Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(19) Mulai Perkenalan
Mawar tak pernah membayangkan hari itu akan menjadi salah satu momen paling mengejutkan dalam hidupnya. Saat sedang berjalan santai di sebuah kafe yang sering ia kunjungi, matanya tiba-tiba tertumbuk pada seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan Heru. Bahkan dari jarak jauh, senyum dan tatapannya begitu dikenal. Hatinya berdebar, campuran rindu, penasaran, dan sedikit bingung. Ia mendekat dengan perlahan, dan bersalaman dengan pria itu yang memperkenalkan dirinya sebagai Herry.
Kebingungan Mawar mulai terjawab ketika Herry bercerita bahwa ia adalah saudara kembar identik Heru, yang sejak lama tinggal di kota lain dan memang jarang bertemu karena kesibukan dan jarak yang memisahkan mereka. Herry mengungkapkan bahwa ia mendengar kabar tentang meninggalnya Heru dan merasa terpanggil untuk datang, ingin mengenal wanita yang sangat berarti bagi saudara kembarnya itu. Mawar merasa seperti mendapatkan kesempatan kedua—seakan Heru masih ada di dekatnya lewat Herry.
Percakapan mereka berlangsung hangat, penuh cerita tentang masa lalu, keluarga, dan kenangan indah yang Mawar miliki bersama Heru. Herry juga berbagi kisah hidupnya, tak kalah penuh warna dan perjuangan. Pertemuan ini membuka luka lama di hati Mawar, tapi juga menanamkan harapan baru. Ia sadar bahwa Herry bukan pengganti Heru, tapi kehadirannya adalah anugerah yang membawa kehangatan dan pengertian baru.
Mawar dan Herry mulai membentuk ikatan yang erat. Mereka menghabiskan waktu bersama mengenang Heru dan mengenal satu sama lain lebih dalam. Mawar belajar bagaimana menerima kenyataan sekaligus melangkah maju dengan hati yang lebih ringan.
Mawar dan Herry langsung merasa sefrekuensi begitu mulai ngobrol. Mereka saling nangkep dengan mudah, ngobrol ngalir tanpa ada yang dibuat-buat. Dari cerita sehari-hari sampai kenangan tentang Heru, semuanya terasa nyambung dan akrab. Mawar ngerasa nyaman banget kayak ngobrol sama sahabat lama yang sudah lama hilang, padahal baru ketemu.
Herry juga punya cara bicara yang santai tapi penuh makna, bikin Mawar gampang terbuka dan berbagi perasaan. Obrolan mereka bukan cuma soal masa lalu, tapi juga harapan dan mimpi ke depan. Mereka sama-sama ngerti pentingnya terus maju walau pernah kenal pahitnya kehilangan. Perasaan satu frekuensi ini bikin mereka cepat dekat, seolah ada ikatan khusus yang menyatukan.
Gambarnya nih, Mawar dan Herry duduk berhadapan di kafe, senyum-senyum saling dengerin cerita. Suasana santai dan hangat, penuh chemistry yang khas banget. Kayak dua orang yang seirama, saling melengkapi dengan obrolannya.
Herry menceritakan kepada Mawar tentang pengalamannya bekerja di luar negeri yang benar-benar penuh warna dan pelajaran berharga. Ia hidup di negara asing selama beberapa tahun terakhir, jauh dari keluarga dan semua yang ia kenal di tanah air. Herry mengakui, awalnya tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Budaya, bahasa, dan kebiasaan sehari-hari berbeda jauh dari yang biasa ia jalani, sehingga ia harus belajar banyak hal sekaligus dalam waktu singkat.
Di tempat kerjanya yang baru, Herry menemui banyak tantangan. Ia harus bekerja keras agar bisa bersaing dengan profesional lain yang juga sangat kompeten. Kadang jadwalnya padat dan tekanan tinggi membuatnya merasa lelah. Tapi baginya, setiap kesulitan itu adalah langkah penting untuk tumbuh dan membuka peluang masa depan yang lebih baik. Ia percaya kerja kerasnya di luar negeri akan membuahkan hasil yang berarti, tidak hanya secara finansial tapi juga dari segi pengalaman dan kedewasaan.
