kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADA YANG ANEH
...***...
Hari acara perdamaian istana telah tiba, begitu banyak putra putri bangsawan yang hadir di sana. Termasuk pangeran dan putri Kaisar, yang tidak mau kalah dari yang lainnya.
"Dengarkan generasi penerus bangsa." Kaisar memberi pidato. "Setiap tahunnya diadakan acara perdamaian istana, untuk menghormati kalian para anak muda." Kaisar memperhatikan mereka yang berbaris dengan rapi. "Karena itulah para orang tua seperti saya tidak hadir di sini, acara ini khusus untuk kalian generasi muda saling mengenal satu sama lain."
Mereka hampir saja tertawa mendengar ucapan Kaisar tentang para orang tua sepertinya tidak hadir di acara tersebut.
"Baiklah, saya tidak akan berlama-lama memberikan pencerahan pada kalian." Kaisar tersenyum kecil. "Kalian generasi muda tentunya memiliki cara tersendiri, untuk menentukan jalan hidup!." Tegas Kaisar dengan suara yang keras. "Asalkan kalian jangan menyimpan dari jalan yang telah ditentukan!."
"Hidup yang mulia kaisar!."
Ucap mereka dengan suara keras.
"Panjang umur untuk kaisar! Berbaktilah para generasi muda!."
Suara mereka menggema di halaman istana yang sangat luas. Setelah itu mereka bubar, mencari tempat duduk yang nyaman untuk saling mengenal satu sama lain.
Nona muda Xiao Mingmei sedang menikmati teh yang disajikan, namun saat itu ia melihat ada seorang pelayan yang membawa pot bunga untuk hiasan.
"Tunggu!." Nona muda Mingmei menahan pelayan wanita itu. "Mau di bawa ke mana bunga hiasan itu?."
"Maaf nona." Ia memberi hormat. "Bunga hiasan ini akan di letakkan di dekat pangeran jun hie."
"Jangan!." Balasnya cepat. "Bawa pergi bunga hiasan itu!."
Tiba-tiba saja suasana hening seketika, mendengar ucapan Nona muda Mingmei. Pangeran Jun Hie memperhatikan itu dengan seksama, karena jarak duduk mereka yang hampir berdekatan.
"Maaf nona, ini permintaan dari nona muda kediaman menteri keuangan." Ucapnya dengan takut.
Ya, simbol memberikan bunga hiasan adalah sebagai ungkapan perasaan suka pada seseorang.
"Apakah kau tidak mendengarkan ucapan saya?!." Sorot matanya begitu tajam.
"Hormat pada nona muda kediaman jendral." Putri bangsawan kediaman menteri alokasi memberi hormat. "Apa yang membuat nona muda mingmei melarang seseorang untuk memberikan bunga hiasan tersebut?." Ia memperhatikan ekspresi wajah orang-orang sekitarnya. "Apakah nona muda berniat mendahului yang lainnya?."
Nona muda Mingmei tersenyum kecil. "Hormat hamba pada pangeran jun hie." Ia memberi hormat, tanpa menggubriskan pertanyaan itu. "Bukan hamba lancang, tapi ini adalah bunga krisan." Matanya melihat ke arah pangeran Jun Hie yang masih santai menikmati teh. "Bunga Krisan memang melambangkan perasaan cinta, tapi tidak semua orang tahan mencium aroma bau bunga tersebut." Hatinya merasa cemas. "Pangeran jun hie tidak bisa mencium aroma bunga krisan, beliau terlalu peka terhadap bau yang cukup tajam."
Deg!.
Mereka semua terkejut mendengar ucapan nona muda Mingmei, terutama Pangeran Jun Hie.
"Apakah kau mau membuat pangeran jun hie sakit di acara penting ini?!." Suaranya terdengar tinggi.
"Tidak! Hamba tidak bermaksud seperti itu." Pelayan itu langsung bersujud. "Hamba tidak mengetahuinya." Ia sangat ketakutan.
Saat itu juga nona Jiao Xian langsung mendekat, memberi hormat pada pangeran Jun Hie.
"Benarkah itu kakak pertama?." Pangeran Chaoxiang heran. "Kakak pertama tidak tahan dengan bau bunga krisan?!."
"Benar."
Suasana mendadak ribut, mereka tidak menduga jika apa yang dikatakan oleh nona muda Mingmei itu benar?.
"Ampuni hamba pangeran jun hie." Nona muda Jiao Xian langsung panik. "Sungguh, hamba tidak mengetahuinya."
"Baiklah." Respon Pangeran Jun Hie. "Kembalilah ke tempat duduk mu."
"Terima kasih pangeran." Nona muda Jiao Xian segera kembali ke tempat duduknya.
"Bagaimana dia mengetahui aku tidak bisa mencium aroma bunga krisan?." Dalam hati Pangeran Jun Hie heran, matanya tertuju pada nona muda Mingmei yang tampak tenang. "Hanya bai chenguang yang mengetahuinya." Ingatan pangeran Jun Hie seakan-akan kembali ke masa lalu.
