Seorang wanita yang sangat miskin dan di rendahkan oleh seluruh kerabat nya,harus menjalani kehidupan nya penuh penderitaan.
meski dia merasa putus asa,dia tetap saja terus berusaha menghidupi kedua adik laki-laki nya.
suatu hari wanita itu mendapatkan cincin berkarat ajaib yang bisa mengubah kehidupan nya dan kedua adiknya.
tapi di tengah-tengah kebahagiaan nya,dia justru kehilangan laki-laki yang dicintainya,cinta terus saja mengujinya,hingga akhirnya dia menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.
banyak adegan kocak,lucu,dan penuh aksi,,😁 silahkan mampir ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marwiyah Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan bibi dan terluka
Ke esokan harinya, pagi-pagi sekali Dev dan Gara sudah berangkat kesekolah, sedangkan Dinda masih tertidur didalam kamar nya.
tapi tiba-tiba handphone Dinda berbunyi,dia meresa terusik dan akhirnya terbangun, melihat adik nya Dev yang menelpon nya,dia merasa heran dan langsung duduk tegak,dia takut sesuatu terjadi pada kedua adiknya.
" ada apa Dev ??? " tanya Dinda dengan wajah serius.
"Kak, Anggara dibawah oleh bibi Sahara " beritahu Dev pada kakaknya.
" apaaaa...??? Kenapa bibi mu membawa nya? kemana adikmu dibawa pergi ??" tanya Dinda dengan panik,dia berdiri dan berjalan mondar-mandir.
" Seperti nya, bibi memaksa gara membawanya kerumah kita kak " jawab Dev dengan bingung,karna dia belum tau apa yang terjadi pada kakaknya,saat kakaknya pergi kerumah sang bibi.
" Yasudah kamu belajar yang rajin di sekolah, jangan membuat masalah disana,dan kamu tenang saja kakak akan mengurus bibi mu " suara Dinda sedikit tenang saat tau adiknya di bawa kerumahnya.
" Iya kak " jawab Dev yang terdengar lembut.
Setelah mematikan telepon dinda langsung bergegas mandi, 10 menit Dinda keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian rapi, dia yakin bibi nya pasti membuat kekacauan di rumahnya,memikirkan itu dia hanya bisa menghela nafas kasar.
" seperti nya hari ini tenaga ku akan terkuras habis " ucap Dinda,setelah melihat penampilan nya dia memutuskan turun kelantai satu,dia akan bersiap menunggu kedatangan bibi serakah nya.
************
Sedangkan didalam mobil yang lumayan mewah, dimana gara sedang duduk bersama bibi dan paman nya, dia sebenarnya malas bertemu dengan bibinya yang pemaksa dan cerewet ini,tapi dia juga tidak bisa melawan keduanya.
" Kenapa bibi membawaku sih ? aku ingin sekolah " tanya gara dengan malas.
" Sudahlah tidak usah banyak tanya!!cepat tunjukkan jalan menuju ke rumah mu, bibi mau bertemu dengan Kakak mu !! "" dengus Sahara melihat gara yang berani melawannya, dia juga melihat penampilan gara yang begitu berbeda.
sebenarnya dia merasa terkejut saat melihat gara memakai barang-barang mahal,tapi dia tidak memperdulikan nya, yang harus dia lakukan sekarang adalah membawa Dinda pergi bersama nya, dan menikahkan nya dengan rentenir itu.
" bagaimana pun caranya,aku harus membawa anak itu,jika dia melawan,aku akan memaksanya nanti !! " batin Sahara tersenyum licik.
Karna terpaksa gara akhirnya menunjukkan alamat rumahnya, setelah beberapa menit mereka langsung sampai di depan rumah Dinda yang berlantai 4 itu,, melihat rumah yang ditunjukkan gara, tentu saja dia merasa terkejut, mulutnya mengaga dia memandang suaminya dan memlihat gara sudah turun dari mobilnya.
" ini...istriku,apa kita tidak salah alamat ? " tanya Raka pada Istrinya.
" sudahlah jangan banyak tanyak !! Lebih baik kita turun,dan lihat dimana anak sialan itu,kita harus cepat-cepat membawa nya kerumah kita " dengus Sahara,sembari menutup pintu mobilnya.
