Good night!"
"Good night!"
Suara Selina lalu tak terdengar lagi.
Keira meletakkan ponselnya sembarangan di atas kasur dan menatap langit-langit. Setelah itu, ia bangkit untuk mengambil air minum yang ada di atas nakas.
"Yah, minumnya abis lagi," keluh Keira. Padahal, niatnya membawa minum ke dalam kamar adalah supaya tidak perlu pergi ke dapur lagi malam-malam begini. Tapi karena sudah terlanjur haus, mau bagaimana lagi. Terpaksa Keira beranjak juga dari ranjangnya.
Keira melangkah menuju dapur dengan langkah hati-hati. Jangan sampai membangunkan para penghuni rumah ini. Terutama Reynald, jangan sampai bertemu lagi. Memang, meskipun pria itu tinggal di rumah ini, Keira sudah bertekad untuk menghindarinya sebisa mungkin sampai ia benar-benar siap untuk menghadapinya secara langsung.
Merasa aman, Keira melangkah santai menuju dispenser. Ia mengisi gelasnya yang sudah kosong dengan air dingin, lalu meminumnya. Tapi, ia langsung terperanjat saat merasakan ada tangan yang meraba pinggangnya.
Keira sontak menoleh dan ternyata pelakunya adalah Reynald.
"Lo!" Keira menggeplak tangan Reynald yang memegang pinggangnya secara sembarangan. "Mau ngapain Lo?!"
Senyum tipis khas Reynald terukir di bibirnya. "Pakai baju kaya gini di depan Gue, sengaja ya?"
Keira mengerutkan dahi, lalu menatap pakaiannya sendiri karena bingung dengan maksud Reynald. Setelahnya, barulah Keira tersadar, kalau saat ini dia hanya mengenakan pakaian tidur tipis yang celananya sangat pendek. Membuat pahanya yang mulus terbuka, dan belahan dadanya terlihat.
Keira buru-buru menutup dadanya dengan menyilangkan kedua tangan. "Dasar cowok mesum!" Hardiknya kesal.
Reynald malah terkekeh. "Kenapa ditutupin sih, bocil? Kan semalem gue udah liat semuanya.."
Keira melotot. "Jangan panggil Gue bocil!"
"Terus apa? Little girl?"
"Ck! Udah ah! Gue nggak ada waktu buat ngurusin Lo!" Keira menghentakkan kakinya ke lantai dan bergegas untuk pergi dari sana. Tapi memang dasar kurang ajar, Reynald malah menarik tangannya sampai wajah Keira terbenam di dadanya.
"Woy, Lo udah gila ya! Lepasin gue! Atau gue teriak biar Kak Raka bangun dan ngehajar Lo!"
"Kakak Lo nggak akan bangun, dia habis minum obat flu soalnya. Gue tau banget, kalau obat flu bakalan buat dia ngantuk banget dan tidur nyenyak. Jadi percuma juga Lo teriak," ujar Reynald santai.
"Ya nggak apa-apa, gue tetep teriak biar satpam dan semua penghuni di perumahan ini denger!"
"Dan mereka semua bakalan tau sejarah malam panas kita tadi malam," Reynald berkata sambil tersenyum jail. Sudah bisa ditebak bagaimana ekspresi Keira sekarang. Wajahnya sudah memerah dan amarahnya memuncak.
"Lo bener-bener ya! Sebenarnya mau Lo apa sih? Kenapa menyulitkan gue begini!"
Reynald tak langsung menjawab, melainkan mengelus-elus pipi Keira dengan lembut. "Gue mau Lo, little girl..."
Keira benar-benar kesal. Orang ini benar-benar tidak bisa diajak bicara baik-baik! Karena itulah, dia melakukan tindakan impulsif.
Currr....
Reynald benar-benar terkejut karena tiba-tiba saja ada air mengalir dari atas kepalanya. Ternyata itu adalah ulah Keira, yang saat ini sengaja mengucurkan air dari gelasnya di sana.
Reynald hanya bisa terbelalak sambil menganga. "Apa..apaan ini?"
"Supaya otak Lo bisa berpikir jernih! Dasar cowok mesum!" ujar Keira dengan berapi-api, setelah itu ia tinggalkan Reynald begitu saja.
Reynald yang ditinggalkan Keira hanya bisa melongo. Dia bukannya marah, hanya tak percaya Keira akan melakukan hal itu padanya.
Seketika itu juga, tawanya pecah. Lucu, menurutnya ini benar-benar lucu. Apalagi ekspresi gadis itu saat menyiramnya tadi, benar-benar sangat menggemaskan.
"Bagaimana ini, gue malah makin tertarik sama Lo, Keira..."
...----------------...
...Ada buaya mengincar, lari Keira! ...
...(Lari ke pelukannya maksudnya, eh🤭) ...