NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM RATU MAFIA

BALAS DENDAM RATU MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / CEO / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Ketika Violetta Quinn, saudari kembar yang lembut dan penurut, ditemukan tak sadarkan diri akibat percobaan bunuh diri, Victoria Thompson tak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Tidak ada yang tahu alasan di balik keputusasaan Violetta, hanya satu kenangan samar dari sang ibu: malam sebelum tragedi, Violetta pulang kerja sambil menangis dan berkata bahwa ia 'Tidak sanggup lagi'.

Didorong rasa bersalah dan amarah, Victoria memutuskan untuk menyamar menggantikan Violetta di tempat kerjanya. Namun pencarian kebenaran itu justru membawanya ke dalam dunia gelap yang selama ini Victoria pimpin sendiri; Black Viper. Jaringan mafia yang terkenal kejam.

Di sanalah Victoria berhadapan dengan Julius Lemington, pemilik perusahaan yang ternyata klien tetap sindikat Victoria. Tapi ketika Julius mulai mencurigai identitas Victoria, permainan berbahaya pun dimulai.

Victoria masuk dalam obsesi Julius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. FAKTA MENAKUTKAN

Malam menelan kota dengan perlahan, seolah tahu betapa berat beban yang dipikul Victoria malam itu.

Sejak konfrontasinya dengan Julius kemarin, pikirannya tidak berhenti berputar. Setiap kata pria itu menggema di kepala, menembus setiap lapisan ketenangan yang berusaha ia pertahankan.

"Aku dan Violetta bekerja sama untuk menjatuhkan seseorang."

"Violetta melakukannya untuk melindungimu."

Kalimat itu seperti racun yang menyusup pelan, tidak membunuh, tapi menyakitkan cukup dalam untuk membuatnya sulit bernapas.

Melindungi? Dari siapa? pikir Victoria tanpa henti.

Violetta, yang selama ini dianggapnya tenggelam dalam intrik kantor dan permainan berbahaya, justru melindunginya?

Di luar, udara dingin menusuk kulit, tapi tak mampu menenangkan panas di dalam pikiran Victoria. Ia berjalan tanpa arah beberapa blok sebelum akhirnya berhenti di depan kafe kecil di sudut jalan, tempat yang selalu menjadi titik diam setiap kali ia butuh berpikir.

Ponselnya bergetar pelan. Nama yang muncul di layar membuatnya menarik napas panjang.

Nero.

"Ya?" suaranya terdengar pelan, nyaris parau.

"Aku dengar sesuatu," jawab Nero tanpa basa-basi. "Tentang Violetta."

Victoria menutup mata sejenak, lalu berucap lirih, "Aku juga. Violetta ... dia ...."

"Dia melindungimu, 'kan?" tebak Nero, seolah bisa membaca pikirannya. "Dan sekarang kau ingin tahu dari apa."

"Dari siapa," ralat Victoria cepat. "Aku ingin tahu dari siapa."

Ada jeda sejenak di seberang.

"Kita bertemu di tempat biasa," kata Nero akhirnya. "Aku bawa alat-alatku. Dan, Vi ...."

"Hm?" sahut Victoria.

"Apapun yang kau temukan malam ini, jangan panik," pinta Nero.

Beberapa waktu berlalu ....

Suara mesin kopi di pojok ruangan adalah satu-satunya bunyi yang menembus kesunyian malam itu.

Kafe kecil yang mereka pilih memang hampir selalu sepi lewat tengah malam. Aroma espresso pahit menyatu dengan udara lembap sisa hujan, membuat suasananya sendu tapi pas untuk percakapan rahasia.

Nero duduk di seberang Victoria dengan laptop di hadapan, jari-jarinya bergerak cepat. Cahaya dari layar memantulkan warna kebiruan ke wajahnya, memberi kesan dingin seperti malam di luar jendela.

"Jadi Julius bilang mereka bekerja sama untuk menjatuhkan seseorang," ulang Nero.

"Ya," jawab Victoria pelan. "Tapi dia tidak bilang siapa. Dan yang paling membuatku tidak tenang ... alasan Violetta. Dia melindungiku. Tapi dari siapa?"

Nero berhenti mengetik. "Kau sadar apa artinya itu?"

Victoria menatapnya tanpa suara.

"Itu berarti kau targetnya selama ini, Vi," kata Nero. Nada suaranya datar, tapi cukup untuk membuat udara di antara mereka menegang.

"Seseorang yang cukup berbahaya sampai Violetta rela mempertaruhkan hidupnya sendiri."

Victoria menunduk, jari-jarinya menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin. "Tapi aku tidak tahu siapa, Nero."

