NovelToon NovelToon
Penakluk Cinta Sang Pewaris

Penakluk Cinta Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:741.4k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Camelia

"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"


Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.


"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"


"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"


Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seratus Juta

Selamat membaca..

🍒

🍒

🍒

Drrtttt.

Ponsel Nayla yang tergeletak di atas meja rias sederhana miliknya itu berdering nyaring hingga terdengar di dalam kamar mandi. Nayla bergegas keluar dari kamar mandi setelah dia memakai jubah mandinya.

Nayla terbelalak melihat nomor kontak di aplikasi hijaunya, terpampang nama Ibunya dengan jelas. Ia segera menjawab telepon dari wanita yang melahirkannya dengan penuh perjuangan itu.

"Assalamualaikum," salam Nayla membuka percaya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Nae belum berangkat kerja?" tanya Ibu di sebrang.

"Belum, Bu. Barusan selesai mandi," jelas Nayla.

"Nanti sore, pulang kerja. Kamu ke rumah sakit, ya, Nae," pesan Ibunya. "Tapi, jika kamu capek, nggak usah ke rumah sakit nggak apa-apa, Nae," ucap Ibu Nayla yang tidak merepotkan putrinya.

"Nggak apa-apa, Bu. Nanti Nae ke rumah sakit langsung setelah pulang kerja," ucap Nayla, yang tetap ingin ke rumah sakit setelah pulang dari bekerja. "Terus, perkembangan Ayah, bagaimana, Bu? Apa jadi operasi pencangkokan jantung, Ayah?" tanyanya memastikan.

"Operasi pencangkokan jantung, Ayah. Menunggu hasil pemeriksaan operasi kakinya. Ayah kan masih dalam pemulihan setelah operasi kakinya kapan hari," ujar Ibunya seraya menghembuskan nafas berat. "Dan kamu, apa sudah dapat uang pinjaman itu, Nae?"

Mendengar pertanyaan dari Ibunya, seketika terasa ada sesuatu yang berat mendorong paksa hingga menyesakkan dada Nayla.

"Nae.." panggil Ibunya.

"Iya, Bu," jawab singkat Nayla.

"Kata Dokter yang memeriksa Ayah, semalam. Ayah harus segera di operasi pencangkokan jantung nya, Nae," ucap Ibu dengan suara bergetar, satu detik kemudian terdengar isakan tangis yang tertahan.

"Ibu.." panggil lembut Nayla.

Namun, tidak ada jawaban apapun dari ujung telepon.

"Hallo, Ibu," panggilnya lagi.

"Iya, Nae," jawab Ibu dengan hidung yang tersumbat, seperti nada orang yang baru selesai menangis.

"Nanti sore, Nae akan bawakan uangnya ke rumah sakit, Bu," ucap Nayla memastikan kelegaan hati Ibunya.

"Kamu dari mana, Nae. Uang segitu banyaknya?" tanya Ibunya menelisik. "Jangan berbuat yang aneh-aneh, Nae. Ibu tidak ikhlas dan ridho, jika kamu mengambil jalan pintas yang salah," ujar Ibu Nayla, mengingatkan putri satu-satunya itu.

"Alhamdulillah, Nae tidak mengambil jalan pintas, Bu. Nanti Nae coba pinjam di kantor saja. Mudah-mudahan, nanti Nae diberikan kemudahan dan kelancaran rezekinya. Yang penting Ayah segera di operasi," Nayla berusaha menyakinkan Ibunya, agar tenang tidak memikirkan biaya operasi untuk Ayahnya.

"Bu.. Maaf telepon nya harus Nae matikan dulu, ya. Nae berangkat kerja dulu, takut terlambat masuk. Jika ada Dokter atau perawat yang menanyakan biaya rumah sakit, Ayah. Bilang saja nanti Nae yang membayarnya."

"Iya, Nae. Hati-hati di jalan. Berdoa sebelum berangkat kerja, untuk keselamatan dan keberkahan kamu hari ini," pesan Ibunya lagi.

"Iya, Bu. Nae tutup, ya, Bu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Ibunya.

Klik!

Nayla menutup teleponnya dan menghembuskan nafas panjang.

Nayla yang masih berdiri di depan cermin kamar huniannya pun langsung luruh dan jatuh terduduk di lantai.

'Ya Alloh, jika semua ini adalah ujian hidup Nayla. Maka, Nae akan menerimanya dengan lapang dada. Tetapi, tolong berikan kepada Nae, hati yang sabar, tubuh yang sehat, serta iman yang Istiqomah. Rezeki yang penuh barokah yang tak pernah putus. Agar Nae, kuat dan tabah menjalani kehidupan di dunia ini. Dan jadikan Nae, anak yang Sholehah dan berbakti kepada kedua orang tua, Nae. Berguna dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitar, Nae. Di jalan yang Engkau Ridho, Ya Alloh,' Doa Nae untuk menguatkan hatinya.

****

Tok..

Tok..

Tok..

Suara ketukan pintu dari luar rumahnya, seketika membuyarkan lamunan gadis yang sedang duduk di depan meja rias sederhana miliknya.

Nayla masih menopang dagunya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pikiran dan hatinya bingung serta kalut. Kemana lagi dia harus meminjam uang sebanyak itu.

