NovelToon NovelToon
Transmigrasi: Menjadi Istri Tentara Di Tahun 80-an

Transmigrasi: Menjadi Istri Tentara Di Tahun 80-an

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:58.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rs_31

Olivia adalah seorang Desainer terkenal di abad ke-21, saat acara penghargaan dirinya dia tidak sengaja mengalami insiden kecelakaan di tempat acara sampai akhirnya dirinya meninggal dunia. Namun, bukannya dia pergi ke alam baka arwahnya justru terlempar ke zaman di era 80-an, memasuki tubuh istri seorang tentara yang Antagonis. Di komplek militer dia sering membuat onar sampai membuat banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Lantas bagaimana jika Olivia masuk kedalam tubuh wanita tersebut, apakah Olivia akan bertahan? atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyerangan

Sudah dua hari Putri Ayu di rawat di rumah sakit kota. Mertua, beberapa perwira dan Beni bergantian menjaga. Anggun, istri Vano, juga tidak pernah jauh darinya, terutama sejak Ayu mulai merasakan kontraksi kecil.

"Kak, Ayu mau jalan ketaman," pinta Ayu pelan kepada Anggun.

Sebenarnya Anggun sedikit khawatir. Anggun ragu, tapi ia tak tega melihat Ayu terkurung terus di kamar.

"Baiklah, kakak temani," kata Anggun kepada Putri Ayu.

Mereka berjalan perlahan menyusuri koridor menuju taman. Anggun memapahnya lembut. Seolah Ayu bisa jatuh kapan saja.

"Kak aku ini masih sehat, jangan perlakukan aku seperti orang sakit," Protes Ayu kepada Anggun. Meski senyum kecil terukir di bibirnya.

"Emang siapa yang bilang kamu sakit Yu? kakak cuma khawatir. Apalagi sudah besar seperti ini," jawab Anggun sembari terkekeh pelan. Tapi tangannya tetap memegang pinggang Ayu erat tak mau ambil resiko.

Namun, ketika mamasuki area taman langkah Ayu terhenti.

"Kak, kenapa sepi sekali," bisiknya.

Rumah sakit itu biasanya ramai, tapi hati ini sunyi. Tidak ada dokter, tidak ada perawat. Bahkan suara obrolan pun tidak terdengar layaknya wilayah tidak berpenghuni.

Ayu memutar tubuhnya, Meneliti sekelilingnya, dia merasa curiga ada sesuatu yang akan terjadi disana.

"Ada yang salah," bisiknya.

Anggun menatapnya bingung." Ayu?"

" Kak, tetap di belakangku. Kalau kakak lihat sesuatu pura- pura tidak tahu." Suara Ayu sangat rendah tapi tetap waspada.

Anggun mengusap punggung Ayu dengan pelan." Tenang, tidak akan terjadi apa- apa kita akan di sini "

Ayu mengangguk, tetapi firasatnya berkata lain. Ada sesuatu yang familiar dengan keheningan ini, sesuatu yang pernah ia dengan dari Rakha.

" Tanggal berapa sekarang?" tanya Ayu mendadak kepada Anggun

" 27 November 1980," jawab Anggun.

Ayu membelalak." Ya tuhan, misi itu ...."

Anggun mengerutkan dahu. Ia tidak mengerti dengan apa yang Ayu ucapkan. Tapi, Ayu terlihat sangat panik.

Jendral Rakha sedang menjalankan misi yang melibatkan aparat negara dan beberapa instansi pemerintahan, dan kalau aku tidak salah, hari ini adalah hari yang paling rawan." Ayu menutup mulutnya menyesali kepolosan berbicara.

Anggun terdiam. Dia tahu misi itu benar- benar sangat rahasia, tapi dari mana Ayu tahu semua itu?

" Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin—"

Ayu berhenti berbicara. Dia merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya dari atas sehingga membuat Ayu mendongak.

Dari jauh di atas rooftop rumah sakit, seorang pria berseragam memandang langsung ke arahnya. Tatapan itu tajam. Tapi, juga penuh kegelisahan yang tak pernah Ayu lihat sebelumnya.

Rakha.

Hatinya mencelos. Rakha membuang muka dan bergerak cepat bersama timnya, menghilang dari pandangan seperti angin.

Ayu mengelus perutnya pelan." Aku tidak akan berharap apa- apa lagi, Jendral. Yang penting anak kita selamat," gumamnya lirih.

" Kak kita harus pergi," kata Ayu kepada Anggun." Sekarang."

Namun, baru beberapa langkah beberapa pria berpakaian serba hitam muncul. Menghalangi jalan mereka. Senjata tajam berkilat di tangan mereka.

"Ayu." Anggun mencengkram lengannya. Dia mulai panik.

" Tenang, kak." Ayu menarik nafas panjang berusaha tetap berdiri meski jantungnya berdegup kencang.

" Apa kalian melihat para tentara perbatasan di rumah sakit ini?"

Ayu menjawab tanpa ragu." Tidak, Ini rumah sakit,mana mungkin ada tentara—"

" Kamu bohong," potong suara seorang perempuan yang sangat familiar di telinganya.

Ayu menoleh, Seluruh darahnya berhenti mengalir saat melihat siapa yang berada di hadapannya ini. Seorang wanita cantik berseragam putih berdiri tidak jauh dari sana.Tatapannya tajam dan senyum miring terpangpang jelas terukir di wajahnya.

Deg

" Dokter Novi,

♧♧♧♧

Angin pagi menyapu pelan rooftop rumah sakit saat aku berdiri di tepi pagar pembatas, memantau area bawah dengan mata tajam.Hari ini bukan hari biasa.Hari ini—bisa jadi hari paling kotor dalam operasi yang kami jalankan selama berbulan-bulan.

