Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia Dajjal!
“Lepaskan aku!” teriak Anton saat kedua tangannya diborgol polisi. “Aku tidak bersalah!” teriaknya lagi berusaha membela diri.
“Ya ... ya, katakan pembelaanmu saat introgasi nanti,” jawab polisi dengan santainya, lalu mencengkram kerah pria itu dan menggiringnya menuju mobil polisi.
“Dengarkan aku. Kalian salah tangkap!” Anton masih berusaha membela diri. Badannya yang tambun gemetar ketakutan saat polisi di sebelahnya mendodongkan sentaja api dipelipisnya. “O-Oke ... aku diam ... aku diam.” Anton langsung diam, mengunci mulutnya rapat-rapat sambil merutuki kesialannya di dalam hati.
Tari!
Satu nama itu harus ikut terseret dalam masalah ini. Dia nggak mau masuk penjara sendirian. Wanita dajal itu harus ikut merasakan tidur dibalik jeruji besi.
*
“Minumlah. Teh herbal aku bawa dari Prancis untuk menghangatkan badan.” Doug menetralkan detak jantungnya sambil menyodorkan secangkir teh untuk gadis itu.
“Te-terima kasih, Tuan.” Dengan perasaan sungkan dia menerima cangkir teh itu kemudian meminumnya sedikit demi sedikit.
“Setelah ini kau bisa pergi dari sini. Situasi sudah aman. Aku mendapatkan pesan dari pihak hotel kalau pria itu sudah di tangkap polisi.” Doug memberikan informasi sekalian mengusir halus gadis itu. Bisa sesak nafas dirinya kalau gadis itu berlama-lama di sini.
Bintang mengangguk diiringi dengan senyuman senang. “Bagaimana caranya aku membalas kebaikan Anda?”
“Tidak perlu!” Doug menjawab cepat.
“Tidak! Tidak bisa. Aku harus tetap membalas kebaikan Anda.”
“Terserah!”
“Kalau begitu aku berhutang budi kepada Anda. Suatu saat aku akan membalasnya.”
“Terserah!” Doug kembali mengatakan kalimat yang sama.
Bintang mengangguk menanggapinya. Suatu saat nanti dirinya akan membalas kebaikan pria ini.
Tok ... Tok
Suara kekutan pintu terdengar. Doug langsung bergerak melewati Bintang. Dia membuka pintu. Pesanannya sudah datang.
“Tanda tangan di sini.” Kurir menunjuk bagian yang harus ditanda tangani sambil memberikan pena pada Doug.
Setelah membubuhkan tanda tangan pada tanda terima. Doug menerima paket tersebut lalu menutup pintu. Dia menoleh ke belakang, menatap Bintang yang juga tengah menatapnya.
“Ini ... pakailah. Setelahnya segera pergi dari sini,” ucap Doug datar, menyerahkan paket tersebut pada Bintang.
Bintang mengangguk tak lupa mengucapkan banyak terima kasih untuk sekian kalinya. Dia segera ke kamar mandi dan berganti pakaian.
Doug menghembuskan nafas kasar setelah gadis itu hilang di balik pintu kamar mandi. Entah kenapa gadis itu tiba-tiba membuat sekujur tubuhnya meremang. Jadi dia berusaha keras untuk bersikap dingin dan datar.
Bintang sudah berganti pakaian. Dress warna putih sangat pas di tubuhnya berikut dengan dala-mannya. Dia segera keluar dari kamar mandi. Tapi, saat itu juga dia tidak menemukan pemilik kamar tidak ada di sana.
“Tuan ...” Bintang memanggil dan mencari ke setiap sudut ruangan tapi pria itu tidak ada. Karena menunggu juga tidak mungkin. Hari juga semakin larut. Bintang memutuskan segera pergi dari sana.
*
Satu jam kemudian. Bintang sampai di rumah. Pulang menggunakan ojek online. Sesaat dia menatap rumahnya dengan tatapan nanar.
Tari!
Satu nama itu membuat darahnya mendidih. Kedua tangannya terkepal kuat. Sinar kebencian berkilat di matanya. Melangkah tegas memasuki rumah sederhana tersebut.
BUGH!
“Anak kurang ajar!”
Baru masuk rumah. Bintang sudah disambut dengan pukulan.
Tari mengayunkan sapu ke badan Bintang.
Bintang merasa kesakitan. Tapi rasa sakit yang dia rasakan tak membuatnya gentar untuk membalas perbuatan Tari.
“Kamu yang kurang ajar! Dasar manusia dajjal!” maki Bintang sambil menangkis pukulan lalu mengambil sapu itu. Dia membalas perbuatan Tari.
BUGH!
“Aduh! Tolong!” teriak Tari sekuat tenaga sambil merasa kesakitan di punggungnya.
“Berani-beraninya kamu menjualku! Aku akan melaporkanmu ke polisi!” teriak Bintang tanpa menghentikan aksinya.
“Aku tidak takut!” tantang Tari. “Kita lihat saja siapa yang akan di penjara, aku atau kamu!” ucap Tari tersenyum sinis di sela kesakitannya. “TOLONG!!!” teriakan Tari membuat para tetangga yang mendengar langsung berhambur keluar.
“Tolong aku!”
*
Jangan lupa ramaikan kolom komentarnya, serta berikan like dan subcribe. Terima kasih.
