Azura Eliyena, seorang anak tiri terbuang. Ibu dan Ayahnya bercerai saat usia Azura masih tiga tahun. Bukan karena ekonomi, melainkan karena Ibunya tak sudi lagi bersama Ayahnya yang lumpuh. Ibunya tega meninggalkan mereka demi pria lain, hidup mewah di keluarga suami barunya. Menginjak remaja, Azura nekat kabur dari rumah untuk menemui Ibunya. Berharap Ibunya telah berubah, namun dirinya justru tak dianggap anak lagi. Azura dibuang oleh keluarga Ayah tirinya, kehadirannya tak diterima dan tak dihargai. Marah dan kecewa pada Ibunya, Azura kembali ke rumah Ayahnya. Akan tetapi, semua sudah terlambat, ia tak melihat Ayah dan saudaranya lagi. Azura sadar kini hidupnya telah jatuh ke dalam kehancuran. Setelah ia beranjak dewasa, Azura menjadi wanita cantik, baik, kuat, tangguh, dan mandiri. Hidup sendirian tak membuatnya putus asa. Ia memulai dari awal lagi tuk membalas dendam pada keluarga baru Ibunya, hingga takdir mempertemukannya dengan sepasang anak kembar yang kehilangan Ibunya. Tak disangka, anak kembar itu malah melamarnya menjadi Istri kedua Ayah mereka yang Duda, yang merupakan menantu Ayah tirinya.
“Bibi Mackel… mau nda jadi Mama baluna Jilo? Papa Jilo olangna tajil melintil lhoo… Beli helikoptel aja nda pake utang…” ~ Azelio Sayersz Raymond.
“Nama saya Azura, bukan Bibi Masker. Tapi Ayah kalian orangnya seperti apa?” ~ Azura Eliyena.
“Papa ganteng, pintel masak, pintel pukul olang jahat.” ~ Azelia Sayersz Raymond.
“Nama kalian siapa?”
“Ajila Ajilo Sales Lemon, Bibi Mackel.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17. ANAK TIRI TERBUANG MENJADI ISTRI TANGGUH DUDA KILLER | SUDAH MENIKAH
Mobil Hansel berhenti di suatu bangunan apartemen kecil yang hanya memiliki beberapa kamar. Salah satunya kamar apartemen Azura yang berada di lantai tiga..
“Woahh… Mama Jula lumah na sini, ya?” tanya Azelia menunjuk bangunan tua di depan mereka dengan jari telunjuk kecilnya, ia berdiri di samping kanan Azura.
“Bibi Jula tidul sini?” Tunjuk Azelio juga, berdiri di sisi kiri Azura.
“Ihhh… Kakak Jilo!” Azelia menggembungkan pipi, tak suka panggilan Azelio ke Azura.
“Napa malah?” tanya Azelio bingung.
“Panggil na halus ‘Mama Jula’ bukan Bibi Jula. Mama Jula udah jadi isteli na Papa, benal kan, Papa?” Azelia bertanya ke Joeson yang baru turun dari mobil Hansel.
“Hmm, tapi kalau Jilo belum siap panggil ‘Mama’ juga tidak masalah,” kata Joeson membuat mulut mungil Azelia mengerucut.
Azura sedikit tertawa lalu berjongkok di depan si kembar. “Jila manis, Bibi tidak apa-apa kalau Kakak Jilo panggil Bibi seperti itu. Yang penting Bibi senang bisa jadi Ibu pengganti untuk kalian. Jila sama Jilo harus akur terus, tidak boleh bertengkar ya, paham, anak cantik?”
Azelia mengangguk cepat, tersipu dipuji ‘cantik’. Gadis mungil itu dengan senang merangkul leher Azura. “Mama Jula juga cantik, milip sama Mama Na,” balas Azelia lalu mengecup pipi kanan Azura.
‘Cih, cantikan Aina daripada dia!’ gerutu Joeson dalam hati, tak terima Azura dipuji putrinya. Sedangkan Azelio, sebenarnya ingin juga memanggil ‘Mama’, tapi ia sengaja menahan dulu sampai ulang tahun ke-5 mereka tiba.
“Mama Jula… napa pipi kilina dipelestel? Mama Jula saliawan?” Tunjuk Azelia ke pipi Azura yang sudah diplaster ulang. Azelio yang melihatnya juga sangat penasaran.
“Itu… gimana kalau kita masuk saja ke rumah?” ajak Azura mengalihkan pembicaraan, tak mau membahas dan tak mau menunjukkannya kepada dua anak itu karena Azura cemas akan membuat mereka takut.
“Ayo, Jila nda sabal deh lihat kamalna Mama, hihi…”
Azura berdiri lalu menggandeng tangan mereka, namun Azura berhenti sejenak karena Joeson tak mengikuti mereka dan hanya diam di tempat.
“Maaf, kenapa Tuan tidak ikut kami?” tanya Azura.
‘Apa dia jijik melihat tempat tinggalku ini?’ pikir Azura. ‘Yah… nggak salah juga sih. Orang kaya dia pasti punya selera yang berbeda dari orang miskin sepertiku,’ batin Azura.
“Papa, buluan sini!” Panggil si kembar.
Joeson mengibas tangan kanannya. “Kalian pergi duluan saja. Papa mau angkat telepon dulu.” Lalu mengeluarkan ponselnya.
“Papa nda seluh, dasal Papa Buyaya!” ujar Azelia mengikuti langkah Azura, meninggalkan Ayahnya yang bersama Hansel. Dua pria itu tampak sedang mengurus sesuatu yang berkaitan dengan pesan yang tadi Joeson terima.
