NovelToon NovelToon
Before I Knew It, I Was In Another World.

Before I Knew It, I Was In Another World.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Summon
Popularitas:528
Nilai: 5
Nama Author: Yuu Ri

Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.

Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.

Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.

tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10

DI DALAM KELAS.

Kael bersandar di kursi sambil memikirkan cara kerja sihirnya dan jika ada orang yang mengetahui dia bisa menggunakan sihir tanpa merapal mantra selain Claris maka ini akan jadi masalah baginya.

"Huhhh...aku harus mulai memikirkan nama mantra sihir, lagi pula tidak apa juga... dengan aku menggunakan mantra yang ku buat aku gak susah lagi membayangkan sihir apa nanti yang akan keluar." Kael bergumam.

Claris yang mendengar gumaman Kael menatapnya dengan sedikit keinginan tahuan "Kamu memang harus melakukannya supaya tidak ada yang mencurigai mu."

Kael melirik Claris "Kau benar dan juga aku tidak mau terlibat hal yang merepotkan bagi ku."

Claris tersenyum "Lagi pula tidak akan yang boleh tau kalau kau memiliki kemampuan yang begitu hebat selain aku~."

Kael memandang Claris dengan geli "Baiklah...mari kita bahas yang lain saja ,kalau membahas itu di sini akan jadi bahaya karna banyak orang."

Calaris terkekeh melihat bahwa Kael geli melihat tingkahnya , sementara dari kursi belakang duduklah Darren walau mukanya masih sedikit memar tapi sorot matanya melihat ke arah Kael yang sedang bersama Claris.

Kael menyadari tatapan Darren di belakangnya dan segera melihat ke belakang ke arah Darren dengan tatapan tajam,Claris juga melihat ke arah Darren dengan jijik dan segera memegang pipi Kael agar mencoba mengalihkan pandangannya juga.

Darren seketika kesal melihat interaksi mereka berdua "Si jelata itu berhasil menarik perhatian Claris."

"Jangan pedulikan manusia menjijikan di belakang kita Kael, fokus saja ke depan sambil menunggu guru dan kalau bisa...fokus ke aku?." Claris malu-malu mengatakan itu.

Kael merinding "Baiklah...mungkin."

Claris sedikit cemberut mendengar kata kata Kael.

Setelah beberapa saat, ruangan kelas sudah terisi oleh seluruh siswa Kelas 1-A yang duduk di meja mereka masing-masing dengan sedikit tenang sambil menunggu guru pengajarnya datang.Mata kael menjelajahi seluruh murid yang ada di dalamnya dan maklum karna semuanya keturunan bangsawan dan cuma dia sendiri yang orang biasa.

Matanya tetap menjelajahi beberapa siswa yang ia tau Lalu suara berat Muncul dan masuk ke dalam ruang Kelas

"Kalian semua bisa tenang , kita akan memulai kelasnya."

Seorang pria sedikit tua dengan rambut panjang berwarna hitam dan mata yang berwarna merah berjalan masuk dan duduk di meja.

Seketika seisi kelas langsung hening jelas terkejut dan terintimidasi karna mereka gak tau yang mengajar mereka adalah pria ini yang dimana salah satu dari lima orang terkuat di akademi Calestia.

"Kalian mungkin sudah tau siapa aku tapi aku tetap harus memperkenalkan diri, nama ku Arden Griy dan aku mulai sekarang adalah wali kelas kalian ,Kelas 1-A dan kelas dengan peringkat tertinggi di akademi." Arden tersenyum dengan lesu.

Seisi kelas langsung hening dan begitu juga dengan Claris dia juga terdiam karna gak menyangka wali kelas mereka adalah dia , sementara Kael santai dan sudah mengetahui ini akan terjadi.

Mata Arden langsung menganalisa murid-murid satu persatu yang merasa terintimidasi oleh keberadaannya, matanya berhenti dan segera menatap ke arah Kael yang tidak terintimidasi olehnya senyuman muncul di sudut bibirnya seketika.

"Baiklah murid-murid tidak usah terlalu tegang begitu...aku tidak menggigit kalian kok tenang saja."

Para murid mencoba menenangkan diri mereka masing-masing.Arden tersenyum karna seisi kelas mulai tenang.

"Aku yakin kalian semua kelas 1-A , kalian tidak usah di ajarkan sihir dari dasar atau awalan karna aku percaya kalian duduk di kelas ini sudah di kategorikan murid yang hebat dan dapat menguasai sihir dengan baik." Arden mulai berjalan dan berdiri di depan kelas.

"Sejujurnya aku tidak tahu apa yang akan ku ajarkan lagi ke kalian karna saat ujian pemilihan kelas kalian semua yang ada di sini sudah bisa di bilang dan dikategorikan ahli dalam penguasaan sihir." Arden bersandar di mejanya.

Kael memperhatikan Arden Dengan tidak terlalu tertarik dan dia lebih memilih bergumam sendiri "Hmm..setelah ini dia pasti akan mengatakan salah satu murid di sini menarik perhatiannya." Kael melirik ke Leon.

Arden menghela nafas. "mumpung aku di sini aku bilang ke kalian ada dua murid yang menarik perhatian ku." matanya menuju ke Leon lalu ke Kael.

Kael seketika membeku karna mata Arden melirik ke arahnya "Apa?kenapa?aku tau aku sepertinya terlalu terbawa suasana dalam ujian kemarin tapi...aku tidak menyangka aku bakal di tandain sama dia..." Kael berkata dalam hati sambil mengerutkan dahinya.

