Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak suka
"Hai Arvin, masih ingat sama aku kan," ucap Freya dengan girangnya setelah menemukan Arvin yang sedang duduk di taman belakang. Sementara Arvin, cowok itu tampak malas melihat cewek yang merusak moodnya semalam.
"Ishh, Arvin kok diam aja ya. Oh iya, pasti lapar kan. Kebetulan aku bawa sandwich spesial buatan aku," ucap Freya sambil memperlihatkan kotak makan ditangannya.
"Gue masih kenyang," ucap Arvin dingin.
"Ishh, rezeki gak boleh di tolak tau," ucap Freya sambil membuka kotak makanan itu dan memperlihatkan isinya ke sang idola didepannya itu. Sedangkan Arvin, cowok itu cuma menatap malas isi kotak makanan tersebut. Sebenarnya perutnya cukup lapar, lagi pula sandwich merupakan salah satu makanan favoritnya. Namun mengingat yang membuat makanan itu adalah cewek perusak moodnya jadi dia cuma menatap makanan berbahan roti itu dengan datar.
"Ishh, kok gak diambil sih. Padahal enak tau, bentuknya juga lucukan." ucap Freya lagi.
"Ishh, Arvin mahh. Oh, aku tau. Arvin pasti mau disuap kan, kenapa gak bilang dari tadi," ucap Freya kepedean sambil tangannya mengambil sebuah sandwich dan menyodorkan ke mulut cowok dihadapannya itu. Namun, reaksi Arvin membuat Freya syok. Cowok itu menghempaskan tangan Freya sehingga sandwich yang ditangannya jatuh.
"Lo punya telinga gak sih, gue bilang kenyang ya kenyang!" bentak Arvin dengan wajah memerah. Cukup, ia sudah tidak tahan dengan gadis didepannya ini.
"Oh, yaudah ma-maaf ya. Kalo gi-gitu sisanya buat Arvin na-nanti kalo udah lapar," ucap Freya terbata-bata karena takut melihat ekspresi wajah Arvin. Namun tangannya tetap menjulurkan kotak makanan tersebut.
Tetapi, cowok itu malah menghempaskannya sehingga sandwich itu berakhir ditanah. Melihat itu, Freya ingin nangis. Namun ia tahan. Gadis itu tidak mau terlihat cengeng di Arvin. Pokoknya apapun rintangannya, gadis itu sudah bertekad menjadikan Arvin sebagai masa depannya.
"Lo jauh-jauh deh dari gue. Gue gak suka sama lo," ucap Arvin terus terang.
"Tapi, aku suka sama Arvin," jawab Freya berani sambil menatap Arvin.
"Lo, bukan tipe gue," ucap Arvin lagi.
"Tapi, kamu tipe aku. Pokoknya lihat saja nanti. Aku akan buat kamu jatuh cinta sama aku. Aku akan perjuangkan cinta aku," ucap Freya dengan percaya diri.
"Suka atau tidak suka, aku tetap akan terus mengganggu kamu. Aku akan berusaha mendapatkan cinta mu," ucap gadis itu lagi sambil pergi dari tempat itu dan berusaha menghibur dirinya. Gak bisa dipungkiri, hatinya terasa sakit melihat sandwich buatannya berakhir sia-sia di tanah. Benar kata Anya, belum tentu Arvin mau terima. Tapi gadis itu gak mau putus asa. Ia tetap ingin memperjuangkan cintanya.
Sementara Arvin, gadis itu memijat pelipisnya. Kepalanya cukup pusing akibat gadis itu. Gadis itu menurutnya sangat keras kepala. Lihat saja walau seberapa besar dan kekehnya gadis itu mendekati dirinya, dia tidak akan pernah luluh.
"Gila lo Arvin, makanan se enak ini di buang gitu aja. Mending lo kasih gue tadi," ujar Ryan yang tiba-tiba muncul.
"Makanannya gak enak," ucap Arvin datar.
"Gak enak dari mananya, keknya lo harus periksain lidah lo deh. Jelas-jelas ini tuh enak banget, rasanya premium dan berkelas. Gue dan anak-anak yang lain juga dikasih tadi. Tapi ya gitu, karena enak jadi ketagihan," ucap Ryan panjang lebar.
