Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGUNGKAP IDENTITAS SEBENARNYA
Jleb...
" Argh!!!!" Teriak Bella ketika pisau itu menancap di perutnya. Darah segar bercucuran, tubuhnya ambruk begitu saja ke lantai.
Brugh....
" Angga!!!!" Teriak Raya sambil menutup mulutnya. Ia tidak menyangka jika adik iparnya bisa melakukan hal sekeji ini. Terlepas dari kejahatan Bella, bukan kah ini juga kesalahannya sendiri? Salah siapa ia tidak bisa melihat keburukan Bella selama ini, yang ia lihat hanya baiknya saja.
" Sialan!!!!!" Umpat Andra melihat sang adik melakukan percobaan pembunuhan.
Pisau di tangan Angga terjatuh begitu saja. Ia menatap tubuh Bella terkulai di lantai.
" Ha ha ha akhirnya aku bisa menyingkirkan wanita iblis sepertinya." Ucap Angga terkekeh.
" Kamu gila, Angga. Kamu tidak hanya menyingkirkan wanita itu tapi kamu menghancurkan tempat usahaku ini. Polisi pasti akan menangkapmu." Ucap Andra. Ia segera menelepon ambulans.
Entah apa yang di pikiran Angga saat ini, mendengar kata polisi ia begitu takut, tiba tiba ia berlari keluar mencoba menyelamatkan diri.
" Angga jangan kabur!!!" Teriak Raya. Ia khawatir ia dan Andra yang akan kena tuduhannya jika nanti polisi menyelidiki mereka. Namun Angga tidak peduli dengan teriakannya, yang Angga pikirkan ia harus segera pergi mencari tempat persembunyian yang aman
" Bagaimana ini Ndra? Aku tidak mau sampai polisi menuduh kita." Ujar Raya.
" Tenang saja, ada CCTV di sini. Tidak akan aku biarkan Angga kabur begitu saja. Dia harus bertanggung jawab atas semua ini. Entah Bella bisa tertolong atau tidak yang jelas Angga harus bertanggung jawab." Sahut Andra.
**
Andra dan Raya di periksa polisi setelah Bella di nyatakan meninggal dunia karena pembunuhan. Rupanya sopir ambulans yang Andra telepon untuk membawa Bella ke rumah sakit, telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib setelah melihat kejanggalan. Keduanya cukup lama, setelah dua belas jam berada di ruang interogasi, akhirnya Andra bisa menghirup udara bebas. Mereka terbukti tidak bersalah. Polisi telah membebaskan mereka dan menetapkan Angga sebagai tersangka. Karena tidak di ketahui keberadaannya, maka Angga di masukkan ke dalam DPO.
Jesi yang mendengar kabar ini merasa terkejut. Awalnya Andra hanya memberi kabar kepada ayah mertuanya, ia tidak mau mereka salah paham kepadanya jika mendengar dari orang lain. Namun rupanya pak Vandi memberitahu Jesi. Jesi dan pak Vandi langsung menyusul Andra ke kantor polisi.
" Mas Andra." Jesi yang menunggu di depan kantor polisi segera menghampiri Andra dan Raya begitu melihat keduanya.
" A.. Adek di sini?" Andra mengerutkan keningnya. Ia menatap pak Vandi yang berdiri di belakang Jesi.
" Maaf nak Andra, ayah merasa Jesi juga berhak tahu tentang masalah ini. Jadi ayah memberitahu Jesi."
Andra menghela nafasnya pelan. Ia sudah mewanti wanti pak Vandi agar merahasiakan ini dari Jesi, ia tidak mau Jesi kepikiran karena masalah ini.
" Mas Andra dan mbak Raya baik baik saja?" Tanya Jesi menatap keduanya.
" Kamu tidak perlu khawatir, kami baik baik saja! Kami tidak bersalah, jadi polisi tidak bisa menahan kami." Sahut Andra.
" Ini semua gara gara adik kamu yang tidak berguna itu. Dia selalu membawa masalah buat kita. Bisa bisanya dia melakukan kejahatan di depan kita." Gerutu Raya. " Untung saja tidak ada media di sini, kalau ada aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku Ndra. Karier yang baru mau aku bangun pasti hancur begitu saja gara gara ulah adik tidak tahu diri kamu itu." Imbuh Raya sambil mengibas ngibaskan rambutnya.
" Sudah lah tidak perlu di bahas! Ayo kita pulang, aku lelah." Ucap Andra.
" Ya udah kita cari hotel buat istirahat, nanti malam kita pulang ke kota." Sahut Raya berjalan menuju mobilnya. Mereka tidak bisa lagi menempati rumah singgah, bahkan cafe sementara waktu di tutup sampai penyelidikan polisi selesai.