“Rooftop aman.”

“Koridor timur bersih.”

“Gerbang belakang terkunci.”

Laporan anak buahku berdatangan bergantian. Tapi aku tak menjawab.Ada sesuatu yang menggangguku sejak beberapa menit lalu—sebuah firasat buruk yang menusuk, tak seperti biasanya.Dan firasat seorang prajurit jarang salah.

Aku menggerakkan teropongku, menyisir halaman rumah sakit.

Kosong.Sepi.Terlalu sepi.

Terlalu tepat untuk sebuah serangan.Aku meremas pagar rooftop.Kami sudah memperkirakan jam dan rute musuh, tapi tetap saja sesuatu terasa lepas dari kendali.Hingga tiba-tiba aku melihat sosok istriku di bawah sana.

Seluruh tubuhku menegang.

“Bagaimana dia bisa berada di taman?”

Aku hampir tak mengenali vokalku sendiri. Lebih rendah, lebih tertekan daripada biasanya.

Pasukanku di sampingku menunduk, tak menjawab.

“Kenapa tidak ada yang memberi tahu bahwa pasien ruangan C-12 keluar?!” suaraku naik satu oktaf.

“Maaf, Jenderal."

“Kami—kami tidak tahu dia keluar bersama keluarga—”

“TIDAK TAHU?!”

Suaraku pecah. Aku jarang meluapkan emosi. Jarang sekali.

Tapi pemandangan itu seolah menghantam dadaku keras.

Ayu berdiri di taman kosong, tepat di area yang paling rawan menjadi sasaran infiltrasi.Dan lebih buruk dia mengangkat wajahnya seolah dia merasakan kehadiranku.Mata kami bertemu waktu seakan berhenti berputar di porosnya.

Tidak ada suara perang, tidak ada operasi, tidak ada pasukan.Hanya Putri Ayu,Perempuan yang dengan bodohnya kubiarkan masuk ke hidupku.Tatapannya penuh ketakutan tapi juga keteguhan dan itu menusukku lebih dalam daripada peluru mana pun.

Sial.

Ini bukan waktu untuk terjebak dalam emosi.

Aku memalingkan wajah, memutus kontak mata itu paksa.

Seorang Jenderal tidak boleh gentar hanya karena satu tatapan.

Tapi aku tahu apa arti tatapannya

" bagaimana bisa Ayu mengetahuia semua ini?"

Aku mengatup rahang."Semua unit,” suaraku kembali tegas. “Alihkan musuh sejauh mungkin dari taman. Jika perlu jadikan aku umpan.”

“Jenderal—!”

“Misi utama hari ini berubah.”

Aku menatap bawahanku satu per satu.

“Tidak ada satu pun orang yang menyentuh Putri Ayu dan anaknya.Kalau ada yang berani aku sendiri yang akan mengeksekusinya.”

Semua prajurit langsung terdiam.

Aku tahu ini bukan sikap profesional seorang tentara. Tapi aku rela melanggar aturan itu untuk menyalamatkan anak dan istriku.

Aku kembali memandang ke taman.Ayu terlihat waspada,

terlalu waspada untuk seseorang yang seharusnya tidak tahu apa pun.Lalu sesuatu membuat darahku membeku.

Dari sudut area taman, sekelompok pria berbaju hitam muncul bergerak cepat, seperti bayangan mendekati ke arah istriku.

Salah satu agenku berbisik, “Jenderal… target telah mendekati ibu hamil.”

Aku meremas teropongku sampai hampir hancur. Tapi tunggu, aku melihat seseorang yang berjalan keluar dari lorong dia adalah perempuan berseragam putih yang sangat aku kenali.

Deg.

Dokter Novi.

Apa yang dia lakukan di sana?

Kenapa dia tersenyum seperti itu?

Kenapa para pria hitam memberi jalan untuknya?

“Tidak.”

Bisikan itu lolos tanpa sadar dari bibirku.

Ayu menatap Novi dengan wajah membatu ketakutan terkejut seolah melihat hantu.Anggun merapat, melindungi Ayu dengan tubuhnya.Aku manempelkan tubuhku ke pintu rooftop.

“Tembakan peringatan! Turunkan tim penyergap ke taman sekarang!”

“Tapi Jenderal—”

“Aku bilang SEKARANG."

1
Lala Kusumah
penasaran 🤔🤔🤔
kalea rizuky
bukannya udah cerai berarti mantan suami mkali
kalea rizuky
g cinta tp bisa hamil munafik ama bodoh sama aja rakha plin plan amat pengecut
kalea rizuky
mending cerai aja ayu
Sholihah Sari
menarik jalan ceritanya
Lala Kusumah
bahagianya 😍😍😍
Lala Kusumah
uuuuhhh so sweet nya Arka n Cantika 😍😍😍
Dewiendahsetiowati
calon mantumu bu Anggun
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Alana kalista
untuk lah
Lala Kusumah
syukurlah
Alana kalista
fix 100% pasti hamil
Tinta_Hitam
Semoga saja Ayu hamil😍
Lala Kusumah
pasti hamil ya Ayu, semoga 🙏🙏👍👍
Lala Kusumah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lala Kusumah
ngidam ayu sangat extreme 😂😂😂👍👍🤭🤭🫣🫣
Ita Xiaomi
Semangat Arka. Jaga diri baik-baik.
Ita Xiaomi
Penuhi janjimu jgn ada drama spt ayahmu.
Ita Xiaomi
Jd kangen mama😢
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!