Terlahir Kembali

Kedimana Wilder Le

diruang tamu terlihat Diana sedang duduk dengan gelisah,dia melihat kearah pintu masuk dengan perasaan tidak karuan.

sedangkan Aluna yang baru saja turun dari lantai atas merasa bingung melihat wajah ibunya yang terlihat cemas,karna merasa penasaran dia akhirnya mendekati Diana dan duduk di samping nya.

" mom...ada apa ?? kenapa mama terlihat gelisah?? dan dimana ayah ? " mendengar suara putrinya,Diana menoleh sembari menarik nafasnya dalam-dalam.

" itulah yang sedang mama fikiran sayang,,ayah mu belum pulang dan tidak biasa nya' dia pulang selarut ini,,mama jadi cemas karna sedari tadi tlpon ayah mu tidak aktif" ucap Diana dengan memijat pelipisnya karna merasa pusing,

Aluna terdiam sejenak dan dia menatap ibunya lagi.

" apa ayah sedang mempersiapkan acara ulang tahunku?? tapi kenapa ayah tidak mengabari mama Diana ?? atau ayah sedang menyiapkan kejutan untukku?? " gumannya dengan tersenyum senang.

karna tidak ingin membuat ibunya khawatir Aluna mencoba menenangkan nya.

" mom jangan khawatir aku yakin sebentar lagi ayah pasti akan pulang,,,mmmm tapi Aluna tidak bisa menunggu kedatangan ayah karna Aluna merasa lelah juga sudah mengantuk" ucapnya dengan wajah tidak enak.

mendengar itu Diana tersenyum lembut dan mengangguk dan dia mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih..

" tidak apa-apa sayang, beristirahat lah biarkan mama saja yang menunggu kedatangan ayahmu " ucapnya yang diangguki oleh Aluna setelah itu dia berdiri dan berjalan meninggalkan ruang tamu.

melihat kepergian putrinya Diana mengembuskan nafasnya dia bersandar di sofa dengan terdiam.

" semoga mas Jensen baik-baik saja,dan  entah kenapa aku merasa akan ada masalah yang akan terjadi nanti " gumam nya dengan wajah serius nya.

drapppppp

drappppppppppp

mendengar suara langkah kaki Diana duduk dengan tegak dia berdiri dan menatap suaminya yang sedang berjalan memasuki ruang tamu.

sementara disisi Jensen yang sedang berjalan sembari membawa tas kantornya menatap istrinya yang sedang menatapnya dengan datar.

" istriku kenapa kamu belum tidur ? " tanyanya dengan lembut.

Diana mendengus dia menatap suaminya dengan sinis.

" bagaimana mungkin aku bisa tidur sementara kamu saja belum pulang,,dan kenapa handphone mu tidak bisa dihubungi dan dari mana kamu kenapa kamu pulang terlambat??? " tanyanya Diana dengan menelisik wajah suaminya.

jensen meletakkan tas nya diatas meja,setelah itu dia duduk dan menatap istrinya dengan perasaan bersalah.

" maafkan aku sayang,,tadi aku hampir saja tertabrak mobil,,tapi untungnya ada orang yang mau menyelamatkan ku jika tidak mungkin aku tidak akan berdiri disini dalam keadaan sehat " Ucapnya dengan jujur.

mendengar itu Diana terkejut dia memeriksa tubuh suaminya dengan panik.

" apa....?? coba aku lihat apa kamu terluka ?? katakan dimana yang sakit mas,,dan sebaiknya kita kerumah sakit aku tidak mau kamu kenapa-napa" ucap Diana dengan mata berkaca-kaca.

" hey sayang tenanglah kan sudah aku bilang seseorang telah menyelamatkan nyawa ku dan aku berhutang Budi padanya , dan karna dia menyelamatkan ku wanita itu harus terluka, oleh karna itu aku terlambat dan harus membawa wanita yang menolong ku ke rumah sakit " jelas Jensen dengan serius.

Diana terdiam dia menghapus airmatanya yang terjatuh,dengan penasaran dia bertanya pada suaminya.

" lalu dimana wanita yang menyelamatkan mu ?? aku ingin berterima kasih padanya,," ucap Diana dengan yakin.

disaat Jensen ingin menjawab tiba-tiba mereka mendengar suara langkah kaki yang membuat Diana menatap kearah pintu.

deg

sementara disisi Wulan yang baru saja turun dari dalam mobil ayahnya,dia berjalan dan menatap rumah mewah yang berlantai 7 itu, dengan tersenyum dingin dia berjalan menuju ruang tamu.

