Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sadar
Biip …
Biip …
Biip …
Suara monitor jantung yang stabil bergema di ruangan putih itu. Mata Ava yang tertutup rapat selama berbulan-bulan perlahan mulai berkedip.
Sinar lampu kamar yang menyilaukan menyambutnya ketika kelopak matanya terangkat pelan.
"Aaaa …" Suara serak keluar dari tenggorokannya yang kering.
Seorang perawat yang sedang memeriksa infusnya terkejut. "Ya Tuhan!” Dia segera menekan tombol darurat di dinding.
Ava mencoba menggerakkan tangannya, tetapi otot-ototnya terasa seperti batu. Kepalanya berdenyut, dan ingatannya masih kabur.
*
*
*
Jerman …
Telepon di kamar hotel Alex berdering. Dia mengabaikannya dan masih duduk di tepi tempat tidur, menatap foto Ava di ponselnya.
Sudah tiga bulan sejak dia terpaksa meninggalkannya di Rusia.
Telepon itu berdering lagi. Kali ini, dia mengangkatnya.
"Alex." Suara di seberang sana membuatnya menegang.
Bukan Don Vittorio, tapi salah satu anak buah Don Vittorio, Carlo.
"Ava bangun," kata Carlo singkat.
Alex berdiri begitu cepat hingga kepalanya pusing. "Apa?"
"Kau dengar aku. Dia sadar kemarin. Don tak memberitahumu?”
Alex tidak percaya. Setelah sekian lama di menunggu hari ini. "Apa? Sejak kemarin? Aku akan ke Moskow sekarang juga."
Carlo tertawa pendek. "Tidak perlu buru-buru. Dia tidak kemana-mana."
Tapi Alex sudah tidak mendengarkan. Dia menyiapkan tasnya dan meraih jaketnya, lalu bergegas keluar.
*
*
Bandara Moskow dipenuhi orang-orang yang lalu lalang, tapi Alex tidak peduli. Perjalanan terasa begitu panjang dan lama.
Hingga akhirnya setelah cukup lama berada di dalam pesawat, akhirnya dia telah sampai di Moskow.
Dia langsung menuju rumah sakit tempat Ava dirawat. Saat dia melewati pintu kamarnya, dadanya berdegup lebih kencang dari biasanya, bahkan melebihi ketika sedang menghadapi musuh.
Ava sedang terbarung di tempat tidur, namun matanya memandang keluar jendela. Rambutnya yang dulu pendek kini sedikit memanjang, dan tubuhnya jauh lebih kurus.
"Ava …"
Wanita muda itu menoleh. Matanya, sama seperti dulu, dingin namun kini lebih tanpa ekspresi.
“Kau … siapa?” sahut Ava.
Alex mengernyit. “Aku Alex … kakakmu.”
Ava tak bereaksi, kemudian wanita itu kembali memejamkan matanya dan tak mempedulikan Alex.
Hati Alex terasa diremas begitu keras, dan membuatnya berdenyut sakit. “Ava … ini aku … kau tak mengingatku?”
Alex berjalan ke arahnya dan menunduk di dekat telinga Ava. “Aku akan membawamu pergi dari sini. Aku janji, kita akan lepas dari semua ini bersama-sama,” bisik Alex.
Ava berbalik dan menatap Alex. Wanita itu memandang mata Alex yang penuh kesungguhan.
“Aku serius, Ava. Aku menunggumu bangun agar kita bisa pergi bersama. Kau sungguh tak mengingat aku?” Mata Alex berkaca-kaca.
“Benarkah?” Akhirnya Ava berkata. “Kau sungguh ingin kita pergi dari semua ini?”
Alex mengangguk dan memeluk Ava. “Kenapa kau berpura-pura tadi? Apakah karena kau takut akan terbawa kembali pada pekerjaan biadap itu?”
Ava mengangguk. “Kau sungguh akan membawaku pergi, kan?”
“Ya, aku janji, Ava. Aku akan membebaskanmu. Aku sudah menyiapkan segalanya. Kita tunggu saat yang tepat, oke?” suara Alex masih berbisik agar anak buah Don tak mendengar rencananya.
“Aku berpura-pura hilang ingatan di depan Don Vittorio,” bisik Ava.
“Bagus. Aku yang akan mengatur rencana selanjutnya. Untuk sementara kau aman darinya,” sahut Alex.
*
*
*
Malam itu, saat Ava tertidur, dan Alex mendapat telepon, dan kali ini dari Don Vittorio.
"Kau sudah lihat dia?" tanya Don Vittorio.
"Ya. Kenapa kau tak memberitahuku bahwa Ava sudah sadar?”
“Hmm … aku hanya ingin dokter memeriksanya dengan detail karena Ava hilang ingatan.”
Alex menghela napas. “Ya, dan mungkin itu karena cedera parah di kepalanya. Aku akan menunggu hasil permeriksaan dokter di sini.” Alex mengepalkan tangannya. "Aku tidak akan meninggalkan Ava lagi."
“Urusanku di Jerman masih belum selesai. Kembalilah ke Jerman lagi. Akan ada yang menjaga Ava di sana,” perintah Don.
Alex merasa darahnya mendidih. Tapi dia tahu dia tak bisa menolak perintah itu, karena Don Vittorio akan meragukan kesetiaannya.
“Baiklah, aku akan kembali ke Jerman besok pagi,” akhirnya Alex menjawab. "Tapi aku ingin Ava dibawa ke tempat aman."
Don Vittorio tertawa. "Dia sudah di tempat yang aman. Di bawah pengawasan anak buah kita, Alex."
*
*
masih penasaran siapa yg membocorkan operasi Devon di markas Don Vittorio dulu ya 🤔🤔