NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8 Tahu Semua

"Lo bisa lihat sendiri rekamnya." Yoga memutar laptop miliknya hingga layarnya menghadap ke arah Ken.

Ken memperhatikan rekaman CCTV yang baru saja Yoga dapatkan di tempat kejadian dimana Raka diserang oleh orang tidak dikenal. Dengan kemampuannya Yoga bisa dengan mudah mendapatkan rekaman CCTV tersebut tanpa melibatkan orang lain.

"Gue sama sekali gak kenal sama mereka," celetuk Ken.

Saat ini Ken sedang berada di kantor Gavin, tepatnya berada di ruangan kerja Yoga. Tadi setelah memastikan Raka dipindahkan ke ruangan yang aman dan penjagaan yang ketat, dia langsung menemui Yoga bersama Alex. Tapi tak lama setelah memberitahukan maksud kedatangannya, Alex langsung pamit, membiarkan Ken menyelesaikan urusannya bersama Yoga.

"Coba Lo perhatiin lagi," kali ini Gavin ikut bersuara. Pemuda itu tadi tak sengaja bertemu dengan Ken dan Alex saat akan masuk ruangan Yoga.

"Iya. Coba Lo teliti lagi, siapa tahu ada salah satu dari mereka yang Lo kenal," sahut Yoga.

Ken kembali memperhatikan rekaman video di dalam laptop tersebut. Meneliti satu persatu wajah mereka, tapi dia sama sekali tidak mengenal satu pun dari mereka semua. Bahkan motor yang mereka gunakan juga sangat asing baginya.

"Mungkin Lo kenal salah satu dari mereka Vin." Ken menggeser laptop tersebut hingga berada di depan Gavin.

Gavin yang memang penasaran langsung melihat ke arah layar tersebut, memperhatikan rekaman CCTV itu dengan saksama.

"Hm, seperti yang Lo bilang, mereka asing semua," celetuk Gavin pada akhirnya.

Ken menghela napas lelah, "Apa mungkin Viper? Tapi gue rasa bukan," gumamnya tiba-tiba.

"Lo berhubungan sama Viper?" tanya Yoga cukup terkejut. Bahkan Gavin pun sama terkejutnya saat tak sengaja mendengar nama Viper.

"Hm, salah gue. Tapi gue yakin itu bukan ulah Viper. Reksa gak se pengecut itu," sahut Ken penuh sesal.

"Gak menutup kemungkinan juga Ken, Viper biasa main licik," sahut Yoga sedikit ragu dengan pernyataan Ken.

Ken menganggukkan kepala lelah, "Thanks. Gue minta rekamannya, tolong kirim ke nomor gue ya. Gue balik ke rumah sakit."

Dia pun bangkit dari duduknya, tubuhnya terasa lelah karena belum tidur selama lebih dari dua puluh empat jam. Tapi masih banyak urusan yang harus dia selesaikan.

"Gue rasa Lo butuh orang kaya Yoga," celetuk Gavin, prihatin. Sebab sepengetahuannya Scorpion tidak memiliki hacker seperti Yoga, mungkin punya tapi tak sehebat Yoga.

Ken menatap ke arah Gavin lalu beralih menatap ke arah Yoga, "Lo mau bantu gue kan Ga?" tanyanya. "gue tahu, bisa kaya Lo butuh belajar gak sebentar,"

Yoga mengangguk, "Hm, gue ada di belakang Lo," ucapnya.

Setelah itu Ken benar-benar meninggalkan ruangan Yoga. Dia akan kembali ke rumah sakit.

Jarak antara kantor Gavin dan rumah sakit yang tak begitu jauh membuat Ken dengan cepat sampai di rumah sakit.

"Bang Satria mana?" tanyanya pada salah satu anak buahnya.

"Bang Satria gue suruh balik Ken, gue yang gantiin dia." Ipang muncul dari dalam ruang ICU tempat perawatan Raka.

