Fadel Arya Wisesa, salah satu pewaris grup Airlangga Wisesa bertemu lagi dengan gadis yang pernah dijodohkannya. Dia Kayana Catleya, salah satu cucu dari grup Artha Mahendra.
Gadis yang pernah menolak untuk dijodohkan dengannya.
Saat tau sahabat gadis itu menginginkannya, Fadel dengan terang terangan mengatakan kalo Kanaya adalah calon istrinya di acara ulang tahun sahabatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara gara keyboard
Hubungan seperti apa ini? Kenapa dia mengirimkan aku keyboard? batin Kayana terus saja bertanya tanya.
Bukannya Fadel sudah tunangan. Mungkin saja tunangannya gadis tadi.
Dia juga sudah.
Saking pusingnya Kayana mengetuk ngetuk keningnya ke atas meja berulang kali, perlahan.
Kemudian terhenti ketika ada selintas pikiran absurd masuk ke dalam kepalanya.
Perlukah aku menelponnya?
Kayana terpaku.
No! Dia menggelengkan kepalanya.
No! bantahnya lagi.
Tapi nanti aku dikira ngga tau berterimakasih.
Dia salah paham ntar kalo aku telpon.
Huuuuhhh
Kayana menghembuskan nafas kasar.
Dia heran, kenapa jalan jodohnya berliku dan di kiri kanannya banyak jurang.
Sedangkan Abigail, lancar saja. Gangguan Kak Sheila pun biasa aja dan kini sudah menghilang.
Kayana iri dengan keberuntungan Abigail. Bang Shakti to the point dan ngga bertele tele mengungkapkan perasaannya.
Abigail pun menerimanya tanpa banyak mikir.
Kenapa dia ngga mendapatkan laki laki seperti itu saja.
Ini ada mantan yang suka bersikap aneh. Sudah tunangan tapi masih memberinya harapan.
Tunangannya juga masih gelap, ngga tau siapa.
Atau dia mengamatinya diam diam?
Pikiran pikiran absurd memenuhi kepalanya.
Wajahnya seketika manyun ketika membayangkan pikirannya yang terakhir.
Awas aja kalo dia jadi stalker! Akan aku balas nanti, batinnya geram.
Rasanya ngga menyenangkan ngga tau wujud tunangannya.
Siapa tau mereka pernah bertemu tapi ngga saling nyapa.
Kembali Kayana menghembuskan nafas kasarnya.
Tapi dia enggan berpikir jauh tentang tunangannya.
Bodoh amat.
Yang mengganjal di pikirannya malah sikap Fadel yang abu abu.
Tapi hatinya jadi mengembang senang karena nanti saat tiba di rumah dia akan bertemu dengan keyboard barunya.
Bahagianya.
Keyboard lamanya yang masih betah ada di sana sejak jaman dia SMA, akan Kayana musium, kan.
KAY, JADI TELPON FADEL NGGAK , NIH??!!
Kayana jadi tersentak dengan teriakan suara hati malaikatnya.
Engga akan, jawabnya tegas.
Aku ngga minta, kok
Ntar kalo tunangannya ngamuk setelah tau, bagaimana?
Dia bisa dianggap sudah merayu tunangan orang, kan.
Kayana memijat kepalanya yang tiba tiba terasa berat dan mumet.
Kayana lagi lagi merasa ngga nyaman dengan senua pikiran yang memenuhi kepalanya.
Tapi dia meraih juga ponselnya.
Tulis apa ya? Makasih aja gitu?
Agak ragu Kayana mengetik di layar ponselnya.
Terimakasih keyboardnya.
Kayana menatap lagi tulisannya. Gitu aja, kan?
Harusnya kamu ngga udah membelikannya. Aku ngga enak dengan tunangan kamu.
Kayana merasa terlalu panjang kalimat yang akan dia kirimkan.
Tapi kemudian bukan Kayana hapus, tapi malah dia tambahkan lagi.
Aku juga sudah punya tunangan. Tunanganku pasti marah kalo aku terima pemberian dari kamu.
Kayana membaca sekali lagi pesan pesan yang akan dia kirimkan pada Fadel.
Kirim?
Kayana terdiam, kemudian dia menggelengkan kepalanya.
Ini harus dikirimkan, Kayana.
Dengan memejamkan mata, Kayana menekan tombol kirim.
Kemudian dia menelungkupkan kepalanya di atas meja kerja.
Perasaan ini ngga enak banget, batinnya. Menunggu balasan Fadel rasanya berabad abad. Padahal semenit aja belum.
Ngga lama kemudian ponselnya bergetar.
Dengan tangan gemeter, Kayana meraihnya dan membaca isinya. Dari Fadel.
Ya udah, di buang aja.
Kayana mendengus kesal.
Dasar laki laki berpikiran pendek
Segampang itu dia membalas chartnya.
*
*
*
"Kata mami, Fadel kirim keyboard buat kamu, ya. Dalam rangka apa?" Farel bertanya dengan senyum meledeknya.
Demi melihat reaksi putrinya, Farel sampai mendatangi ruangannya.
Istrinya sudah heboh mengabarkannya. Kebetulan maminya Kayana lagi di rumah saat alat musik itu datang.
"Aku juga baru tau, dad," sahut Kayana agak malas malasan. Dia masih kesal dengan respon Fadel tadi. Cuma sebaris itu aja balasannya.
