Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 CBDN
"kebanyakan makan atuh da, hayu ke WC umum." Ucap Berlian yang ngajak Braja ke WC umum.
"Hem..." Braja hanya nganggukin kepalanya.
Mereka berdua akhirnya jalan ke tempat WC umum. Ternyata WC nya kosong pas mereka ke sana.
"Itu WC nya mas sana masuk." Ucap Berlian.
"Temenin." Ucap Braja.
"Gak mau iiiiiiiiiiiihhhhhhh...." Ucap Berlian ucap Berlian mau balik badan tapi tangannya di pegang Braja.
"Plis......temenin lihat itu takut ada binatang tiba-tiba keluar dari bawahnya." Ucap Braja.
"Adeh....bau atuh." Ucap Berlian rada kesel.
"Plis mas bayar deh 500 ribu nungguin eek doank." Kata Bara.
"Hem....2 juta." Ucap Berlian sambil angkat dua jari tangannya.
"Mahal banget.... ssssssstttttt...Lian plis udah gak tahan takut eek di celana." Ucap Braja.
"Ya udah deal satu juta." Ucap Berlian.
"Iya cepet." Ucap Braja.
"Mang ini suami saya mau eek tapi minta di temenin, titip dulu belanjaan saya ya. Maap ya mang suami saya udah kebelet." Ucap Berlian.
"Hehehehe..iya teh."
"Dasar pikasebelen eek ajah harus di tungguin." Ucap Berlian kesel dan dia akhirnya ikut masuk ke kamar mandi.
"Lian pegangin ini celananya." Ucap Braja.
"Sini lihat ini gantung di sini." Ucap Berlian.
"Pegangin Lian saya takut jatuh ini." Ucap Braja.
"Hem... cepet eeknya..."
"Duuuuuut....."
"Lega.." Ucap Braja sambil meluk Berlian yang balik badannya.
Berlian gak mau lihat gondal gandulnya Braja dia gak mau khilaf. Jadi dia balik badannya.
"Lian gak ada sabun." Ucap Braja yang baru sadar di sana gak ada sabun.
"Sebentar tadi Lian nimpen sampo deh di saku celana. awas tangannya lepas dulu." Ucap Berlian yang ambil sampo dari sakunya kebetulan ada.
"Ini pake sampo ajah." Ucap Berlian yang langsung ngasih samponya.
"Ko...bisa bawa sampo?" Tanya Braja sambil cebok.
"Brian kalau ke pasar biasa nya suka eek juga. Jadi kebiasaan bawa sampo di saku." Jawab Berlian .
"Hem...udah tapi gak ada tisu." Ucap Braja
"Gak usah pake tisu nanti kan mau pulang ini tinggal ganti celana di rumah cuci lagi." Ucap Berlian.
"Hem...oke..." Ucap Braja.
Akhirnya mereka keluar dari kamar mandi dan Berlian langsung bawa belanjaan yang tadi dia titip.
"Maap teh lupa gak ada sabun."
"Udah ada sampo ko tenang ajah. Nih gue lebihin buat beli sabun cair simpen di botol ajah, lihatin dan tulis di situ yang maling sabun bujurnya bisulan atau borokan." Ucap Berlian.
"Hehehehe...Oke siap teh makasih."
"Iya lebihnya buat kamu beli jajan baso." Ucap Berlian.
"Emang itu cukup sama buat beli baso?" Tanya Braja.
"Cukup Tuan sabun cairnya jangan yang gede-gede yang sedeng ajah kalau yang gede saya gak kebagian buat beli basonya hehehehe..."
"Nah pinter udah saya mau pulang dulu." Ucap Berlian.
"Oke...teh...mau di bawain gak barangnya?"
"Gak usah udah pada di masukin ke mobil ko." Ucap Berlian.
Berlian langsung ajak Braja ke parkiran tapi Braja malah ngajak makan lagi.
"Lian saya lapar lagi ini." Ucap Braja.
"Emang semuanya tadi di keluarin?" Tanya Berlian.
"Hem...iya perut jadi kosong lagi." Jawab Braja.
"Hah....gak Brian gak Briana sekarang mas pikasebelen kalau ke pasar pasti ngeribetin. Tau gitu tadi sendiri ajah ke pasar nya." Ucap Berlian.
"Pasti kalau sendiri mau cari brondong sekalian kan?" Tanya Braja sensi.
"Gak lah ngapain cari brondong di pasar tapi kalau ada lumayan sih." Jawab Berlian.
"Hah....nyari brondong mau ngapain coba?" Tanya Braja.
"Gak ngapa-ngapain cuma seneng ajah lihatnya." Ucap Berlian.
"Lian......lapar." Ucap Braja.
"Mau makan apa?" Tanya Berlian.
"Itu ada warteg beli dulu, nanti makan di rumah kamu kan belum masak." Ucap Braja.
"Hem...oke...yuk lihat si ibu nya jualan apa." Ucap Berlian yang akhirnya ikut ke warteg juga.
"Waw......Bu itu usus sapi saya mau pesen 2, sama ati sapi nya 15, babat nya 15, sama ayam bakar 20, oseng tahu kikil 30 ribu Bu." Ucap Berlian.
"Bu tambah sama usus ayamnya 30ribu juga." Ucap Braja.
"Katanya lapar mau makan di sini atau di rumah?" Tanya Berlian.
"Di rumah ajah di sini penuh." Ucap Braja.
"Hem.....oke.."
"Ini neng udah semuanya ini notanya."
Berlian langsung ambil notanya dan dia langsung bayar makanan yang dia beli.