Ken mengangguk, "Gimana sekarang kondisinya?" tanyanya.

Ipang menggeleng, "Masih sama, belum ada perubahan," jawab Ipang lesu.

Ken menghela napas frustasi. Andai saja semalam dia tak membiarkan Raka pulang, temannya itu saat ini pasti masih sehat dan bugar, tapi. Ah sudahlah, semuanya sudah terlanjur.

"Gar Lo sama yang lain jagian Raka, hubungi gue kalo ada apa-apa!" titah Ken pada salah satu anak buahnya.

"Siap Bang!"

"Pang, Lo ikut gue. Bilang sama yang lain suruh ke apart gue sekarang!" Kini Ken menatap Ipang yang berdiri tepat di hadapannya. Dia sengaja ingin mengumpulkan anggota inti Scorpion untuk membahas masalah ini lebih lanjut.

Tanpa banyak tanya Ipang mengangguk dan langsung menghubungi yang lainnya.

Ken memang memiliki apartemen pemberian dari sang Opa, tapi jarang dia gunakan, hanya sesekali saja dia menempati atau menggunakan apartemen tersebut. Salah satunya saat akan mengadakan pertemuan penting seperti saat ini. Meski begitu apartemen itu tetap terawat dan terjaga dengan rapi.

"Bang, coba Lo lihat rekaman CCTV ini!" titah Ken pada Satria yang kini sudah duduk di sofa.

Pemuda itu baru datang setengah jam setelah Ipang menghubunginya, meski begitu yang lainnya tetap sabar menunggu kedatangan Satria.

"Mereka asing Ken, tapi apa Lo gak curiga sama seseorang gitu?" Satria menatap ke arah Ken.

Ken menganggukkan kepala, "Hm, kita sepemikiran Bang," sahut Ken seakan mereka memiliki pemikiran yang sama.

"Siapa Viper?" tanya Johan.

Ken dan Satria kompak menggelengkan kepala.

"Perlu kita selidiki lagi. Viper gak mungkin nyerang Raka, kalau pun mau nyerang mereka pasti pilih gue langsung. Dan gak akan sembarangan ngabisin orang di jalanan. Gue tahu gimana Reksa jaga nama Viper dengan baik," jelas Ken membuat yang lainnya bingung selain Satria.

"Kayaknya orang ini sengaja bawa geng motor lain dari luar kota atau luar daerah. Makanya kita asing sama mereka. Dan gue curiga orang ini tahu banyak tetang Scorpion atau bisa jadi pernah jadi salah satu anggota Scorpion," sahut Satria yang satu pemikiran dengan Ken.

"Kadar! Gue beberapa hari lalu gak sengaja ketemu tuh anak. Mungkin dia dalangnya," Ipang merasa yakin jika mantan temannya itu yang membuat semua kekacauan ini.

Ken mengangguk, "Bisa iya bisa juga gak, kita perlu susun strategi buat mancing mereka," sahutnya. Dia belum yakin seratus persen jika Kadar dalang di balik kejadian Raka.

"Soal Raka, gimana orang tuanya Bang?" kini Ken beralih tatap menatap Satria karena Raka masih kerabat dengan Satria.

"Lo tenang aja, mereka mau balik hari ini. Namanya sempet ngotot mau bawa masalah ini ke jalur hukum, tapi gue larang. Lo tahu sendiri kan hukum di negara kita? Iya kalau pelaku dari kalangan orang tidak berduit bakalan di adili se adil adilnya, kalau dari kalangan yang banjir duit, keadilan itu lenyap seketika." Satria mendengus mengingat bagaimana bobroknya negri ini yang sering kali menjual keadilan demi jabatan.

"Gue setuju sama Lo Bang!" sahut Johan yang sama-sama merasa geram karena matinya keadilan di negeri ini.

