NovelToon NovelToon
Return After 100.000 Years In The Abyss

Return After 100.000 Years In The Abyss

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action / Spiritual / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Lin Zhiyuan, adalah pemuda lemah yang tertindas. Ia menyelam ke kedalaman Abyss, jurang raksasa yang tercipta dari tabrakan dunia manusia dan Dewa, hanya untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui takdir. Setelah berjuang selama 100.000 tahun lamanya di dalam Abyss, ia akhirnya keluar. Namun, ternyata hanya 10 tahun terlalui di dunia manusia. Dan saat ia kembali, ia menemukan keluarganya telah dihancurkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12 Eksekusi yang tertunda

Ledakan Qi merobek aula. Menghancurkan lantai dan membuat debu menggulung seperti badai naga yang bangkit.

Jeritan dan batuk terdengar di mana-mana. Para murid terseret, para penatua menancapkan pedang ke lantai agar tidak terlempar.

Saat kabut debu mulai mereda… sesuatu terlihat. Bukan tubuh Wang Liu di lantai. Melainkan—

“G—Guakh!!”

Patriark Wang tersungkur, lututnya menabrak lantai begitu keras hingga pecah. Darah menyembur dari mulutnya.

Dan lebih buruk lagi, tangan kirinya terpenggal.

Lengan itu tergeletak beberapa meter dari tempatnya berdiri dengan luka menghitam yang mengerikan.

Wang Liu yang berada di dekapan Patriark Wang perlahan membuka matanya, sangat terkejut menyadari jika dia diselamatkan oleh ayahnya.

Zhiyuan sedikit terkejut, atau mungkin pura-pura terlihat terkejut.

“Oh?” gumamnya pelan, suara itu lebih menusuk dibanding teriakan paling bengis. “Sepertinya kau juga sudah bertambah kuat, Patriark Wang. Terakhir kali aku melihatmu, kau masih berada di ranah Kaisar Alam tingkat 1.”

Zhiyuan tersenyum tipis, seperti memuji sekaligus mengejek pada saat bersamaan. “Dan sekarang… Kaisar Alam tingkat 8. Lonjakan tuhuh tingkat hanya dalam sepuluh tahun.”

Ekspresi Zhiyuan tiba-tiba berubah. "Kau... Menggunakan harta keluarga Lin yang kau jarah untuk memperkuat dirimu sendiri..."

Patriark Wang memastikan Wang Liu masih hidup, lalu mendorong putranya perlahan menjauh. Ia kemudian berdiri dengan susah payah, tubuhnya bergetar karena menahan rasa sakit, darah masih menetes dari bahu yang terpenggal, sedikit menghitam seperti terkena racun.

Ia menyeka tumpahan darah di bibirnya dengan punggung tangan, kemudian mengangkat dagunya, berusaha menjaga wibawa meskipun wajahnya pucat.

“Aku memang menggunakan seluruh harta keluarga Lin,” ucapnya datar. “Memangnya kenapa?”

Suara itu tenang, tetapi di baliknya—ketakutan dan kebencian saling memeluk seperti dua ular.

“Aku menyelamatkan keluargaku. Aku menjaga kotaku. Jika itu berarti menghancurkan keluarga Lin, maka itu hanyalah harga dalam dunia kultivasi!” teriaknya, suara bergetar.

Zhiyuan menatapnya lama… sebelum tersenyum. Senyum itu lembut, bahkan indah—namun membuat bulu tengkuk siapa pun berdiri.

“Kau terdengar seperti orang yang bijak, Patriark Wang. Rela melakukan apapun untuk mensejahterakan rakyatmu.” bisiknya pelan, namun terdengar jelas.

Zhiyuan melangkah maju, aura gelap dan cahaya merah turun seolah langit runtuh, membuat lantai retak setiap ia menapakkan kaki.

Jinzu mundur selangkah, seolah tidak ingin menganggu pekerjaan tuannya. Semua orang menegang, jelas merasakan jika pria yang mereka tertawakan tadi bukanlah pria yang dulu.