" wahhh ternyata wanita itu hidup dengan baik didalam keluargaku,,dan aku tidak menyangka orang tuaku sangat kaya kenapa tidak dari dulu aku mengetahui rahasia Salma wanita jalang itu !! " ucap Wulan dengan dingin.

dia berjalan dengan langkah anggun,matanya melirik kediaman itu dengan wajah datarnya.

saat dia ingin memasuki ruang tamu tiba-tiba langkahnya terhenti saat seorang wanita paru baya sedang menatapnya dengan terkejut.

disisi Jensen yang melihat keterdiaaman istrinya berbalik badan,dia tersenyum dan berdiri melihat kedatangan penyelamat nya.

" nak Wulan kemarilah,,om akan memperkenalkan mu pada istriku" Ucapnya yang membuat kedua wanita itu tersadar, disisi Wulan yang mendengar itu mengangguk dan berjalan mendekati mereka.

sedangkan disisi Diana menatap suaminya dengan serius.

" mas siapa dia ?? " tanyanya dengan penasaran, Jensen tersenyum dan menarik bahu Wulan dengan lembut.

" ma dia adalah wanita yang sudah menyelamatkan nyawaku,karna dia tidak memiliki orang tua lagi dan juga dia sudah di usir oleh keluarga angkatnya,,aku memutuskan untuk membawanya tingal dikediaman kita,,apa kamu keberatan??. " tanya Jensen dengan serius.

diana menggeleng dan tersenyum lembut,saat mendengar ucapan suaminya itu.

" tentu saja aku tidak keberatan mas,, apalagi dia yang sudah menyelamatkan nyawa mu,,,nak siapa nama mu ?? dan aku juga ingin mengucapkan terimakasih karna sudah menyelamatkan suami ku " ucap Diana dengan tersenyum.

Wulan yang sejak tadi terdiam akhirnya tersadar,dia menatap Diana ibu kandungnya sendiri dengan tatapan kerinduan.

" nama ku...Wulan...ya nama ku Wulandari dan aku juga merasa senang bisa menyelamatkan suami tante,," Ucapnya tersenyum lembut.

Diana terdiam dia menatap warna mata milik Wulan dengan warna mata milik suaminya, entah kenapa dia merasa jika Wulan memiliki warna mata yang sama dengan Jensen.

" aneh kenapa mas Jensen terlihat mirip dengan wanita ini?? apalagi warna matanya sama persis dengan warna mata milik suamiku " gumamnya dalam hati.

memang hanya Jensen saja memiliki warna mata yang berbeda dari keluarga nya, Jensen memiliki warna mata hazel sedangkan Diana dan kedua putranya memiliki warna mata biru muda.

" heyyy ma,,,kenapa kamu malah termenung? apa yang sedang kamu fikirkan?? " tanya Jensen yang membuat Diana tersentak dia menggeleng dan menatap Wulan dengan tersenyum lembut.

" tidak apa-apa jika kamu memang ingin tinggal disini , istirahat lah besok baru kita berbicara dengan santai,,, bi antar dia kedalam kamar lantai 4 " perintah nya pada salah satu pembantu yang sedari tadi berdiri disana.

pembantu itu berjalan dan mengangguk, dengan tersenyum ramah dia menatap Wulan.

" nona mari saya antar kedalam kamar" ucap pembantu itu yang di angguki oleh Wulan.

setelah itu Wulan pergi dibawa oleh pembantu itu menuju kamarnya, ruang tamu menjadi sunyi diana terduduk dengan termenung memikirkan wanita yang ada kemiripan nya dengan suaminya.

" sayang,,kenapa ? apa yang sebenarnya kamu fikirkan? kenapa dari tadi kamu terus saja termenung? apa aada masalah, atau Aluna membuat masalah lagi?? " tanya Jensen yang terduduk disamping istri nya.

dengan wajah serius dia menatap suaminya dan menggenggam tangannya.

" mas apa kamu tidak merasa heran saat melihat wanita itu ?? entah kenapa aku merasa kamu ada kemiripan dengannya dan juga warna mata kalian terlihat sama persis,,, sebenarnya siapa dia mas...?? " ucap Diana yang membuat Jensen tertegun.

dia jadi mengingat saat Wulan memanggil nya dengan sebutan ayah,dan itupun didalam hatinya yang lebih aneh nya lagi dia bisa mendengar suara hari wanita itu.

" entahlah ma,,aku juga tidak tau dari keluarga mana dia berasal,,, yasudah lah ini sudah larut malam sebaiknya kita istirahat besok kita bicarakan lagi masalah itu " ucap Jensen yang diangguki oleh Diana dan mereka masuk kedalam kamarnya.

