NovelToon NovelToon
Falling In Love Again After Divorce

Falling In Love Again After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:100.7k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sean Montgomery Anak tunggal dan pewaris satu-satunya dari pasangan Florence Montgomery dan mendiang James Montgomery yang terpaksa menikahi Ariana atas perintah ayahnya. Tiga tahun membina rumah tangga tidak juga menumbuhkan benih-benih cinta di hati Sean ditambah Florence yang semakin menunjukkan ketidak sukaannya pada Ariana setelah kematian suaminya. Kehadiran sosok Clarissa dalam keluarga Montgomery semakin menguatkan tekat Florence untuk menyingkirkan Ariana yang dianggap tidak setara dan tidak layak menjadi anggota keluarga Montgomery. Bagaimana Ariana akan menemukan dirinya kembali setelah Sean sudah bulat menceraikannya? Di tengah badai itu Ariana menemukan dirinya sedang mengandung, namun bayi dalam kandungannya juga tidak membuat Sean menahannya untuk tidak pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bryan & Ariana

Bu Ajeng menuang air rebusan ke dalam gelas yang sudah terisi kopi bubuk.

“Kamu habis mampir ke rumah Ariana lagi?”

“Iya Bu,” jawab Bryan singkat.

“Risa ikut?”

“Nggak, tadi aku anterin dia nganter pesanan kue.”

Bu Ajeng duduk di seberang Bryan, menyodorkan gelas. “Minum dulu.”

Bryan mengambil gelas, mengangguk, terlihat berpikir keras sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

“Bu…”

“Hmm?”

“Ariana itu emang benar-benar udah sendiri ya?”

Bu Ajeng menatap anaknya. Tidak tampak kaget dengan pertanyaan yang baru saja putra sulungnya sampaikan.

“Udah bang, dia janda.”

Bryan mengangguk pelan, pundaknya lebih rileks sekarang.

“Dia kelihatan baik dan lembut ya, Bu.”

Bu Ajeng mengangguk pelan, menyesap minumannya sebentar, lalu meletakkannya di atas meja. Tak lama setelah minuman di gelasnya habis Bu Ajeng berdiri, merapikan gelas-gelas. Bryan kesulitan untuk menebak isi kepala ibunya.

Bryan menatap ibunya yang sedang mencuci gelas di wastafel. “Kalau Ibu punya menantu… yang janda, Ibu keberatan nggak?”

Gerakan Bu Ajeng langsung terhenti lalu menoleh ke belakang. tidak langsung memberi jawaban.

“Kenapa nanyanya kayak gitu?”

Bryan tertawa kecil namun wajahnya sangat serius. Bu Ajeng duduk kembali, menatap anak laki-lakinya yang kini bukan lagi anak kecil. Sudah pantas untuk memiliki pendamping.

“Bryan,” katanya pelan tapi tegas, “Ibu nggak pernah nilai orang dari statusnya. Ibu cuma nilai dari hati dan bagaimana caranya memperlakukan kamu.”

“Kalau menurut Ibu gimana dengan Ariana?”

Bu Ajeng tidak menjawab pertanyaan Bryan. Wanita paruh baya itu menatap Bryan lekat. “Kamu suka sama Ariana Bang?”

Bryan menatap ibunya. “… Iya Bu, tapi masih tahap pengenalan.”

“Ibu senang sama Ariana Bang. Tapi Ibu harus ingatkan kamu, kalau kamu nggak serius mending nggak usah. Menyakiti wanita dengan nasib seperti Ariana dosa kamu naik dua kali lipat.”

Hening.

Bryan mengangguk, tampak senyum samar di wajahnya. “Bryan nggak pernah main-main Bu. Ibu lebih tau itu lebih dari pada siapa pun.”

“Tapi kamu jangan terlalu percaya diri dulu Bang. Belum tentu Ariana mau sama kamu.”

Bryan mendengus, “Baru juga mau gerak Ibu udah bikin Abang patah semangat.”

Bu Ajeng menarik kuping Bryan, “Baru digituin kamu udah patah semangat, malu sama seragam.” Ujarnya lanjut mencuci sisa gelasnya. Malam itu berakhir dengan campuran rasa lega dan cemas di hati Bu Ajeng.

Keesokan paginya matahari belum terlalu tinggi ketika Bryan duduk di kursi kayu depan rumah, membersihkan sepatunya yang masih sedikit berlumpur dari latihan barak. Risa datang dari arah dapur, sambil mengikat rambutnya asal-asalan.

“Mau ke tempat Mbak Ariana lagi ya Bang?”

Bryan menoleh dengan ekspresi datar. “Enggak.”

“Yakin?” Katanya dengan ekspresi mengejek. Risa duduk di kursi, mengambil sepatunya sendiri.

Bryan mendengus pelan. “Jangan mulai deh Ris.”

“Abang tahu nggak? Tadi malam Ibu ngomong ‘Kayaknya anakku mulai waras milih perempuan.’”

Bryan mendelik ke arah Risa. “Kamu nguping?”

