lanjutan novel Tuan Tiada Tanding
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tapak penghancur tahap keenam
"Hah?" Bos sindikat itu melihat seorang pria yang sedang berjongkok di semak-semak sambil memandanginya dengan seksama.
Mau tidak mau si bos menjadi sangat waspada, "keparat! Apakah kamu bagian dari kelompok yang ingin menangkapku?" Tanya Bos sindikat itu.
Tentu saja pria yang berjongkok itu Arjuna, Arjuna kemudian berdiri dan menatap si bos.
"Tunggu dulu! Kalau tidak salah kamu adalah bujang kere yang kemarin datang dan hanya membawa uang sepuluh ribu kusut?!" Ucap Si bos sambil menunjukan wajah Arjuna.
Mata Arjuna langsung melebar ketika mendengar ucapan si bos, "bajingan tengik! Bagaimana bisa kamu tahu?"
"Aha! Aku tahu kamu adalah Bajingan penipu yang berkedok pesugihan menggandakan uang, bukan?" Ucap Arjuna sambil meremas jari-jarinya seolah siap untuk memukuli si bos ini.
Tidak salah lagi Orang ini merupakan seorang penipu, awalnya Arjuna tidak ingin curiga dengan orang ini namun setelah arjuna mendengar bahwa oeang ini tahu Arjuna kemarin datang membawa sepuluh ribu kusut Arjuna menjadi sangat yakin dia adalah bajingan penipu yang menipu orang-orang ini.
"Katakan kepadaku, apakah kamu orang yang menipu orang-orang ini?" Tanya Arjuna.
Tiba-tiba bau kemenyan yang ada di tempat ini berangsur turun, si bos langsung bisa mengetahui bahwa dua anak buahnya sudah tertangkap.
Kalau begini orang-orang di sini bisa bangun.
"Ya, aku adalah orang yang hendak menipu orang-orang ini! Lalu mau apa kamu? Seharusnya kamu bersyukur karena aku menukar uang sepuluh ribu kusutmu dengan uang satu juta!" Ucap si bosa sambil menyeringai.
Arjuna menggelengkan kepalanya, "aku tahu kamu memiliki maksud tersembunyi, ini harus di hentikan!"
"Menghentikanku? Mimpi! Kamu harus tahu bujang kere. Aku memiliki khodam kuno sehingga aku bisa menguasai seni mistis, jurus tapak tangan penghancur!" Ucap si bos sambil membusungkan dada.
Arjuna langsung termenung ketika mendengar hal ini, "tun.. tunggu dulu! Tapak tangan penghancur? Mengapa terdengar seperti jurus di novel sebelah?"
Arjuna memasang ekspresi skeptis di wajahnya, "apakah orang ini kecanduan novel?" Tanya Arjuna dalam hatinya.
Si bos tidak ingin membuang waktunya karena takut gumilar akan menyusul, si bos memejamkan matanya menemui khodam kunonya di alam batinnya.
Bos itu berucap, "Wanggra, aku mohon munculah dan bantu aku. Aku membutuhkan kehadiranmu! Aku sedang di kepung oleh orang-orang sakti!"
Kemudian tidak lama kemudian di alam batin si bos muncul manusia berkepala elang dengan sayap emas.
Khodam kuno itu berucap, "handi? Mengapa kamu memanggilku, apakah kamu butuh bantuan?"
"Rasuki aku, aku membutuhkan bantuanmu untuk kabur!"
Wanggra menjawab, "setelah ini berikan aku wanita muda yang sedang hamil!"
Si bos menganggukan kepalanya, "baik! Cepat rasuki aku! Aku membutuhkan bantuanmu!"
Ketika si bos membuka matanya terlihat siluet mata si bos berubah menjadi keemasan. Menunjukan bahwa dia saat ini di rasuki wanggra.
"Akan aku tunjukan kepadamu bujang kere, kekuatan dari seni mistisku!"
Kemudian Handi melesat ke depan sambil memajukan tapak tangannya. Terlihat Handi menyeringai ganas ketika membayangkan tubuh Arjuna gepeng.
"Rasakan jurusku, seni mistis, Tapan tangan penghancur!"
Arjuna menaikan satu alisnya melihat tingkah konyol penipu ini, dari pandangan Arjuna si bos hanya memajukan tangannya secara pelan sambil berteriak tidak jelas. Benar-benar konyol sekali.
"Baik, akan aku ladeni kekonyolanmu. Kalau kamu memiliki tapak penghancur maka aku memiliki....
Arjuna kemuduan berteriak sambil memajukan tapak tangan kanannya, "Tapak Penghancur Tahap keenam badai penghancur!"
