Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Ibu Manda dimarahi
sementara di posisi laki-laki yang bernama Marco, dia saat ini sudah berada di perusahaan. dan memang tadi malam dia menginap di apartemen yang ia beli untuk hadiah pernikahan mereka, tentunya bersama dengan Desi. tapi sayang, pengantinnya malah diganti dengan paksa oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Desi.
saat dia baru saja tiba di ruangannya dan mendudukkan tubuhnya di sana, tiba-tiba handphonenya berdering dan memperlihatkan nomor baru di sana. Ya, dia masih belum menyimpan nomor istrinya yang sekarang. karena menyadari itu adalah nomor baru, dan takut itu adalah hal yang penting, Dia pun akhirnya menerima panggilan tersebut.
"halo!!"
"halo Mas.. ini aku Dita. Kamu di mana sekarang ?" tanya Dita sedikit terdengar tergesa-gesa. menyadari kalau yang menghubunginya adalah, membuat Marco seketika menyesal telah mengangkat panggilan itu. dia memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening itu.
"Aku sedang berada di kantor. dan tolong kamu jangan mengganggu dulu. kamu siapkan saja barang-barang mu, karena nanti sore aku akan menjemputmu pulang ke rumah." tutur Marko.
setelah mengatakan hal itu, Marco pun dengan cepat menutup panggilan. setelah itu dia meletakkan handphonenya dengan cukup kasar di atas meja. jujur saja, hatinya belum bisa menerima semua ini. hubungannya dengan Desi kandas begitu saja, hanya dengan asumsi dan sedikit bukti yang mereka tunjukkan.
"hah!! kalau seperti ini terus lama-lama aku bisa jadi gila." gumamnya dan kemudian mulai memeriksa beberapa proposal yang ada di mejanya.
sementara di posisi Desi. dia langsung menggerutu tatkala menyadari kalau panggilannya diputuskan sepihak oleh Marco.
"sial sekali!! bisa-bisanya dia memutus panggilan teleponku begitu saja. Dia pikir dia siapa.!" gerutunya.
"gimana..?" tiba-tiba Ibu Manda mengejutkan dirinya. melihat kedatangan ibunya, Dita langsung merengek di hadapan sang ibu.
"ini bagaimana Bu!! dia mau mengajakku tinggal di rumah orang tuanya. bukankah dulu dia mengatakan, kalau setelah menikah dia akan membawa Mbak Desi untuk tinggal sendiri di rumah mereka.!! terus kenapa giliran Dita malah tinggal di rumah kedua orang tuanya.!! aku nggak mau Bu!!" rengek Dita.
mereka memang dikasih tahu oleh Marco tentang rencana itu. mereka akan membeli rumah dan tinggal di rumah mereka sendiri. hal itulah yang membuat Dita nekat untuk menikung, dan memfitnah Desi. tapi ternyata, setelah mendapatkan Marco rencananya malah berubah.
Ibu Manda yang mendengar penuturan putrinya seperti itu juga jadi bingung.
"kok begitu sih!! bukannya dia sudah janji pada kakakmu. kalau setelah menikah mereka akan tinggal di rumah sendiri."
"itu dia Bu!! terus bagaimana dong!! aku nggak mau jadi babu di sana ya!!" ucapnya sambil melipat kedua tangannya di atas dada. karena memang inilah yang ditakutkan olehnya. mendengar itu, Ibu Manda mencoba untuk menenangkan Putri kesayangannya itu.
"begini saja nak. Kamu turuti saja dulu apa keinginannya. pokoknya kamu harus bisa mengambil hatinya terlebih dahulu. kamu harus bisa sabar.!! nah ketika dia sudah memberikan hatinya dan kepercayaannya kepadamu, baru kamu boleh bertindak. ingat, Marco itu sebenarnya orang yang hati-hati. hanya saja kemarin kita terlalu banyak mendesak, bahkan tak hanya kita sendiri, beberapa warga dan keluarganya juga ikut mendesak. makanya dia mau mengganti pasangan. ingat nasehat ibu." ucap Ibu Manda menasehati putrinya.
Ibu Manda sadar betul apa yang telah dilakukannya. dan bisa jadi hanya dalam waktu singkat ini Marco bisa menceraikan Putri kesayangannya ini. makanya Ibu Manda sudah lebih dulu mewanti-wanti putrinya agar tidak bertindak sembarangan. apalagi Marco dan keluarganya merupakan orang terpandang di kalangannya.