********

ke esokan harinya,di kampus ternama disana terlihat seorang pemuda tampan sedang duduk diatas motornya entah kenapa beberapa hari ini dia merasa ada kekosongan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

" aneh ada apa denganku ? kenapa aku merasa tidak bersemangat beberapa hari ini " gumamnya dengan heran.

pemuda yang sedang bermain handphone disamping nya mendengar ucapan sahabatnya,dia menolah dan menatap pemuda itu dengan serius.

" bos apa mungkin ini karna Wulan yang tidak masuk beberapa hari ini ?? biasanya kan dia selalu datang mengantarkan makan siang untukmu,,tapi beberapa hari ini dia tidak terlihat lagi di kampus " ucap sahabatnya yang ternyata adalah mahesa.

mendengar itu pemuda tampan yang ternyata adalah Kelvin tertegun,dia baru sadar jika beberapa hari ini Wulan tidak masuk kuliah.

" kamu benar aku memang sudah lama tidak melihat nya lagi,,apa kalian tau kenapa dia tidak masuk kuliah ?? " tanyanya Kelvin dengan serius.

mahesa terkejut dia menatap sahabatnya yang sedang sibuk membaca bukunya.

" aku tidak tau kenapa dia tidak masuk,, bagaimana denganmu Ramon...?? apa kamu mengetahui sesuatu?? " tanya mahesa pada pemuda yang sedang sibuk membaca bukunya.

pemuda Yang dipanggil Ramon menjawab pertanyaan sahabatnya tanpa melihat mereka berdua.

" ya aku dengar dia sudah tidak kuliah disini lagi,, dan dari yang aku dengar juga beberapa hari yang lalu ibunya kesini mencarinya karna sudah 2 hari dia menghilang dari rumahnya" jawab Ramon dengan santai.

Kelvin dan mahesa terkejut, mereka saling memandang dengan wajah tegang nya.

" kenapa kamu tidak memberitahuku masalah ini lebih awal ?? sialan kemana Wulan perginya dan kenapa dia bisa menghilang dari rumahnya sendiri?? " ucap Kelvin dengan Tangan mengepal kuat dan menatap tajam sahabat nya.

" benar kenapa kamu baru memberitahu kami ? " ucap mahesa lagi yang membuat pemuda itu menyimpan bukunya,lalu dia menatap kedua sahabatnya dengan acuh.

" untuk apa aku memberitahu kalian ?? bukankah selama ini kalian tidak pernah perduli dengan masalah wanita itu ?? dan kamu Kelvin untuk apa kamu merasa marah padaku hanya karna terlambat memberitahu mu ?? yang aku tau selama ini kamu tidak pernah menyukai Wulan dan Wulan hanya kamu jadikan sebagai alat untuk mendapatkan nilai yang bagus,,, sudahlah jangan terlalu perduli dengan wanita yang pernah kalian sakiti bersikap seperti biasa saja sama seperti sebelum nya ,,," ucap Ramon dengan dingin,setelah itu dia pergi meninggalkan parkiran.

rahang Kelvin mengeras,tapi memang benar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu,Wulan hanya alat untuk mendapatkan nilai yang bagus.

" sialan apa yang dikatakan oleh Ramon itu benar kenapa aku malah memikirkan wanita itu ?? haaaaa.... seharusnya aku merasa senang karna dia tidak menganggu kehidupan ku lagi dan aku berharap dia tidak usah kembali lagi " ucapnya dalam hati, padahal apa yang dia ucapakan belum tentu itu adalah keinginan nya,,dan yang tidak dia sadari dia merasa kehilangan sesuatu saat Wulan sudah tidak hadir lagi dalam kehidupan nya.

sedangkan mahesa hanya terdiam dan melirik bosnya dengan tertegun.

" sialan mungkin kah aku terpesona dengan kepolosan Wulan...?? tidak!!! itu tidak mungkin" gumannya dengan menggeleng cepat.

*********

kediaman Wilder Le

pagi-pagi sekali Aluna sudah pergi ke butik untuk mempersiapkan gaun yang akan dia kenakan diacara ulang tahunnya.

dia tidak mengetahui jika musuhnya sekarang berada dalam satu rumah Dengan nya,yang dia fikirkan saat ini hanya acara ulang tahun nya yang akan diadakan 3 hari lagi.

sedangkan Jensen juga sudah pergi pagi-pagi sekali menuju perusahaan nya,,karna hari ini dia mengadakan rapat dengan semua karyawannya.

disisi Diana yang sedang menyiram bunga halaman Wilder Le melihat kedatangan putra pertama nya,dia tersenyum lembut dan meletakkan selang itu dengan hati-hati.