Padahal Kayana mengirimnya pesan dengan kalimat kalimat yang panjang panjang dan berbaris baris.
"Kamu sudah menelpon Fadel untuk mengucapkan terima kasih?"
"Sudah, dad."
"Terus kenapa wajah kamu terlihat kesal?'.
"Aku, kan, takut dilabrak tunangan Fadel, dad."
Alis Farel berkerut.
'Tunangan apa?"
"Tunangannya si Fadel, dad. Dia ngaku sendiri kalo sudah punya tunangan lagi."
"Oooh.....," kekeh Farel mulai mengerti.
Pintar juga si Fadel ngaku udah punya tunangan, gelaknya membatin.
"Kalo tunanganku tau, pasti dia bakalan cemburu, kan, dad,' rengek Kayana lagi.
Farel tergelak.
Ngga akan, sayang. Tunangan kamu itu Fadel dan tunangan Fadel itu kamu, batinnya tergelak.
"Kamu serius tetap mau melanjutkan pertunangan?" Farel bertanya dengan menatap lekat putrinya setelah tawanya reda.
"Maksud daddy?"
"Siapa tau mau balik sama Fadel," jawab Farel anteng.
"Enggaklah, dad. Fadel sudah punya tunangan," tolak Kayana cepat.
"Kalo kamu mau, nanti daddy ngomong ke Fadel."
"No, Daddy. No," tolak Kayana dengan pipi merona. Jantungnya mendadak berdebar sangat cepat.
Farel tertawa gemas.
"Oke, oke. Kamu tinggal bilang aja ke daddy kalo hatimu udah mantap."
Setelah mengusap puncak kepala putrinya yang terdiam karena ucapannya, Farel melangkah meninggalkan ruangan Kayana.
Tapi beberapa langkah kemudian di berhenti.
"Maaf, ya, daddy ngga kepikiran mengganti keyboard kamu," ucapnya dengan raut wajah bersalah.
"Ngga apa, dad," senyum Kayana lembut.
Setelah balas tersenyum Farel melangkah lagi.
Kayana menghembuskan nafasnya kuat kuat setelah daddynya menutup pintu.
Omongan daddynya terasa aneh.
Ngga mungkinlah dia setuju.
Mungkin setelah menikah dia bisa ditindas Fadel.
Kayana teringat lagi balasan chat dari Fadel.
Sarkas banget.
*
*
*
Fadel tersenyum membaca chart dari Kayana.
Iseng aja dia balas begitu.
Oke, dia akan buat Kayana bingung dan kesal. Kalo perlu sampai datang menemuinya.
Senyum Fadel ngga hilang hilang. dari bibirnya.
Hanya satu yang dia heran.
Gadis itu bisa maen alat musik.
"Melamun terus," senggol Jayden.
"Tau ngga dia ngilang kemana tadi?" ucap Nensy--gadis yang ada di toko alat musik.
'Di mana?" tanya Jayden ingin tau. Mereka masih berada di dalam mall, di food bazarnya. Meeting santai.
"Di toko alat musik--- Eh, Jay, sepupumu ini bisa maen keyboard, ya?" tanya Nensy ingin tau.
Alis.Jayden bertaut.
"Dia bisanya gitar."
"Terus, kenapa dia ada di toko keyboard?" Nensy bertanya dengan bingung.
"Emang kenapa, Del?" Ganti Jayden yang bertanya pada Fadel.
"Ngga kenapa kenapa," kilah Fadel kalem.
"Bukan buat seseorang yang spesial?" pancing Jayden.
Raut wajah Nensy berubah pucat pasi sesaat.
"Memangnya sudah ada?"
"Dia sudah bertunangan," jelas Jayden sambil melirik Fadel.
Sepupunya tampak ngga terganggu dengan obrolan mereka.
"Padahal aku dan papi masih mengharap kamu," ucap Nensy terus terang. Mereka sudah kenal lama, sejak jaman kuliah.
Fadel laki laki yang menghargai perempuan, tidak seperti Jayden. Karena itu Nensy menaruh harap.
"Ya, udah. Dilamar aja," ucap Jayden asal membuat Nensy cemberut.
"Ngga mungkin cewe lamar cowo," balas Nensy kesal membuat Jayden tergelak.
"Kamu mundur aja, Nensy. Sia sia ngarepin dia,' ejek Jayden.
Fadel tersenyum miring.
"Fadel, kamu ngga mau jadi suami aku?" Nensy meralat ucapannya sendiri. Jayen tambah tergelak.
Fadel tersenyum mendengar pertanyaan yang ngga terduga. Tapi karena kebiasaan mereka bercanda, Fadel ngga menganggap serius.
"Kita lebih seru berteman."
"Sakit, Del. Sakit hati tuh Nensy," ejek Jayden sambil pura pura merasa kasian.
"Apaan, sih," ketus Nensy sebal. Padahal dia beneran shock karena Fadel langsung menolaknya.
Jayden semakin tambah terqelak.
pada demen banget sich ngerjain
si Kayana.......
anak orang udah seteresssss itu....
maju mundur kena......
perang hati dan logika ga sinkron.. sinkron...
bisa bisa kurus kering tuh anak orang....
trik...trik diet mah....lewaaaatt......😁😁😁
fadelllllllllll fadellll tunangan munkayanaa.. kapan sih kayana tauuuu....