"tapi aku nggak mau Bu!! aku lebih mau tinggal di sini atau lebih baik ngontrak aja. mereka semua terlalu menekan dan diktator." rengeknya lagi.
"kamu tahu dari mana kalau mereka begitu..? lalu kalau kamu sudah tahu seperti itu, kenapa kamu mau menikah dengannya ?" gumam Ibu Manda. dan Dita yang mendengar penuturan itu jadi kehabisan kata-kata. dia berharap ibunya mau membantunya bicara pada Marco mengenai rencana mereka ini. tapi ternyata bukannya membantu, ibunya malah mendorongnya pergi bersama suaminya dan ikut ke rumah mertuanya.
padahal selama hidupnya, Dia pernah berkata kalau rumah mertualah yang paling dihindari olehnya. apalagi dia sadar betul dengan sifatnya yang selalu sembrono dan bahkan malas mengerjakan pekerjaan rumah. walaupun di sana mungkin ada asisten rumah tangga, tapi dia sadar kalau dirinya kurang bisa menjaga image dan nama baiknya sendiri. apalagi dia bukan orang yang tipikal sabaran kalau menghadapi sesuatu.
"sudahlah!! lebih baik sekarang kamu bersiap saja. tidak usah banyak tingkah. ibu akan pergi memanggil Desi dulu untuk membantu ibu di rumah." ucapnya. akhirnya Dita kehilangan kata-katanya dan memilih untuk pergi ke dalam kamar untuk mengemas beberapa barang yang akan ia bawa.
Ya tentu tidak akan membawa semua barangnya ke rumah mertua, karena dia punya rencana untuk kembali mengajak suaminya tinggal di rumah kedua orang tuanya. Apapun alasannya, mereka harus tinggal di sini. dan kalau tidak tinggal di sini, minimal mereka punya rumah sendiri seperti yang dijanjikan Marco dulu kepada Desi sebelum menikah.
sementara di posisi ibu Manda sendiri, dia langsung menuju rumah Devan. di mana Desi juga berada di sana.
gdor!! Gdor!! Gdor!!
Ibu Manda langsung menggebrak pintu itu Dengan sekuat tenaga.
"DESI!! KELUAR KAMU!!" teriak ibu Manda. Sementara, Desi yang sudah di peringatkan oleh Devan memilih untuk abay. Dia melirik sebentar. Sebenarnya, ada perasaan yang mendorongnya untuk membuka pintu, tapi dia urung karena mendengar nasehat suaminya.
Gedoran pun kembali terdengar. Namun, dia lagi-lagi, memilih untuk abai.
(maaf Bu. Bukan durhaka, tapi kali ini, aku ingin mendengarkan suami ku dulu.) batinnya. Dan dia yang sedang menggenggam hp ditangannya, langsung kepikiran untuk menghubungi suaminya.
Sementara di luar, tetangga Devan yang terganggu dengan teriakannya itu, langsung melabrak ibu Manda.
"heh!! Manda.!! Ibu manda nggak lihat, kalau di lingkungan ini ada orang!!! Ibu datang kesini, kalau untuk ribut begitu, mending, ibu jangan datang. Kami disini, manusia. Bukan binatang." ucap tetangga Devan dengan ketus.
Ibu Manda yang dikenal cerewet juga tidak mau kalah.
"Saya juga tidak ganggu situ!! situ aja yang kepanasan mendengar saya berteriak. kalau saya berteriak di depan rumah situ, baru situ menegur saya." ucapnya dengan tak tahu malunya. tetangga Devan yang melihat ibu Manda ngeyel seperti itu langsung berdecak pinggang.
"Anda ini sangat ngeyel dan susah dikasih tahu ya!! di mana kami nggak marah sama anda!? Anda teriak-teriak di sini dan ini adalah kawasan kami. kalau anda mau bikin ribut, sebaiknya anda di wilayah anda saja." ibu itu langsung melakukan kekerasan dan mendorong Ibu Manda pergi dari sana.
"eh santai dong!!" ujar Ibu Manda. namun Ibu Manda yang sudah speechless, langsung meninggalkan tempat itu.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...