Meskipun sejatinya Arjuna meneriaki sebuah nama jurus namun Arjuna hanya memajukan tapak tangan lirih dan tidak muncul apapun.
Plek!
Jangan bayangkan terjadi sesuatu yang dahsyat, malahan terdengar seperti suara tepuk tangan biasa. Namanya juga telapak tangan yang saling beradu.
Sedikit flashback...
Saat Handi membuka matanya siluet matanya berubah menjadi bercahaya emas, tandanya Handi saat ini bernagi pandangan dengan Wanggra.
Apa yang tidak di ketahui oleh Handi ketika Handi melihat pria yang hendak di lawannya, Wanggra langsung terbang melesat keluar dari tubuh Handi.
"Dasar bodoh! Apakah kamu ingin membunuhku?!"
"Aku juga bodoh! Mengapa aku tidak bertanya terlebih dahuku siapa yang hendak dia lawan!"
Wanggra langsung terbang ke dunia alam ghaib saking ketakutannya dia. Dia mencoba terbang ke dunia ghaib yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Membuat wanggra melesat bak seperti komet berwarna emas.
"Apa itu?" Ketika Wanggra melesat melewati setiap dimensi ghaib semua jin yang menghuni di situ baik jin yang paling rendah hingga yang paling kuat langsung memandangi wanggra yang ketakutan.
"Siluman Elang! Beraninya dia melintasi wilayah kita tanpa permisi!" Jelas rasa jin penguasa daerah di situ marah, namun sebelum pasukan kerajaan itu mengejar Wanggra sudah menghilang saking cepatnya dia, Wanggra kembali naik ke dimensi yang lebih tinggi lagi.
Di dimensi itu Wanggra melewati sebuah pertapaan besar yang berisi banyak sekali jin cantik yang sedang duduk berguru kepada jin wanita tua di sana. Sekali lagi semua jin di pertapaan itu mendongak ketika melihat wanggra yang melesat bak komet. Sebelum semuanya bisa merespon wanggra sudah menggilang terlebih dahulu.
Ya, karena pada saat ini Wanggra sangat ketakutan. Dia mengeluarkan semua kekuatannya untuk terbang kabur sejauh mungkin dari manusia mengerikan itu.
Flashback off...
Buru-buru Handi menarik tangan kanannya dan memandangi telapak tangannya.
"Lah? Mengapa tidak muncul prana emas?"
"Di mana wanggra? Mengapa tidak merasukiku?"
"Di mana kejutan yang harusnya aku dapatkan?"
Bos sindikat yang bernama Handi itu bingung, seharunya kekuatan yang di keluarkan dia saat ini jauh lebih besar dari kekuatan yang dia tunjukan kepada orang yang bernama Gumilar. Sebab pada saat ini dai sedang di rasuki Wanggra.
Namun mengapa pada saat ini tidak terjadi apa-apa?
Sementara itu di alam jin atau alam Ghaib.
Wanggra kembali tiba di dimensi selanjutnya, kali ini Wanggra tiba di sebuah kerajaan yang hanya berisi wanita-wanita cantik dengan zirah-zirah perang.
Berbeda dengan yang jin-jin di dimensi sebelumnya, jin-jin wanita itu walaupun sangat cantik namun ganas. Mereka langsung terbang menggunakan sayap mereka begitu merasakan ada Siluman yang melintasi kawasan mereka tanpa izin ratu mereka.
"Beraninya Siluman sepertimu memasuki kawasan kami tanpa izin! akan aku penggal kepalamu!" Teriak Komandan kerajaan itu sambil menghunuskan pedangnya di ikuti para pasukannya dari belakang.
Wuuussss.....
Namun secara tiba-tiba sebuah badai mengerikan muncul dari balik awan, di iringi ratusan siluet tengkorak yang membuka mulutnya.
Komandan kerajaan itu gemetar begitu pula dengan pasukannya, "Mundur!!!" Teriak Komandan itu dengan lantang.
Sontak semua jin wanita itu berbalik dan hendak kembali ke kerajaan.
Sementara itu badai besar yang teramat dahsyat itu sudah berada di dekat Wanggra, yang lebih mengerikannya lagi terdengar jeritan-jeritan memilukan yang bersumber dari badai besar itu.
Aarrrgghh!!!!
Hingga Akhirnya tubuh Wanggra menghantam badai mengerikan itu, menciptakan ledakan yang teramat dahsyat hingga membuat para jin wanita yang sedang terbang hendak kembali ke kerajaannya terhempas.
Krak!
Krak!