"Oh," ucap Arvin singkat.
"Dingin banget mas, btw lo kasar banget sama Freya. Harusnya lo gak usah kasarin," Nasehat Ryan yang memang sedari tadi melihat semua yang terjadi dari kejauhan.
"Gue gak suka sama dia," ucap Arvin dingin.
"Tapi kan bisa omong pelan-pelan. Jangan makanannya lo buang, kasihan tau dia capek bangun pagi-pagi buatin itu," ujar Ryan lagi.
"Lagian kenapa gak coba lo terima aja. Freya cantik kok, malahan manis banget lagi. Cantiknya itu natural, bukan yang di buat-buat. Udah itu, jago masak lagi," ucap Ryan lagi.
"Ya, buat lo aja kalo gitu," ucap Arvin datar lagi.
"Ya kalau si Freya nya mau sama gue, ya gue terima dengan senang hati lah. Tapi sayangnya, dia sukanya sama lo yang dingin dan kasar. Padahal apa bagusnya coba dibanding gue, cuma menang tampan doank," ucap Ryan lagi yang membuat Arvin menatapnya tajam.
"Heheheh, santai bro. Tuh mata bisa santai gak, entar keluar dari tempatnya," ucap Ryan sambil menyengir saat melihat tatapan maut dari sahabatnya itu.
Arvin yang mendengar itu pergi meninggalkan sahabatnya yang menurutnya sangat menyebalkan. "Dih, malah cabut dia nya. Kek cewek lu, sensian," ujar Ryan.
Saat ini Arvin sedang di rooftoof kamarnya. Menurutnya ke Bogor adalah hal yang tidak menyenangkan. Terlebih-lebih di tempat ini, terdapat musibah besar. Menurutnya, Freya adalah gadis yang sangat menyebalkan. Dari ribuan fansnya yang fanatik, ia akui hanya gadis itu yang nekat dan sangat berani. Cowok itu yakin, Freya mendekatinya cuma karena numpang popularitas saja. Bukan karena benar-benar mencintainya dengan tulus. Karna logikanya saja, gadis itu tidak begitu mengenalnya. Hanya mengenalnya sebagai artis doang, jadi bagaimana bisa gadis itu mencintainya dengan tulus tanpa maksud apa-apa.
Suara notifikasi terdengar dari ponsel cowok itu. Ia membuka aplikasi WhatsApp nya, dan membuka group 'KEKUATAN CINTA'. Group sinetron yang dibintanginya.
Pak Sutradara
'Siap-siap besok kita akan naik gunung. Besok kita akan camping dan nginap semalam. Malamnya kita seru-seruan, barbequean dan api unggun. Yang punya gitar juga bisa bawa. Lusa pagi kita adakan games seru, siangnya pulang, dan sore kita packing kembali ke jakarta.
Kira-kira itulah isi chat dari sang sutradara di group itu. Setelah chat itu, ada banyak chat-chat berikutnya yang membalas pesan dari sutradara. Namun Arvin tampak malas melihat group yang nampak rame akibat info dari sutradaranya. Arvin pun keluar dari aplikasi itu dan beralih ke Instagram. Dia melihat berbagai pesan dari gadis yang akhir -akhir ini mengganggunya. Cowok itupun tanpa ragu memblokir akun gadis tersebut.
'Kayaknya camping bukan rencana yang buruk. Gue bisa bebas dari gadis ini seharian,' batin Arvin dengan senyuman smirknya. Cowok itu tidak mengetahui bahwa Freya adalah otak dari camping itu. Gadis itu bersusah payah membujuk sutradara agar mengikuti sarannya. Dan setelah di pikir-pikir sutradara itu menyetujuinya. Tentunya Freya lakukan semua itu demi misi pendekatannya dengan sang idola. Gadis itu tidak mau menyerah dengan apa yang di maunya. Sedari kecil gadis itu di ajarkan berusaha sampai berhasil jika ada sesuatu yang di. Inginkan gadis itu. Oleh karena itu pantang menyerah sebelum berhasil menjadi istilah dari gadis itu.