"Untuk Kael dan Leon kalian murid yang menarik perhatian ku. Leon Veil, kekuatan sihir dan mana mu itu sangat hebat kau bisa mengendalikan seluruh kekuatan itu dengan stabil dan itu membuat ku kagum...yah mengingat kau juga dalam kelas bangsawan aku bisa memaklumi nya...tapi aku tidak pernah dengan keluarga 'Veil' hebat dalam kekuatan sihir." Arden menatap Leon sejenak.

Leon langsung cemas saat di tatap oleh Arden "Uhh..pak mungkin keluarga ku tidak hebat dalam sihir dan juga aku dari kelas bangsawan rendah tapi apa yang terjadi padaku mungkin saja...hanya anugerah." Dia menjawab dengan sedikit cemas.

Arden tertawa "Dan anugerah mu itu yang membuat mu menarik perhatian ku ,Leon." Arden tersenyum lalu memalingkan pandangannya ke Kael.

"Kael, kau...aku bahkan tidak tau siapa kau dan apa latar belakang diri mu yang aku tau kau adalah warga biasa, tapi saat ujian itu sihir mu jelas hebat walau aku tidak yakin ada yang menyadarinya atau tidak tapi...kau meniru sihir Darren kan? dan juga teknik bertarung apa itu?." Mata Arden menyipit melihat Kael.

Jantung Kael seketika berdegup kencang tapi dia membalas melihat ke Arden dengan tatapan tidak peduli "Aku? ya..aku hanya rakyat biasa...kau tidak salah dengan hal itu dan mengenai soal sihir serta aku meniru sihir Darren...mana mungkin seorang warga biasa bisa meniru sihir hebat seperti punya Darren kan?."

"Mungkin tidak...tapi kita sudah memiliki bukti bahwa kau berada di kelas ini.. berarti kau itu hebat, aku tau kau mencoba mengelak dan berusaha merendah , ya...baiklah aku anggap saja kau benar tapi...teknik bertarung itu kau belajar dari mana?." Arden tersenyum.

Kael berpikir untuk mencari jawaban "Anggap saja aku belajar sendiri dan itu adalah cara bertarung ku." Kael menghela nafas.

"Unik sekali...bahkan Darren saja kewalahan adu pukul melawan mu, yang kita semua tau bahwa keluarga Darren itu adalah keluarga petarung yang tangguh dan Darren adalah salah satunya tapi kau dengan mudah mengalahkannya." Arden menatap Kael dengan senyumannya dan mencoba agar Kael tertekan dan mengatakan kebenaran.

Kael membalas tatapannya dengan tidak peduli jelas tidak tertekan ataupun cemas sama sekali.Seisi kelas memandangi mereka dalam diam dan tidak mau bereaksi berlebih tapi Darren jelas makin kesal karna Arden membahas kekalahannya melawan Kael.

Claris menatap ke arah Kael lalu ke Arden dan menghela nafas dan dia tau akan ada masalah besar "Pak Arden maaf menyela...tapi bukankah sebaiknya kau setuju dengan perkataan Kael tentang kekuatannya? kau tidak perlu menekan Kael terlalu berlebihan dan bisa saja perkataan Kael itu benar."

Arden melirik ke Claris dan tersenyum "Ah...nona Claris akhirnya kamu bicara... tapi apa ini? Kamu biasanya dikenal sebagai wanita yang dingin tapi sekarang kamu malah mencoba melindungi Kael?apa jangan-jangan kamu...suka padanya?."

Pipi Claris dalam sekejap merona dia jelas salah tingkah "Bu..bukan..bukan begitu?." dia menatap ke Kael ,dan seisi kelas menganga melihat momen ini.

Kael menatap Claris sambil merinding dan berbisik "Terima kasih atas bantuan mu untuk melindungi ku...tapi ini tidak membantu sama sekali."

Claris kecewa dia cemberut dan menyikut Kael "Hmph...kau menyebalkan seperti biasanya."

Seisi kelas kaget dan tidak percaya melihat interaksi mereka sementara Darren semakin tersulut emosi melihat interaksi mereka berdua.

Arden terkekeh "Ya...maaf Kael aku sepertinya meragukan mu sampai-sampai calon istri mu ikut turun tangan membela."

"Dia bukan calon istri ku." Kael menatap Arden dengan tajam.

Claris semakin tersipu dan nafasnya memburu saat di sebut 'Calon istri Kael' dan pikirannya mulai berkeliaran membayangkan fantasi liarnya.

Arden menepuk tangannya "Baiklah cukup, untuk kalian seisi kelas untuk hari pertama ini hanya itu yang ingin aku sampaikan dan juga kalian sudah bisa santai sambil menunggu informasi kamar asrama kalian."

"Sekian dari ku ,kalian bebas keluar kelasdan berkeliaran sambil menunggu selebaran di papan informasi tentang pembagian kamar dan mulai besok mungkin kita sudah belajar dengan baik...itu pun kalau ada yang bisa ku ajarkan pada kalian." Arden tersenyum lalu berbalik dan menghilang dengan semacam sihir teleport miliknya.

Seluruh murid yang ada di dalam kelas menghela nafas lega beberapa dari mereka sudah mulai bangkit dan ingin berjalan-jalan di sekitar akademi, Claris yang masih tersipu sambil tetap ada di fantasinya perlahan mulai tersadar.

"Uh?sudah selesai?cepatnya..." dia melirik Kael dan tersenyum dia memegang tangan Kael.

"Keluar yuk~." Claris tersenyum.

Kael yang merasakan tangannya di pegang langsung kaget "Kemana?"

"Ayo jalan-jalan di sekitar akademi!!ayolah kumohon." Claris memandangi Kael' dengan mata berbinar.

Kael menghela nafas "Baiklah."

Claris langsung bangkit dari kursinya dan menarik tangan Kael keluar kelas.

1
Muhammad Fachri
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!