Bahkan dinding kerajaan itu sampai retak hanya terkena hempasan angin dari badai. Itu. Setelah menghantam Wanggra badai itu menghilang begitu saja, meninggalkan seberkas kengerian bagi para penghuni alam jin.
Bukan cuma penghuni kerajaan itu yang melihat jurus teramat dahsyat dari Arjuna, namun semua makhluk halus di alam ghaib itu juga melihatnya.
Semua makhluk halus di situ melongo, siapa sosok mengerikan yang mampu menciptakan badai besar di iringi suara jeritan-jeritan itu.
Untung saja badai itu langsung menghilang begitu menghantam tubuh wanggra, bagaimana bila badai itu berlangsung dan terus melintasi alam ghaib ini.
Jelas alam ghaib di sini akan rata dengan tanah.
Memikirkan hal ini semua makhluk halus di situ saling berpelukan satu sama lain.
Sementara itu di kerajaan jin wanita terlihat seorang ratu di situ keluar, Jangan bayangkan ratu itu memiliki wajah cantik seperti para prajuritnya justru sebaliknya ratu itu memikiki rupa nenek-nenek sepuh.
"Apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba ada badai mengerikan?" Tanya sang ratu kepada komandannya yang tergeletak di lantai terkena hempasan badai mengerikan itu.
"Ha.. hamba tidak tahu, ratu. Badai itu tiba-tiba muncul begitu saja..." jawab si komandan.
Sang Ratu terlihat memejamkan matanya merasakan aura tipis yang di tinggalkan badai mengerikan ini, tiba-tiba Sang Ratu membuka matanya dengan mata melotot, "Tapak Tangan penghancur bertahap! Ini adalah jurus pamungkas Ksatrio Piningit, bagaimana mungkin! Apakah Ksatrio Piningit yang baru telah lahir?!"
***
Bos Sindikat yang bernama Handi itu benar-benar bingung dengan apa yang terjadi.
"Mengapa?" Tanyanya dalam hati.
Uhuk!
Tiba-tiba Handi langsung pucat dan merasakan tubuhnya sangat berat. Bahkan dia hampir saja memuntahkan seteguk darah.
Seketika itu juga Handi terhuyung-huyung kebelakang, ini adalah gejala awal dari sesorang yang kehilangan khodamnya.
"Hah?!" Arjuna menjatuhkan rahangnya sambil memandangi orang ini, "kenapa dengan orang ini?" Tanyanya dalam hati.
"Mengapa tiba-tiba orang ini pucat? Tunggu dulu... Apakah aku keturunan orang sakti dan sebenarnya aku memiliki ilmu kanuragan? Dan tapak tanganku melukainya?" Seketika itu juga Arjuna memandangi kedua telapak tangannya.
Kemudian Arjuna membuat pose tangan ketika spiderman mengeluarkan jaring.\m/
"Ah sialan! Sepertinya aku terlalu banyak menonton film spiderman!" Arjuna langsung menggelengkan kepalanya ketika dia tersadar bahwa dia baru saja melakukan hal konyol.
Sementara itu dari kejauhan beberapa orang terbangun dari tidur mereka, mereka kemudian duduk dan mengucek mata mereka dengan ekspresi bingung.
"Emm, kenapa berisik sekali?" Semua orang di sini terbangun karena keributan yang di sebabkan oleh Arjuna dan si bos sindikat bernama Handi.
Tiba-tiba Gumilar datang ke tempat pertarungan Arjuna melawan Handi.
"Loh, mengapa?" Bahkan pada saat ini Gumilar ikut kaget ketika melihat Handi si bos sindikat sudah pucat dan lemas.
Tanpa basa-basi lagi Gumilar langsung memiting dan meringkus Handi mumpung Handi dalam kondisi lemas, Gumilar kembali di buat bingung ketika Handi tidak melawan dan seolah Handi adalah manusia biasa.
Mau tidak mau Gumilar memandangi bujang kere ahh tidak manusia biasa di depannya, wajahnya tampak sangat biasa bahkan terkesan seperti anak sma/smk yang baru lulus dan membutuhkan pekerjaan, sama sekali tidak menunjukan wajah orang penting atau orang sakti.
"Apakah pemuda ini yang menghentikan bos sindikat ini?" Tanya Gumilar dalam hatinya sambil memandangi Arjuna dengan seksama. namun seberapa kuat Gumilar memindai Arjuna, Arjuna hanya terlihat seperti manusia biasa yang tidak memiliki kesaktian apapun.
sesuai dgn imajinasi sendiri....
ayolah thorrr crazy up...