“Siapa yang nguping? Orang kedengaran sendiri kok. Telingaku ini juara satu loh Bang, apa pun bisa kudengar.”

Bryan mengikat sepatunya dengan cepat. Risa berdiri dan mendekat sambil menepuk pinggang abangnya bak orang dewasa. “Awas kalau Abang bikin Mbakku sedih.”

Bryan berdiri dan mendorong kepala adiknya ringan. “Mbakku mbakku, lah aku ini apa? Bukan abangmu kah?”

Risa melengos, tidak peduli dengan ucapan Bryan. Ia agak sedih karna sudah masuk sekolah, jadi nggak bisa sering-sering ke rumah Mbak Ariana.

***

Ariana sedang menyapu halaman ketika Bryan muncul di gerbang, membawa tas kecil berisi bungkusan plastik dan buah segar.

“Titipan Ibu lagi?” tanya Ariana sambil berhenti sebentar.

“Iya, ini teh jahe buat kamu.”

Ariana tertawa kecil. “Ibu kamu perhatian banget.”

“Memang, kadang lebay.”

Ariana membuka pagar sambil tertawa.

“Masuk aja dulu.”

Bryan meletakkan titipan ibunya di atas meja seolah sudah biasa membawa titipan lalu mereka duduk di bangku setelahnya.

“Loh ada buah, dari Ibu juga?” Ariana membuka plastik yang dibawa Bryan, tadinya mau langsung minum teh jahe buatan Bu Ajeng yang nikmat di minum saat pagi hari.

“Bukan, tadi aku lewat toko buah pulang dari Barak. Pas lihat buahnya baru dikeluarkan dari pick up aku langsung teringat kamu. Buah segar sangat bagus untuk ibu hamil.”

Ariana tidak sungkan, langsung mengambil sebuah jeruk paling besar lalu mengupasnya. “Kamu baik banget, aku udah kepengen ini dari kemarin. Di pasar adanya yang kecil, nggak ada yang begini.”

Mendapatkan pujian kecil Bryan langsung salah tingkah. Bunga di hati kecilnya langsung bermekaran melihat ekspresi bahagia Ariana.

Ariana memakan jeruknya sambil sesekali menyeka keringat tipis di pelipisnya

Bryan memperhatikannya lekat, “Lagi sibuk?”

“Baru selesai bersih-bersih. Sekarang udah nggak bisa gerak cepat seperti dulu lagi.”

Ariana tersadar, “Astaga, aku sampai lupa nawarin kamu saking pengennya. Ayo makan bareng, Bryan.”

Bryan terkekeh pelan, wajah kaget Ariana terasa sangat lucu di matanya. “Nggak papa, kamu makan aja sepuasnya. Aku udah”

Bryan menatap perut Ariana yang sudah makin membulat. “Bayinya udah nendang belum Rin?” Setelah beberapa kali pertemuan, Bryan coba minta izin untuk panggil nama saja. Ariana bilang ‘santai saja, panggil sesukamu.’ Sejak saat itu Bryan mulai memanggilnya Arin, tanpa kata ‘Mbak’ di depannya.

Ariana tersenyum kecil, “Udah, tapi belum kuat. Dia paling suka nendang pas aku mau tidur.”

“Kamu seneng?”

Ariana menoleh. “Hamil?”

Bryan mengangguk.

“Seneng banget, ini hadiah yang Tuhan kasih pas aku udah nggak punya siapa-siapa.” jawab Ariana tersenyum tulus sembari mengelus perutnya pelan. Rasanya sudah menjadi kebiasaan dalam keadaan apa pun tangan Ariana spontan mengelus perutnya.

"Kalau kamu pengen sesuatu jangan ditahan Rin, kamu bisa bilang ke aku apa pun itu."

"Nggak usah Bry, bayi aku nggak terlalu banyak mau kok. Dia ngerti keadaan ibunya." Ujar Nesa membuat Bryan terenyuh.

"Bayimu sangat pintar sama seperti mamanya... Tapi aku serius Rin, kalau kamu pengen sesuatu jangan ditahan. Kasihan nanti dia ileran."

Ariana terkekeh, sedih sekaligus bahagia. Bryan lebih peduli pada bayinya dibanding ayahnya sendiri. Sudah Ariana, lupakan! Tidak ada gunanya melihat ke belakang.

“Boleh aku pegang perut kamu.” ucap Bryan dengan hati-hati.

Ariana tersenyum cerah, tidak keberatan sama sekali.

“Boleh dong, aku senang anakku banyak yang sayang.” Ariana menjauhkan tangannya dari perutnya. Bryan menyentuhnya dengan lembut, bibirnya terangkat naik begitu merasakan gerakan halus di tangannya. Ia jadi teringat masa kecil saat adiknya Risa masih di dalam perut Ibu. Bryan juga mengelusnya seperti ini setiap malam.

Ariana tersenyum tulus, merasakan gerakan bayinya untuk tangan baru yang ikut bahagia atas kehadiran bayi di perutnya.

