NovelToon NovelToon
Kembalinya Ratu Iblis

Kembalinya Ratu Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: CancerGirls

"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Kambing Hitam?

Bughhh...

Bughhh...

" AMPUN BIBI!"

suara pukulan sapu terdengar nyaring di tempat itu dimana sasaran dari sapu itu adalah pemuda dewasa yang tak lain dan tak bukan adalah Tang San dan sang pelaku adalah Bibi Chan.

pria itu tidak berani melawan atau menangkis karena bagi mereka semua Bibi Chan adalah orang tua mereka semua.

Tang San hanya bisa terdiam membisu dengan melindungi anggota tubuhnya yang lain seperti kepala dan pantat untuk di pukuli oleh Bibi Chan.

Tang San menatap ke arah An Yue meminta akan perlindungan pada An Yue sang tertinggi di kediaman itu, namun sepertinya percuma karena gadis kecil itu sedang

fokus pada makanannya atau mungkin juga dia sedang berpura-pura tidak melihatnya saja.

" Nona, Anda Benar-benar Kejam, Anda Menjadikan Saya Sebagai Kambing Hitam Anda Atas Apa Yang Sebenarnya Anda Lakukan," kata Tang San dalam hati menatap memelas ke arah An Yue karena gadis kecil itu sekarang sedang menatap ke arahnya.

Tang San yang melihat jika kini tatapan An Yue kecil sudah berpusat padanya segera memasang ekspresi semakin sedih.

akan tetapi, apa yang dia dengar selanjutnya membuat Tang San rasanya mau mati saja.

" Paman Kue Ku Habis," kata An Yue kecil pada pengawal yang sedang menggendongnya itu.

" Apa?" Tang San yang mendengar akan apa yang dikatakan oleh An Yue langsung menjatuhkan rahang.

bukannya menolongnya yang sedang dii amuk, gadis kecil itu justru memikirkan isi mulutnya.

" Habislah Aku, Harusnya Aku Sadar Diri Nona Tidak Akan Lebih Memilihku Di Bandingkan Kue Bulan Hiks..Hiks.." Tang San hanya bisa menghela napas dan diam diam menangis dalam hati.

setelah beberapa saat akhirnya Tang San bebas dari amukan Bibi Chan, akan tetapi pria itu belum bebas dari omelan Bibi Chan.

" Kau Tang San, Kau Sudah Besar Kenapa Kamu Tidak Menjaga Tuan Putri? Bagaimana

Kalau Tuan Putri terluka?" kesal Bibi Chan.

" Tapi Buktinya Tuan Putri Tidak Terluka," jawab Tang San lempeng.

Bughhh..

Arrrghhh...

" Jadi Kau Mendoakan Tuan Putri Terluka, Begitu?" Bibi Chan kembali melototi Tang San

dengan mengangkat tongkat kayunya tinggi-tinggi.

Gleeekkk...

melihat akan tongkat kayu itu membuat wajah Tang San langsung pucat pasi.

walau itu hanya tongkat kayu biasa namun

jika terus berulang maka akan tetap sakit juga.

" A-ampun Bibi Chan" kata Tang San dengan mengangkat tangannya.

" Haaa Sudahlah, Cepat Masuk Dan Bersihkan Diri Kalian Semua Ajak Juga Dengan Mereka

Setelah Ini Kita Akan Makan," Bibi Chan segera berbalik lalu pergi dari sana meninggalkan Tang San yang bernapas lega.

" Ck Ck Tidak Seru, Harusnya Itu Tadi Bibi Chan Memukulnya Sampai Pingsan Begitu," kata An Yue dengan tenang.

" Nona Anda ... " Tang San mendongak menatap An Yue yang hanya memasang wajah datar dan tanpa rasa bersalah sedikitpun karena sudah membuat dirinya di pukuli oleh Bibi Chan.

" Anda Sangat Kejam Nona," kata Tang San dengan nada yang merajuk.

" Cih Paman, Anda Itu Harusnya Sadar Diri, Paman Itu Sudah Tua Tidak Bagus Lagi Untuk

Merajuk," sembur An Yue dengan santai tanpa

memikirkan perasaan dari Tang San yang sudah bermuka masam.

" Ayo Paman Kita Pergi, Biarkan Saja Paman Tang San Disini, Tak Ada Yang Merindukannya Juga Kan Dia Tak Punya Kekasih," kata An Yue yang mengajak pengawal yang menggendongnya untuk pergi.

" Baik Nona," pengawal itu langsung berbalik pergi meninggalkan Tang San dan para bandit yang sedang berdiri mematung itu.

" Sial, Nona Sangat Kejam Sekali..!" Tang San hanya bisa menggerutu dalam hati saja

menghadapi kelakuan dari sang Tuan Putri yang kadang dewasa, kadang pengertian, kadang bijaksana, kadang bisa di andalkan, kadang kekanakan dan kadang pula mulutnya itu mengeluarkan kata-kata yang pedasnya melebih wasabi.

wasabi adalah sebuah tanaman yang dijadikan sebagai penyedap rasa untuk makanan terutama untuk yang penyuka

pedas maka mereka akan menggunakan bumbu tersebut.