Suasana kembali adem, hanya beberapa dari mereka yang saling menyapa, walaupun agak canggung.
"Yho!." Tuan muda Muyang menyapa tempat duduk Lingyun Kai. "Ah! Hormat hamba pangeran." Ia memberi hormat pada Pangeran Shoi-ming. "Kenapa pangeran duduk di sini?." Matanya melirik ke arah Lingyun Kai.
Memang saat itu pangeran Shoi-ming duduk bersama Lingyun Kai, nona muda Xin Qian, dan nona muda Mingmei. Sehingga meja tersebut menjadi pusat perhatian, bagi mereka ada yang aneh melihat pemandangan itu.
"Kenapa memangnya?." Lingyun Kai yang bertanya seperti itu. "Kau merasa keberatan?." Ia sangat jengkel.
"Kau, dan kau." Tunjuknya ke arah Lingyun Kai dan nona muda Xin Qian. "Sangat tidak pantas sekali duduk bersama dengan pangeran ketiga." Ia menatap kesal. "Kau adalah laki-laki cabul, dan kau!." Lanjutnya. "Wanita tua yang tidak laku-laku!."
Brak!.
Mereka terlonjak kaget mendengar suara gebrakan yang cukup keras. Pelakunya yang tak lain adalah nona muda Mingmei.
"Diam kau lelaki tukang judi." Sorot matanya tampak tajam. "Berani sekali kau menghina adik saya?!." Hatinya terasa kesal. "Kau bahkan lebih rendah dari pada adik saya!." Tunjuknya kasar. "Tukang judi, dan punya hutang di mana-mana! Harusnya kau malu dengan sikap buruk mu itu!."
Deg!.
Mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh nona muda Mingmei.
"Kakak." Dalam hati Lingyun Kai merasa aneh.
"Awas saja kau!." Tuan muda Muyang sangat malu, ia segera meninggalkan tempat.
"Kakak mengetahui tentangnya?." Bisik Lingyun dengan hati-hati.
"Tentu saja." Balasnya cuek.
"Nona muda mingmei? Dia membela adiknya?."
Mungkin itu yang ada di dalam pikiran mereka ketika melihat hal yang tidak biasa itu.
"Hei! Bocah bandel." Bisik pangeran Shoi-ming. "Kau sudah baikan dengan kakakmu?!."
"Bajingan kau shoi-ming." Kutuk Lingyun Kai dalam hatinya. "Mana mungkin." Balasnya pelan.
"Tapi? Kau tadi dengar kan?." Pangeran Shoi-ming merasa aneh.
Sementara itu nona muda Xin Qian memperhatikan Lingyun Kai yang sedang berbisik-bisik dengan Pangeran Shoi-ming.
"Nanti aku akan mengucapkan terima kasih padanya." Dalam hatinya sangat gugup.
...***...
Kembali ke hari itu.
Nona muda Xin Qian baru saja sampai di kamarnya, langsung membuka kotak yang diberikan oleh Lingyun Kai padanya. Dengan hati-hati ia melihat isinya, yang paling utama adalah surat tulisan Lingyun Kai.
"Kepada nona muda tertua xin qian, saya tidak bisa mengatakan secara langsung padamu."
Nona muda Xin Qian membacanya di dala hati.
"Sebentar lagi akan diadakan acara perdamaian istana, saya telah membelikan sebuah pakaian cantik untukmu."
Deg!.
Spontan nona muda Xin Qian langsung memeriksa pakaian yang tertulis di kertas itu. Ternyata memang benar, ada selembar pakaian indah di dalam kotak itu.
"Semoga saja nona muda tertua xin qian menyukainya."
Senyumannya mengembang begitu saja, merasa senang menerima hadiah dari seseorang.
"Namun ada hal yang harus saya katakan, bahwa setelah acara perdamaian istana, kediaman menteri pertahanan dan keamanan akan digeledah."
Deg!.
Perasaannya tidak karuan ketika membacakan kalimat tersebut.
"Harap segera menyingkirkan obat-obatan dari kediaman menteri pertahanan dan keamanan."
Hatinya semakin gelisah membacakan kalimat itu.
"Jangan dijual obat-obatan tersebut, atau dibuang begitu saja." Lanjutnya. "Sumbangkan saja ke istana, katakan saja untuk membantu daerah kuno utara yang kini dalam keadaan krisis."
Nona muda Xin Qian menarik nafas pelan, rasanya ia belum siap melakukan yang dikatakan Lingyun Kai dalam surat tersebut.
"Katakan pada ayahmu, kau bermimpi bintang buruk, dan harus melakukan itu sebelum selesai acara perdamaian istana."
Saat itu nona muda Xin Qian sangat cemas, tidak mengerti apa yang harus dilakukan.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana kisah selanjutnya?. Temukan jawabannya.
...***...
Tadinya kupikir Wu Xian beneran saudara lainnya Kai pas baru ngucapin nama, rupanya oh rupanya....
Waduh, kayaknya aku jadi salah fokus dan gak terlalu peduliin Si kai kenapa dan malah lebih fokus mengagumi kekuatan Si mbak! 😌🗿