Seratus juta!

Nominal yang tidak sedikit bagi seorang Nayla yang hanya tercatat sebagai karyawan harian lepas di PT. Semeru Nusantara. Berbeda dengan para Sultan. Julukan jaman now bagi orang-orang yang berduit. Seratus juta bukan nominal yang wow. Harga sepatu, tas, baju. Bahkan bisa sekali makan di restoran ternama sekali pun, mereka tinggal menjentikkan jarinya. Seratus juta bisa langsung terbayar cash.

Tok Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu rumahnya, terdengar kembali.

Nayla segera beranjak dari duduknya, lalu berjalan ke arah pintu sambil menerka-nerka dalam hatinya.

'Siapa sih pagi-pagi sudah ganggu orang! Ayam aja belum sarapan! Sudah bertamu aja!' kebiasaan Nayla ngomel-ngomel sendiri, sambil menengok ke arah benda bundar yang menggantung di dinding.

Pukul setengah enam pagi! Siapakah yang bertamu di pagi buta, begini?

Penasaran? Itulah rasa yang menyergap ke dalam relung jiwa si Nayla, putri tunggal Pak Hadi Suherman.

Nayla menghela nafas panjang, setelah beberapa detik sempat ia ragu untuk membukakan pintu untuk tamunya. Namun, seketika dia berpikir kembali. Bagaimana kalau tamunya itu membawa kabar penting dari seseorang? Atau bahkan bisa-bisa tamu itu membawa kabar buruk dari rumah sakit di mana Ayahnya sedang di rawat.

Sedetik kemudian, Nayla berlari tanpa ragu lagi untuk segera mencapai gagang pintu huniannya. Ia ingin segera mengetahui siapa gerangan yang mengetuk pintunya berkali-kali, sebelum dia berangkat kerja.

****

Ceklek

Nayla berhasil membuka pintu nya tepat waktu, sebelum orang yang berbadan tegap itu. Akan mengetuk kembali pintu huniannya.

Nayla sempat terbengong dan sedikit mendongak ke arah tamunya, yang terlihat begitu tinggi dari nya.

"Siapa kalian? Mau mencari siapa?" hanya pertanyaan itu yang terlontar dari bibir ranumnya.

Namun, kedua orang itu tidak langsung menjawabnya, melainkan menggeser dari tempat berdiri nya, saat ini.

Satu ke kiri dan satu lagi ke kanan, seolah memecah jalan untuk memberikan kesempatan orang yang berada tak jauh dari mereka berdiri.

Masih dengan rasa kebingungan nya, Nayla mengedarkan pandangannya. Celingak celingkuk ke kiri dan ke kanan. Takut, kalau-kalau ada tetangganya lewat dan menghibahkan tentang dirinya dan tamu yang aneh baginya.

Seseorang melangkah dengan tegap dan tegas ke arah Nayla.

"Selamat pagi, Nona Nayla Suherman. Apa anda tidak mengenali saya? Jika tidak? Maka, perkenalkan. Nama saya, Gala, assisten pribadi Tuan Mahendra Wijaya. Nona Nayla, sudah pasti mengenal siapa itu Tuan Mahendra Wijaya!"

Nayla tersenyum getir. Ia masih bingung dan tak percaya dengan kejadian pagi ini. Untuk apa om Galak itu, mengutus assisten pribadi nya untuk mendatangi rumah nya di pagi buta.

"Untuk apa, anda datang kemari?" tanya Nayla berusaha tersenyum agar tidak terlihat kepanikan nya.

"Saya datang kemari hanya menyampaikan pesan kepada Nona Nayla, agar pagi ini menghadap pada Tuan Mahendra Wijaya! Karena ada hal yang sangat penting yang akan disampaikan oleh beliau, secara langsung dengan Nona Nayla. Face to face."

Penjelasan dari Gala sang assisten pribadi Mahendra Wijaya barusan membuat suasana terasa hening dan senyap.

'Apa maksud dari Om Galak? Kenapa aku harus menghadap kepadanya? Ya Alloh, masalah apalagi ini?' batin Nayla ingin berteriak kencang.

🍒🍒🍒🍒🍒

1
NJ🔒♥️
Auwwww🙃
NJ🔒♥️
Jangan banyak tanya Surya nanti kena pentung kamu🤣🤣
NJ🔒♥️
Perintah sang nyonya besar
NJ🔒♥️
Cairan apa dulu ini🙈
NJ🔒♥️
Hmmm🤭
s5
Selalu berusaha dan berdoa Nae
s5
Pakai ada imbalan nya ya
Kamu💖
Abang gojeknya ngelawak 😅😅
Asifa53
Jodoh tak kan ke mana nae🤭
sasa8
Surya tahan telinga diomelin ibu negara 😁😁
Asifa10
karir terus 😬
Asifa09
Nae nae 😆😆
sisi⁴💞
Menunggu Mala junior 😁
s7
Bahagia selalu
shinta2
Happy Ending 🥳🥳
EVOS7
Lanjut lanjut like
Kendra12
Ke puncak menara sutey
Kendra12
Gimana mau cuci otaknya 🤭
Blade
Pindah planet ini
Blade
mahen mulai curiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!