Raka pun hanya bisa mengangguk,dia mengekor di belakang Istrinya,matanya berbinar saat melihat betapa megahnya rumah ini, dengan linglung Sahara dan Raka memasuki rumah mewah itu.
Yang pertama Sahara melihat seorang wanita cantik sedang duduk di sofa, dan wanita itu menatap mereka dengan tatapan tajam.
Gara yang melihat Kakak nya, langsung menghampiri nya dan mengadukan perilaku bibinya.
" kakak ,aku kesal sekali pada bib,,i dia memaksaku membolos dari sekolah, bukankah itu bukan perilaku yang baik,," rengek gara sambil menggoyang-goyangkan tangan Dinda.
Mendengar gara memanggil wanita itu dengan sebutan Kakak ,Sahara dan Raka terbelalak , mereka sekaligus shock dan buru-buru bergegas mendekati Dinda.
" Dinda ..? kenapa kamu berubah seperti ini ? dan rumah siapa yang kamu tempati ini ? " selidik Sahara saat melihat perubahan drastis keponakan nya, baru satu minggu yang lalu dia kerumah nya dengan berpenampilan dekil, tapi sekarang perubahan nya sukit di percaya.
Mendengar bibi nya yang begitu kepo, Dinda tersenyum smirk, dia masih ingat bagaimana bibinya memperlakukan nya beberapa hari yang lalu.
" Selamat datang bibi dirumahku !! silahkan duduk" ucap Dinda dengan nada dingin dan duduk elegan,dia sengaja menekan kata rumah ku, agar membuat bibinya semakin penasaran. dan benar saja mendengar Dinda yang begitu sombong .....
Sahara langsung merasa marah tapi Raka langsung menghentikannya dan berbisik di telinga istrinya.
" jangan terpancing dengan amarahmu, ingat tujuan kita kesini adalah membawa nya dan menikahkannya dengan rentenir itu " bisik Raka dengan suara pelan, mendengar itu Sahara menarik nafas nya dan kembali merasa tenang, dia langsung duduk dan menatap keponakan nya dengan sinis.
Gara yang melihat kakaknya seperti tidak menyukai bibi nya, menyerhit heran tapi dia tidak berani bertanya.
" Ada keperluan apa bibi kemari ? pasti ada sesuatu yang penting hingga bibi berusaha mencariku beberapa hari ini, " tebak Dinda padahal dia sudah tau karna sistem memberi tahu semuanya.
" Ya kami kesini memang ada kepentingan dan kamu harus ikut bibi untuk menikahi rentenir itu, agar hutang-hutang bibi semuanya lunas !! Dan kamu juga berikan rumah ini pada kami,,karna anak sekecil kamu belum pantas memiliki rumah mewah seperti ini "tegas Sahara tanpa bantahan, sungguh Sahara benar-benar orang yang tidak tau dirinya ya..
Gara merasa terkejut mendengar perkataan bibinya,dia merasa marah tangannya mengepal ,dia semakin yakin bahwa bibinya telah melakukan kesalahan yang membuat kakaknya merasa tidak suka pada bibinya.
" hahhahahhahahahhaah " tawa Dinda menggema dirumahnya, saking lucu nya perkataan bibinya, airmatanya sampai keluar
" Kenapa kamu tertaw, apa yang lucu apa kamu menganggap omongan bibi itu lelucon " marah sahara karna merasa di ejek oleh Dinda.
" Sungguh orang yang tidak tau diri, kamu datang kesini ingin mengatur hidupku ? Dan menjadikan ku sebagai alat pelunas hutang mu ?? " desis Dinda dengan dingin, aura nya mencekam membuat suasana disana terasa berbeda.
" dasar bibi gak tau diri, sudah tua tidak ingat umur, seharusnya bibi itu banyak-banyak berbuat baik ,agar dosa bibi sedikit dan bisa masuk surga,,"ucap gara dengan melototi bibinya.
Mendengar ucapan gara sahara langsung berdiri, bola matanya ingin keluar dari sarang nya.
" kalian berdua berani menghina ku ? Kurang ajar kalian !!!!" teriak Sahara, terlihat badan nya sudah bergetar karna marah.
Raka yang sejak tadi diam akhirnya membuka suaranya,dia menatap Dinda dengan dingin.