"Cepet pulang jangan belok-belok lagi." Ucap Braja.
"Iya hayu." Ucap Berlian yang langsung ngajak pulang.
"Saya yang bawa motor kali ini. Saya gak mau nyawa saya jadi taruhannya lagi." Ucap Braja sambil pake helmnya.
"Hem...oke." Ucap Berlian.
Braja untungnya tadi ngehapalin jalannya jadi dia tau arah pulang. Nyampe di rumah Braja langsung lari masuk ke dapur ambil piring dan dia langsung cuci tangan langsung nyiapin buat makan dia.
"Daddy makan lagi?" Tanya Bara.
"Hem...lapar lagi kamu mau makan?" Tanya Braja juga.
"Gak masih kenyang." Jawab Bara.
"Kalian udah beres?" Tanya Berlian.
"Udah semuanya tinggal besok Risol di goreng. Bolu udah jadi mih. Tapi yang satu tadi kita makan bolunya adek bayi kita kasih sedikit dia suka." Ucap Brian.
"Oke gak apa-apa. Kakak kalian kemana ini?" Tanya Berlian.
"Lagi ke kamar nyimpen dedek Bobo." Jawab Briana.
"Boxnya belum nyampe?" Tanya Braja.
"Udah...nyampe tapi boxnya sama kakak di masukin ke kamar kakak. Kata kakak Brima Bobok sama kakak ajah." Ucap Brian.
"Eeeehhhh...gimana nanti kalau malem-malem bangun." Ucap Berlian.
"Dia udah biasa ngurusin Brima. Kamu mau sini saya suapin." Ucap Braja yang asik makan.
"Gak masih kenyang." Ucap Berlian.
Berlian langsung beresin semua yang dia beli anak-anak nya udah pada ngincer cireng dan gehu yang di beli Berlian dan mereka makan itu sambil nonton.
"Mamih mau ke rumah Pak RT dulu sebentar ya." Ucap Berlian.
"Jangan lama." Ucap Braja tiba-tiba.
"Pasti lama dad...kalau mamih di tempat yang hajatan gitu mah kan bantuin masak juga." Jawab Brian.
"Kalau gitu nanti barengan saya." Ucap Braja akhirnya.
"Mau ngapain mas ikut ke sana mas di rumah ajah." Ucap Berlian.
"Mau lihat-lihat atuh." Ucap Braja.
"Ya udah cepet jangan lama-lama makannya jangan di abisin itu usus sapinya satu ewang." Ucap Berlian.
"Iya ini gak di makan." Ucap Braja.
"Daddy di sini mah makan terus." Ucap Brama.
"Hawanya pengen makan terus." Ucap Braja.
"Jangan makan terus sekarang Daddy. Nanti siang gak bisa jajan cuanki, apalagi kalau ada yang hajatan gitu. Biasanya suka banyak yang jualan." Ucap Briana.
"Gampang masih muat buat makan banyak perut Daddy. Nanti kita jajan lagi." Ucap Braja.
Berlian akhirnya duduk di ruang TV dia pegang jidatnya Bara ternyata sudah tak terlalu panas.
"Jangan gak bisa diem ya. Jangan main ke luar dulu mamih cuma sebentar ke Pak RT nya. Udah ini kamu tidur lagi ya." Ucap Berlian.
"Hem...peluk." Ucap Bara yang minta di peluk Berlian.
Akhirnya Berlian tidurin dulu Bara sambil nunggu Braja makan. Setelah Bara tidur dan Braja selesai makan. Mereka langsung ke rumah Pak RT.
"Pinggir sebelah rumah itu kebun punya siapa?" Tanya Braja.
"Masih punya almarhum mamah." Ucap Berlian.
"Mas HP nya bunyi terus." Ucap Berlian.
"Hah....adik almarhum mommy nya Brama." Ucap Braja.
"Ya angkat donk telepon nya." Ucap Berlian.
"Saya gak mau dia tau saya ada di sini. Saya juga belum bilang kalau saya sudah nikah lagi." Ucap Braja.
"Maap ya mas sebisa mungkin jangan sampe ada yang tau alamat ini. Saya pengen hidup bebas dari omongan orang-orang yang gak penting. Kalau mas mau ke kota ya ke kota ajah dulu. Saya bisa ko jaga Brama dan Brima." Ucap Berlian.
"Paling nanti dua mingguan lagi saya bawa Brama ke luar negeri oh...iya jangan sampe nanti kalau kamu ketemu Sarah kamu bilang tentang Brima ya dia gak tau kalau saya punya Brima." Ucap Braja.
"Ko bisa?" Tanya Berlian..
"Nanti ada saatnya saya ceritakan sama kamu." Ucap Braja.
"Eeeeehhh.......itu....mas kita pulang lagi ajah nanti ke pak RT nya." Ucap Berlian yang tiba-tiba lari kencang dan Braja akhirnya ikut Berlian lari juga.
"Ada apa kenapa sampe lari." Ucap Braja yang lihat Berlian panik. Jadi dia ikut lari juga.
Berlian gak ngomong dia bener-bener lari sekencang-kencangnya dan langsung masuk ke rumah.
"Kunci pintunya mas." Ucap Berlian tanpa bilang Asalamualikum pas masuk ke rumah.
Braja tanpa banyak tanya lagi dia langsung kunci pintu rumahnya dan dia langsung duduk deket Brama dan ngusap dadanya yang kaget dan capek karena tiba-tiba harus lari mana dia baru makan tadi.
"Ada apa mih?" Kompak semuanya.