"Ya, aku paham. Kita memang banyak musuh karena kita bekerja di bawah naungan kelompok ilegal," kata Nero paham akan situasi mereka.

Victoria terdiam. Ia tahu arah pembicaraan itu, tapi belum siap menapakinya karena entah bagaimana Violetta bisa sampai terlibat.

"Julius menyebut mereka ingin menjatuhkan seseorang," lanjut Nero. "Aku coba lacak semua percakapan dan file yang punya kaitan dengan Violetta. Ada satu proyek yang muncul berulang: Project N-7."

Victoria mengerutkan kening. "Aku pernah menemukan file itu di komputer Violetta di kantor, belum terenkripsi."

Nero mengetik cepat, memunculkan serangkaian file dengan label samar. "Proyek ini terhubung ke sistem internal keluarga Lemington, terutama Gerald Lemington, kakek Julius. Tapi anehnya ...," ia berhenti, menatap layar, " ... ada satu nama asing yang muncul dalam daftar penerima dokumen proyek ini."

Victoria mencondongkan tubuh. "Siapa?"

Nero mengetik beberapa baris perintah, lalu menekan enter. Layar berganti, menampilkan data pribadi seseorang.

Nama itu muncul jelas di layar.

Sean Hadley.

Victoria terpaku.

Dunia seperti berhenti sesaat. Napasnya tersangkut di tenggorokan.

"Tidak ...," suara Victoria nyaris tak terdengar. "Itu tidak mungkin."

Nero menatapnya bingung. "Kau mengenalnya?"

Victoria menatap layar itu lama, matanya membesar, tubuhnya menegang.

"Dia ... mantan kekasihku," jawab Victoria dengan suara gemetar.

Hening mendadak turun. Nero menatap Victoria lama, matanya menyipit perlahan. "Mantan?"

Victoria memalingkan wajah, menatap jendela. "Dia bukan sekadar mantan."

Suaranya serak, gemetar. "Dia ... monster."

Ingatan itu datang tanpa diundang.

Kilatan-kilatan memori seperti film rusak di kepala Victoria: suara teriakan, tangan kasar yang menahan pergelangan tangannya terlalu kuat, bau alkohol, dan rasa perih yang masih meninggalkan bekas di kulit.

Sean Hadley, pria yang dulu datang dengan senyum manis, perhatian, dan cara bicara yang membuat siapa pun merasa istimewa, berubah menjadi obsesi yang menakutkan. Ia mencintai dengan cara yang melukai. Dan saat Victoria berusaha pergi, Sean membuatnya percaya bahwa melarikan diri adalah dosa.

Sampai akhirnya ia benar-benar pergi, dengan luka, baik di tubuh maupun di jiwa.

Sejak itu, ia tidak pernah lagi mendengar kabar Sean. Atau, setidaknya, ia pikir begitu.

"Sean Hadley," ulang Nero perlahan, membalikkan layar kembali ke arahnya. "Aku coba cari datanya."

Ia mengetik cepat. Tak lama, wajah Sean muncul di layar, foto yang tampak diambil beberapa tahun terakhir. Lebih tua, tapi masih dengan mata tajam yang dulu menghantui mimpi-mimpi buruk Victoria.

Darah di wajah gadis itu menghilang seketika.

"Nero," suaranya nyaris hilang, "hapus fotonya."

Nero menatapnya, lalu mematikan layar. Tapi ekspresinya berubah serius.

"Kau harus tahu sesuatu, Vic. Nama Sean bukan sekadar kebetulan muncul di proyek Julius. Dia terdaftar sebagai cucu angkat Gerald Lemington."

Victoria menatapnya tak percaya. "Apa?"

Nero mengangguk pelan. "Artinya dia masih punya hubungan keluarga dengan Julius. Mungkin itu alasan Julius tidak menyebut namanya langsung padamu. Ada politik keluarga di balik semuanya.",

Victoria menelan ludah dengan susah payah. Tangannya bergetar saat ia menutupi wajah.

"Jadi Sean ... bagian dari keluarga Lemington?" konfirmasi Victoria.

"Secara tidak langsung, ya," jawab Nero.

Victoria terdiam lama, sebelum akhirnya berucap pelan, "Violetta tahu."

Nero mengangkat wajah. "Apa?"

"Violetta tahu siapa Sean. Dia tahu apa yang dilakukan Sean padaku dulu." Victoria menarik napas gemetar. "Dia pernah bilang, 'aku tidak akan biarkan masa lalumu menghancurkanmu lagi.' Aku pikir dia hanya sekedar menghiburku saat itu."

Nero menatapnya tanpa suara, membiarkan Victoria menyusun kepingan yang mulai terbentuk di kepalanya.

