Dokter Amora Agatha Arnold seorang dokter Ahli bedah yang banyak di senangi oleh pasiennya dan sesama teman dokter nya, selain seorang dokter yang hebat Amora juga adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses .
tetapi pada saat ia menemukan pria dambatan hati nya Daddy nya tidak memberikan restu kepada nya
" selama ini Daddy menuruti semua ke inginan mu tetapi yang satu ini maaf Daddy tidak bisa " ucap Shaka menundukkan kepalanya dia tidak bisa melihat putri nya menangis di hadapan nya hanya karena ingin meminta restu dari nya
apakah Shaka akan memberikan restu untuk Amora dan kekasih nya atau justru Shaka tidak akan pernah merestui hubungan putri nya itu
.
.
.
saksikan terus cerita nya jangan sampai ketinggalan 🤗 Like comen dan Vote 🥰🤗 Author nya juga jangan lupa di Follow ya guysss heheheehee 🤭🤭
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Operasi besar
Bismillah semoga lolos 10 bab terbaik 😌
.
.
Amora kembali melakukan aktivas nya seperti biasanya, hari ini ia ada jadwal operasi
" apa dokter serius melakukan operasi ini , mengingat kondisi pasien saat ini sangat tidak memungkinkan apa lagi umur nya yang sudah tua " tanya dokter Lucky ragu
" aku serius dua puluh menit lagi kita lakukan operasi nya persiapkan dirimu " Amora sangat yakin dengan dirinya sendiri bahwa operasi besar yang akan ia lakukan saat ini akan berhasil , berbeda dengan dokter Lucky yang ragu untuk melakuka nya tetapi ia harus menuruti perintah dari Amora apapun konsekuensi nya ia sudah siap menghadapi nya.
saat semua nya sudah selesai di persiapkan kini Amora dan tim nya memakai pakaian operasi nya.
semua tim Anggrek turun tangan karena operasi ini adalah operasi yang sangat besar bahkan baru kali ini mereka melakukan nya berbeda dengan Amora yang sudah melakukannya beberapa kali ketika masih berada di Amerika.
termasuk dokter Widya dan dokter Dito yang juga ikut atas permintaan dari Amora . sebelum mereka masuk kedalam ruang operasi pak Vino selaku direktur rumah sakit itu masuk kedalam ruang ganti dengan membanting pintu
membuat semua tim Anggrek kaget di buat nya
" apa kalian masih ingin melakukan operasi besar ini...? kalian tidak memikirkan kondisi pasien yang saat ini sangat lemah dan umur nya juga sudah tidak mudah lagi, apa kalian tidak takut pada saat kalian pertengahan melakukan operasi nya pasien itu tiba-tiba meninggal " marah pak Vino kepada semua tim Anggrek
semua nya diam seraya menundukkan kepala nya kecuali Amora yang masih mengangkat kepala nya menatap wajah pria paru baya yang sedang marah seraya menunjuk tim nya satu persatu
" kami adalah dokter dan sebagai dokter sudah menjadi tugas kami untuk menyelamatkan nyawa pasien nya " jelas Amora dengan tenang
" saya tau... tetapi resiko nya sangat besar kalian bisa saja di tuntut oleh keluarga pasien itu jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan " ucap kembali Pak Vino ia tidak ingin rumah sakit nya ini mengalami masalah.
" anda jangan khawatir pak saya yang akan bertanggung jawab dan menanggung semua konsekuensinya " ucap Amora yakin
semua mata tertuju kepada dokter cantik itu dan pak Vino kembali berkata " anda yakin dokter Agatha tumor otak yang di derita oleh pasien paru baya itu sudah bertahun-tahun lamanya, semua dokter yang ada di negara ini sudah angkat tangan tidak mampu untuk menyembuhkan nya, termasuk dokter yang ada di rumah sakit Harapan "
Amora menghembuskan nafasnya dengan kasar " tetapi jika kita tidak melakukan operasi besar ini maka pasien itu bisa meninggal, dan saya sebagai seorang dokter merasa gagal " ucap Amora lagi
pak Vino diam mendengar ucapan dari Amora seketika dokter Lucky mengeluarkan suara nya
" saya siap melakukan operasi besar ini bersama dengan dokter Agatha dan saya akan ikut menanggung konsekuensinya " ucap dokter Lucky yakin
semua tim Anggrek akhirnya ikuti setuju dan meraka sudah bersiap dengan resiko yang akan mereka hadapi nanti nya.