" sayang kamu sudah kembali ?? bagaimana dengan perjalanan bisnis mu ? apa seseorang menyulitkan mu " tanya Diana sambil berjalan mendekati putranya.

sedangkan Alex yang ingin memasuki rumah langkah nya terhenti saat mendengar suara ibunya yang terdengar lembut.

dengan tersenyum tipis dia menggeleng dan mendekat ibunya yang sedang menatapnya dengan tersenyum hangat.

" tidak ma,,,semuanya sudah beres dan pekerjaan ku tidak terlalu sibuk lagi , dan mungkin beberapa hari ini aku akan bersantai didalam rumah " Ucapnya yang membuat Diana tersenyum senang.

" benarkah sayang ?? kalau begitu sebaiknya kamu ikut saja mempersiapkan acara ulang tahun adikmu,,dan kamu juga harus memberitahu adik kedua mu jika ulang tahun adiknya akan diadakan tiga hari lagi..." ucap Diana dengan tegas.

Alex hanya mengangguk dan tersenyum lembut pada ibunya..

" baiklah nanti aku akan menghubungi adik kedua kalau begitu,,aku kekamar dulu " melihat ibunya mengangguk Alex berjalan memasuki ruang tamu.

sedangkan Diana tersenyum menatap kepergian putra setelah itu dia melanjutkan kegiatan nya lagi.

sementara disisi Wulan yang saat ini sedang berada di dalam lift, sontak terkejut melihat pintu lif terbuka dan disana dia melihat kakaknya pertama nya yang baru saja pulang dari perjalanan bisnis bagaimana bisa dia tau ?? karna Rangga sang pengawal nya mencari tau informasi tentang kegiatan semua anggota keluarga Wilder Le itu.

Alex yang sudah masuk kedalam lift juga terkejut melihat keberadaan wanita yang beberapa hari dia temui di restoran.

" kamu...?? kenapa kamu bisa ada didalam kediaman ku,?? " tanyanya dengan dingin.

mendengar itu Wulan tersenyum canggung dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan melihat Alex yang sedang menatapnya dengan tajam.

" hhehehhee itu....itu aku disini karna om membawa ku kesini,," ucap Wulan dengan jujur.

" om....?? om siapa yang kamu maksud jangan berbohong padaku!! atau sebenarnya kamu itu adalah mata-mata musuh keluarga ku ?? " ucap Alex yang sedang berjalan mendekati Wulan, melihat itu Wulan berjalan mundur dia menatap Kakak pertama nya dengan takut-takut.

" sialan kenapa dia mengatakan aku ini mata-mata musuh keluarga nya ? haaaaa..dia kira aku bodoh mana mungkin aku membahayakan keluarga ku sendiri,,kenapa kakak pertama ku sangat payah wajahnya saja yang tampan tapi otaknya tidak berguna sama sekali " gumam Wulan dalam hatinya.

mendengar suara hati wanita yang ada dihadapannya dia melotot,,matanya semakin menajam saat mendengar wanita itu mengatakan dia payah dan bodoh.

" kamu....." ucapnya yang hampir keceplosan,dia memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam-dalam.

melihat tingkah Alex mata Wulan berkedip lucu dan dia memiringkan kepalanya.

" ka...aah maksud nya tuan ada apa ?? kenapa kamu terlihat marah ? apa aku menyinggung perasaan mu ? tapi bagaimana bisa sementara aku tidak mengatakan apa-apa" ucapnya dengan wajah polosnya.

mendengar itu Alex melirik sinis,dia mundur kebelakang dan memperbaiki jasnya.

" sudahlah jangan terlalu banyak bicara aku tidak menyukai wanita yang cerewet seperti mu !! " Ucapnya dengan ketus.

" dan kamu seolah-olah tidak mengatakan apa-apa tapi yang sebenarnya kamu memaki ku didalam hatimu,, lihatlah wajahnya itu dia terlihat seperti bunga teratai yang lemah lembut,,jika aku tidak mendengar suara hati nya mungkin aku akan tertipu dengan wajah lugunya " gumam Alex dalam hatinya.

tingggggg

melihat pintu lift terbuka Alex keluar dari sana, tanpa melihat Wulan lagi, sedangkan yang ditinggalkan mengembuskan nafasnya dia mengelus dadanya dengan lega.

" haaaaaa...kenapa jika bertemu dengan kakak aku seperti berhadapan dengan guru matematika?? sudahlah lebih baik aku memikirkan rencana selanjutnya karna saat anak palsu itu pulang dia pasti akan merasa murka melihat keberadaan ku disini" ucapnya dengan tersenyum menyeringai, dengan perasaan bahagia dia berjalan keluar dari lift dan memasuki kamarnya.