NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa ini Asi?!

"Ini apaan sih kenapa ganjel banget, masa iya nih om-om ngumpetin bayi panjang di sakunya, buat apaan coba, aneh banget perasaan." ujarnya di dalam hatinya.

Tiba-tiba, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Vanya langsung paham seketika.

"KAEL GILA!" teriaknya dengan keras, suaranya menggema di kamar tidur yang sunyi.

Tubuhnya otomatis bergerak menjauh, merapatkan diri ke sudut tempat tidur yang paling jauh dari Kael.

Kael, yang tampak tidak terpengaruh oleh teriakan Vanya, hanya tersenyum tipis.

"Ssttt! Jangan teriak, nanti tenggorokan kamu sakit," sahutnya dengan suara yang lembut namun menyimpan kekejaman.

Vanya menatap Kael dengan tatapan yang penuh ketakutan dan kebingungan. "Jangan coba-coba mendekat, dasar cowok gila!" desisnya, suaranya bergetar.

"Come here, kenalan dulu coba, nanti dia bakalan jinak sama kamu. Makanya kenalan dulu," ujar Kael tiba-tiba.

"Gak mau! lo...kamu pikir aku cewek gampangan gitu, dasar brengsek!" jawab Vanya marah.

Kael terkekeh pelan, ia berjalan mendekati Vanya, "Dah tidur, aku mau ke ruang kerja dulu," ucap Kael sambil berdiri dan mengecup kening Vanya dengan lembut.

Vanya hanya bisa terdiam, rasa takut bercampur dengan rasa lega karena Kael akan meninggalkan ruangan.

Setelah Kael keluar dari kamar, Vanya segera mengunci pintu kamar dari dalam. Dia duduk termenung di tepi tempat tidurnya, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi.

"Ya Tuhan, kenal juga enggak, udah kayak suami istri aja," gumamnya dengan nada yang penuh keheranan.

Pikirannya melayang ke kejadian aneh yang tadi terjadi. "Dan apa tadi kenapa besar banget? Woy, jangan bilang kalau itu milik Kael," pikirnya dengan perasaan yang semakin panik.

Tiba-tiba, terdengar suara lembut dari luar kamar. "Huaa, Papa, Vanya takut," ucapnya dengan suara yang gemetar.

Vanya sadar bahwa dia harus mencari bantuan. Dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur dan mulai mencari nomor yang bisa dia hubungi.

Namun, sebelum dia sempat melakukan apa pun, suara Kael terdengar lagi dari luar kamar, "Vanya, bukalah pintu, jangan pencet apapun dari ponsel itu," ujarnya dengan tegas.

Dengan hati yang berdebar-debar, Vanya menekan nomor darurat dan berbisik dengan suara yang serak.

"Tolong, ada orang yang tidak saya kenal di rumah saya. Dia berperilaku seperti penjahat, tapi saya tidak mengenalnya. Saya sharelok tolong datang pak hikss hikss," ujar Vanya biar polisi itu menolongnya.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara sirene polisi dari kejauhan. Vanya merasakan lega sekaligus ketakutan yang luar biasa.

Dia tidak tahu siapa Kael sebenarnya dan apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia tahu dia harus melindungi dirinya sendiri dari ancaman yang tidak diketahui ini.

Kael yang berdiri gagah di depan pintu mansionnya, tersenyum sinis melihat dua polisi yang baru saja tiba.

Dengan jas hitam yang terlihat begitu mewah dan sikapnya yang menunjukkan kekuasaan, ia memandang kedua polisi tersebut dari atas ke bawah.

"Kamu emang nakal," gumamnya dengan nada kesal sambil menoleh ke arah Vanya yang berdiri di belakangnya, terlihat gemetaran.

Kedua polisi itu, yang awalnya berdiri dengan penuh wibawa, perlahan mulai kehilangan kepercayaan diri ketika menyadari bahwa mereka telah memasuki wilayah Kael, seorang CEO sekaligus mafia yang namanya sudah terkenal karena kekejamannya di seluruh negeri.

Salah satu dari mereka, yang lebih tua, mengambil inisiatif untuk berbicara. "Mohon maaf Tuan Kael, kami rupanya salah alamat. Jika begitu, kami akan pergi dahulu," ucapnya dengan suara yang bergetar, mencoba menyembunyikan rasa takut yang muncul.

Kael hanya mengangguk singkat, matanya yang tajam tidak lepas dari kedua polisi itu. Ia berjalan mendekati mereka, langkahnya tenang namun penuh ancaman.

"Pastikan tidak ada kesalahan lain yang membawa kalian kembali ke sini," ucap Kael dengan suara rendah namun jelas terdengar mengancam.

Polisi yang lebih muda hanya mengangguk cepat, tak berani menatap mata Kael lebih lama.

Sementara itu, Vanya, yang semula merasa aman ketika polisi datang, kini jantungnya kembali berdegup kencang.

Rasa takutnya semakin menjadi-jadi saat melihat kedua polisi itu memilih untuk mundur daripada menghadapi Kael.

"Sialan, kenapa mereka malah takut sama Kael? Ini gak bener!" gumamnya dalam hati, rasa frustrasinya semakin memuncak.

