NovelToon NovelToon
SUJUD CINTA YANG TERBELAH

SUJUD CINTA YANG TERBELAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Erlin, gadis mandiri yang hobi bekerja di bengkel mobil, tiba-tiba harus menikah dengan Ustadz Abimanyu pengusaha muda pemilik pesantren yang sudah beristri.
Pernikahan itu membuatnya terjebak dalam konflik batin, kecemburuan, dan tuntutan peran yang jauh dari dunia yang ia cintai. Di tengah tekanan rumah tangga dan lingkungan yang tak selalu ramah, Erlin berjuang menemukan jati diri, hingga rasa frustasi mulai menguji keteguhannya: tetap bertahan demi cinta dan tanggung jawab, atau melepaskan demi kebebasan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Sudah hampir dua bulan pernikahan Erlin dan Abimanyu.

Setelah dokter memperbolehkan Erlin pulang dan istirahat total.

Erlin dan Abimanyu kembali melakukan ke aktifitas masing-masing.

Abimanyu sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Riana mantan istrinya.

Saat ini Abimanyu baru saja membuka matanya dan melihat istrinya yang masih tertidur pulas.

Abimanyu mencium kening istrinya dan membangunkannya

Erlin membuka matanya dan ia merasakan kepalanya yang sakit.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Abimanyu.

"I-iya Mas, hanya sedikit pusing." jawab Erlin sambil tersenyum.

Abimanyu memintanya untuk istirahat dan tidak mengajar.

"Hari ini ada ujian, Mas. Jadi aku nggak bisa libur." ucap Erlin yang kemudian bangkit dari tempat tidur.

Erlin lekas masuk ke kamar mandi dan kepalanya semakin pusing.

Brugh!

Abimanyu langsung bangkit dari tempat tidurnya saat mendengar suara keras dari arah kamar mandi.

"Sayang!"

Abimanyu membuka pintu dan melihat istrinya yang tergeletak pingsan.

Segera ia meletakkan tubuh istrinya di atas tempat tidur.

"Hallo dokter, tolong ke rumah sekarang. Istri saya pingsan." ucap Abimanyu yang menghubungi dokter pribadinya.

Abimanyu lekas mengganti pakaian istrinya yang basah.

Tak berselang lama dokter datang dan memeriksa keadaan Erlin yang masih belum sadarkan diri.

"Bagaimana keadaan istri saya, dok?" tanya Abimanyu dengan wajah khawatir.

Dokter menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum ia menjawab pertanyaan dari Abimanyu.

"Selamat Pak Abimanyu, istri anda sedang mengandung dan usia kandungannya dua bulan." jawab dokter.

Abimanyu yang mendengarnya langsung menangis sesenggukan dan sujud syukur.

“Ya Allah, terima kasih atas karunia-Mu ini. Terima kasih telah menitipkan amanah yang begitu besar ke dalam hidup kami. Jadikanlah aku suami yang selalu bisa menjaga, melindungi, dan mencintai keluargaku dengan benar,” ucap Abimanyu.

Erlin yang masih terbaring mulai membuka matanya perlahan, melihat suaminya yang larut dalam doa dan tangis syukur.

Senyum tipis muncul di bibirnya, meski tubuhnya masih lemah.

“Abi, ada apa?” bisik Erlin dengan suaranya serak namun lembut.

"Sayang, kamu hamil. Allah menitipkan amanah kepada kita." jawab Abimanyu.

Erlin langsung menangis sambil menggenggam tangan suaminya.

Dokter meminta Erlin untuk istirahat dan ia memberikan buku pink kehamilan.

"Bu Erlin, jangan terlalu lelah. Makan teratur, istirahat cukup, dan rutin kontrol"

Dokter juga memberikan obat dan vitamin untuk kandungan Erlin.

Setelah itu dokter berpamitan kepada Abimanyu dan Erlin.

Disaat Abimanyu mengantarkan dokter ke depan rumah.

Ia dikejutkan dengan kedatangan Riana yang sekarang sudah tidak memakai hijab lagi.

"Riana? Mau apa lagi kamu kesini?" tanya Abimanyu.

"A-abi, aku hamil dan ini anak kamu, Bi." jawab Riana.

Abimanyu langsung terkejut ketika mendengar perkataan dari Riana.

"Ri, kamu jangan main-main. Kita sudah berpisah dan bagaimana mungkin kamu hamil anakku?"

Riana membuka tasnya dan memberikan surat dari rumah sakit.

"Bi, ini anak kamu. Aku sudah melakukan tes DNA dan hasilnya positif anak kamu."

Abimanyu menatap surat itu dengan mata terbelalak, jantungnya berdegup kencang.