Udara berubah jadi dingin, Zhiyuan terus melangkah ke depan.

"Jika kau menggunakan harta keluarga Lin untuk mensejahterakan rakyatmu, maka aku akan mengambilnya. Semua harta… Semua nyawa yang kau rebut. Semua darah yang kau tumpahkan untuk merampas milik keluargaku—”

Zhiyuan menatap Patriark Wang, pupilnya seperti jurang tanpa dasar.

“—kau, seluruh keluarga dan seluruh rakyatmu akan membayarnya dengan kematian.”

Para penatua gemetar. Murid-murid jatuh berlutut. Bahkan Wang Feixuan, yang biasanya keras kepala, merasakan jantungnya seolah membeku.

Mereka semua sadar...

Ini bukan dendam biasa. Bukan duel antar kultivator. Bukan balasan yang setara. Ini eksekusi. Eksekusi yang ditunda selama sepuluh tahun dan tak ada satu pun yang bisa menghentikannya.

Para penatua yang sejak tadi terpaku, akhirnya memaksa diri melangkah maju. Lutut mereka lemas, namun mereka berdiri tegap di depan Patriark Wang, membentuk barisan hidup terakhir keluarga Wang.

“Tuan Patriark!” salah satu penatua berseru, suaranya bergetar namun berusaha tegar. “Bawa Tuan Muda dan Tuan Putri pergi! Sekarang!”

“Dia… dia bukan manusia!” teriak penatua lain dengan panik. “Dia monster! Pergilah! Jangan lihat ke belakang!”

Wang Liu dan Wang Feixuan membeku. Patriark Wang hanya menatap, wajahnya seperti batu pecah—antara bangga dan putus asa.

Namun sebelum mereka sempat bergerak—Zhiyuan perlahan mengangkat satu tangan.

Tak ada suara. Tak ada ancaman. Hanya satu gerakan sederhana.

Dan dunia runtuh.

Sesuatu merembes keluar dari kulit Zhiyuan, menetes seperti cairan kehidupan yang membusuk dari kedalaman dunia lain. Kabut gelap kemerahan muncul dari tubuhnya.

“Ka… kabut itu…” bisik seorang penatua, wajahnya berubah pucat keabu.

Penatua Mo ternganga, tubuhnya gemetar hingga pedang di tangannya jatuh berdenting. “I-Itu… Kabut Abyss!”

Kengerian langsung merambat seperti arus listrik ke seluruh aula.

Kabut Abyss.

Kekuatan terlarang dan tabu untuk disentuh oleh para kultivator. Bahkan penganut sekte hitam jauh lebih baik daripada harus berurusan dengan sesuatu yang berhubungan dengan Abyss.

Zhiyuan tersenyum, seolah baru saja memperlihatkan bunga pada musim semi.

“Ternyata kalian tahu.” katanya.

Kalimat sederhana yang membuat seluruh jantung ruangan berhenti berdetak.

Kabut Abyss bergerak.

Tidak meledak. Tidak mengaum.

Hanya bergerak, seperti rasa lapar yang tak pernah puas.

Dan dalam sekejap—

“U—Hghk…!”

Salah satu penatua tidak sempat membuka perisai Qi. Kulitnya langsung mengering seperti daun mati. Matanya membelalak, darah menyusut, tulang menonjol—

Lalu tubuhnya roboh menjadi kerangka kusam yang retak menjadi debu.

“TE-TETUA ZHANG!!!” jerit Penatua Mo, histeris.

Dia melompat mundur, mendirikan perisai spiritual sekuat tenaga. Aura Raja Alam meledak—namun tubuhnya gemetar, pupilnya mengecil.

'Penatua Zhang—Raja Alam tingkat 6—dibunuh kurang dari satu detik setelah kabut menyentuhnya...'

“K-kita… kita tidak bisa menang…!”

Jeritan meledak. Pintu gerbang runtuh bukan karena serangan, tetapi karena ratusan orang mulai berlari, menabrak satu sama lain seperti hewan yang kehilangan akal.