" sebaiknya kamu ikut lah dengan kami,kalau tidak ,kami akan membawamu secara paksa,jangan salahkan paman dan bibimu berbuat kasar ! " ancam Raka, sekarang kesabaran nya sudah habis karna melihat kesombongan Gara dan Dinda.
Semakin lama Dinda melihat mereka semakin muak ,dia segera memanggil Rey pengawal pribadi nya sekaligus asisten nya.
" Rey ....!!!!! " panggil Dinda dengan dingin.
Rey yang mendengar nona nya memanggilnya langsung bergegas kesana, melihat Rey sudah datang Dinda langsung menunjuk paman dan bibi nya.
" usir parasit-parasit ini dari rumah ku, aku tidak mau mereka mengotori rumah ku, dan kalian !! bersihkan semua ruangan ini,jangan ada jejak apapun yang tertinggal disini,aku tidak ingin kedua adik ku sakit karna bekas keberadaan mereka masih tertinggal disini !!!! " perintah mutlak Dinda, setelah mengatakan itu dia langsung pergi dari sana, meninggalkan Sahara dan Raka yang berteriak marah.
" kurang ajar kamu Dinda,,,pantas saja kedua orang tuamu membuang kalian bertiga ,!!! Anak tidak tau diri,, aaahhhhhhkkkkkkkkkkkkk lepaskan aku sialan... " teriak-teriak Sahara tanpa tau apa yang telah dia katakan.
Dinda yang mendengar ucapan bibi nya mematung di tempat, jantung nya berdebar hebat, nafas nya merasa sesak, mata nya memerah , dengan sekuat tenaga dia langsung berlari menuju kamarnya.
Sedangkan gara yang mendengar perkataan bibi nya,dia merasa bingung.
" bukankah orang tua kami sudah meninggal? tapi kenapa dari cara omongan bibi orang tua kami masih hidup " gumam nya dengan penasaran dan berlalu pergi melanjutkan tidur nya.
Sedangkan di kamar, terlihat dinda sedang termenung, wajah nya terlihat pucat Pasih,ucapan bibinya terngiang-ngiang di telinga nya, dia merasa kebingungan dan linglung.
" sistem apa maksud perkataan bibiku ?? " tanya Dinda dengan berbisik pada sistemnya, dia terlihat seperti ingin menangis',dan dia sempat memikirkan yang tidak-tidak pada kedua orang tuanya.
( nona,,Apa yang anda fikirkan itu semua adalah kebenarannya,kedua orang tua anda memang masih hidup )
Jedarrrrrrrr
Dinda yang mendengar itu mematung, tiba-tiba air matanya mengalir deras, hati nya merasa sakit Seperti di tusuk pisau, Dinda memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
" kenapa..?? " gumam Dinda dengan tangisan pilu.
" kenapa mereka berbohong pada kami,,kenapa mereka meninggalkan ku ? apa kesalahan kedua adikku ?? "teriak Dinda,dia menangis terisak dan sesekali tertawa miris.
"aaahhhhhhhhkkkk,,,,jika kalian memang tidak menginginkan ku,, harusnya aku sendiri saja yang merasakan penderitaan ini,, kenapa kedua adikku harus ikut menderita...." " teriak Dinda lagi.
Prangggggggggggg
prangggggggggg
Barang-barang di dalam kamar nya berhamburan,dan pecah berkeping-keping,dia merasa kecewa dengan perbuatan kedua orang tuanya ,sebegitu bencikah mereka terhadap nya dan kedua adik-adiknya ??.
Dinda menjambak rambutnya ,kakinya tergores dan berdarah, tapi dia tidak merasakan apa-apa, hatinya jauh lebih sakit dari itu semua.
" aku selalu berdoa agar kalian berdua bahagia di surga,,tapi doa ku malah kalian balas dengan kekecewaan,,kalian ternyata tidak mati,, kalian justru hidup bahagia tanpa memikirkan kehidupan kami selama ini " suara Dinda terdengar parau,dan tiba-tiba kepalanya pusing dan pandangannya mulai kabur.
Dinda pingsan dan tergeletak disana dengan darah yang mengalir di kaki dan tangannya.
"*************
Sedangkan disekolah ,terlihat Dev yang sedang makan dikantin bersama dengan sahabat nya,tiba-tiba.
Deg
Jantung Dev berdetak lebih cepat, reflek dia memegang jantung nya , perasaannya tiba-tiba cemas ,dan perasaan gelisah mulai menghampirinya.
" ada apa denganku ? " bisik Dev pada dirinya sendiri,dia merasakan matanya berair itu membuat Dev semakin bingung.
Sahabat-sahabat nya yang melihat Dev memegang dadanya merasa heran, dan mereka saling memandang dengan wajah penasaran.
" Dev kamu kenapa ? Apa kamu sakit jantung ??" tanya Andre dengan khawatir, mereka yang melihat Dev terdiam semakin panik, Romeo dan Damian berdiri dan mendekati nya.
" Kamu kenapa ???" tanya Damian yang akhirnya membuka suaranya.
Mendengar sahabat nya yang khawatir ,Dev langsung tersadar ,dia melihat mereka satu-persatu.
" Perasaan ku tidak enak ,aku takut sesuatu terjadi pada adikku atau Kakakku " ucap Dev dengan lirih.
Mereka yang mendengar itu langsung mengusulkan Dev menelpon adiknya, mendengar itu dev langsung menelepon nya, tapi tidak ada jawaban dari adik atapun kakaknya,itu semakin membuat dia uring-uringan.
" Oke Dev... kamu tenang ya,,, semua akan baik-baik aja " Romeo akhirnya menenangkan Dev.
Dev hanya bisa mengangguk dan masih terus kepikiran adik dan kakaknya dirumah.
Sedangkan Disisi gara yang berada di dalam kamarnya, dia masih tertidur pulas,tapi tiba-tiba pintu kamar nya di gedor dengan kencang, sontak gara terkejut dan hampir terjatuh dari ranjangnya ,
dengan ekspresi kesal, dia langsung membuka pintu dan ingin memarahi orang yang menganggu tidur nya.
Setelah dia membuka pintu, dia melihat Rey berdiri disana dengan ekspresi khawatir dan keringat nya bercucuran,melihat itu Gara menatapnya dengan heran.
" ada apa Rey ? Kenapa wajahmu terlihat khawatir?? " tanya gara pada pengawal pribadi kakaknya,meski dia merasa kesal karna di ganggu,dia juga merasa penasaran dengan ekspresi Rey.
" tuan muda ini gawat " desak Rey dengan serius.
Mendengar kekhawatiran Rey, jantung nya berdebar ,takut hal buruk terjadi dengan saudaranya.
" gawat apa ..?? ngomong yang jelas " Bentak gara dengan marah
" Tadi saya mendengar suara dari dalam kamar nona,dan itu seperti barang-barang yang terjatuh,,itu.." belum selesai Rey melanjutkan ucapannya, dia sudah melihat gara berlari menuju kamar kakaknya.
Sesampai nya disana, gara menggedor pintu dengan kencang, matanya memerah takut kakaknya kenapa-kenapa.
" kakak buka pintu nya ? Apa kakak baik-baik saja ? " teriak Gara,tapi kakaknya sama sekali tidak merespon nya,itu membuat gara semakin khawatir.
" Rey...cepat dobrak pintunya!!! " teriak Gara, Rey tanpa menunggu lama lagi,dia langsung menerjang pintu kamar Dinda.
BRAKKKKKKKKK
BRAKKKKKKKKKK
dobrakan kedua akhirnya pintu kamar Dinda terbuka , gara langsung berlari masuk ke dalam kamar kakaknya , alangkah terkejutnya gara melihat kamar kakaknya yang berantakan.
dan disana dia melihat seseorang yang dia sayangi tergeletak dengan keadaan mengenaskan,dan begitu banyak darah yang berceceran dimana-mana ,,, melihat itu gara mematung, air mata nya mengalir, badan nya kaku.
Rey yang melihat tuan nya terdiam langsung masuk, dia juga merasa terkejut melihat keadaan nona nya, dia langsung berteriak panik.
" CEPAT SIAPKAN MOBIL ...KITA HARUS SEGERA MEMBAWA NONA KERUMAH SAKIT.. " suara Rey menggema dengan teriakan nya, membuat para pembantu dan pengawal berhamburan, begitu juga dengan gara yang mendengar teriakan Rey, dia akhirnya tersadar.
" KAKAK HIHIKKKSSS.... KAKAK KENAPA.??. HIKKKKKSSSSS .....JANGAN TINGGALKAN GARA KAK "teriak gara yang menangis histeris melihat keadaan kakaknya.
" tuan jangan menangis, kita harus segera membawa nona kerumah sakit" ucap Rey, tanpa segan lagi, Rey menggendong Dinda dan berlari membawa nya kedalam mobil, melihat itu gara ikut berlari memasuki mobil,dan mobil itu pergi menuju rumah sakit, dengan kecepatan tinggi.
❄️ RUMAH SAKIT ❄️
sesampainya dirumah sakit, Rey langsung menggendong nonanya dengan berlari sambil berteriak-teriak keras,membuat Rey menjadi pusat perhatian orang-orang.
" DOKTERRR TOLONG NONA SAYAAAA CEPATT DOKTERRR" teriak Rey orang-orang langsung minggir melihat seseorang berteriak mereka merasa takut melihat kepanikan Rey.
Dokter dan suster buru-buru membawa ranjang mendekati Rey, setelah Dinda di letakkan di atas ranjang.
Dinda langsung dibawa keruang ICU,dan diluar Rey dan gara menangis diam,,Rey berjalan mondar-mandir tapi setelah dia melihat tuan nya masih menangis,dia merasa kasihan dan langsung mendekati nya.
" tenanglah tuan muda, nona pasti tidak apa-apa, nona adalah orang yang kuat "lirih Rey sesekali dia menghapus air matanya.
Mendengar itu gara merasa sedikit lebih tenang, dia duduk disamping Rey dan masih menangis.
Tiba-tiba dia teringat Kakak nya Dev.
" bang Rey, bisa aku pinjam handphone nya sebentar " uajr gara dengan lemah, tanpa basa-basi Rey memberikan handphone nya.
Gara berdiri dan mengetik no kakaknya,dan setelah itu dia langsung menelepon nya, tapi panggilan nya belum kunjung di angkat.
" ayo angkat telpon nya kak,, bagaimana jika sesuatu terjadi pada kak Dinda,, hikkksss,,," panik gara yang semakin menangis.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Sedangkan di sekolah ,Dev sedang memulai pelajaran nya didalam kelasnya, dan saat Dev melihat handphone nya menyala ,dia melihat ada panggilan disana, tapi dia malah membiarkannya.
Dia fokus mengerjakan soal-soal yang dijelaskan gurunya ,merasa getaran handphone nya terus mengganggu nya, akhirnya dia mengangkat telponnya nya,tapi sebelum dia berbicara , tiba-tiba dia mendengar suara adiknya yang sedang menangis.
" Halo kak hikkkksssss...... hikkkksss " Isak tangis gara dengan sesenggukan.
" gara...?? Kamu kenapa menangis ?? Ada apa ?? " tanya Dev dengan khawatir.
" Kak,, cepatlah datang kerumah sakit" Isak gara lagi dengan suara lemah.
" rumah sakit ?? Kenapa kamu ada dirumah sakit, cepat katakan apa yang terjadi pada mu ? " suara Dev dengan khawatir dan mendesak gara untuk berbicara.
" Hikkssssss...... kak ... Kak Dinda,,,dia...dia...dia masuk rumah sakit, cepatlah kesini kak,,keadaan Kak Dinda sangat parah " beritahu gara.
" apaaaaaaaa....????? Apa yang terjadi pada kakak ? Kenapa kak Dinda bisa terluka?? Katakan !!! " teriak Dev, mereka yang mendengarkan teriakan Dev,merasa terkejut, guru menatap Dev dengan mata melotot
" Apa yang ka..." Ucapan guru terpotong dengan gebrakan Dev,dia berjalan mundur karna baru kali ini melihat Dev marah, begitu juga dengan semua murid yang berada didalam kelas,mereka ketakutan melihat kemarahan Dev.
BRAKKKKKKKKK
Dev memukul meja belajar nya dengan kuat,bahkan mejanya retak,bersaman dengan auranya yang mencekam, matanya memerah dan menatap semua orang dengan tatapan membunuh ,mereka semua semakin ketakutan saat melihat tatapan dev.
guru yang tadinya ingin menegur ya juga hanya bisa terdiam, dan dia juga ikut merasa takut dengan tatapan membunuh Dev.
