NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Kedekatan Kakak Beradik

Malam itu, seperti biasa keluarga kecil Abi berkumpul di ruang keluarga mereka. Namun, kali ini sedikit berbeda karena ruang keluarga itu tampak berantakan dengan pakaian - pakaian, tas dan juga koper.

Ya, mereka sedang mempersiapkan keperluan untuk si Kembar yang akan berangkat ke Kota besok. Arsha dan Aksa akan menempuh pendidikan di Universitas yang sama dengan Fakultas yang berbeda.

"Mas Aksa, kemeja putihnya mana? Belum di bawa kesini, ya?" Seru Runi dari ruang keluarga, sementara putranya ada di kamar.

Tangannya dengan cekatan menyusun pakaian anak - anaknya ke dalam koper. Ia bertugas menyusun barang - barang, sementara dua putranya menyiapkan barang apa saja yang akan mereka bawa.

Abi pun tentu mempunyai tugas sendiri yaitu menenangkan Ashoka yang sedari tadi menangis karena akan di tinggal kedua Kakaknya.

"Cup... Cup... Sampun to muwune, Cah Ayu. (Sudah to nangisnya, Anak Cantik.) Mas kan mau Kuliah, bukan mau jalan - jalan. Harusnya Ashoka menyemangati, bukannya di tangisi." Nasihat Abi yang membujuk putri semata wayangnya.

"Romo kenapa izinin Mas Arsha sama Mas Aksa Kuliah di Kota, sih? Kan aku jadi kesepian." Cicit Ashoka.

"Mas kan mau menuntut ilmu, Nak. Lagian kalau libur sekolah, Ashoka juga bisa ke Kota ketemu Mas." Jawab Abi.

"Gara - gara Romo, aku jadi gak punya Mas! Pokoknya setiap hari Romo harus pulang cepet dan temenin aku main. Gara - gara Romo, aku jadi gak punya temen main di rumah." Omel Ashoka.

"Kalo Romo suruh Mas Kuliah di Kabupaten aja, pasti kan Mas bisa sering pulang. Aku jadi bisa sering main sama Mas." Kata Ashoka kemudian.

Runi yang mendengar omelan Ashoka, hanya bisa tertawa geli. Gadisnya itu sedari tadi terus menyalahkan Suaminya karena mengizinkan Arsha dan Aksa pergi.

"In Syaa Allah, nanti Romo pulang lebih cepet, ya. Lagi pula kan ada Raka sama Gendis yang tiap hari bisa nemenin Mbak Shoka main. Ada Uti sama Akung juga." Kata Abi.

"Uti sama Akung gak seru! Nemenin nonton tv aja, aku malah di tinggal tidur. Raka kan sekolah, pulang sekolah terus ke Pondok. Gendis juga sering ikut Yanda ke toko. Aku jadi sendirian kalo udah pulang sekolah. Huhuhuhuhuhu." Kata Ashoka yang kembali menangis.

"Duhalah, Ya Allah, Gustiii. Paringono kulo sabar ingkang katah (Berikanlah aku kesabaran yang banyak)." Ujar Abi sambil mengusap - usap dadanya.

Ia rasanya ingin menyerah menghadapi Ashoka saat sedang merajuk seperti ini. Lebih sulit dua kali lipat dari pada membujuk Runi yang merajuk.

"Yasudah. Ashoka kan nanti juga bisa ikut Romo ke Balai Desa. Atau ikut Ibun ke Balai Kesehatan kalau Dek Gendis ikut Yanda ke toko." Kata Runi.

"Tetep aja aku sendirian. Ibun sama Romo pasti sibuk sama kerjaan!" Sahut Ashoka.

"Terus yang nganterin aku sekolah siapa? Biasanya kan bareng Mas kalo sekolah." Imbuh Ashoka sambil terisak.

"Ibun sama Romo bisa anter kok, kadang juga di anter Romo atau Ibun, kan. Ada Akung sama Yanda juga kalo Ashoka bosen berangkat di antar Romo atau Ibun." Jawab Runi.

"Tapi kan biasanya berangkat sama Mas Arsha dan Mas Aksa." Kata Ashoka yang masih saja merengek.

"Kenapa sih, Dek? Mas ini cuma mau Kuliah loh, bukan mau perang. Gitu banget nangisinnya." Cicit Aksa yang baru keluar dari kamarnya sambil membawa beberapa barang lain.

"Mas ini tega banget loh ninggalin aku sendiri! Mas Aksa sama Mas Arsha jahat!" Seru Ashoka yang kemudian menyembunyikan wajahnya di dada Abi.

"Ya Allah, Astaghfirullah. Mulai lagi dramanya, udah ronde ke berapa coba ini dari sore tadi?" Cicit Arsha yang baru bergabung. Ia kemudian membantu Runi mengemas barang - barangnya.

"Romo, aku mau ikut Mas aja, sekolah di Kota." Kata Ashoka sambil terisak.

"Loh, kok Romo sama Ibun di tinggal berdua? Nanti kalo pulang - pulang, Ashoka punya adik gimana?" Tanya Abi.

"Gak boleh! Aku gak mau punya adek. Sudah ada Dek Gendis, Romo sama Ibun gak boleh kasih Ashoka adek!" Seru Ashoka yang langsung duduk dengan tegak di pangkuan Romonya.