" Ya udah kalau mas mau pulang, hati hati. Aku lega kalau mas baik baik saja." Ucap Jesi.
" Ayo mas anter kamu pulang dulu, baru mas cari hotel di sekitaran sini." Ujar Andra menatap istri keduanya.
" Tidak usah mas, aku pulang sama ayah saja." Tolak Jesi.
" Beneran tidak apa apa kamu naik motor dek? Mas takut calon anak kita kenapa napa." Ujar Andra.
" Iya mas tidak apa apa, jangan khawatir!" Ujar Jesi.
" Baiklah, kamu hati hati ya. Maafkan mas karena tidak mengantarmu. Bukan mas tidak peduli sama kamu, tapi mas benar benar lelah semalaman tidak tidur karena terus di interogasi." Ujar Andra.
" Iya aku tahu mas, hati hati." Lagi lagi Jesi menyalami Andra dengan takzim membuat hati Andra tersentuh.
" Ya udah mas duluan." Tanpa sadar tangan Andra mengelus kepala Jesi.
Setelah berpamitan dengan ayah mertuanya, Andra segera meninggalkan kantor polisi yang telah membuatnya penat.
" Aku nggak suka Jesi nempel kamu terus."
Andra yang fokus pada jalanan menoleh sebentar, " Kenapa? Dia juga istriku?" Andra kembali fokus mengemudi.
" Aku nggak mau sampai kamu jatuh cinta padanya. Ingat janji kamu ya Ndra, kalau sampai kamu mengingkarinya, kamu akan tahu apa yang bisa aku lakukan padanya." Ancam Raya.
Andra hanya bisa menghembuskan kasar nafasnya. " Baiklah, aku akan jaga jarak dengannya." Sahut Andra terlalu lelah.
**
Sore hari Andra mengunjungi Jesi di rumahnya, ia sekalian ingin pamit untuk kembali ke kota karena masih banyak pekerjaan yang terabaikan.
" Mbak Raya nggak ikut mas?" Tanya Jesi menyajikan secangkir kopi di depan Andra.
" Mbakmu kecapekan, kamu jangan mikir yang aneh aneh ya. Mbakmu menerima kamu kok." Ujar Andra khawatir Jesi salah paham pada Raya.
" Iya mas aku tahu, silahkan di minum mas kopinya. Ayah sedang mandi, mas bisa menunggu sebentar."
" Terima kasih." Sahut Andra. Ia menatap Jesi yang menundukkan kepala, ada keheningan di antara mereka.
" Bagaimana anak kita? Apa dia menyusahkanmu?"
Jesi mendongak hingga tatapan mata mereka bertemu untuk beberapa saat.
" Masih sering mual mas kalau pagi." Sahut Jesi.
" Mas jadi kasihan sama kamu, karena anak mas kamu jadi menderita seperti ini."
" Jangan ngomong seperti itu mas, ini sudah menjadi kodrat seorang wanita. Aku menerimanya dengan ikhlas hati." Sahut Jesi.
Andra menggenggam tangan Jesi membuat Jesi sport jantung.
" Terima kasih dek, kamu rela berkorban demi anak kita. Semoga mas bisa selalu membuatmu bahagia. Ingin sekali mas selalu menemanimu, melihat tumbuh kembang calon anak kita, tapi karena pekerjaan mas tidak bisa melakukan semua itu. Maafkan mas ya!" Ujar Andra.
" Aku ngerti mas, tidak apa apa." Sahut Jesi.
Tak lama pak Vandi datang menghampiri mereka. Andra segera menyalaminya.
" Maaf menunggu lama nak Andra." Ucap pak Vandi.
" Tidak apa yah, saya lagi ngobrol sama dek Jesi jadi tidak terasa." Sahut Andra nyengir kuda.
" Berhubung kamu ada di sini, dan kamu juga sudah menjadi suami Jesi. Ada yang mau ayah bicarakan sama kalian berdua."
Andra dan Jesi saling melempar pandang. Sebelum melanjutkan pembicaraan, pak Vandi memanggil bu Laras dulu. Setelah bu Laras bergabung dengan mereka, pak Vandi melanjutkan ucapannya.
" Sebenarnya ayah sangat membutuhkan bantuanmu, Andra." Ujar pak Vandi.
" Bantuan apa yah? Aku pasti akan membantu sebisaku." Sahut Andra.
" Sebenarnya Jesi bukan anak kandung kami."
Jeduarrrr.....
TBC...
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel