Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 8 Lo senyam senyum gitu jadi takut
Laras dan Clara sudah memasuki perkarangan Basecampnya yang disambut hangat oleh Maria. Mereka berdua yang fase dengan sifatnya Maria hanya bisa bercih sinis, Maria bukan menunggu mereka berdua melainkan tentengan yang ada di tangan Clara yang sudah di penuhi dengan beraneka ragam makanan.
"Lo senyam senyum gitu gue jadi takut!" canda Clara, ia sudah melupakan kejadian yang tidak menyenangkan di taman tadi dan ia juga sudah tak merasakan takut lagi karena Laras lah yang sudah menjaga dengan sangat baik.
Biarpun Laras nakal suka mengkomsumsi barang Nikot*n tapi tak ayal jika tanggung jawab Laras pada Clara dan Lily patut di ajungkan jempol, bahkan ia juga tak tanggung-tanggung mengusir hama yang mengganggu aktifitas live Clara pada salah satu aplikasi tok tok.
"Apa sih lo ah! Gue sambut dengan baik juga, lo malah begitu!" protes Maria.
"Ya masalahnya lo senyam senyum gitu kayak mak lampir di film Kuyang tau ngga!" balas Clara dengan asal.
"Any*ng, lo kira gue apaan!" sahur Maria dengan setengah kesal.
Laras yang mendengar berdebatan kedua sahabatnya itu pun memutar bola mata malas lalu dengan langkah santai Laras meninggalkan kedua sahabatnya tanpa sepengatahuan Maria atau Clara.
"Ya ngga, Ras?" tanya Maria,
Maria yang bertanya pada Laras namun tak ada sahutan apapun dari mulut sahabat nya itu pun menoleh, seketika Maria mengumpat dengan kesal tahu-tahu hanya motor sport kesayangannya milik Laras saja yang ada disana.
"Larassssss, bangs*tttttt!" umpat Maria.
Puk
Surya dengan tampang tak bersalah melempar daun kelor kearah Maria,
"Lo apa-apain sih ka?" tanya Maria, dia tak terima atas perlakuan Surya tadi.
"Ck, gue kira lo kesurupan!" balas Surya denga nada yang tak bersalah.
Maria hanya mengerang, dia mencoba menarik nafas lalu membuangnya agar emosinya tak meledak-ledak yang seakan ingin mengeluarkan semburan larva yang sangat panas.
"Lagian lo ngapain sih, teriak-teriak aja! Bac*tan lo itu terdengar sampe ke halaman belakang tahu ngga!" ujar Surya seraya mengambil daun kelor yang tadi ia lempar.
Seketika Maria gelapan mendengar pertanyaan dari Surya, ia hanya bisa cengegesan saja tak niat ingin menjawabnya ia lebih memilih untuk meninggalkan kawasan tersebut kemudian menyusul Laras yang sudah menunggunya di Kamar.
Surya hanya bisa geleng-geleng kepala saja, untuk saja isi perempuan di basecampnuya hanya empat orang saja jika tidak sudah dipastikan ia akan masuk rumah sakit dengan gejala darah tinggi.
Maria dan Clara pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil wadah seblak dan beberapa macam makanan lainnya. Lalu setelah itu mereka pun masuk kedalam kamar, ia bisa melihat jika Laras tengah telponan dengan seseorang.
"Yaa, nanti malam aku pulang!" ucap Laras.
"Sekarang kamu pulang atau ayah bakar Basecamp mu itu!" ancam Jefran Yudistira ayah Laras.
"Kalau sekarang Laras ngga bisa yah! Laras mau makan siang dulu, Laras belum makan sama sekali" ujar Laras dengan jujur, dengan dua jari yang menyapit barang nikot*n yang sudah sisa setengah.
"Yasudah dua jam kamu ngga pulang, bakalan ayah bakar basecamp mu itu dan Monic mu bakalan ayah jual!" ancam Jefran tak main-main.
"Ck, iya yah!" ucap Laras
"Berhenti berdecak di depan ayah mu, Laras!" nasihat Jefran.
"Iya yah, yasudah Laras mau makan dulu" ijin Laras.
"Yasudah, ayah akan tunggu kamu! Ingat perkataan ayah barusan" setelah Jefran mengatakan itu, Laras sengaja langsung mematikan sambungan telponnya kalau tidak seperti itu ayahnya pasti akan terus berbicara panjang kali lebar kali tinggi .
Setelah itu Laras langsung membanting ponselnya ke atas kasur, ya kali ponsel mahalnya di lempar ke lantai. Ia juga termasuk orang yang sayang terhadap benda kalau belum rusak parah bakalan ia terus gunakan.
"Bokap lo?" tanya Clara.
"Hmm," balas Laras sambil membuka bungkusan seblak, yang sudah di atas wadah mangkuk yang seukuran.
"Nyuruh lo balik? Apa gara-gara Bang Adit yang bocorin?" tanya Maria dengan menggebu-gebu.
"You know, dia pasti tahu kalau gue cabut! Kalau Bang Adit yang bocorin pasti dia nelpon gue buat pulang duluan!" ujar Laras.
"Terus siapa dong?" tanya Maria.
"Kata bokap gue ada yang lihat gue di taman lagi ngehajar preman yang gangguin Clara tadi, gue rasa anak buahnya dia deh yang kasih tahu!" tebak Laras.