"Sean tahu aku punya saudari kembar," lanjut Victoria, suaranya pelan tapi mantap. "Dia tahu Violetta bekerja di perusahaan Lemington. Dan dia tahu kalau lewat Violetta, dia bisa mendekat padaku lagi. Sean pernah bersumpah kalau dia akan membuatku kembali padanya. Kalau aku tidak bisa lari darinya."

Nero mengangguk perlahan. "Dan Violetta menggunakan itu. Dia berpura-pura memainkan permainan Sean, padahal Sean mencoba menjebak Violetta."

"Tapi Violetta gagal," sambung Victoria lirih. "Sean memanipulasinya. Sama seperti dia pernah memanipulasiku."

Keheningan panjang menyelimuti ruangan.

Lampu gantung di atas kepala berayun sedikit tertiup angin dari jendela, memantulkan bayangan panjang ke wajah Victoria yang kini pucat.

Beberapa jam kemudian, Nero berhasil membuka pesan terenkripsi dari akun lama Violetta.

Ada potongan pesan yang membuat jantung Victoria berdegup tak karuan.

"Aku tahu apa yang Sean rencanakan. Aku tahu dia menggunakan Leon dan Kelly untuk menjatuhkan mentalku secara perlahan. Tapi aku ... sudah tidak kuat, Julius. Kalau aku gagal, pastikan dia tidak pernah menyentuh Victoria lagi."

Tangan Victoria menutupi mulutnya, air matanya jatuh tanpa suara.

"Violetta melindungiku dari Sean," ujar Victoria pelan. "Dia tahu aku tidak akan pernah kuat menghadapi dia lagi."

Nero menatap layar, rahangnya mengeras. "Sean tidak hanya licik, Vi. Dia obsesif. Dia menata semuanya dengan cermat, menggunakan orang-orang di sekelilingmu untuk membuatmu merasa hancur. Termasuk menyiksa mental Violetta agar kau tahu dia ada di balik semua ini."

"Kelly ... Leon, dan orang-orang di kantor," Victoria menatap kosong ke depan. "Mereka semua pion Sean. Dan secara tidak langsung aku masuk dalam permainan Sean tanpa sadar dengan datang ke kantor itu."

"Ya," jawab Nero datar. "Dan Julius ... meski tujuannya berbeda, terjebak dalam lingkaran yang sama. Julius ingin menjatuhkan keluarga Lemington, tapi Sean tahu itu. Jadi dia menggunakan ambisi Julius untuk memperluas permainannya."

Victoria menatap Nero dengan mata bergetar. "Permainan?"

"Ya. Permainan untuk memilikimu kembali," beritahu Nero.

Ucapan itu membuat seluruh tubuh Victoria menegang. Ketakutan yang dulu hanya berupa bayangan kini kembali menjadi nyata. Ia merasakan dingin menjalar dari ujung jari hingga ke dada, seperti es yang mencengkeram dari dalam.

"Dia masih mencariku," gumamnya.

Nero menatapnya serius. "Dan kurasa dia tahu kau menyamar sebagai Violetta."

Victoria menatap Nero tak percaya. "Bagaimana bisa?"

"Jika dia bisa memanipulasi orang-orang kantor, kemungkinan dia tahu kalau kau menyamar menjadi Violetta," duga Nero.

Victoria berdiri tiba-tiba, kursinya bergeser dengan bunyi berdecit.

"Aku harus keluar dari permainan ini. Aku tidak bisa-"

"Vi, Kalau kau lari sekarang, kau hanya akan membuatnya menang. Dia bisa mendapatkanmu," ujar Nero.

Victoria berhenti, menatap Nero dengan mata yang mulai basah. "Aku tidak bisa berhadapan dengan dia lagi, Nero. Aku tidak bisa. Kau tidak tahu apa yang dia lakukan padaku!"

Suara Victoria pecah. Untuk pertama kalinya, dinding kuat yang ia bangun selama bertahun-tahun runtuh di depan seseorang.

Nero tidak berkata apa pun. Ia hanya melangkah pelan, menepuk bahu sang gadis dengan hati-hati.

"Violetta yang naif dan lembut saja bisa, pastinya kau yang dikenal sebagai iblis Black Viper, si Ratu Mafia, kau pasti bisa melawannya," kata Nero.

Air mata Victoria mengalir tanpa ia sadari. "Dan Violetta membayar semuanya dengan hidupnya."

Nero menatap jauh ke layar yang kini gelap. "Mungkin belum terlambat untuk membayar kembali pengorbanannya."

Tak lama setelah Victoria tenang, Nero kembali menyalakan laptop.

"Lihat ini," kata Nero pelan.

Di layar muncul foto lama, Sean bersama Gerald Lemington dan seorang pria muda yang tak lain adalah Julius.

