NovelToon NovelToon
TIGA AYAH SATU IBU

TIGA AYAH SATU IBU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Jihan Hadid, seorang EO profesional, menjadi korban kesalahan identitas di rumah sakit yang membuatnya disuntik spermatozoa dari tiga pria berbeda—Adrian, David, dan Yusuf—CEO berkuasa sekaligus mafia. Tiga bulan kemudian, Jihan pingsan saat bekerja dan diketahui tengah mengandung kembar dari tiga ayah berbeda. David dan Yusuf siap bertanggung jawab, namun Adrian menolak mentah-mentah dan memaksa Jihan untuk menggugurkan kandungannya. Di tengah intrik, tekanan, dan ancaman, Jihan harus memperjuangkan hidupnya dan ketiga anak yang ia kandung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Tengah malam Jihan membuka matanya dan ingin makan kumpir dimana lelehan keju Mozarella yang hangat dan beberapa macam toping.

Jihan bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke ruang kerja Adrian dimana mereka bertiga masih ada disana.

Tok... tok.... tok....

David membuka pintu dan melihat Jihan yang berdiri di depan pintu.

"Jihan, ada apa? Apa perutmu sakit atau mual?" tanya David.

Adrian dan David melihat David yang sedang bicara dengan Jihan.

"Ada apa Jihan?" tanya Adrian.

"Aku ingin makan kumpir," jawab Jihan sambil menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang ingin meminta uang kepada orang tuanya.

"Kamu nggak boleh makan itu, Jihan. Ingat apa pesan dari dokter Aylin." ucap Adrian.

"A-aku hanya ingin makan sedikit, tidak banyak." ujar Jihan yang hampir meneteskan air matanya.

Adrian menatap wajah Jihan dengan tatapan dingin.

Sampai akhirnya Jihan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Jihan menangis sesenggukan ketika mereka melarangnya untk keluar mencari kumpir.

"Padahal aku hanya ingin makan kumpir, kenapa mereka menjadi seperti seorang suami sungguhan." gumam Jihan sambil mengelus perutnya.

Disaat sedang menangis tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Tok… tok…

"Jihan," suara Adrian terdengar lembut dari balik pintu.

Pintu kamar perlahan terbuka. Adrian masuk, wajahnya tidak lagi sedingin tadi. Ia mendekat dan duduk di pinggir ranjang, memandangi Jihan yang masih membelakangi dirinya.

"Maaf," ucap Adrian pelan sambil menyentuh lembut bahu Jihan.

Jihan tak menjawab, tapi tangisnya mereda.

"Ayo, kita cari kumpir."

Jihan langsung menoleh, matanya berkaca-kaca, tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Benar?" bisiknya.

Adrian mengangguk. "Tapi kamu harus janji cuma makan sedikit. Yang penting keinginanmu terpenuhi."

Ia kemudian berlutut di hadapan Jihan dan memakaikan kaos kaki ke kaki istrinya dengan hati-hati.

Tak lama David datang dengan masker di tangan. "Ini, jangan lupa pakai ini. Udara malam bisa dingin, kamu harus tetap jaga diri dan si calon bayi."

Yusuf menyusul, membawa jaket tebal. "Biar aku yang jagain dari sisi kanan mobil nanti," katanya sambil tersenyum hangat.

Jihan berdiri pelan, hatinya hangat bukan karena kumpir yang akan dimakan, tapi karena perhatian tulus dari tiga pria yang mencintainya.

Malam itu, mereka berempat berjalan menuju mobil.

Adrian menyetir, David duduk di samping, dan Yusuf menemani Jihan di belakang. Tak henti-hentinya Yusuf mengecek apakah Jihan nyaman, sementara David sesekali bercanda agar suasana tetap ceria.

Mereka melintasi lampu kota yang temaram, mencari satu tempat yang masih buka dan menjual kumpir hangat dengan keju leleh dan topping favorit Jihan.

Dan ketika akhirnya Jihan mencicipi satu suap kecil dari kumpir pesanannya, ia menutup mata dan tersenyum puas.

"Enak banget…" ucapnya pelan.

Adrian, David, dan Yusuf saling pandang dan tertawa kecil.

Suasana malam itu hangat dan penuh canda, mereka berempat tertawa pelan di parkiran kecil setelah Jihan puas menikmati kumpir-nya.

Tiba-tiba…

Desingan mobil melaju kencang dari kejauhan.

Maria duduk di belakang kemudi, matanya merah, penuh dendam. Ia menggertakkan gigi, tangannya erat menggenggam setir.

"Kamu yang merebut segalanya dariku… mati saja kamu, Jihan!"

Gas diinjak penuh. Lampu depan mobil mengarah lurus ke tempat Jihan berdiri.

"JIHAN!!"

Adrian yang melihat cahaya mobil semakin dekat langsung berlari sekuat tenaga dan menarik tubuh Jihan menjauh.

BRUAKK!

Tubuh Adrian membentur aspal keras, kepalanya menghantam trotoar.

"ADRIAN!!" Jihan berteriak histeris, tubuhnya gemetar saat melihat darah mulai mengalir dari pelipis Adrian.

David dan Yusuf langsung berlari ke arah mereka.

"Adrian! Bangun!" David menepuk pipi Adrian yang terpejam.