Vanya merasa terjebak dalam situasi yang semakin rumit, di mana bahkan hukum pun tampak tak berdaya di hadapan kekuasaan Kael.

Kedua polisi itu bergegas meninggalkan mansion dengan langkah cepat, seolah-olah tak ingin berlama-lama di tempat itu.

Segera setelah mereka pergi, Kael berbalik menghadap Vanya dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Kamu lihat? Tak ada yang bisa mengganggu kita di sini," ujarnya dengan nada yang mencoba menenangkan, namun justru membuat Vanya semakin merasa tidak aman.

Kael mengulurkan tangannya, mengajak Vanya masuk kembali ke dalam mansion. Vanya, meskipun enggan, tahu bahwa ia tidak memiliki banyak pilihan.

Dengan langkah gontai, ia mengikuti Kael masuk, pikirannya dipenuhi kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya yang kini sepenuhnya berada di bawah bayang-bayang Kael, sang mafia yang ditakuti itu.

"Jangan khawatirkan apapun, cukup menurut padaku. Aku ini calon suamimu, jangan membantah!" ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Diem, gak usah banyak omong. Dasar om-om perjaka tua. Makanya cari istri biar gak kesepian om. Ngeselin banget sih. Ngincernya anak kecil dasar pedof....."

Ucapan Vanya terpotong ucapan Kael, "Diam atau aku lempar kamu ke kandang buaya!" ancamnya dengan nada datar.

"Ishh iya ya, dasar tua," jawab Vanya dengan suara lirih, namun Kael masih bisa mendengarnya.

"Masuk kamar, aku mau ke ruang kerja dulu," titah Kael.

Vanya yang tak mau cari masalah pun akhirnya menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Hmm, iya."

Vanya duduk termenung di pojok kamar, matanya menatap kosong ke arah jendela yang terbuka, membiarkan angin malam yang sejuk menyapu wajahnya.

Ia berusaha keras untuk mengabaikan rasa sakit yang mulai menjalar di dada, sebuah pengingat bahwa penyakit yang dideritanya tidak pernah benar-benar pergi.

Ia mengigit bibir bawahnya, sebuah usaha untuk menahan rasa sakit yang kian menjadi-jadi.

Di sisi lain kamar, Kael masih sibuk dengan laptopnya, tumpukan berkas terbentang di hadapannya.

Tangannya lincah mengetik, matanya fokus memindai setiap detail di layar. Ia tampak begitu asing dalam dunianya sendiri, terpisah oleh lautan dokumen dan pekerjaan yang tak kunjung usai.

Jam di dinding berdentang menunjukkan pukul 22.50 ketika Kael akhirnya menutup laptopnya. Ia mengusap wajahnya yang letih sebelum melirik ke arah pintu.

"Sial, gue punya tanggungan lain kenapa malah lupa sih, Kael jangan kerjaan aja yang ada di otak lo. Sekarang ada Vanya, paruh waktu lo sialan!" ujarnya.

"Kenapa belum tidur? Hey, kamu kenapa?" tanyanya, mendekati Vanya dengan langkah yang dipenuhi kekhawatiran.

Kael berjongkok di depan Vanya, tangannya dengan lembut mengangkat dagu gadis itu, memaksanya untuk menatap mata Kael.

"Ini kenapa bajunya basah?" tanya Kael, menyentuh baju Vanya yang ternyata basah oleh asi yang sudah rembes dari tadi itu. Sungguh kali ini rasa sakitnya bercampur dengan malu.

Vanya hanya bisa menggeleng pelan, kehilangan kata-kata. Matanya yang sembab tidak bisa menyembunyikan rasa sakit dan keputusasaan yang ia rasakan.

"Argh sial, gue harus cari cara biar keluar dari sini. Walaupun di mansion Papa ada nenek gayung, gue tetap milih tinggal di sana," gumamnya dengan nada kesalnya.

Mengungkapkan keinginan terpendamnya untuk melarikan diri dari semua ini, dari sakit yang tak kunjung usai dan kenyataan bahwa ia terjebak dalam situasi yang tidak ia inginkan.

Kael meraih tangan Vanya,

menggenggamnya dengan erat. "Katakan padaku dengan jelas, ini kenapa? Jangan berani berbohong padaku," ucap Kael, matanya penuh dengan intimidasi.

Dia ingin menjadi kekuatan bagi Vanya, menjadi tempat berlabuh di saat badai melanda.

Vanya memandang Kael, matanya berusaha keras mencari kepercayaan dalam kata-kata Kael.

Ada secercah harapan yang mulai tumbuh di hatinya, mungkin, hanya mungkin, mereka bisa menemukan jalan keluar bersama.

"Van jangan bodoh, ini masalah lo sendiri. Jangan berbagi sama orang lain, dia bukan siapa-siapa lo. Sadar bodoh!" makinya pada dirinya sendiri di dalam hatinya.

Dalam hati Kael ia masih bertanya-tanya kenapa baju yang dipakai Vanya ini basah, dan bawahnya pun tak normal, ini seperti sesuatu yang keluar langsung dari sumbernya.

"Kenapa? jaga matanya ya jangan sembarangan lihat punyaku!" omel Vanya dengan tatapan tajamnya.

Kael langsung tersenyum miring, "Apa ini asi...?"

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!