reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sembilan
Birru menggeliatkan tubuhnya yang terasa penat, matanya melirik jam meja, baru pukul 06.30 wib. Birru sedikit terkejut, ia belum pernah bangun sepagi ini tanpa bantuan alarm. Perlahan birru bangun dari ranjang empuknya, duduk di tepi ranjang, meraih outer piyamanya dan mengenakannya dengan gerakan malas. Birru melangkah menuju ke arah balkon kamarnya, namun dering ponsel menahannya,mata elangnya yang berwarna abu-abu melirik malas, terlihat notif dari aplikasi pesan. Nama seorang wanita yang mengisi hari-harinya selama 2 bulan ini, terpampang dengan jelas. Tangannya mengetuk layar ponselnya.
[sayang, jangan lupa nanti datang ke apartemenku yah, aku rindu], birru melengos malas, ia tidak mengetikkan apapun untuk membalasnya. Birru sudah bosan dengan wanita itu, shaira, gadis cantik yang berprofesi menjadi seorang pramugari di sebuah maskapai penerbangan yang cukup elit. Wanita berusia 26 tahun itu memiliki tinggi di atas rata-rata wanita Indonesia, tubuhnya yang langsing, senyumnya yang cantik selalu berhasil menghipnotis pria manapun yang melihatnya, bunga yang sering direbutkan para kumbang, dan yah pemenangnya adalah birru. Dengan modal wajah tampannya dan kekayaan serta grup raksasa milik keluarganya, birru dengan mudah mendapatkan shaira gadis cantik blasteran jerman itu. Tapi seperti yang sudah-sudah, birru dilanda kebosanan. Hubungannya dengan wanita manapun tak pernah lebih dari 3 bulan, rengekan manja para wanita itu hanya indah di dengar di awal-awal saja. Setelah memasuki bulan kedua birru akan bosan dan meninggalkan para wanitanya tanpa pamit dan ucapan apapun.
Birru berencana untuk turun sarapan, ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum turun, apalagi biasanya ia selalu sarapan di pukul 8 pagi paling cepat.
Mata birru mengitari meja makan yang sarapan telah tersusun rapi di meja makan. Suara gelak reeva terdengar dari dapur, birru mengerutkan keningnya, apa yang dilakukan reeva di dapur, birru semakin penasaran mendengar suara tawa gadis kecil itu, ia melangkahkan kakinya menuju ke dapur tempat suara tawa reeva berasal.
Birru berdiri bersandar di ambang pintu dapur dan ruang makan, berdiri dengan kaki disilangkan, matanya menatap tak percaya, gadis itu tertawa seraya mengaduk sesuatu. Gadis itu terlihat sangat dekat dengan buk normah, asisten rumah tangganya.
"apa yang sedang kamu lakukan?" pertanyaan birru mengagetkan reeva dan buk normah yang serentak menoleh, senyuman indah merekah dari bibirnya, matanya yang besar terlihat bercahaya menatap birru yang masih berdiri dengan santai.
"aku bantu buk normah masak" sahutnya riang, kerjapan mata indah itu membuat birru tertegun, lagi dan lagi birru terpesona oleh tatapan dan senyuman 'istri ciliknya itu',
"kamu mau sarapan?" tanya reeva seraya menyerahkan sendok goreng yang ada di genggamannya kepada buk normah yang terlihat sungkan dan segan oleh tatapan tuan mudanya itu. Reeva membuka apronnya, menggantungkan dan menghampiri birru yang masih menatapnya. Birru mengangguk kemudian memutar tubuhnya dan berjalan menuju meja makan.
"apakah kamu selalu membantu buk normah?" tanya birru datar, menerima piring yang sudah reeva isi dengan hidangan sarapan pagi itu. Sepiring nasi goreng lengkap dengan topingnya.
"kamu mau yang lain?, bubur ayam, atau roti bakar?"
birru menggeleng, "aku mau susu" pintanya menunjuk gelas kosongnya. Reeva menuangkan segelas susu murni ke dalam gelas yang birru tunjuk.
"aku bingung, tidak punya kegiatan apapun, membantu buk normah kugunakan untuk mengisi waktu luangku" jelas reeva singkat, tangannya menyuapkan bubur yang sudah diaduknya.
Birru terhenyak mendengar jawaban reeva, baru ia sadari tentu saja reeva merasa kesunyian di rumah sebesar ini sendirian, tanpa teman tanpa kegiatan.
"reeva..." panggil birru lembut,
"heumm.." sahut reeva mendongak, mulutnya masih mengunyah, namun mata itu menatap penuh tanya.
"apakah kamu tidak ingin melanjutkan pendidikanmu?" tanya birru hati-hati. Mata besar reeva membelalak, ia seakan tak mempercayai apa yang di dengarnya, reeva sampai menghentikan kunyahannya.
"maksudmu?, kuliah?" tanya reeva meyakinkan.
"he-eh" birru menjawab singkat, mata birru menatap reeva lekat.
"apakah kamu nggak kepengen kuliah?"
"bolehkah?" reeva bertanya dengan tatapan berharapnya, bola matanya mengerjap indah penuh harap, birru sampai membuang mukanya, degub jantungnya berasa berdenyut lebih cepat. Birru mengutuki dirinya, mengapa ia merasa selalu berdebar jika reeva menatapnya seperti itu.
"kenapa tidak boleh?, tentu saja boleh, kamu punya cita-cita?"
"tentu saja punya" sahut reeva cepat, suaranya terdengar riang.
"aku selalu ingin menjadi seorang astronom"
"uhuuuk" birru terbatuk, ia tersedak mendengar jawaban reeva. Dengan cepat reeva menyodorkan gelas air putih yang sedang ia genggam. Tangannya dengan cepat menepuk-nepuk lembut punggung birru. Pria itu meneguk air itu dan menyerahkan kembali gelas kosong ke tangan reeva.
Mata elangnya yang berwarna abu-abu itu menatap tak percaya, gadis di hadapannya ini benar-benar unik dan luar biasa. Sampai detik ini, ia belum pernah mendengar atau menemukan wanita yang memiliki cita-cita langka seperti cita-cita reeva. Rasa kagum menyelinap dalam hati birru. Mata itu menelisik mata reeva yang terlihat berbinar indah ketika menceritakan hobbynya.
"aku ingin bekerja di ruang angkasa, aku pengen tahu gimana rasanya hidup di atas sana" ujar reeva terlihat bersemangat,
"kamu tahu birru, sampai detik ini aku percaya, bahwa ada kehidupan cerdas di luar sana selain kita, dan aku sangat ingin mengetahuinya"
Birru terperangah, gadis di hadapannya ini sungguh membuatnya penasaran, cara berpikirnya yang berbeda dengan wanita kebanyakan, membuat birru semakin yakin, bahwa istrinya ini adalah gadis yang cerdas.
Rasa kagum mulai menyelinap kembali di hati birru, terlihat dengan jelas tatapan kagum dari mata birru ketika memandang reeva yang bersemangat.
"carilah jurusan yang benar-benar kamu mau, nanti kita akan cari universitas yang mendukung keinginanmu?" perintah birru tenang, tangannya meraih tissu dan mengelap ujung bibirnya.
Birru terkejut, tiba-tiba tangan reeva meraih jemarinya, mata besar itu menatap birru penuh terima kasih.
"terima kasih birru, terima kasih.." ucap reeva tulus memeluk jemari suaminya dan menangkupkan kedadanya.
Detak jantung birru kembali berdetak lebih kencang dan kali ini semakin tak karuan.
Bersambung..