Maria dan Clara hanya manggut-manggut ia pun membuka bungkusan seblak juga, tangan Laras mencari film yang ada di ponselnya. Bosen juga jika makan tak ada tontonan apapun,
"Film yang lagi viral di tok tok apa namanya?" tanya Laras.
Clara yang selalu update di sosmed pun mencari di kolom pencarian di akun miliknya,
"Oh ini?" tanya Clara sambil menyodorkan ponselnya ke arah Laras supaya ia bisa melihatnya juga.
"Nah iya ini, apa nama judulnya? Biar gue cari" ujar Laras ia pun sudah dari tadi stay membuka aplikasi yang bisa ia tonton.
"Kenapa harus aku! Nama judulnya" jawab Clara, jari mungil Laras pun mengetik di kolom pencarian dengan judul yang barusan di baca oleh Clara.
Setelah fim mereka sudah ketemu, mereka segera melakukan ritual makan.
Dengan tangan terus menyendok seblak tersebut kedalam mulut hingga mulut mereka sudah di penuhi dengam toping seblak jangan lupa telur gulung dan takoyaki.
Menit demi menit mereka terus menikmati acara film tersebut bahkan makanan mereka sudah hampir habis dan mangkuk seblak yang sudah kosong hanya tertinggal kuahnya yang sudah tak ada isian apapun.
Klek
Danto membuka pintu kamar mereka tepat di menit-menit film sudah mau habis, "Kalian ngapain?" tanya Danto.
"Bok*r!" jawab Laras dengan asal.
Tangan Laras pun merapihkan sisa makanan bekas mereka, sedangkan film juga sudah selesai kini hanya tinggal nama-nama pemain yang ada di akhir cerita. Sedangkan Clara membersihkan lantai yang kotor akibat berceceran kuah atau saus-saus yang turun ke lantai, Maria pun tak luput juga membantu menaruh wadah yang tadi ia pakai lalu mencuci bersih kembali agar bisa di gunakan dengan yang lain.
"Kita bertiga cabut dulu, bang!" pamit Laras saat melihat Maria sudah kembali lagi kedalam kamar.
Danto mengerutkan keningnya, lalu bertanya. "Cepat banget?" Danto sendiri keheranan biasanya Laras and the geng pasti akan pulang malam paling cepat jam enam sore tapi sekarang baru jam dua siang tapi mereka sudah pergi.
"Biasa lah ada urusan, lo tahu orang cantik banyak wacananya " balas Clara.
Danto yang mendengarkan hanya bisa mendelik dengan sinis, memang betul apa yang diucapkan oleh Clara tak ada yang salah tapi justru tingkat kepedeannya itu loh yang membuat Danto seketika ingin mengumpat.
"Yaudah kalau gitu gue cabut dulu!" pamit Laras yang sudah bersiap dengan tas sekolahnya yang di pundak.
Danto pun tak melarangnya, ia juga tak masalah jika mereka ingin bermalaman disini.
Bagaimana pun ini juga tempat mereka berempat, mereka juga sudah masuk kedalam geng ini sejak dari SMP.
Laras dan yang lainnya pun keluar dari perkarangan Mansion, di pertigaan mereka berpencar karena arah rumah mereka tak ada yang sejalan namun hal itu tak membuat mereka menjadi tak kompak.
Brum
Brum
Tiba-tiba ada dua motor yang menghadang motor hitam Laras, Laras menyeritkan pelipisnya ia mencoba mengingat lambang jaket yang lawan gunakan.
"Drak angel's?" gumam Laras, "Haduh mati gue, mana gue sendirian lagi!" ujar Laras. Pasalnya beberapa hari yang lalu Laras mengalahkan ketua Bos Geng mereka di jalanan, mungin baru ada kesempatan sekarang mereka membalasnya. Apalagi jalan yang di gunakan oleh Laras biasanya di bilang selalu lancar namun kali ini tidak ada satupun kendaraan yang lewat sama sekali bahkan dua jalur sekalipun.
"Hallo, nona cantik" sapa salah satu anak buah itu, sambil melepaskan helm yang melekat di kepalanya tadi.
Seketika Laras memandang jijik melihat wajah dari sang lawan, ia pun menyeringai tak ada salahnya ia mencoba untuk mengalahkan di gondrong ini. Ya, Laras akan memanggilnya si gondrong karena rambutnya hampir melebihi sebatas bahunya sendiri.
"Lo maunya gimana, Drong?" tanya El sedikit mengejek.
"Siapa yang lo panggil itu?" tanya laki-laki yang ada disebalah laki-laki yang berambut gondrong.
Laras jengah, tak sadar diri senkali lawannya ini. Pikir Laras.. "Ya rambut di sebelah lo kan gondrong, jadi yak da salahnya juga dong gue panggil dia gondrong?" ejek Laras.
"Oh, gadis ini mau main-main sama sih abang gondrong ini?" tanya laki-laki gondrong itu.
Laras langsung menyeringai ia tahu jika lawannya ini akan mengeluarkan sajam yang ada di salah satu jaketnya ini, Laras pun juga tak bodo ia juga diam-diam mengambil pisau lipat yang sudah sedikit berkarat lalu dengan tambahan bahan sebagai bumbu di atas lukanya dengan garam atau cuka yang sudah ia masukan kedalam plastik.
*Bersambung*
*Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*
*Salam manis dari AUTHOR 🤭*
*ig @vera_miceela
@putri488241.