NovelToon NovelToon
Kultivasi Terlalu Sulit, Jadi Aku Memutuskan Mereformasi Dunia Saja

Kultivasi Terlalu Sulit, Jadi Aku Memutuskan Mereformasi Dunia Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Sistem / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Zruk

Setelah mati tertabrak truk, Li Fan bereinkarnasi menjadi seorang kultivator... yang paling tak berbakat. Tapi, ternyata ada sesuatu, sebuah System yang aneh.

"Ingin naik level? Jangan cuma duduk bersila! Pengaruhilah dunia!"
Dari menyebarkan resep tahu gejrot yang viral,menciptakan jasa kurir spiritual, hingga memulai perang informasi melawan sekte-sete tua, Li Fan melakukannya semua. Li Fan bukan pahlawan, dia hanya seorang survivor yang menggunakan pengetahuannya dari dunia modern untuk "menipu" System ini agar memberinya kekuatan.

Sementara para kultivator jagoan sibuk berebut pusaka warisan, Li Fan sibuk memonopoli pasar pil energi dan mendirikan sekte bawah tanah beranggotakan para "sampah" sepertinya. Mereka pikir kultivasi adalah tentang bakat dan warisan? Baginya, ini hanyalah masalah skala pengaruh dan manipulasi pasar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zruk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31: Jejak di Atas Salju

Angin musim dingin pertama menerpa wajah Li Fan, membawa serta kristal-kristal es yang menusuk. Ia berdiri di tepi hutan, memandangi sebuah desa kecil yang terletak di lembah di bawahnya. Asap mengepul dari cerobong-cerobong rumah, pertanda kehidupan yang terus berlanjut meski cuaca menggerutu. Ini adalah Desa Beku, salah satu pos terdepan "Jalan Kebijaksanaan".

Sebuah wabah batuk darah melanda desa ini, dan tabib desa sudah menyerah. "Tangan Penolong" mereka yang biasa sedang berada di ujung wilayah lain.

Kaki Li Fan menekan salju yang renyah saat ia berjalan menuruni lereng. Ia tidak menggunakan Langkah Bayangan Rimba. Hari ini, ia adalah Fan, seorang pengembara yang kebetulan lewat. Jubah wol tebal menutupi tubuhnya, dan ia membawa serta tas kulit berisi rempah-rempah dan akar-akaran yang ia kumpulkan selama perjalanan.

Saat ia memasuki desa, kesunyian yang tidak wajar menyambutnya. Bukan kesunyian yang damai, tapi yang ditinggali oleh erangan sesak dan batuk-batuk kering yang memilukan. Seorang wanita tua, wajahnya keriput bagai kertas yang kusut, membuka pintu gubuknya dan meludahkan dahak berwarna karat ke salju.

"Permisi, Nenek," sapa Li Fan, suaranya lembut namun terdengar jelas di keheningan yang muram. "Aku dengar ada yang sakit di sini. Aku punya sedikit pengetahuan tentang herbal. Bolehkah aku mencoba membantu?"

Wanita tua itu memandanginya dengan mata yang redup, penuh ketidakpercayaan dan keputusasaan. "Sudah terlambat, Anak Muda. Roh penyakit telah mengutuk desa kami."

"Biarkan aku mencoba," desak Li Fan. Ia tidak menunggu izin. Ia membuka tasnya dan mulai mengeluarkan beberapa jenis akar dan kulit kayu. Tangannya bergerak lincah, menggiling bahan-bahan itu dengan sebuah batu kecil yang ia bawa, lalu merebusnya dengan air bersih di atas perapian sederhana yang ia nyalakan di luar gubuk.

Ia bukan ahli pengobatan. Tapi sistemnya, saat ia mempraktikkan teknik meracik herbal dasar yang telah ditingkatkannya, memberinya panduan yang intuitif. Ia tahu persis berapa takaran yang tepat, suhu yang diperlukan, dan cara mencampurnya untuk menciptakan ramuan penurun demam dan pereda batuk yang efektif.

Selama tiga hari, ia tinggal di Desa Beku. Ia mengunjungi setiap keluarga, menyuapi para orang sakit dengan ramuannya, membersihkan lantai mereka, dan bahkan menggunakan sedikit Qi-nya yang hangat—disamarkan sebagai pijatan—untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh seorang anak yang nyaris sekarat.

Ia bekerja. Keringat membasahi bajunya meski udara dingin. Debu dan abu menodai wajahnya. Ia hampir tidak tidur. Ini bukan lagi tentang strategi atau poin pengaruh. Ini adalah tentang erangan nyata di depannya, tentang cahaya yang perlahan-lahan kembali ke mata seorang ibu saat anaknya mulai bisa menelan bubur.

Pada hari keempat, demam pada sebagian besar warga mulai mereda. Batuk-batuk itu belum hilang sepenuhnya, tapi dahaknya tidak lagi berwarna darah.

Kepala Desa, seorang pria tua yang tangannya kasar dan matanya penuh kelegaan, memegangi tangan Li Fan. "Kami tidak punya harta untuk membalas budimu, Anak Muda."

