"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-7. Memulai Hidup Sebagai Mei len.
"Bibi berhenti.. kalo terus seperti ini bibi akan melukai diri bibi sendiri, " ujar Mei len.
Kali ini Chi lan menurut, dan dia hanya terisak saja, dengan sabar Mei len atau Pina mengelus punggung Chi lan agar dia merasa tenang.
Setelah beberapa saat akhirnya isak kan Chi lan mereda, dan dia menatap wajah Mei len yang penuh lebam serta beberapa goresan.
"Maafkan bibi nona, " ujar Chi lan yang masih terisak kecil.
"Tak apa-apa bibi aku mengerti, " ujar Mei len(Pina) yang memang mengerti dengan perasaan yang saat ini di rasakan Chi lan.
"Kenapa alur nya berubah, ? bukankah setelah mati Mei len tak terbangun lagi, " ujar Mei len(Pina) dalam hati.
"Nona, nona, " panggil Chi lan kepada Mei len(Pina) yang malah terlihat melamun.
"Ehh iya bibi, " jawab Mei len(Pina) yang kaget dengan panggilan Chi lan.
"Kenapa, apa ada yang sakit, ?" tanya Chi lan.
"Tidak bibi, aku hanya sedang mengingat tentang mu di masa lalu, " jawab Mei len(Pina)mencari alasan.
"Sudah jangan memaksa kan diri jika nona memang tak ingat, " ujar Chi lan.
"Baik bibi, " jawab Mei len(Pina).
"Nona apakah luka mu sakit, dan kenapa di wajah mu ada bekas luka, ?" tanya Chi lan.
"Sebagian lula ini aku dapat kan dari tamparan orang yang menodai ku, dan luka bekas ini adalah ulah Mei ling dan ibu tiri Cang, " jawab Mei len(Pina) dengan jujur.
"Biadab.. kenapa mereka sekejam itu, ?" ujar Chi lan dengan marah.
"Dengan apa nona Mei ling melukai mu hingga berbekas seperti ini, ?" tanya Chi lan sambil mengelus sayang pipi Mei len.
"Ini...
FLASH BACK ON
"Mei len, Mei len.. dimana kamu, " teriak Mei ling terdengar menggema di halaman kediaman Mei len.
"Ada apa Mei ling, " tanya Mei len dengan menunduk sebab Mei len selalu merasa takut pada sodara satu ayah nya itu.
"Apa kamu tidak bisa bekerja hah, lihat lah pakaian ku rusak akibat pekerjaan mu yang tak becus itu, " bentak Mei ling sambil melemparkan pakaian nya ke wajah Mei len.
"Aku sudah mengerjakan nya dengan benar, sesuai perintah mu, " jawab Mei len menjelaskan.
"Lalu ini apa, ? kau punya mata kan? lihat lah pakaian ku rusak akibat ulah mu itu, " bentak Mei ling lagi.
Mei len hanya bisa terisak, karna menjawab lagi pun percuma. sebab setiap ucapan untuk membela diri nya sendiri tak akan pernah di denger, dan dia tetap saja selalu salah di mata Mei Lin serta ibu tirinya.
"Ibu.. ibu.. " teriak Mei ling memanggil nyonya Cang.
"Ada apa, ? kenapa pagi-pagi sekali kau sudah membuat keributan, ?" tanya nyonya Cang pada sang anak.
"Lihatlah ibu pakaian ku rusak gara-gara Mei len tak becus dalam bekerja, " adu Mei ling pada nyonya Cang.
"Kurang ajar.. kenapa kau selalu saja membuat kekacauan,? pelayan.. pelayan, " ujar nyonya Cang yang marah dan memanggil pelayan.
"Saya nyonya, " jawab sang pelayan.
"Ambil pakaian Mei len dari lemari nya.. sebagai hukuman bakar pakaiannya, " ujar nyonya Cang memberikan perintah nya.
"Jangan ibu tiri jangan.. aku mohon maaf atas kesalahan ku, tapi ku mohon jangan bakar pakaian ku, " ujar Mei len sambil memegang kaki nyonya Cang.