" Kalian Cepat Ikuti Aku!" Tang San menunjuk para bandit itu untuk mengikutinya.

tentu saja para bandit itu hanya bisa mengikuti kemana perginya Tang San, tidak mungkin mereka pergi dan berkeliaran bebas di tempat itu yang tak lain dan tak bukan adalah kawasan istana.

bisa repot urusannya nanti kalau mereka ketahuan dan di tangkap karena di anggap sebagai penyusup, jika itu terjadi maka jalan mereka hanya satu yaitu kematian, karena mau di posisi apapun mereka tetap akan di

hukum.

Tang San membawa mereka ke sebuah ruangan yang ternyata itu adalah bangunan

belakang dari kediaman tulip.

walau Kaisar Zhu tidak menyayangi dan juga tidak membiayai kehidupan An Yue tapi soal tempat tinggal ia di berikan tempat tinggal yang layak.

kediaman tulip memang jauh dari istana utama namun kediaman itu juga luas sama

seperti kediaman Putra Mahkota dan Pangeran Kedua.

" Sekarang Kalian Akan Tinggal Disini, Di Setiap Kamar Ada 2 Ranjang Kalian Bisa Dua

Orang Satu Kamar, Bersihkan Diri Kalian Setelah Itu Kumpul Kembali Di Kediaman Utama Ada Di Depan Tadi, Kalian Paham!"

" Kami Paham Tuan," jawab mereka dengan serentak.

" Bagus," Tang San hanya menganggukan kepalanya saja lalu berbalik pergi meninggalkan mereka semua.

" Bersiap Dengan Cepat Karena Tuan Putri An Yue Tidak Suka Menunggu," kata Tang San

sebelum ia melanjutkan langkah kakinya.

" Cepat, Bersihkan Diri Kalian Semua." perintah ketua bandit pada anak buahnya.

" Jangan Membuat Nona Kecil Itu Menunggu Sebelum Kepala Kita Yang Terpisah," lanjut ketua bandit itu.

mendengar hal itu anak buahnya dengan segera bergerak cepat untuk membersihkan diri karena mereka semua jelas masih ingin hidup.

sekarang mereka benar-benar sadar dengan apa yang dikatakan oleh Tang San tadi bukanlah bersifat sebagai ancaman namun

memang akan benar-benar terjadi jika mereka sampai membuat gadis kecil menunggu.

" Jika Begitu Kami Akan Membersihkan Diri Ketua,"

mereka semua segera memilih akan kamar yang akan mereka tempati, ternyata di dalam

ruangan itu sudah di siapkan semua kebutuhan mereka seperti pakaian dan juga bak mandinya.

...****************...

sedangkan di tempat lain saat ini di dalam sebuah ruangan terlihat tiga orang pria duduk

dengan pandangan tajam dan dingin masing-masing.

terlihat ketiganya hanya memasang wajah dingin membuat udara di sekitar mereka mencekam karenanya.

" Bagaimana Bisa Kamu Terluka Seperti Ini?" tanya seorang pria dewasa yang berusia sekitar 40 tahun.

pria dewasa itu tak lain dan tak bukan adalah Kaisar Zhu, sedangkan pria muda lainnya adalah Putra Mahkota Zhu Gu Lian dan Pangeran Kedua yakni Zhu Jun Hui.

pria yang di tanya oleh Kaisar Zhu adalah Pangeran Kedua karena paha Pangeran sepertinya terluka.

" Hamba Di Serang Saat Di Perjalanan Kemari Ayahanda, " jawab Pangeran Kedua seadanya.

mendengar akan hal itu Kaisar Zhu langsung

mengeryitkan alisnya tanda tidak puas dengan jawaban yang di berikan pangeran kedua yang menurutnya tidak jelas.

sedangkan Pangeran Kedua yang melihat akan wajah tak percaya dari Kaisar Zhu hanya menghela napas dalam-dalam sebelum akhirnya membuangnya secara pelan.

" Aku Tidak Tahu Siapa Dalang Di Balik Penyerangan Kali Ini Namun Yang Aku Tahu Kelompok Itu Adalah Kelompok Tengkorak

Hitam, Saat Pertarungan Terkahir Aku Mendapatkan Sebuah Tanda Pengenal Di

Pinggang Mereka Yakni Lambang Tengkorak Hitam," terang Pangeran Kedua.

Kaisar Zhu dan Putra Mahkota langsung mengepalkan tangan mereka dengan kuat.

mereka jelas tahu kalau tengkorak hitam sudah turun tangan itu artinya pasti ada yang

memakai mereka karena kelompok tengkorak hitam adalah kelompok pembunuh bayaran.

sebuah kelompok pembunuh bayaran hanya akan bergerak jika ada bayaran yang sepadan.

selain itu, kelompok tengkorak hitam bukanlah kelompok pembunuh bayaran biasa, kelompok itu akan mengambil misi asalkan

bayaran mereka mahal dan lebih tinggi di bandingkan dengan kelompok lainnya.

tengkorak hitam adalah kelompok yang membuat para pejabat tinggi sekali pun sampai ketar ketir kalau sudah menghadapi mereka lantaran kelompok itu terkenal akan

dengan kekejamannya.

namun, satu hal yang mereka tangkap, jika memang kelompok itu yang mencelakai Pangeran Kedua maka sudah pasti otak atau

orang yang menyewa mereka bukanlah bangsawan kelas rendah.

mereka yakin ini pasti adalah ulah orang-orang dengan kekuasaan tinggi.