Li Fan tersenyum, sebuah ekspresi tulus yang jarang terlihat. "Tidak perlu. Tapi ada sesuatu yang bisa kau lakukan." Ia mengeluarkan salinan kecil manual pertanian dan sanitasi dari dalam tasnya. "Pelajari ini. Ajarkan pada yang lain. Dan jika kau bertemu dengan desa lain yang membutuhkan, bagikan pengetahuan ini. Itulah balas budiku."

Ia tidak menyebut "Jalan Kebijaksanaan". Ia hanya menanam benih.

Saat ia berbalik untuk pergi, seorang gadis kecil berlari menghampirinya dan meremas sebutir buah kering yang keriput ke tangannya. "Untuk bekal di jalan, Kakak," bisiknya.

Buah itu hampir tidak ada harganya. Tapi saat Li Fan memegangnya, sebuah notifikasi yang hangat, bukan dingin dan mekanis, muncul di pandangannya.

[Interaksi Langsung: Menyelamatkan Nyawa dan Memulihkan Harapan sebuah Komunitas. Dampak: Mendalam. Poin Pengaruh: +500]

[Pencapaian Tersembunyi Terbuka: {Hatiku Masih Berdetak} - Secara langsung menyelamatkan lebih dari 10 nyawa dari ambang kematian. Hadiah: [Air Mata Kehidupan] (1x). Dapat menyembuhkan luka fisik non-spiritual yang mengancam nyawa.]

Lima ratus poin. Jumlah yang besar untuk satu desa. Tapi yang lebih berharga adalah item hadiahnya dan perasaan aneh yang menggelitik di dadanya—sebuah kepuasan yang tidak berasal dari angka atau kekuasaan.

Perjalanan pulangnya terasa berbeda. Salju masih berjatuhan, tapi langit tidak lagi terasa sekelabu tadi. Ia menyadari sesuatu. Selama ini, ia begitu terpaku pada "pengaruh" sebagai sebuah konsep abstrak, sebuah mata uang untuk ditingkatkan. Tapi di Desa Beku, ia melihat wajah asli dari pengaruh itu: seorang anak yang tersenyum, seorang ibu yang menangis lega, seorang kepala desa yang bersyukur.

"Jalan Kebijaksanaan" bukan lagi hanya sebuah mesin poin. Itu adalah sebuah jaringan nyata dari orang-orang yang saling terhubung. Dan untuk pertama kalinya sejak datang ke dunia ini, Li Fan merasa... terhubung.

Saat ia mendekati markasnya, sebuah bayangan bergerak di antara pepohonan. Bukan ancaman—ia bisa merasakannya—tapi sesuatu yang lain. Ia memperlambat langkah, Mata Elang Pengintai-nya aktif.

Seekor serigala salju yang kurus, kakinya terluka oleh perangkap berkarat, terlihat sedang menjilati lukanya dengan putus asa. Matanya yang biru memandang Li Fan dengan campuran ketakutan dan keberanian.

Li Fan berhenti. Ia bisa saja terus berjalan. Atau membunuhnya untuk diambil bulunya. Tapi ingatan tentang gadis kecil dan buah kering itu masih terasa hangat di sakunya.

Dia membuka tasnya, mengambil sisa ramuan herbal dan sepotong daging rasi kering. Dengan gerakan perlahan, dia melemparkannya ke arah serigala itu.

"Pergilah," gumamnya. "Hidup itu sulit untuk kita semua."

Serigala itu mengendus-endus, lalu dengan cepat menyambar makanan dan ramuan itu sebelum melompat pincang masuk ke dalam hutan.

Tidak ada notifikasi poin untuk ini. Tapi entah mengapa, Li Fan merasa tidak apa-apa.

Dia melanjutkan perjalanan, meninggalkan jejak kakinya yang sepi di atas salju, sambil merenungkan sebuah kebenaran sederhana: kadang-kadang, kekuatan sejati bukanlah tentang seberapa banyak dunia yang bisa kau kendalikan, tapi tentang seberapa dalam kau bisa menyentuhnya.

Dan untuk menyentuhnya, kadang-kadang kau harus turun ke salju, mengotori tanganmu, dan merasakan kedinginannya sendiri.

1
Jji Lju
kentang mana yang bisa kultivasi wak
Pecinta Gratisan
sampai tamat thor updatenya💞
Aryanti endah
Luar biasa
Zruk
Halo ini Author, untuk saat ini (beberapa arc kedepan) Tingkat Kultivasi di novel ini ada beberapa :

Kayu (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
‎Silver (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
‎Emas (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
‎Berlian (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)

setelah itu ada..

Estability (1,2,3,4,5)

untuk saat ini hanya ini saja yang kira kira penting, dimasa depan akan ku tambahkan lagi seiring berjalannya cerita. terimakasih.
Zruk: untuk mencapai Estability, setiap kultivator harus menaikkan akar spritual mereka ke Berlian Puncak dulu, tapi akar spritual setiap orang berbeda beda dari lahir, karena itu, akar spritual juga sama seperti tingkatan kultivasi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!