Keterangan foto menunjukkan tahun yang sama saat Sean masih menjadi 'penasihat proyek' untuk perusahaan keluarga Lemington. Yang mana Sean diangkat oleh keluarga Lemington karena pria itu cukup cerdas untuk hal strategi.

Victoria menatap foto itu dengan wajah tegang. "Dia sudah di sana sejak dulu."

"Ya," Nero menatap layar, "dan dia tidak pernah benar-benar pergi."

Victoria menatap foto Sean lama-lama. Rasanya setiap kali ia menatap mata pria itu di layar, tubuhnya merespons dengan gemetar. Luka lama seperti terbuka kembali, tapi kali ini disertai amarah yang perlahan tumbuh dari rasa takutnya.

"Aku tidak akan biarkan dia menang lagi," kata Victoria akhirnya, suaranya pelan tapi penuh tekad. "Kalau dia pikir bisa menggunakan Violetta untuk menghancurkanku, dia salah," lanjutnya.

Nero menatapnya, sedikit tersenyum. "Kau siap melawannya?"

Victoria menatap ke luar jendela, ke arah hujan yang masih turun pelan. "Aku tidak tahu apakah aku siap, Nero. Tapi aku tahu aku harus."

Victoria menatap layar yang kini menampilkan nama Sean Hadley.

Nama yang dulu membuatnya gemetar ketakutan.

Nama yang kini menjadi alasan ia harus melawan.

Dan kini akhirnya Victoria tahu siapa musuhnya dan juga orang yang membuat Violetta menyerah akan hidupnya. Dan Victoria bersumpah akan membalaskan dendam sang adik, dan juga dirinya di masa lalu.

1
Miss Typo
awas Julius nanti ditelan Victoria hidup² 🤣
makin seru Victoria luar biasa mendalami peran nya hehe
semoga rencana Julius dan Victoria berhasil
Miss Typo
semangat Victoria kamu pasti bisa 💪
semangat juga thor 💪
Archiemorarty: Siapp 🥰
total 1 replies
Miss Typo
good Victoria
Miss Typo
bisakah Victoria bebas dari Sean yg gila itu, dan kapan waktunya kalau menang bisa?
Sean obsesi bgt ke Victoria
Ima Ima wulandari
Bagus banget
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
Jelita S
wah ternyata Victoria lebih licin dari belut y thor🤣🤣🤣🤣🤣
Archiemorarty: Ohh...tentu 🤭
total 1 replies
PengGeng EN SifHa
Q bacanya kok nyesek sampek ulu hati thooorr...

boleh nggak sih ku gempur itu retina si sean thooorr ??😡😡😡😡
Archiemorarty: Silahkan silahkan 🤣
total 1 replies
Jelita S
lnjut thor
Archiemorarty: Siap kakak 🥰
total 1 replies
Miss Typo
hemm semuanya akan berakhir
LB
pada akhirnya mereka tetap lebih bodoh dibandingkan sikopet 😮‍💨
Archiemorarty: Hahahaha...
total 1 replies
Pawon Ana
kenapa para psikopat diberi otak genius sih...🤔😔
Archiemorarty: Karena dia jenius itu makanya jadi sikopet karena gx sesuai kehendak dia jadi cari cara biar bisa sesuai 😌
total 1 replies
Pawon Ana
percayalah jika kau masih bisa bersikap tenang dan berfikir bijak saat berhadapan dengan sumber trauma, itu luar biasa ✌️💪
Archiemorarty: Benarr setujuu 🤭
total 1 replies
Jelita S
lnjut thor😍😍
Archiemorarty: Siap kakak
total 1 replies
Miss Typo
badai baru di mulai dan kapan ya
badai pasti berlalu
Miss Typo
gmn cara menyingkirkan Sean? dan pasti tidak akan mudah dan Victoria semoga kamu bisa menghadapi Sean bersama Julius
Miss Typo: semangat
total 2 replies
Miss Typo
Victoria semangat-semangatnya balas perbuatan Kelly, eh orang yg membuatnya trauma muncul.
semangat Vivi, pelan-pelan pasti kamu bisa .
Julius selalu bantu Vivi biar dia kuat dan bisa menghadapi semuanya
Miss Typo: cemangat juga buat othor 💪
total 2 replies
Pawon Ana
hal yang sulit adalah ketika bertemu dengan seorang atau sesuatu yang pernah menjadi trauma
Archiemorarty: Bener itu...😌
total 6 replies
Jelita S
good job victoria🤣
Deyuni12
misi berlanjuuut
Pawon Ana
ini masih jauh dari jalan untuk menjangkau Sean 😔
Archiemorarty: Ndak juga 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!