Suamiku Ternyata Seorang Bos

Dave ikut masuk ke dalam butik tersebut setelah dia menelpon tante Rina , mertuanya Ara.agar semua orang tidak memperlakukan dirinya istimewa.

Semua pegawai butik yang sudah mengenalnya hanya menunduk pura-pura tidak kenal.

"selamat datang tuan silakan masuk, " sapa seorang pegawai ramah .

maura yang sedang memilih-milih baju menengok ke arah pintu yang ternyata suaminya tu sudah ikut masuk. ia segera menyusul suaminya...

" aku sudah banyak memilih pakaian untukmu, Ayo Anda bisa mencoba semuanya" kata maura ramah dan memperlihatkan tumpukan pakaian di tangannya

"tidak usah... aku percaya padamu, bahwa pilihanmu itu sudah cukup baik, dan tidak usah terlalu banyak karena aku sudah membawa baju ganti" kata dave.ia juga sudah membawa beberapa pakaiannya yang tertinggal di restoran karena di sana ada kamar dan juga ruang kerja khusus untuk dirinya.

Mereka melanjutkan langkahnya ke arah kasir, Dave melihat perlengkapan pakaian muslimah di sana, dia baru ingat kalau tadi lupa membawa sarung , akhirnya dia mendekat dan mengambil dua buah sarung, juga baju koko serta sajadah, tak lupa peci untuk pelengkap ibadahnya.

maura yang melihatnya hanya diam di tempat, tanpa mau bertanya untuk apa barang-barang tersebut suaminya pilih.

maura mengeluarkan kartu hitam nya dan memberikannya kepada kasir.. setelah berhitung semua totalnya ada dua ratus dua puluh lima juta, sangat kecil bagi maura karena biasanya setiap dia belanja bisa menghabiskan miliaran hanya untuk beberapa pakaian saja.

"terima kasih nona maura... silakan datang kembali" ucap kasir itu ramah, Karena dia sudah tahu siapa nona muda di depannya ini. yang bikin mereka bingung, saat ini sikap nona maura Tidak seperti biasanya, yang begitu acuh juga sombong, kali ini lebih manusiawi, dan yang membuat mereka semakin penasaran, Kenapa nona maura bisa datang bersama dengan tuan Dave, apalagi nona maura membelanjakan pakaian untuk Tuan Dave, sedangkan baru beberapa hari yang lalu mereka membantu Tuan Dave untuk berbelanja pakaian karena dirinya baru datang dari luar negeri.

" sama-sama," ucap maura ramah, ia membawa beberapa paper bag dan dibantu oleh Dave .

"biar aku saja yang bawa semuanya" tawar Dave yang merasa kasihan terhadap wanita di depannya itu.

Dengan senang hati maura memberikannya kepada Dave, karena biasanya juga dia tidak pernah membawa paper bag sendiri, Baru kali ini saja dia menenteng paper bag sampai ke pintu keluar,

"terima kasih Tuan" kata maura tulus, karena memang itu semua adalah pakaian untuk Dave, biasanya dia selalu akan membeli pakaian walaupun itu tidak perlu , tetapi kali ini ia ingin lebih memanfaatkan uangnya dengan baik. apalagi saat kemarin dia memberikan banyak uang kepada para warga, ada kesenangan tersendiri di dalam hatinya juga merasa hatinya lebih tenang.

Mereka meninggalkan butik dengan beribu pertanyaan bagi para pegawai yang berada di dalam butik tersebut, mereka sudah diperintahkan oleh nyonya Rina untuk pura-pura tidak mengenal Tuan Dave.

Mereka masuk lagi ke dalam mobilnya, dan kali ini maura mengemudikannya sedikit cepat karena ia sudah ingin sekali mandi dan berganti pakaian, walaupun tubuhnya masih wangi tetapi sudah terasa tidak nyaman.

"Tuan bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan yang lain?" maura minta izin kepada suaminya itu karena tidak mungkin kan dia memanggilnya tuan.

Dave mengangguk "terserah kamu saja, "kata Dave tanpa menolak permintaan istrinya itu.

"baiklah, Aku akan memanggilmu my hubby " ucap maura yang membuat Dave tersedak air ludahnya sendiri.

"kenapa,...?"tanya maura yang melihat suaminya itu seperti terkejut.

"tidak apa-apa, itu cukup baik," kata Dave menimpali ,

" meskipun sedikit menggelikan"lanjutnya dalam hati.