Pak Vino hanya bisa pasrah saja dan mempercayakan semua nya kepada tim Anggrek itu
" baiklah aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi " ucap nya pasrah lalu melangkah keluar dari ruang ganti itu.
semua nya menghembuskan nafasnya sebelum mereka benar-benar masuk kedalam ruang operasi
" sebelum kita melakukan operasi besar ini ayo kita berdoa bersama supaya Tuhan melancarkan semua nya " ucap Amora mengajak tim nya itu untuk berdoa
setelah berdoa mereka semua keluar dari ruang ganti itu.
" pasien nya sudah berada di ruang operasi dokter " ucap suster Lisa
" baik " ucap Amora melangkah lebih dulu di ikuti oleh beberapa tim nya di belakang nya
saat berada di depan ruang operasi Amora di hentikan oleh keluarga pasien itu
" kalian bisa menungguku di dalam " ucap Amora kepada tim nya dan semua tim nya masuk kedalam ruang operasi itu untuk menunggu Amora
" kenapa anda berani sekali mengambil tindakan ini dokter, jika terjadi sesuatu kepada ibu saya , saya akan menuntut anda " ucap anak dari pasien nya itu
Amora tetap tenang, dalam keadaan seperti ini ia tidak boleh ikutan emosi.
" semua dokter yang ada di negara ini sudah angkat tangan dengan tumor yang ada di kepala ibu saya tetapi anda dengan percaya dirinya mengambil keputusan ini, apa lagi anda ini seorang dokter baru " lanjut nya lagi menunjuk nunjuk Amora dengan emosi
Amora berusaha tersenyum lalu berkata " saya bisa...jadi saya mengambil keputusan ini tuan, dan jika terjadi sesuatu kepada ibu anda saya siap menerima konsekuensinya apapun itu "
anak dari pasien nya itu diam seraya mengusap wajah nya dengan kasar mendengar ucapan dari Amora
" baiklah lakukan yang terbaik tetapi jika terjadi sesuatu kepada ibu saya, anda harus menerima akibatnya " ancam nya dengan wajah yang tegas
" saya akan melakukan yang terbaik untuk ibu anda pak " ucap nya tenang lalu segera masuk kedalam ruang operasi
di dalam ruangan operasi semua tim nya menatap cemas kearah nya
" ayo kita lakukan sekarang " ucap Amora yang sudah mulai memasang kaos tangan khusus operasi
" suntikan cairan anestesi terlebih dahulu " ucap Amora kepada dokter Lucky
" siap dokter " dan dengan cepat dokter Lucky melakukan tugas nya
setelah pasien sudah tidak sadar lagi dan cairan anestesi itu sudah bekerja Amora segera memasang maskernya yang di bantu oleh suster Tiara
" cukur rambut nya supaya selama pengerjaan tidak menghalangi kita " ucap nya kepada dokter Dito
setelah selesai " pisau bedah " dan dengan cepat suster Lisa memberikan nya
Amora mulai membeda kulit tengkorak itu dengan hati-hati
" detak jatung nya aman " tanya Amora
" aman Dokter " jawab suster Feby yang saat ini sedang memantau detak jantung pasien di monitor
" perhatikan mikroskop bedah nya dengan baik, jangan sampai salah kita akan berada dalam masalah besar jika kita gagal melakukan operasi besar ini " ucap nya kepada dokter Widya
" siap dokter " jawab dokter Widya
" dokter Lucky lakukan pengeboran di tengkorak kepalanya " dan dengan cepat dokter Lucky melakukan nya
mereka semua merasa was was " tekanan darah nya menurun dokter " ucap suster Feby
seketika semua nya berkeringat dingin " ambilkan darah cepat " perintah dokter Dito ia tidak ingin gagal kali ini
Dan dengan cepat suster Lisa berlari keluar dari ruangan operasi.
setelah tengkorak kepalanya pasien itu berhasil di lobangi mereka semua melakukan pekerjaan dengan baik,
" detak jantung nya tidak stabil " ucap suster Feby lagi
" dokter Lucky lanjut ini aku akan membuat pasien ini bertahan " ucap Amora yang mulai mengatur oksigen yang masuk melalui mulut pasien nya itu
.
.
.