Duukk.. bruugg.. tanpa perasaan nyonya Cang menendang Mei len, hingga Mei len terjerembab di atas tanah yang kotor.
"Bakar pakaian itu sekarang juga, " perintah nyonya Cang.
"Baik nyonya, " jawab pelayan setia nya Shi tie.
"Ibu tiri ku mohon jangan, " ujar Mei len sambil bersujud.
"Diam kamu Mei len, " bentak nyonya Cang.
"Ibu hukuman ini belum meredakan amarah ku, " rengek Mei ling pada sang ibu.
"Apapun yang kau ingin kan sayang, maka lakukanlah, " ujar nyonya Cang dengan lembut pada Mei ling.
"Aku ingin melakukan ini ibu, " ujar Mei ling dengan mengambil pakaian yang terbakar dan menempelkan nya di wajah Mei len.
"Aahhh... sakiiitttt... panassss.. tolong hentikan ini sakit.. " teriak Mei len yang merasakan panas di wajah nya.
"Hahahahahaa.. rasakan, itulah balasan nya jika kau membuat ku marah, " ujar Mei ling tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Sudah puas kan sayang, ?" tanya nyonya Cang bertanya pada Mei ling yang tak memperdulikan jeritan Mei len.
"Sangat ibu, sekarang tak ada lagi yang bisa menyaingi kecantikan wajah ku, karna aku yakin Mei len akan mendapatkan luka bakar hingga wajah nya menjadi jelek, " jawab Mei ling dengan gembira.
Selama ini Mei ling selalu merasa iri akan paras cantik yang di miliki Mei len, alis tebal rapih bagai di sulam, mata bulat dengan mulu mata yang lentik, hidung mancung bak pelatuk burung, bibir tipis dan berwana pink cerry alami. jadi visual Mei len benar-benar sempurna, hingga menimbulkan rasa iri yang membara pada Mei len.
FLASH BACK OFF
"Ya dewa.. kenapa kau menciptakan manusia seperti mereka, ? ujar Chi lan sambil memeluk tubuh kurus Mei len.
"Bibi jangan bersedih, luka ini akan menghilang aku akan menyembuhkan nya, " ujar Mei len(Pina) menenangkan Chi lan yang saat ini sedang menangis.
"Apa nona tau cara pengobatan, " tanya Chi lan dan melepaskan pelukannya dari Mei len.
"Iya bibi aku tau, " jawab Mei len.
"Lalu kenapa nona tak menyembuhkan nya sedari dulu, ?" tanya Chi lan lagi.
"Kalo aku mengobati nya, dan mereka tau aku sembuh, pasti mereka akan melukai ku lagi bibi, " jawab Mei len(Pina) karna itu memang bisa saja terjadi.
"Aahh.. bibi lupa bahwa mereka sekejam itu, apakah nona akan kembali ke kota, ?" tanya Chi lan karna dia sebenarnya tak ingin nona nya kembali, kalo hanya untuk mendapatkan luka.
"Untuk sekarang aku tak akan kembali bibi, eemm.. boleh kan untuk sementara aku tinggal bersama mu, " ujar Mei len(Pina) menjawab sekaligus bertanya pada Chi lan.
"Tentu saja nona, alasan apa hingga bibi harus menolak mu.. dan bibi juga hidup sebatang kara jadi bibi merasa senang dengan ada nya nona, " jawab Chi lan.
"Terimakasih bibi, " ujar Mei len(Pina) berterima kasih dengan tulus.
"Jangan berterima kasih kepada bibi nona, berterima kasih lah kepada dewa, karna dia telah menakdirkan kita untuk bertemu kembali, " ujar Chi lan.
…………
"Apakah kau sudah mendapatkan hasil penyelidikan mu, ?" tanya putra mahkota Rui pada Juni bawahan nya.
"Sudah tuan, " jawab Jun dia memanggil putra mahkota tuan karna saat ini mereka berada di ruang kerja putra mahkota.
"Apa hasilnya, " tanya putra mahkota Rui.
"Tuan orang yang bersama anda waktu itu adalah nona Mei len, dia tunangan tuan sendiri, " ujar Jun memberi tahukan hasil penyelidikan.
"Mei len...
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?