Dendam Arwah Julia

"Rena, apa sudah ada kabar dari Julia?" Fitri menghampiri putrinya yang sedang memegang ponsel.

"Tidak ada, kita mati langkah dan tidak tahu harus mencari kemana!" Rena berkata pelan dengan hati yang mulai cemas juga.

"Kata nya kau mau pergi ke kota dan mencari Julia di sana, tapi sampai sekarang malah tidak juga berangkat!" Fitri berseru kesal.

Rena menarik nafas berat karena dia bingung mau menjelaskan bagaimana kepada Ibu nya, mencari alamat yang tidak jelas saat di kota itu adalah hal yang sangat sulit dan tidak mungkin Rena lakukan karena gadis ini pun sama sekali belum pernah tahu di mana rumah Julia.

Lalu sekarang mau mendadak saja pergi ke kota dan mencari tahu di mana rumah itu maka akan terasa sangat sulit, Rena tidak punya nyali untuk melakukan nya dan dia juga bingung harus memulai dari mana akibat kota yang dituju itu sangatlah luas dan juga besar, malah yang ada nanti akan kesasar.

Tapi Fitri tidak peduli dan terus saja mendesak Rena agar mencari tahu di mana rumah Julia dan bagaimana kabar putri sulung yang menjadi kebanggaan itu, sudah sangat lama Julia tidak pernah pulang sehingga ada rasa cemas juga di hati orang tua, walau sampai saat ini setiap bulan pun masih ada kiriman dari Julia.

Namun Fitri ingin agar Julia pulang dan mengabarkan pada semua orang kampung sini bahwa yang dia nikahi itu bukan suami orang atau hanya menjadi gundik saja di kota, sebab selama ini banyak yang berkata demikian. seolah di kampung ini begitu marak dan mulut mereka dengan enteng mengatakan siapa saja yang merantau di kota akan menjadi gundik, apa lagi hanya mengaku sudah menikah tapi tidak pernah membawa pulang suami.

Jadi mereka dengan yakin mengatakan bila tidak berani membawa pulang suami sudah pasti di kota itu adalah suami orang, ditambah juga dengan banyak beredar video yang mengatakan kalau para gadis di desa seringkali tertipu dan dijadikan pelacur selama di kota.

"Rena kan juga tidak tahu di kota itu mau ke mana jadi jangan paksa dia." Pak Anton membela Rena.

"Kau dengan anakmu itu sama saja, sama sekali tidak ada yang berguna!" Fitri malah membentak marah.

"Loh kok kamu malah jadi ngomong begitu, kota itu luas dan bila kamu tidak percaya maka silakan kamu saja yang pergi mencari Julia!" Pak Anton menjadi naik darah juga.

"Pak, Bu! sudah jangan ribut seperti itu karena nanti malah di dengar tetangga." Rena paling malas bila mendengar orang tua sibuk bertengkar terus.

"Ibu kamu ini yang tidak jelas karena memangsa orang pergi ke kota, tapi dia sendiri tidak berani untuk melakukannya." Pak Anton membanting rokok yang baru saja dia hisap.

"Kalau sampai nanti Julia mendapat celaka maka kalian berdua yang harus bertanggung jawab!" Fitri mengancam Rena dan Pak Anton.

"Ibu kalau ngomong jangan seperti itu." Rena bingung sekali menghadapi sikap Ibu nya.

Fitri bisa di bilang egois dan tidak peduli dengan anak yang jarang memberikan uang kepada dia, Julia sangat disayang karena setiap bulan selalu memberikan banyak uang dan saat hilang begini tidak ada kabar maka dia menjadi begitu panik serta heboh untuk mencari keberadaannya. walau pun begitu tapi tetap saja uang itu mengalir, hanya Julia yang tidak pernah menghubungi mereka lagi.

"Orang kampung sudah sangat sibuk dan mengatakan kalau Julia jadi gundik, aku yakin kalau itu semua adalah omongan dari Tami." Bu Fitri dengan mudah menuduh tetangga.

"Itu cuma prasangka buruk kamu saja karena selama ini kamu juga sering mengatakan Lea sebagai gundik." Pak Anton menyela ucapan sang istri.

"Terus saja kau bela dia, kan kau masih sayang dengan dia jadi sudah pasti akan membela Tami." Bu Fitri sangat kesal dan juga ada terbersit rasa cemburu karena Pak Anton dan Bu Tami dulu memiliki hubungan.

Pak Anton tidak lagi mendengarkan ucapan Bu Fitri yang semakin kemana-mana dan tidak akan ada ujung dari permasalahan ini, lebih baik dia segera pergi saja dari sini agar tidak menjadi perdebatan yang semakin sengit dan nanti justru membuat dia semakin kesal hingga kemudian menjadi masalah besar.

...****************...

"Lea kapan bilang akan membawa pulang calon suaminya, Mbak?" Desi menatap Tami yang sedang mengupas kentang.

"Kata dia tidak lama lagi karena sekarang kekasih Lea sedang sibuk mengurus pekerjaan." jawab Bu Tami.

Desi menarik nafas berat karena dia juga tetap memikirkan omongan dari orang kampung sini kalau Lea hanya menjadi gundik selama di kota, sebenarnya memang bukan cuma Lea saja tapi banyak gadis yang merantau di kota dan selalu di katai seperti itu oleh orang kampung.

"Sudah lah jangan terlalu di pikirkan omongan orang yang belum tentu benar." Bu Tami berusaha untuk rileks.

"Kalau besok sudah panen sawit maka aku akan pergi ke kota dan mencari tahu soal Lea." Desi sudah bertekad.

"Oh mau main ke rumah Lea berarti?" tanya Bu Tami.

"Aku cuma mau mencari tahu apa memang benar kalau dia kerja baik selama di kota, Mbak tidak usah bilang kalau aku pergi ke kota." ucap Desi.

Bu Tami pun setuju untuk tidak mengabari Lea kalau Desi akan pergi ke kota untuk mencari tahu apa saja pekerjaan Leo selama di sana, sebab kiriman uang juga sangat banyak sehingga rasa curiga di dalam hati sudah pasti ada dalam diri mereka.

Bila memang benar hanya guru pabrik walaupun itu di kota tapi rasanya tidak mungkin bisa mendapat gaji sebesar itu, walau mereka adalah orang kampung tapi tetap saja tidak bisa untuk di bohongi karena mereka pun punya otak untuk berpikir secara jernih untuk berpikir apa saja yang terasa aneh.

"Mbak ada firasat atau perasaan apa ketika sedang memikirkan Lea?" Desi bertanya pelan.

"Kadang ya ada pikiran buruk tentang dia dan penasaran siapa sosok yang telah mencintainya selama ini, takut bila ternyata itu adalah suami orang dan Lea menjadi perusak rumah tangga." jujur Bu Tami.

"Ya itu yang kita takutkan karena dikatakan banyak para pria hidung belang masih membutuhkan gadis lain walau sudah punya istri." Desi juga mempunyai pikiran yang sama.

Bu Tami memang beberapa kali sempat kepikiran walau berusaha untuk di tepis bahwa itu semua adalah firasat buruk dia saja, yang membuat Bu Tami kadang merasa sangat yakin kalau pacar leak ini adalah suami orang ketika di suruh pulang bersama tapi Lea menolak dengan berbagai macam alasan.

SELAMAT SIANG BESTI, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA SAYANG.