"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Mudah Berubah
...• Bab 19 •...
...»»——⍟——««...
..."Bahkan dikehidupan berikutnya, aku yakin aku akan jatuh hati lagi padamu."...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
Dermaga menghentikan motornya di depan gerbang. Kakinya langsung menurunkan standar motor dan turun lebih dulu, sebelum akhirnya membantu Yumi turun dari motor.
Tadi di kafe, Maga menarik paksa Yumi untuk pulang begitu Alan terlihat terpancing emosi lebih dalam karena provokasi dari Yumi yang balik menghinanya.
"Apa lo bilang?!" delik Alan yang tak terima di katai kutukan oleh gadis kecil sok tangguh di depannya ini.
"Kalo kutukan beneran ada ya lo inilah manusia terkutuk!"
Alan mendecih, ia tersenyum getir "Sial! Seenaknya lo ngehina gue... "
"NAH ITU! LO AJA SEENAKNYA HINA ORANG! DI COPY PASTE GAK TERIMA! EWW CUPU~"
"Ck! Lo!! Belagu banget ya jadi cewek!"
Rahang Maga terkatup menatap Alan yang menderu, namun tak memperdulikan hal itu, ia langsung menarik Yumi menjauh, gadis itu sempat meronta ingin terus melanjutkan perdebatan, tapi kalah tenaga dengan sosok yang menyeretnya paksa.
Kali ini saat sudah berada didepan rumah gadis kunti bogel itu. Maga melepaskan helm yang dipakai Yumi perlahan. Helm yang sekarang selalu dibawanya meski ada atau tanpa kekasihnya.
"Lain kali, jangan ikut campur lagi kalo ketemu Alan"
"Cih, tergantung. Kalau dia cari gara-gara ya gue bales!"
"Jangan, Mi"
"Kenapa? Lagian dia siapa sih, main hina orang seenak jidatnya"
Maga diam sejenak, ia membuka mulutnya ragu, "Saudara tiri gue" ujarnya dengan nada getir.
Gadis itu tertegun, nampak semburat kesedihan dari wajah Maga saat menyebut identitas Alan tadi, "Lebih aneh lagi kan, bisa-bisanya saudara tapi menghina kaya gitu"
"Intinya, jangan kaya tadi ya"
"Kenapa sih? Lagian lo juga kenapa pasrah banget dihina kaya gitu? Lawan dong laki kan?"
Dermaga menghembuskan napasnya berat, "Kalo yang dia omongin bener gimana?"
"Hah? Omongan yang mana? Omongan dia ngaco semua"
"Tentang gue yang mungkin punya kutukan, orang bisa aja celaka kalo sentuhan sama gue"
Yumi tertawa garing, "Ya ampun, jaman kapan ini masih percaya begituan"
"Kalo beneran ada?" Maga menatap serius Yumi yang masih menampilkan deretan giginya, seketika gadis itu terbungkam. Nampak menatap Maga yang benar-benar menanti jawaban Yumi.
"Hm, kalo ada... tinggal bikin jimat aja! Penangkal kutukan. Ah~ anggep aja gelang tadi jimat penangkal kutukan lo"
Hening sesaat, mereka hanya diam saling menatap. Sampai akhirnya Maga menarik tangan Yumi dan membawanya ke dalam pelukan hangat.
Yumi tercekat dalan rengkuhan itu, napasnya berhenti bekerja mendengar debaran jantung Maga yang menembus pakaian nya. Kencang sekali hampir bisa menusuk telinga.
"Manusia emang gak mudah berubah ya, kadang itu perlu disyukuri"
"Maksudnya.. ?"
"Makasih banyak ya, Mi...udah dateng ke gue, makasih udah buat jimatnya, makasih mau bela orang kaya gue gini, You know? Running into you again feels like the universe did me a solid"
Yumi mendongak didalam pelukan erat itu, matanya menatap jengah lelaki yang menjulang tinggi ini, "Indonesia please, gue bego orangnya"
Maga tertawa kecil, membuat pipi Yumi memerah melihat wajah bahagianya. Sebuah ketenangan yang mendamaikan hati. Indah sekali, harusnya kamu lebih banyak tertawa didunia ini.
"YUMI RONA JINGGA!!!!!"
Deg!!
Yumi menarik tubuhnya dari dekapan Dermaga, ia mendelik menatap sosok mencekam dibelakang mereka yang sudah berapi-api.
"APA MAKSUD LO BARU PULANG JAM SEGINI! PELUK... KAN! LAGI DI DEPAN RUMAH!"
...• TBC •...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...