***

Mata Sean menajam menangkap senyuman kecil yang baru terbit dari dua manusia yang duduk santai di depan rumah kecil Ariana.

Sean mengepalkan tangan, tegang, saat tangan pria itu bertengger di atas perut Ariana. Rahang Sean mengetat, darahnya berdesir cepat. Jantungnya terasa diiris tipis-tipis. Ia tidak suka tapi matanya tidak bisa berpaling. Tangannya menggenggam setir mobil dengan erat hingga bekas kukunya tertinggal. Ariana memberikan senyuman pada pria itu, senyum yang sama ketika Ariana pertama kali datang ke rumah Montomerry.

Kenapa Ariana tidak menolak?

Bryan tertawa kecil lalu berdiri, Ariana mengantarnya sampai pagar. Saling melambaikan tangan seolah enggan berpisah.

Sean memalingkan wajah, menutup kaca jendela perlahan. Bunyi napasnya terdengar lebih kuat dan cepat.

Sean mengambil ponselnya dalam diam.

"Linda, cari tau informasi detail mengenai Bryan salah satu anggota TNI yang tinggal di komplek yang sama dengan Ariana."

1
Agustin Indah Setiyaningsih
Wess..Mulai sadar,udah waras khan sean!!
ayo gegas,cak cek sat set..Kejar apa yg pengen km dapatkan.
Jadilah pinter biar Ariana Luluh.
Agustin Indah Setiyaningsih
Berusahalah Sean..Jika kau mencintainya usahakan dengan hati dan tenaga mu.
Ada Ethan yg akan menjadi penghubung,rendahkan egomu.
Isma Nayla
rasakan kau sean.
nikmati penyesalanmu 😁
Isma Nayla
jangan mudah luluh ariana.
biarkan sean merasakan sakit seperti apa yg kau rasakan dulu.😏
Tarwiyah Nasa
keknya Ariana hamil
angel
OMGGGGGG NOVEL SEBAGUS INI YANG BACA SEDIKIT ASTAGAA NAGA, UPDATE LAGI IYAHHH THORRRR CINTAH DEHHHHH
Sunaryati
Nah ,perjuangkan jika benar menginginkannya Ariana kembali jadi istrimu Sean, minta bantuan pada Ethan
Sunaryati
Kau ibu yang bijaksana Ariana, Ethan akan tumbuh dengan memiliki kecerdasan seperti Sean namun memiliki kepribadian lembut dan tegas
Ratih Tupperware Denpasar
ceritanya makin seru mks sdh double up kak.. BTW hari ini cerita oliver dan laras ga up ya kak? kutunggu up nya disana....pokoknya semua ceita kakqk kutunghu selalu
NAYLA DWI
.
Ais
ngak ngerti sm pikiran sean ketika ariana pergi kabur membawa ethan dlm kandungannya bersama bryan dianggap suatu hal yg menyakitkan bagi sean seolah olah ariana adalah pengkhianat cinta dlm rumah tangganya pdhl penjahat sesungguhnya adalah kamu sean seharusnya kamu ngak perlu kecewa karena status ariana sdh janda cerai dr kamu emang manipulatuf banget sean ini kelakuannya
Ais: bnr kak😂😂😂😂
total 3 replies
Adinda
semoga Ariana dan Sean bersatu kasihan juga Ethan kalau Orang tuanya berpisah
Khansa Sutresno
contoh org kaya tp gk berakhlak gk berilmu... kamu kok nguji mental org miskin... wahhh ngimpi
Khansa Sutresno
slama jdi istrinya aj km ttp org asing aplg skg yg gk pya hub ap2...fokus dgn kehidupan kamu sendiri, lama2 jga akn lupa dan akn terasa aneh klo dya tiba2 dtg...
Khansa Sutresno
tlg ariana jgn di jadiin second chois kyk novel2 yg laen, dmn lakinya ninggal eh di ambil lagi di kejar lagi karna cwek pilihannya selingkuh ato pengkhianat, gk bgt
Sunaryati
Untuk meluluhkan hati perempuan yang terlanjur mati butuh kesabaran dan kelembutan, serta bukti agar nyaman, bukan dengan pemaksaan dan kekerasan.
Ais
lanjut thor
Siti Sa'diah
ariana ayo jangan klah tuk melawan florench
Sunaryati
Jangan marah stau cemburu Ariana jika Sean meladeni Aurel biarkan, bravo aku salut sikap mu saat lihat interaksi Sean dan perempuan lain. kau jangan tunjukkan kelemahan kamu pada siapapun. Sean ada fi pihakmu namun kamu jangan mudah luluh oleh perhatian Sean. Tetap lindungi Ethan aku tahu Ethan cerdas dan cerdik bisa membaca dengan cepat situasi sekitar, apalagi banyak bodyguard yang menjaganya.
Sunaryati
Baru merasakan ketenangan di Pulau Kalimantan ini kembali ke mansion Montgomery sudah mulai terusik. Kapan Ariana hidup damai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!