Surat itu ia genggam dengan tangannya yang gemetar, sementara wajahnya memerah oleh amarah sekaligus kebingungan.

“Ri, bagaimana mungkin?” ucap Abimanyu dengan suara berat, menahan emosi.

Riana menatapnya dengan mata penuh tipu daya, senyum tipis namun licik tersungging di wajahnya.

“Abi, aku tidak bohong. Ini anakmu. Jangan kau mengingkari tanggung jawabmu.”

Erlin yang mendengar suara keributan langsung bangkit dari tempat tidurnya.

Ia membuka pintu kamar dan melihat suaminya yang sedang bersama dengan Riana.

"Bi, ada apa ini?" tanya Erlin.

Riana tersenyum tipis dan berjalan menghampirinya.

"Aku hamil, Lin. Dan anak ini milik Abimanyu." jawab Riana.

Erlin menatap wajah suaminya yang kebingungan.

"Bi, apa benar dan yang dikatakan oleh Riana? D-dia hamil anak, Abi?"

Abimanyu terdiam dan saat akan menjelaskan tiba-tiba Umi Farida datang.

"Riana hamil? Alhamdulillah, selamat Riana." ucap Umi Farida.

Umi Farida meminta Abimanyu untuk kembali rujuk dengan Riana.

"Lebih baik kamu pergi dari Abimanyu, karena sekarang Riana sudah hamil." ucap Umi Farida.

Abimanyu langsung menggenggam tangan istrinya.

"Erlin tidak akan kemana-mana, karena ia sedang hamil anakku."

Umi Farida dan Riana sama-sama terkejut ketika mendengar perkataan dari Abimanyu.

"Bi, kamu harus kembali bersama Riana. Dia sedang hamil anak kamu. Kamu bisa menceraikannya Erlin jika anak itu sudah lahir"

"FARIDA!!" bentak Kyai Abdullah yang tiba-tiba sudah berada dibelakang mereka.

Umi Farida menundukkan kepalanya di hadapan suaminya.

Kyai Abdullah menatap istrinya dengan sorot mata yang tajam, penuh kekecewaan.

“Farida! Sampai kapan kamu akan terus ikut campur dan menabur fitnah dalam rumah tangga orang lain? Tidakkah kamu malu pada Allah atas segala intrikmu ini?” suaranya tegas, menggema di ruang itu.

Riana menelan ludah, wajahnya pucat pasi. Ia tidak menyangka kehadiran Kyai Abdullah yang tiba-tiba.

“Abi, aku hanya ingin menolong Riana. Dia sedang hamil anak Abimanyu,” jawab Umi Farida terbata, berusaha mencari alasan.

“Tidak! Caramu menolong hanya menambah dosa! Abimanyu sudah menalak Riana dengan sah. Segala urusan setelah itu bukan lagi tanggung jawabnya sebagai suami. Jangan kamu memaksa sesuatu yang Allah sendiri sudah pisahkan.”

Abimanyu menarik Erlin ke pelukannya, menatap Kyai Abdullah penuh hormat.

“Kyai, mohon bimbingan. Saya ingin melindungi rumah tangga saya dengan Erlin. Saya tidak ingin ada fitnah lagi yang mengganggu.”

Kyai Abdullah mengangguk pelan, lalu menoleh ke arah Riana yang berdiri kaku.

“Riana, kalau benar kamu hamil, itu urusanmu dengan dirimu sendiri dan Allah. Jangan seret nama Abimanyu untuk menutupi kesalahanmu. Kalau perlu, biar kita uji kebenaranmu di hadapan saksi.”

Wajah Riana langsung berubah tegang. Tangannya gemetar menggenggam surat hasil tes yang tadi ia serahkan.

Erlin yang sejak tadi diam, kini bersuara lirih namun tegas.

“Riana, kalau pun benar kamu hamil, jangan pakai anak itu untuk menghancurkan rumah tanggaku. Aku tidak pernah merebut siapa pun darimu. Justru kamu yang terus memfitnah dan menyakiti.”

Air mata Erlin jatuh, tapi tangannya erat digenggam oleh Abimanyu.

“Lin, jangan takut. Abi di sini. Tidak ada satu pun yang bisa memisahkan kita,” bisik Abimanyu menenangkan istrinya.

Riana menggelengkan kepalanya dan meminta Abimanyu untuk menikahinya.

"Bi, ini anak kamu. Aku bersumpah kalau ini anak kamu. Kalau aku bohong, aku siap terkena penyakit mematikan." ucap Riana.

Abimanyu menatap Riana dengan sorot mata yang tajam, penuh luka sekaligus marah.

