NovelToon NovelToon
I Want You

I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romantis / Office Romance / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangan dan kakak kandungnya membuat Rada mengambil keputusan untuk meninggalkan New York dan kembali ke Indonesia.

Pernikahan yang gagal membuat Rada menutup hati dan tidak ingin jatuh cinta lagi, tapi pertemuan dengan Gavin membuatnya belajar arti cinta sejati.

Saat Gavin menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menolaknya termasuk keinginan untuk menikahi Rada. Ia tahu hati Rada sudah beku, tetapi Gavin punya segala cara untuk menarik wanita itu ke sisinya.



Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan penulis dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Dua hari kemudian acara pertunangan Rada dan Gavin diadakan di kediaman keluarga Argaya. Tidak banyak tamu yang hadir, hanya keluarga dan beberapa sahabat dekat.

Musik lembut dan gemerlap lampu gantung memenuhi ruangan malam itu. Pertunangan Rada dan Gavin berlangsung hangat, sederhana namun berkelas seperti yang diinginkan keduanya. Rada mengenakan gaun satin berwarna gading, rambutnya disanggul rendah dengan beberapa helai rambut dibiarkan jatuh lembut membingkai wajah. Gavin di sisinya tampak tenang dan menawan dalam setelan hitamnya.

Semua berjalan lancar. Hingga momen cincin tersemat di jari mereka berdua dan pintu ruangan terbuka.

Suasana mendadak sunyi. Semua kepala menoleh ke arah sumber suara langkah yang menggema di lantai marmer.

El masuk, menggandeng seorang wanita cantik berambut cokelat terang, Naysa, wanita yang kini menggantikan posisi Rada di hidup El. Mereka tampak serasi dalam balutan busana pesta yang mewah. Naysa tersenyum lembut, namun senyum itu lebih menyerupai tamparan bagi Rada.

“Maaf, kami sedikit terlambat.” Suara Naysa mengalun lembut, memecah keheningan dalam ruangan itu.

Detik itu juga, dada Rada terasa diremas. Ia berusaha mempertahankan ketenangan wajahnya, menegakkan bahu, dan tersenyum tipis tapi matanya tak bisa membohongi luka yang kembali menganga.

El menatap Rada tanpa berkedip. Pandangan matanya tajam, dipenuhi penyesalan dan kemarahan. Ia melihat cincin yang kini melingkar di jari Rada, dan rahangnya mengeras. Sementara itu, Gavin memperhatikan semuanya dengan dingin dari sisi Rada.

Ia tahu siapa pria itu. Ia tahu El bukan sekadar masa lalu bagi Rada, tapi bekas luka yang masih berdarah di balik senyumnya yang kuat.

Gavin menegakkan tubuhnya, menatap balik El dengan tatapan tajam namun penuh kendali dan sebuah peringatan halus agar pria itu tidak melangkah lebih jauh.

Naysa menatap Gavin dengan mata berbinar, seolah menemukan sesuatu yang baru dan menarik. Ia menyapanya lembut,

“Kamu pasti Gavin, tunangan Rada. Aku dengar banyak tentangmu…” Nada suaranya terdengar manis tapi menggoda.

Gavin hanya menundukkan kepala sopan, tanpa banyak bicara. Namun matanya tetap kembali ke Rada yang kini memalingkan wajah, menatap ke arah gelas sampanye di tangannya agar tak perlu melihat El lagi.

Dalam hati, Rada berbisik, “Kenapa kamu datang, El? Bukankah sudah cukup semua yang kamu hancurkan?”

Gavin hanya bisa mengepalkan tangan di bawah meja, berusaha menahan amarahnya. Ia tahu malam ini seharusnya menjadi awal baru bagi Rada, tapi kehadiran dua orang itu telah mengoyaknya kembali.

“Nay, kesini sayang.” Sebelum terjadi pertengkaran panas antara kakak dan adik itu, Istina dengan sigap menarik tangan Naysa dan membawanya pergi.

“Hei, bro, selamat ya.” Ucap dua orang pria tampan yang baru datang. Kata mama Lauren beberapa hari lalu, keduanya adalah sahabat dekat Gavin. Henry dan Rangga.

“Thank you,” Gavin tetap tenang meskipun kedua sahabatnya melemparkan senyum menggoda.

“Akhirnya —”

“Ayo kita bicara disana. Sebentar ya, Rada.” Gavin tidak membiarkan Rangga berbicara lebih banyak, bisa-bisa sahabatnya yang bermulut ember itu membocorkan rahasia terbesarnya.

“Hei, hei, aku belum bicara dengan Rada.” Protes Rangga, namun Gavin tidak mengindahkan dan tetap membawanya ke sudut ruangan.

Malam pertunangan itu, akan menjadi awal dari babak baru yang jauh lebih rumit, bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang siapa yang benar-benar pantas untuk disembuhkan dan siapa yang masih hidup dalam bayang masa lalu.