“Pufft… Papa Buyaya? Aku baru tahu pria itu punya julukan tersendiri dari anak-anaknya,” tawa Azura dalam hati. Azura kini tak sabar bagaimana reaksi Leni saat melihat si kembar. Ia yakin Leni pasti sudah lupa pada Azelio yang pernah mereka tolong lima bulan lalu. Apalagi Leni orangnya pelupa dan suka heboh sendiri.
Cklek!
Pintu apartemen Azura terbuka. Leni yang sudah seharian ini menunggu sambil mondar-mandir di dalam langsung menoleh ke arah pintu di mana Azura akhirnya menampakkan diri.
“AAAAZURA!” pekik Leni berlari lalu memeluk sahabatnya.
“Ra, kamu dari mana saja, sih? Telepon tidak diangkat-angkat, pesan tidak dibalas-balas. Aku khawatir setengah mati tahu!”
“Aku takut kamu pergi jauh, tidak pulang-pulang lagi, hiks…”
Leni berceloteh ria, mengungkap semua emosinya. Namun kemudian, air matanya masuk lagi setelah mendengar suara tawa anak-anak membuatnya gemetar. Suasananya pun mendadak berubah dingin.
“Su-suara dari mana itu, Ra?” tanya Leni merasakan bulu-bulu tipis di badannya meremang.
“Jangan-jangan tempat kita ini sebenarnya angker, Ra?” lanjut Leni menelan ludah.
“Hihihi… Bibi lucu,” tawa Azelia tiba-tiba muncul di depan Leni.
“Kyaaa!! Anak dari mana ini?” pekik Leni memeluk Azura yang sedari tadi menahan tawanya. Tiba-tiba juga Azelio muncul di sampingnya.
“Kyaaa!! Anaknya jadi dua, Raaa!” pekiknya gemetar sambil menggoyangkan tangan Azura.
“Ra! Ra! Jangan diam saja dong! Kamu bikin aku tambah takut nih,” rengek Leni serasa mau pipis di celana.
“Bhahaha….” Tawa Azura akhirnya pecah membuat Leni sedikit mengernyitkan dahi.
“Tenang, Len. Mereka bukan hantu seperti yang kamu pikirkan,” ucap Azura mengusap pinggir matanya yang basah.
“Kalau begitu, kamu dapat dua anak ini dari mana, Ra? Kamu tidak menculik anak orang lain, kan?” Curiga Leni.
“Mama Jula nda culik kita, Bibi,” sahut si kembar.
“Hah? Mama Jula?” Kaget Leni, matanya melebar sempurna.
“Ra, jangan-jangan kamu sudah nikah sama duda itu?” tebak wanita berambut pendek itu dengan tatapan tak percaya dan akhirnya mengingat mereka yang mirip dengan Joeson.
“I-iya, aku sudah menikah,” jawab Azura terbata-bata.
“Aduh…. Raaa!! Kenapa kamu malah nikah sama duda itu? Kan aku sudah bilang kemarin, keputusan itu tidak menguntungkan bagimu! Kamu bisa dalam bahaya, bisa terluka kapan saja, dan mungkin saja kamu tidak akan hidup lama, huaaa…” Ia kembali menangis. “Aku nggak mau kamu kenapa-napa, Ra!” lanjutnya memeluk Azura.
Si kembar saling pandang lalu berkata, “Bibi, jangan kawatil ya. Papa Jila olang baik, kuat, pintel masak, banyak uang, sayang Jila sama Kakak Jilo. Papa nda bakal bikin Mama Jula nangis. Papa Jila pasti bisa lindungin Mama Jula, Bibi,” jelas mereka mencoba membujuk Leni, tapi Leni masih ragu.
“Kalau Papa kalian bisa melindungi sahabat saya, lalu kenapa Papa kalian tidak bisa melindungi Mama Aina kalian?” tanya Leni membuat si kembar sontak terdiam dan Azura terkejut tak habis pikir Leni mengatakan sesuatu yang tak terduga itu.
Alhasil, si kembar menunduk sedih, mulai terisak-isak. Air mata mereka membasahi pipi.
“Mama…” lirih mereka teringat Aina.
Azura segera berjongkok di depan mereka lalu memeluk dua anak kembar itu dengan hangat sambil mengusap-usap kepala mereka. “Maafkan Bibi Leni ya, sayang. Bibi Leni tidak berniat membuat kalian menangis. Bibi Leni orangnya baik, cuma suka pelupa aja,” bujuk Azura mencoba menenangkan mereka.
Si kembar mengangguk lemah lalu memeluk Azura.
“Len, jangan diam saja, kamu juga harus minta maaf,” mohon Azura agar Leni tidak menjadi sasaran kemarahan Joeson. Leni mengangguk merasa bersalah. Ketika Leni membuka mulutnya, tiba-tiba saja hawa dingin menyerang dari belakang. Tampak Joeson sudah berdiri di depan pintu dengan sorot mata tajam.
Leni yang ketakutan, segera mendekati Azura.
‘Mati aku!’ batin Azura juga panik dan takut.
_________
Papa Buyaya mau ngamuk lihat bayi-bayinya nangis…
Like, komen, subscribe, vote 🌹 biar Mom Ilaa terus semangat.
pasti lucu tiap ketemu teringat tubuh polos istri nya pasti langsung on
secara dah lama ga ganti oli 😂😂😂
karena klrga joe bukan kaleng3
bapak nymshhidup dn tanggung jawab samaanaj ny, kok malah mauerevut hak asuh.
memang nyari masalah nexh siMatthuas dan Aeishta