Sedangkan geng rajawali yang terkejut melihat reaksi Dev, mereka langsung berdiri ingin menghampiri Dev, tapi mereka melihat Dev berlari kencang menuju parkiran, sontak mereka mengikuti nya dengan banyak pertanyaan.
Melihat keadaan Dev yang ingin membawa mobil nya, mereka pun mendekati nya.
" Dev, biar kan aku yang membawa mobil mu, tidak baik kamu membawa kendaraan dengan keadaan seperti ini " ucap Damian yang langsung mengambil kunci mobil Dev, dia langsung masuk di kursi pengemudi, melihat itu Dev hanya menurut dan bergegas masuk.
Di ikuti kawan-kawan nya yang lain,mereka menyusul menggunakan motornya masing-masing.
Didalam mobil, air mata Dev mengalir deras, dada nya sesak, mendengar kan ucapan adik nya tentang keadaan Kakak nya ,dia terisak dan mengepalkan tinjunya dengan kuat.
" kenapa kakak sampai terluka parah ? Apa yang sebenarnya terjadi " dalam hati Dev,dia bertanya-tanya.
Damian yang Melihat Dev menangis,dia hanya terdiam meski sebenarnya dia ingin bertanya apa yang terjadi, tapi dia takut Dev merasa terganggu.
" sampai disana aku mungkin akan menemukan jawabannya" batin Damian,
Sesampai nya rumah sakit ,Dev langsung berlari di ikuti sahabat nya dibelakang, dia melihat gara disana sedang duduk bersama Rey yang menangis,
melihat itu, jantung Dev berdebar, dia merasa takut kakaknya kenapa-kenapa.
" bagai..ma...na.. bagaimana keadaan Kakak ??" tanya Dev dengan tergagap pada adiknya.
Mendengar suara kakaknya, gara langsung mendongak, dia berdiri dan langsung memeluk Dev, dia menangis terisak-isak,
Dev hanya bisa diam dan membalas pelukan adiknya dengan erat.
" dokter belum keluar kak dia..dia..kak Dinda sangat parah, banyak darah di dalam kamar nya, aku ...akuuu takut sekali kak hikkssssss... hikkssssss " beritahu gara pada Dev.
mendengar itu Dev mematung, tubuh nya gemetar, nafasnya memburu, apa mereka melakukan kesalahan sehingga Kakak nya ingin bunuh diri ?? fikirnya air matanya berjatuhan.
Para geng rajawali yang mendengar cerita gara, sekarang akhirnya mengerti dengan sifat Dev tadi di sekolah, mereka juga merasa terkejut saat mengetahui kakak Dev terluka parah.
" Aku mohon bertahan lah, aku belum mengungkapkan perasaan ku " gumam Romeo dalam hatinya, dia rasanya ingin menangis, tapi takut mereka salah paham padanya.
Sesangkan Damian yang mendengar itu berdiri kaku , tapi diam-diam tangan nya mengepal kuat.
" ada apa dengan mu sweety ?? masalah apa yang kamu hadapi, sehingga kamu begitu nekat seperti ini ? " ucap nya dalam hati, dia merasa marah karna tidak bisa menjaga wanita yang dia sukai.
Sedangkan Andre dan Bombom merasa sedih karna mereka Sangat menyukai Dinda yang ramah dan baik, mereka sudah menganggap Dinda sebagai Kakak mereka sendiri, walaupun pertemuan mereka baru sekali.
Ceklek
Suara pintu ruangan terbuka, mereka semua langsung berdiri dan mengampiri dokter yang sedang melap keringatnya.
" Bagaimana dengan keadaan Kak dinda dokter ? "
" Bagaimana keadaan nona saya dok ?? "
" Apakah dia baik-baik saja ??? "
" Bisakah kami melihatnya ???"
Ucap mereka serempak, mendengar itu mereka semua saling memandang dan melihat dokter yang belum menjawab pertanyaan mereka.
Dokter itu menghela nafasnya, dia menggeleng kepala nya dan dengan serius dia langsung mengucapkan kata-kata yang membuat mereka terkejut.