“Cukup, Riana! Jangan bersumpah atas nama Allah untuk menutupi kebohonganmu. Itu dosa besar. Abi tidak akan mudah percaya hanya dengan kata-katamu,” ucap Abimanyu dengan suara tegas, nyaris bergetar menahan amarah.

Kyai Abdullah melangkah maju, suaranya berat dan berwibawa.

“Riana, jika engkau yakin dengan ucapanmu, maka kita akan tempuh jalur syar’i. Akan ada pengujian kebenaran di hadapan saksi dan ahli. Tidak bisa hanya klaim sepihak.”

Umi Farida menoleh ke arah suaminya, wajahnya ketakutan bercampur kesal.

“Abi, kalau benar ini anak Abimanyu, bagaimana nasib Riana?”

Kyai Abdullah menatap istrinya dengan penuh kekecewaan.

“Farida, berhentilah memihak pada kebatilan. Kalau benar itu anak Abimanyu, kebenaran akan muncul. Tapi kalau tidak, semua akan tahu siapa yang berdusta.”

Riana menggertakkan giginya, wajahnya memerah.

Ia berusaha menahan tangis, namun amarah dan paniknya pecah.

“Abi, kenapa semua orang selalu membelanya? Kenapa Erlin bisa mendapatkan semuanya, sedangkan aku yang berjuang sejak awal justru ditinggalkan?!”

Erlin menatap Riana, matanya berlinang, tapi nadanya tetap lembut.

“Riana, bukan aku yang merebut. Justru kamu yang meninggalkan jalan Allah. Kalau kamu masih merasa punya harga diri, berhentilah menyeret nama Abi ke dalam dosamu.”

Abimanyu menggenggam tangan istrinya lebih erat, lalu menatap lurus ke arah Riana.

“Abi sudah menalakmu. Hubungan kita sudah berakhir. Kalau kamu betul hamil, biarlah waktu dan bukti yang berbicara. Tapi satu hal yang harus kamu tahu kalau aku tidak akan pernah kembali padamu. Cinta dan rumah tanggaku hanya untuk Erlin.”

Umi Farida terdiam, wajahnya pucat mendengar ketegasan itu.

Riana sendiri terpaku, tubuhnya bergetar hebat, lalu menunduk tanpa suara.

Kyai Abdullah menutup perdebatan itu dengan suara lantang.

“Cukup! Tidak ada lagi fitnah, tidak ada lagi drama. Kalau benar, buktikan. Kalau dusta, berhentilah sebelum Allah benar-benar menurunkan azab-Nya.”

Suasana ruangan hening, hanya suara isak Riana yang terdengar.

Abimanyu mengajak istrinya untuk masuk ke kamar.

Belum sampai ke kamar, Erlin kembali pingsan dan Abimana langsung menarik pinggang istrinya agar tidak jatuh.

1
Marini Suhendar
Talak 3 sekalian aja kyai..aku emosi nih thor😡😅
my name is pho: sabar kak 😁
total 1 replies
Marini Suhendar
umi..yg jauh dr Allah itu kamu
Hr sasuwe
agak sport jantung juga nih, greget bener sama kelakuan Riana vs Umi Farida
Marini Suhendar
Gemez banget.. aku padamu umi😜😅
my name is pho: sabar kak
total 1 replies
Hr sasuwe
Bestian bener Umi Farida sama Riana 🤭
Hr sasuwe
nyimak ya
Hr sasuwe
aduuuhh ada drama lagi nihh, nyimak dehhh
Hanipah Fitri
aku mampir Thor
my name is pho: selamat membaca kak
total 1 replies
Hr sasuwe
keknya seru nih, Erlin jadi istri satu"nya Abimanyu, Riana buang aja kelaut 🥰
Hr sasuwe
emosi jiwa nih sama kelakuan Riana 🤨
Hr sasuwe
semoga saja Abimanyu bisa menjaga amanahnya ya
Hr sasuwe
nyimak aja ya
Hr sasuwe
lanjuut
my name is pho: terima kasih kak
total 1 replies
Hr sasuwe
bahagia terus buat Erlin sama Abimanyu 🥰
Hr sasuwe
bagusnya si Umi Farida di santet aja x ya 🤭
Hr sasuwe
nah lo maenanya mbah dukun toh,aduh si Umi Farida nyasar nih kek nya 🤭
Hr sasuwe
mantapkan hatimu Abi 👍
Hr sasuwe
👍👍
Hr sasuwe
pengennya tuh mereka be2 bahagia terus deh 😊
Hr sasuwe
Riana jadi bonekanya Umi Farida 🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!