☘︎☘︎☘︎☘︎

Selama dua hari ini Ken sama sekali tidak istirahat dengan baik. Banyak hal yang harus dia lakukan. Mulai dari menyelidiki siapa yang menyerang Raka, hingga menyusun strategi gimana menjebak mereka semua.

Bahkan hingga dua hari, belum ada titik terang akan siapa dalang di balik penyerangan itu. Meski begitu Ken tak pantang menyerah, dia terus menyelidikinya dengan tenang tanpa banyak yang mencurigai.

Meski badannya terasa lelah, dan pikirannya cukup kacau, Ken selalu datang ke rumah sakit guna memantau perkembangan Raka. Dia sedikit bernapas lega saat mulai ada perkembangan dari Raka, meski pemuda itu belum sadar sepenuhnya.

Seperti siang ini, Ken baru saja keluar dari ruangan Raka. Dia berpamitan dengan orang tua Raka dan anggota Scorpion lainnya. Rencananya setelah ini dia ingin beristirahat sejenak, sebelum kembali menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Baru beberapa langkah kakinya berjalan, dia tak sengaja melihat seseorang. Entah kenapa saat melihat seseorang itu hatinya berbunga, bahkan senyum yang sejak dua hari yang lalu lenyap kini terbit dengan mudahnya.

Dengan semangat empat lima, Ken mengejar orang tersebut dan langsung menarik tangannya, membuat orang itu terkejut. Untung tidak langsung teriak karena cepat menyadari siapa yang mencekal pergelangan tangannya.

"Ikut gue!" Ken menarik seseorang itu.

"Ck, lepas gak? Atau gue teriak!" ancam gadis itu yang tak lain adalah Luna.

Ken menghentikan langkah, menghela napas lelah sambil menatap Luna penuh permohonan. "Gue butuh bantuan Lo, bisa kan iku gue sebentar? Tenang aja, lo gak akan gue apa-apain," ucapnya.

"Gue sibuk!" tolak Luna, malas sekali berhubungan dengan pemuda itu lagi.

"Ayolah Rel, nurut atau gue gendong!" ancam Ken.

Luna menatap tak percaya pada Ken, bukan karena ancaman itu melainkan karena panggilan pemuda itu padanya. "Maksud Lo, Rel siapa?" tanyanya.

"Ck, gak ada maksud apa-apa! Nama Lo Aurel kan, makanya gue panggil gitu, lebih enak di denger." Tanpa Luna sadari kini Ken kembali menarik tangannya, bahkan mereka hampir sampai di area parkir rumah sakit.

"Lo pemaksaan banget jadi cowok!" kesal Luna, meski begitu dia tak memberontak saat Ken terus menarik tangannya.

"Karena kalau gak di paksa Lo gak bakalan mau," sahut Ken enteng. "masuk!" titahnya lembut membuat Luna langsung masuk ke dalam mobil pemuda itu.

Ken menyusul masuk lewat pintu sebelah kemudi, duduk disana dan melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit.

"Gue tahu Lo disini cuma nganterin adek Lo periksa gigi, kan?" tebaknya yang sangat tepat sasaran. Entah darimana Ken mengetahui hal tersebut.

Luna terkejut mendengar ucapan Ken, darimana pemuda itu tahu jika dia sedang mengantar adiknya periksa gigi?

"Lo gak usah terkejut gitu, gue tahu semua kegiatan Lo, gue tahu Lo pergi sama siapa. Semua tentang Lo gue tahu," ucap Ken makin membuat Luna takut dengan pemuda itu.

"Tapi Lo tenang aja, gue baik kok orangnya, selama Lo juga baik sama gue." Ken menatap ke arah Luna sebentar, dia mengedipkan sebelah matanya membuat Luna mendengus.

"Ck, terserah!" Luna memutar bola matanya malas memilih menghadap ke arah luar jendela. Enggan menatap ke arah Ken, karena kesal.

1
Siti Nina
Oke ceritanya 👍👍👍
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!