" Jadi Tengkorak Hitam? Aku Harus Melaporkan Hal Ini Pada Nona," ucap sosok dengan pakaian serba hitamnya berada di atas atap mendengarkan apa yang dikatakan oleh ketiga pria di dalam sana.

" Istirahatlah, Masalah Ini Biar Ayahanda Yang

Menyelesaikannya, Persiapkan Diri Kalian Karena Besok Malam Adalah Acara Ulang Tahun Kalian Sekaligus Juga Penyambutan Pangeran Kedua, Kalian Pergilah," Kaisar Zhu langsung mengusir Putra Mahkota dan

Pangeran Kedua untuk keluar dari ruang kerjanya.

" Kami Undur Diri Ayahanda," Putra Mahkota dan Pangeran Kedua langsung menundukan

kepala mereka sebelum berbalik pergi.

melihat jika mereka sudah bubar sosok di atas genteng itu langsung terbang pergi menjauh dari tempat itu.

suasana yang sepi dan mulai gelap membuat tak ada yang menyadari jika ada

seseorang di sekitar itu.

sedangkan di tempat lain suasana penuh canda tawa terdengar di kediaman yang

jauh dari istana utama.

kediaman yang katanya adalah tempat tinggal sang putri buangan, akan tetapi sekarang

tempat itu penuh canda tawa yang hidup disana.

terlihat semua orang duduk di lantai dengan alas seadannya dengan makanan yang ada di depan mereka, tak ada meja di tengah-tengah mereka cukup hanya lauk pauk seadannya saja.

" Makan Yang Banyak Ya," Tang San yang berada di samping An Yue memberikan kelinci bagiannya di atas mangkuk An Yue.

mereka tahu jika gadis kecil itu menyukai

daging namun karena mereka tak mampu membelinya mereka hanya bisa berburu di belakang kediaman mereka.

bahkan untuk gaji saja mereka tak apa untuk tidak di gaji karena memang tulus menyayangi gadis kecil itu.

selama hidup di istana ini banyak hal yang harus di lalui anak sekecil itu, pelayan dan

penjaga saja sampai menghinanya secara terang-terangan, hal itu mungkin yang membuat hadis kecil itu memiliki pola pikir dewasa di saat umurnya yang harusnya

hanya di isi bermain harus bersikap dewasa dan menyikapinya bagaimana mestinya.

padahal mereka tak mengetahui kalau An Yue

memang sudah dewasa ia bahkan merupakan Ratu Iblis namun entah kenapa saat menjadi An Yue kecil ia juga melakukan hal yang seperti anak kecil lakukan.

" Mungkin Karna Aku Haus Akan Kasih Sayang Membuatku Berperilaku Seperti Ini, Di Tambah Mereka Menyayangiku Dengan Tulus Tanpa Melihat Diriku Siapa, Jika Itu Orang Lain Maka Mereka Akan Langsung Pergi Meninggalkan Saat Aku Bayi, Orang Mana Yang Mau Kerja Tanpa Di Gaji," An Yue menatap orang-orang di sekitarnya dengan

pandangan yang sendu.

di kehidupannya yang sebelumnya dia tak pernah seperti ini, walau para anak buahnya setia namun saat ia melepas gelar Ratu

mereka semua mengkhianatinya.

memikirkan pengkhianatan itu membuat

amarah dari An Yue kembali berkobar hingga tangannya mengepal dengan sempurna.

" *Aku Harus Kuat, Aku Harus Lebih Kuat Dengan Kehidupanku Sebelumnya, Ya Aku Harus Lebih Kuat Dari Itu, Saat Ini Tujuanku Bukan Hanya Balas Dendam Tapi Juga Melindungi Mereka Semua, Melindungi Gege Hui, Paman Tang San Dan Mereka Semua Orang-orang Yang Berada Di Bawah Nau*nganku," ucap An Yue dalam hati.

ia berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga

dan melindungi mereka semua dengan segala kemampuannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cha Sumuk
bagus ceritanya krna mc ceweknya kuat tdk mudah di tindas tp bikin bingung dgn tulisan nya thor putus putus bait nya trs kebanyakan spasi,,titik komanya jg
Yuli: di aku gak gitu ya ka 😔 mungkin dari sistem nya ka padahal aku gak banyak pake spasi...
total 1 replies
Cha Sumuk
bagus tp tulisan nya susah untuk di bc bikin bingung... trlalu bnyk spasi nya bikin bingung
Yuli: di aku gak gitu ka.. itu otomatis dari sistem nya kali ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!