Rada berdiri di sudut ruangan yang agak sepi. Para tamu telah banyak yang pulang, menyisakan denting lembut alat musik dan beberapa suara pelayan yang beres-beres gelas kristal. Ia memegang segelas air putih, tak sanggup meneguk minuman lain malam itu. Sementara Gavin masih mengobrol dengan kedua sahabatnya dan juga beberapa tamu lainnya kerabat dari keluarga Argaya.

Saat Rada hendak menaruh gelasnya, suara langkah hak tinggi terdengar mendekat. Langkah ringan namun penuh niat.

“Acara yang indah, Rada.”

Naysa berdiri di hadapannya, mengenakan gaun merah yang memeluk tubuh sempurnanya. Senyumnya lembut di permukaan, tapi matanya menyimpan kilatan yang terlalu tajam untuk disebut ramah.

Rada menatapnya datar. “Terima kasih. Senang kamu bisa datang.”

Nada suaranya tenang, tapi dingin. Ia sudah tahu, Naysa tak mungkin datang tanpa maksud.

Naysa memiringkan kepala sedikit, menatap cincin di jari Rada, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Gavin yang tengah berbincang dengan beberapa tamu.

“Cincin itu cantik,” ujar Naysa, berhenti tepat di depan Rada dengan senyum tipis di bibirnya. “Gavin pasti punya selera yang bagus… aku jadi penasaran, bagaimana rasanya dipeluk pria seperti dia? Hangat, ya? Lebih nyaman dari El, mungkin?”

Rada terdiam sejenak. Dingin menjalar dari ujung jemari hingga ke dadanya, tapi wajahnya tetap tenang. Ia tidak menatap Naysa dengan marah, hanya menatap balik dengan tatapan jernih yang nyaris tanpa emosi.

“Kalau kamu penasaran,” ucap Rada pelan, “aku yakin kamu cukup pintar untuk mencari pelukanmu sendiri tanpa mengambil milik orang lain. Seperti biasanya.”

Senyum Naysa sedikit pudar. Ia tertawa kecil, mencoba menutupinya dengan gaya angkuh.

“Tenang saja, aku hanya bercanda. Tapi, siapa tahu suatu hari aku benar-benar ingin tahu atau dia mungkin ingin mencoba.”

Rada membalas dengan nada datar,

“Kamu memang selalu ingin milik orang lain, Naysa. Hanya saja, itu membuatmu terlihat… rendah.”

Suasana antara mereka memanas. Dua perempuan itu berdiri berhadapan seperti bayangan masa lalu dan masa kini yang saling menantang.

Sebelum api benar-benar menyala, sebuah suara berat memecah ketegangan.

“Naysa.”

Suara berat itu datang dari arah belakang.

Edwin, ayah mereka, berdiri di sana dengan ekspresi kecewa dan lelah. Tatapannya bergeser dari Naysa ke Rada, seolah menilai betapa retaknya hubungan dua putrinya yang dulu sangat dekat.

Ia menghampiri mereka, lalu menatap Naysa tajam. “Berhenti mempermalukan diri sendiri dan keluargamu di depan orang lain. Aku sudah cukup menahan malu.”

Naysa menunduk sedikit, rahangnya mengeras. “Aku cuma bicara, Ayah. Tidak melakukan apa-apa.”

“Kamu tahu maksudku, Naysa,” ucap Edwin datar, nadanya mengandung peringatan.

Ia kemudian menatap Rada dengan nada lebih lembut. “Maafkan dia, Rada.”

“Tidak apa-apa, Yah. Aku sudah terbiasa.”Rada hanya tersenyum tipis, menahan emosi yang ingin keluar.

Edwin menarik napas panjang, menatap dua putrinya bergantian, dua darah dagingnya yang kini berdiri seperti dua sisi mata pisau.

“Kalian berdua dulu tidak terpisahkan… sekarang bahkan saling melukai. Aku tidak tahu siapa yang harus kusalahkan, tapi aku harap suatu hari kalian bisa berdamai, bukan hanya demi keluarga, tapi juga diri kalian sendiri.”

Setelah itu, Edwin menggandeng lengan Naysa dan membawanya menjauh, meninggalkan Rada sendirian di sudut ruangan dengan dada sesak.

Ia menatap cincin di jarinya, lalu ke arah Gavin yang sedang berbicara dengan para tamu, dan berbisik lirih. “Andai semua ini bisa lebih mudah.”

...✯✯✯...

1
Lunaire astrum
💯
Lunaire astrum
Bagus juga. Nanti baca lagi, mau ke warung dulu
Ega
Suka sama karakter Gavin🥰🥰🥰
Ega
cowok kyak El nih nyebelin banget deh😏
Adit monmon
cinta dlm diam ya vin🤭
Nda
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!