Herry juga mengakui bahwa rindu pada keluarga dan kampung halaman seringkali menghantui, terutama saat hari-hari libur yang seharusnya terasa hangat jika bersama orang tercinta. Namun, ia menemukan kebahagiaan lewat komunitas para perantau yang saling mendukung dan berbagi cerita. Bersama mereka, Herry merasa tidak terlalu kesepian dan justru makin termotivasi untuk terus bertahan dan berkembang.
Dalam ceritanya, Herry menekankan pentingnya kemandirian dan keberanian menghadapi perubahan. Ia belajar banyak tentang arti kesabaran, kerja keras, dan bagaimana menjaga semangat meski jauh dari zona nyaman.
...•••...
Pagi itu, Mawar mengantar Herry ke bandara dengan perasaan yang campur aduk. Herry harus kembali keluar negeri untuk mengurus perusahaannya yang sedang berkembang pesat, sebuah tanggung jawab besar yang membuatnya harus sering bepergian jauh dari rumah. Sepanjang perjalanan, mereka ngobrol santai dan hangat, saling memberi semangat meski Mawar merasa berat harus berpisah lagi. Herry berjanji akan kembali secepatnya dan selalu menjaga komunikasi agar jarak tak jadi penghalang.
Setibanya di bandara, mereka duduk bersama di ruang tunggu, menikmati waktu sejenak sebelum panggilan boarding datang. Mawar tak henti mengingatkan Herry agar selalu menjaga kesehatan dan jangan lupa kabari jika sudah sampai tujuan. Herry tersenyum penuh rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan Mawar selama ini. Mereka berbagi cerita ringan dan tawa kecil, melupakan sejenak kesedihan perpisahan.
Momen itu terasa sangat haru, tapi keduanya sadar ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru yang penuh harapan. Herry pergi membawa doa dan semangat dari Mawar, sementara Mawar menyimpan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Gambar yang aku lampirkan ini menangkap suasana hangat mereka di ruang tunggu bandara, dengan senyum penuh arti dan pengertian dalam tatapan.
"Selamat tinggal Herry."
"Selamat tinggal juga, Mawar."
Mawar berdiri di depan pintu keluar bandara, matanya tertuju pada punggung Herry yang perlahan menjauh. Ada perasaan berat dan tak rela yang tiba-tiba menyeruak di dadanya. Rasanya sulit menerima kenyataan bahwa Herry harus pergi lagi, meninggalkannya meski hanya untuk sementara. Punggung yang kini makin kecil di pandangannya itu membawa berjuta tanya di kepala Mawar—apakah ini hanya perasaan rindu lama yang terulang, karena wajah Herry sangat mirip dengan Heru, ataukah ada rasa baru yang mulai tumbuh dalam hatinya?
Kenangan akan Heru seolah ikut menyelinap bersama bayang Herry yang ada di depan matanya. Mawar tahu, selama ini ia selalu teringat pada Heru, sosok yang pernah begitu berarti dalam hidupnya. Namun, perbedaan antara Herry dan Heru perlahan mulai terlihat, bukan hanya dari cerita dan sikap Herry, tapi juga dari cara Mawar merasakan kehadirannya. Herry membawa aura yang berbeda—hangat, ramah, dan penuh perhatian dengan caranya sendiri. Mawar mulai bertanya-tanya, apakah rasa ini memang cinta pada Herry atau sekadar bayang masa lalu yang sulit lepas?
Di tengah perasaan campur aduk itu, Mawar sadar bahwa hatinya terbuka, menikmati momen bersama Herry tanpa harus memaksakan definisi apapun. Kadang ia merasa seperti mengenal Heru kembali, kadang juga merasa terikat dengan Herry sebagai seseorang yang benar-benar baru dan berbeda. Perasaan sefrekuensi, obrolan yang nyambung, dan ketulusan yang Herry tunjukkan membuat Mawar merasa nyaman dan diterima.
senyum Mawar yang terlihat samar, tersimpan harapan dan kerinduan yang tak mudah diungkapkan dengan kata-kata. Momen itu bukan sekadar perpisahan, tapi juga pembuka pintu perjalanan hati.