"dan kau bisa memanggilku baby, sayang, princess"kata maura dengan percaya dirinya, entah mengapa setelah berbicara banyak lebar kepada suaminya ini membuat dirinya tidak terlalu canggung.

"bukankah itu terlalu berlebihan...?" tanya Dave yang merasa geli dengan panggilan seperti itu.

maura menggelengkan kepalanya"tidak, itu sesuai dengan usiaku yang masih sangat muda"kata maura tidak mau dipanggil dengan sebutan yang lainnya selain dari yang dia sebutkan tadi.

"baiklah baby" kata Dave yang membuat wajah maura memerah, dadanya berdebar tidak karuan, sangat berbeda saat dengan mantannya yang brengsek itu, dia tidak merasakan getaran-getaran aneh seperti ini.

Dave ingin rasanya tertawa melihat wajah istrinya itu yang memerah, dia sendiri yang meminta, dia pula yang merasa malu.

maura kembali fokus mengemudi, dan beberapa saat kemudian mereka memasuki kawasan perumahan elit, Dave yang melihat perumahan tersebut tidak merasa heran, karena ini adalah kawasan kediaman milik keponakannya Nabila, juga adik iparnya Ara...

Ia jadi semakin gugup, kalau seandainya keponakannya itu tahu tentangnya, pasti akan memarahinya seperti ibu-ibu komplek.dia belum siap untuk mengatakan kepada keponakannya itu bahwa dia sudah menikah. apalagi keponakannya itu baru saja melahirkan.

Ciiiiiiit...

Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan pintu gerbang kediaman milik maura, penjaga sudah siap untuk membuka gerbangnya....

setelah pintu gerbang itu terbuka begitu lebarnya, masuklah mobil maura ke dalam halaman rumah mewah miliknya...

Dia turun dengan anggunnya, dan mengajak suaminya untuk masuk ke dalam. untuk paper bag milk suaminya biar bodyguard yang membawanya.

"Selamat siang nona, tumben jam segini baru pulang..." kata pembantu yang menurutnya tidak sopan itu.

Dave yang melihatnya terkejut, Bagaimana mungkin seorang pembantu memperlakukan majikannya sangat tidak sopan.

maura tidak peduli, dan melangkahkan kakinya ke ruangan lain, ternyata di sana sudah ada orang tua palsunya yang sedang duduk berbincang di ruang keluarga.

Sang pembantu hanya mencebikkan bibirnya karena tingkah sombong nona mudanya itu.

"hai sayang, kenapa baru pulang... dari mana saja kamu semalam?"tanya nyonya Sherly sangat lembut, matanya melirik ke arah samping putrinya tersebut, dia menatap tajam kepada laki-laki yang berada di samping putrinya. Menelisik penampilan nya yang seperti berandalan.

"kamu dengan siapa sayang?" tanya nyonya Sherly pura-pura ramah sedangkan suaminya hanya diam menatap tajam kepada laki-laki di samping putrinya itu.

" dia Dave suamiku..."

Byurrr

Tuan yoga menyemburkan air teh yang baru masuk ke mulutnya.

"maksudmu apa Maura...?" tanya tuan yoga tajam.

"dia adalah suamiku, dan Baru tadi pagi kami menikah" kata maura tidak takut, meski melihat tatapan tajam orang tua palsunya itu.

"beberapa hari lagi kamu akan menikah dengan Tomi " kata tuan yoga dengan suara meninggi.

" aku tidak mau, dia hanya ingin memanfaatkan kekayaan ku saja" kata Maura dengan suara lantang.

Deg....

Tuan yoga dan Nyonya Sherly tidak tahu kalau tujuan utama laki-laki itu Untuk memanfaatkan kekayaan.

"apa maksudmu...?, Jangan asal menuduh tanpa bukti". Tanya nyonya Sherly marah.

"aku sudah mempunyai buktinya, Lebih baik menikah dengannya, walaupun dia seorang berandalan tetapi baik dan menurut kepadaku" kata maura menarik tangan Dave untuk segera naik keatas dan masuk ke kamarnya.

Kedua orang tua paruh baya itu menatap kepergiannya Maura dengan saling pandang.

" aku tidak percaya kalau Tomi hanya ingin memanfaatkan kekayaan kita saja" kata nyonya Sherly menggelengkan kepalanya tidak percaya.

" mungkin saja" kata tuan yoga menimpali.