Harusnya, dia menjadi kakak iparku. Tapi, malam itu aku merenggut kesuciannya dan aku tak dapat melakukan apapun selain setuju harus menikah dengannya.
Pernikahan kami terjadi karena kesalah fahaman, dan ujian yang datang bertubi-tubi membuat hubungan kami semakin renggang.
Ini lebih rumit dari apa yang kuperkirakan, namun kemudian Takdir memberiku satu benang yang aku berharap bisa menghubungkan ku dengannya!
Aku sudah mati sejak malam itu. Sejak, apa yang paling berharga dalam hidupku direnggut paksa oleh tunanganku sendiri.
Aku dinikahkan dengan bajingan itu, dibenci oleh keluargaku sendiri.
Dan tidak hanya itu, aku difitnah kemudian dikurung dalam penjara hingga tujuh tahun lamanya.
Didunia ini, tak satupun orang yang benar-benar ku benci, selain dia penyebab kesalahan malam itu.~ Anja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atuusalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 2,part 2
Hai kak, takutnya disini ada yang terganggu imajinasinya, baiknya di baca ulang ya buat yang terlanjur membaca Bagian 2, part 1 . Soalnya, ada sedikit yang aku ubah di karakter Reka .
***
Reka
Bukan tanpa alasan ia membujuk putrinya dengan sangat keras untuk Ikut pulang bersamanya. Pasalnya, selama dikantor tadi putrinya tak berhenti mengganggunya lewat panggilan telpon, menanyakan kapan dirinya akan pulang.
Kezia mengatakan punya kejutan untuk papanya, tapi seperti tak sabar dan akhirnya memberitahu juga papanya bahkan hingga berulang-ulang. Ia masih ingat, bagaimana putrinya berbisik disambungan telpon mengatakan bahwa dia dan Omanya telah menjemput seseorang. Katanya dia sudah bertemu mama, mama cantik dan punya lesung Pipit mirip dirinya. Gadis kecil itu juga memberi tahu bahwa mereka belum sempat mengobrol karena katanya dia malu.
Jantung Reka bahkan sudah berdebar memikirkannya, tangannya gemetar, dan itu yang menyebabkannya tak dapat berkonsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Anja
Hatinya terusik ketika nama itu disebut.
Dia sudah pulang? Apa tujuh tahun itu sudah berlalu?
Lalu,pusaran masa lalu berputar dalam kepalanya. Ia sangat ingat, Saat itu dia masih sangat labil. Usianya masih dua puluh lima tahun waktu itu, masih dalam tahap menyelesaikan gelar Magister. Lalu, sesuatu terjadi, mengubah kehidupannya hingga seratus delapan puluh derajat. Tiba-tiba, dia harus menikah dengan wanita yang tak sama sekali di kenalinya, kakak dari kekasihnya sendiri. Mengejutkan bukan?
Kejadiannya tidak sampai disitu, sepulang dirinya dari Jerman usai menyelesaikan pendidikannya, tiba-tiba dia dikejutkan lagi dengan fakta bahwa dia telah memiliki seorang bayi. Benar-benar seorang bayi yang cantik, yang jika tersenyum memiliki lesung Pipit.
Saat itu ia tak begitu menyukainya, namun... Waktu selalu menjadi obat paling mujarab untuk mengubah keadaan dan hati seseorang mengingat bagaimana kini dia rela melakukan apapun untuk kebahagiaan putrinya. Apapun, kecuali mempertemukan Kezia dengan mamanya. Menurut kabar dari ibunya, Anja menolak keras bertemu dengan putrinya.
"Ada apa dengan Kezia, kau membuatnya marah lagi, Reka?"
Suara itu baginya bagai angin lalu, ketika kini pandangannya berpusat pada seseorang diujung tangga, di atas sana. Ia sudah membayangkan pertemuan ini akan terjadi, akan tetapi tidak pernah berpikir akan bertemu secara tiba-tiba mengingat dia belum punya cukup nyali.
Reka tak dapat mengalihkan tatapannya walau hanya sejenak. Ia tak pernah benar-benar mengenal istri kecuali sebatas kakak dari kekasihnya dulu.
Dengan semua hal buruk yang terjadi diantara mereka tujuh tahun lalu, ia tak tau bagaimana harus menghadapi wanita yang telah meninggalkan kenangan dengan memberinya anugrah paling indah berupa seorang gadis kecil yang menjadi obat paling ampuh ketika dirinya lelah.
Dirinya ingin sekali tersenyum, menyapa atau sekedar bertanya, "Are you ok"? Tapi, sesuatu terasa mengikat hingga dadanya penuh sesak. Ada ribuan hal yang sangat ingin sekali ia tanyakan, namun tak ada satu suarapun yang mampu keluar dari pita suaranya yang tercekik.
Anja memutus kontak dan mengalihkan pandangannya pada Kezia yang kini sudah berada dalam pelukan Omanya. Sementara, Reka masih terpaku pada objek yang dipandangnya saat ini.
"Apa kau mengenali putri yang kau lahirkan, Anja? Lihat sekarang betapa ia cantik seperti dirimu!"Batinnya bersuara lirih.
Selama ini,Reka menutup rapat kerinduannya tanpa seorangpun yang tau. Bahkan, dirinya sendiri tidak selalu dapat menyadari itu. Namun demikian, ketika dia benar-benar sedang merasa lelah, Ia selalu membayangkan dengan nakal bagaimana ibu dari gadis kecil itu terbaring dikamarnya.
Semuanya tak akan mudah jika diingatkan tentang akhir pertemuan mereka yang buruk. Tapi, bagaimana cara memberitahu pada Anja bahwa hatinya telah berubah mengingat Anja sendiri tak mau memberinya kesempatan untuk menjelaskan.
Ia sudah beberapa kali mengunjungi lapas untuk menemuinya waktu itu, hanya tak sampai bertemu karena mendapat penolakan keras. Ia tahu Anja membencinya dan ia mengerti penderitaan yang disebabkannya selama ini tak akan pernah bisa dibayar.
"Papa jahat Oma, papa bilang kalo Sabtu dan Minggu ini mau nginep dirumah Oma tapi sekarang papa paksa Zia pulang. Zia gak mau, Zia mau ketemu kak Lail. Zia juga mau kasih tau kak Lail kalau mama udah pulang!"
Ketika Anja berbalik dan pergi, Semua itu tak lepas dari pengawasannya.
"Tidakkah kamu merindukannya,? tahukah kamu, bagaimana setiap malam dia tak pernah bosan untuk berdo'a dan mendengar semua kisah tentangmu?"
semangat kak author 😍