"Makanya, Romo sama Ibun di tungguin. Biar Ashoka gak di kasih adek." Kata Runi sambil tertawa.

"Iya, Mas disana kan jagain Oma dan Opa. Biar Ibun juga gak di kasih adek sama Oma dan Opa." Celetuk Arsha yang membuat Aksa dan Abi terbahak - bahak.

"Mas Arsha ya, mulutnya!" Kata Runi sambil mencapit bibir putranya.

"Udah, gak usah nangis lagi. Kita kan bisa sering vidio call, Dek. Nanti kalo libur dan gak sibuk, Mas pasti pulang. Ashoka kan juga bisa liburan sekolah di rumah Oma dan Opa." Bujuk Arsha.

"Iya, nanti kalau Mas pulang, Mas bawain oleh - oleh mainan." Imbuh Aksa.

"Tapi janji ya, Mas nanti sering vidio call aku." Lirih Ashoka.

"Iya, Mas janji." Jawab Arsha.

"Mas Aksa juga janji! Jangan cuma vidio call sama pacar Mas aja!" Cicit Ashoka.

"Njih, Sayangku. Mas Aksa janji sering - sering vidio call sama Ashoka nanti." Jawab Aksa.

"Awas ya, kalo sampe sibuk sendiri terus lupa sama aku." Kata Ashoka.

"Ya gak mungkin lupa lah, Dek. Masak sama adek kesayangan, lupa. Sudah, jangan ngambek lagi, ya. Nanti hilang cantiknya." Sahut Arsha.

"Mbok ya dari tadi to, Mas, ikut ngedem - ngedem (menenangkan) adeknya." Kata Abi yang sedari tadi terus di omeli Ashoka.

Malam itu akhirnya mereka lewati dengan hangat sembari mengemas barang bawaan si Kembar. Setelah selesai mengemas, mereka pun beranjak ke kamar masing - masing untuk beristirahat.

Tok... Tokk...

"Mas... Mas Arsha." Panggil Ashoka sambil mengetuk pintu kamar Kakaknya.

Cklek!

Arsha menekan handle pintu dan membuka pintu kamarnya. Di depan pintu, ia mendapati Ashoka yang berdiri dengan wajah sendu menatap ke arahnya.

"Kenapa, Sayang? Kok belum tidur? Besokkan sekolah." Tanya Arsha dengan lembut.

"Aku mau tidur sama Mas Arsha dan Mas Aksa." Lirihnya dengan mata berkaca - kaca.

Arsha menghela nafas berat. Melihat Ashoka yang seperti ini, membuatnya tak tega untuk pergi. Namun, ia harus segera berangkat ke Kota karena perkuliahan akan di mulai sebentar lagi.

"Ayo, kita panggil Mas Aksa." Ajak Arsha sambil menggendong adik yang memiliki selisih usia sembilan tahun dengannya.

"Sa, Aksa..." Arsha memanggil saudara kembarnya sambil mengetuk pintu kamar. Aksa yang juga belum tidur itu, langsung beranjak dan membukakan pintu.

"Kenapa, Mas? Lho kok Ashoka belum tidur?" Tanya Aksa.

"Aku mau tidur sama Mas Arsha dan Mas Aksa." Lirih Ashoka dengan suara bergetar menahan tangisan. Sama seperti Arsha, melihat Ashoka sedih, membuat hati Aksa terasa ngilu.

"Yasudah, ayo. Kita tidur bertiga." Kata Aksa sambil membelai kepala adiknya.

Arsha dan Ashoka pun masuk ke kamar Aksa. Ketiganya kemudian merebahkan diri di atas ranjang dengan posisi Ashoka yang berada di tengah.

Ketiganya sama - sama terdiam, namun tak tertidur. Mereka hanyut dengan kenangan kebersamaan mereka yang pasti akan di rindukan.

"Jangan sedih ya, Dek. Mas jadi berat mau ninggalin kamu kalo kamu sedih gini." Lirih Arsha membuka obrolan.

"Iya, Mas Aksa sama Mas Arsha kan mau Kuliah. Lagian, kalau libur kita bisa ketemu kok. Nanti, juga Ashoka bisa merasakan Kuliah di Kota." Timpal Aksa.

Tak bicara, namun Ashoka mengangguk pelan dengan air mata yang mulai mengaliri pipi.

"Cup... Cup... Sudah ya, kita tidur." Kata Arsha sambil mengusap air mata adiknya. Ia pun sekuat tenaga menahan air mata yang sudah menggenang agar tak tumpah.

Ketiga saudara itu pun saling berpelukan. Dalam diam, air mata ketiganya sama - sama mengalir.

"Mas Arsha dan Mas Aksa Kuliahnya jangan main - main, ya. Biar cepat pulang dan kita kumpul lagi." Ujar Ashoka sambil terisak.

1
syora
wah arsha👍👍👍👍 cool badassss
bunda aya
ya allah mas arsha gk romantis bnget nyatain cintanya 😍😍
dapurAFIK
mas arsha gercep sat set langsung nembak nya jd istri bikin dek Rai keselek batuk2😄👍
Lee 😉
ikut seneng deh,, sampe pen melayang jdi nya 🤣🤣🤣
Lee 😉
duuhhh,,, salting nya nembus layar 🤣😄
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
Dewi kunti
gak usah lama2 calon mantu bawa plg🤭🤭🤭🤭🤭
Atik Kiswati
yok lnjt neh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!