Pelayan menjatuhkan nampan teh, menangis ketakutan. Murid yang pernah mengejek Zhiyuan memeluk lantai sambil memohon hidup. Prajurit menjerit sambil memanggil orang tua mereka, mencoba memanjat dinding dengan tangan berdarah.

Namun tak sempat jauh.

Zhiyuan menatap mereka seperti seseorang menatap semut di mangkuk gula.

“Tidak ada yang boleh pergi dari kematian.”

Tangan Zhiyuan bergerak sedikit—hanya sedikit.

Kabut Abyss mekar seperti bunga neraka. Menyebar cepat dan membelah ruangan menjadi kepingan mimpi buruk.

Jeritan meledak satu per satu.

“A-ARGHHH—!!”

“JANGAN! TOLONG! TIDA—”

“AKU PUNYA KELUARGA—”

“MAAFKAN—AAAAAAAH!”

Tubuh-tubuh kering, tulang retak, kulit kehilangan warna, darah berubah menjadi debu hitam.

Seorang pelayan muda berlutut sambil menangis, memegang nampan teh yang gemetar begitu keras hingga cangkir-cangkir pecah.

“T-Tuan.. saya… saya hanya pembawa teh… tolong…”

Kabut menyentuhnya.

Ia tidak menjerit lama.

Hanya suara retak tubuh yang mengering, lalu diam.

Dalam hitungan detik—Aula Agung berubah menjadi pemakaman masal. Mayat kering berguguran seperti daun tua diterpa musim gugur.

Darah tidak sempat menetes.

Air mata menguap sebelum jatuh.

Zhiyuan berdiri di tengahnya, angin abu mengitari kakinya seperti sujud.

Matanya tenang. Bukan bangga. Bukan puas. Hanya… kehampaan yang dalam, seperti langit malam tanpa akhir.

Di sudut ruangan, Wang Liu gemetar sambil muntah. Wang Feixuan tersungkur, menangis tanpa suara. Patriark Wang menatap horor yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Zhiyuan mengangkat kepala, menatap keluarga Wang dengan mata iblis yang hidup dalam tubuh manusia.

“Sekarang…” ucapnya pelan. “…giliran kalian.”

Dunia berhenti bernafas.

1
Winer Win
zhiyuan cool sekali..like deh ..😍😍😍😍
Winer Win
sabar..setelah ini giliran anda tuan muda Wang...
Winer Win
aku kalo baca novel genre ini..lama adaptasinya..Sam halnya nnton film2 cina..soalnya namnya hmpir mirip2..haha
mlh kalo baru awal2..kek semua tokoh tu mukanya smaaaaaaa..🤣🤣
Rizky Fathur
cepat bantai semua keturunan keluarga Wang buat juga mcnya bantai keluarga mo yang berani ikut campur dengan kejam
Rizky Fathur
cepat bantai Patriak Wang dengan kejam Thor bikin di melihat kehancuran keluarganya cepat hancurkan kultivasinya Patriak Wang bikin mcnya bikin sayembara untuk membunuh Semua keturunan Klan Wang dengan imbalan sumber daya besar bikin Patriak Wang ketakutan meminta ampunan kepada mcnya tapi mcnya tidak peduli malah tertawa kejam hahaha
y@y@
💥🌟⭐🌟💥
Raylanvas
Menarik
y@y@
👍🏿⭐🌟⭐👍🏿
Rizky Fathur
lanjut Thor cepat bantai Patriak Wang dengan kejam biarkan Dia melihat sendiri keluarga hancur dan di bantai bikin semua jiwa keluarga Patriak Wang di hancurkan Agar tidak bisa bereinkarnasi hahaha bantai Patriak Wang dengan kejam panjang tubuhnya sebagai peringatan
Rizky Fathur
cepat bantai mereka dengan kejam hancurkan jiwanya Agar tidak bisa bereinkarnasi Thor
Arafami
lanjut...
Arafami
seru lanjutkan...
Tara
sedih nya...seluruh keluarga binasa😱😭😓
y@y@
👍🏼🌟⭐🌟👍🏼
Arafami
lanjut...
Arafami
hmm interesting..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!