"ASTAGA! DIA BERDARAH BANYAK!" teriak Yusuf sambil melepas jaketnya untuk menekan luka di kepala Adrian.

Jihan jatuh terduduk, menangis sesenggukan, memeluk tubuh Adrian yang tak sadarkan diri.

"Aku nggak mau kehilangan dia. Aku nggak mau!" ucapnya pilu.

Sementara itu, mobil yang tadi mencoba menabrak telah melesat pergi hilang di tikungan.

Mereka belum tahu siapa pelakunya, hanya sempat melihat bayangan pengemudi seorang wanita.

Yusuf segera mengangkat Adrian ke dalam mobil.

"Jihan, kita harus ke rumah sakit sekarang! Kamu ikut di belakang, pegang tangannya!" seru Yusuf.

David menyetir dengan kecepatan penuh sambil menghubungi rumah sakit dan polisi.

Jihan terus memandangi wajah Adrian, air matanya tak berhenti mengalir.

"Jangan tinggalkan aku, Adrian." ucap Jihan.

Tak berselang lama ambulans datang dan membawa Adrian ke dalam mobil ambulans.

Sementara itu David dan Yusuf lekas masuk kedalam mobilnya.

Di dalam mobil ambulans, Jihan menggenggam erat tangan Adrian yang masih setengah sadar.

"J-jihan, jangan menangis." ucap Adrian.

"Jangan banyak bicara dulu, Adrian." pinta Jihan.

Perawat meminta Jihan mengajak Adrian bicara agar Adrian tidak tertidur pulas.

Jihan mengajak bicara Adrian yang akan memejamkan matanya.

"Adrian, aku mau bercerita saat pertama aku melihatmu di acara Samuel malam itu." ucap Jihan.

Jihan mengatakan kalau saat pertama ia melihat Adrian dengan sosok CEO yang tegas dan ditakuti banyak orang.

"Aku juga takut sama kamu, sampai sekarang." ucap Jihan.

Adrian tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Jihan yang bercerita sambil menangis.

"Apakah sakit?" tanya Jihan.

"S-sedikit.." jawab Adrian.

Tak lama kemudian sopir menghentikan mobilnya dan perawat langsung membawa Adrian ke ruang UGD.

David menggenggam tangan Jihan yang akan masuk ke ruang UGD.

"Kita tunggu disini saja, biar mereka menangani Adrian." ucap David.

Jihan yang masih menangis langsung memeluk tubuh David dan Yusuf.

"Andaikan saja aku nggak minta kumpir, pasti Adrian tidak akan seperti ini." ucap Jihan

"Jihan, jangan menyalahkan diri kamu. Semua ini sudah terjadi dan Adrian tidak apa-apa."

David menepuk-nepuk punggung Jihan dan menenangkannya.

Mereka duduk di depan ruang UGD sambil menunggu dokter keluar.

"Aku ke kantin dulu, kamu butuh minuman yang hangat." ucap Yusuf.

David menggenggam tangan Jihan yang gemetar.

Pintu Ruang UGD terbuka dan dokter keluar memanggil Jihan.

"Dok, bagaimana kondisi Adrian?" tanya Jihan dengan suara bergetar.

"Kondisinya stabil. Tapi ada benturan cukup keras di kepala. Untungnya tidak sampai menyebabkan pendarahan dalam. Kami akan tetap observasi dalam 24 jam ke depan."

Jihan mengatupkan kedua tangannya dan menangis lega.

David memeluk bahunya, sementara Yusuf kembali dari kantin sambil membawa dua cangkir teh hangat.

"Adrian bisa ditemui sebentar, tapi hanya satu orang," ujar dokter sebelum kembali masuk.

Tanpa berpikir panjang, Jihan langsung berjalan menuju pintu UGD.

Ia mengenakan jaket tipis yang tadi diberikan Yusuf dan dengan hati-hati masuk ke dalam.

Di dalam ruangan yang remang, Adrian terbaring lemah dengan perban di kepalanya.

Matanya terbuka dan menatap Jihan yang perlahan mendekat.

"Adrian, aku minta maaf" ucap Jihan sambil menggenggam tangannya.

"Ssstt…" Adrian menyentuh pipinya pelan.

"Aku senang kamu bahagia malam ini, walau sebentar. Jangan salahkan dirimu, Jihan."

Air mata Jihan menetes. Ia mencium punggung tangan Adrian.

"Aku takut kehilangan kamu…" ucap Jihan sambil membelai pipi Adrian.

"Selama kamu di dekatku, aku nggak akan pergi kemana-mana."

1
kalea rizuky
jangan ngaco deh dalam islam g boleh poliandri/Shame//Drowsy/
my name is pho: dalam hal mendesak boleh kak
saya sudah tanya ke pak penghulu langsung 😭
nikahnya di luar negeri
total 1 replies
kalea rizuky
kok bisa di perkosa
kalea rizuky
emang boleh dalam islam poliandri
kalea rizuky
jd inget novel sebelah yg nikah ma paman angkatnya yg kembar /Curse/ nganu aja gantian astaga
kalea rizuky
ngidam mu nyusain
kalea rizuky
berasa bersuami 3/Curse//Curse/
my name is pho: senangnya dalam hati
kalau bersuami tiga
total 1 replies
Rohana Omar
sedap2 baca cuma 1 bab yg di upnya.. buat aq tertanya2 apa kisah selanjutnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!