NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berusaha menolong

Mendung menyelimuti langit sore itu. Menambah kesan sendu serta kelabu, dan kesedihan yang teramat sangat di Lavente. Pemakaman Margaretha, siswi yang meninggal akibat tersengat arus listrik di dalam kolam sudah dilakukan. Banyak yang merasa kehilangan pada sosok gadis periang itu. Selain aktif di organisasi sekolah, Margaretha juga cukup terkenal karena sering menjadi brand ambassador untuk beberapa produk kecantikan juga fashion sebab paras cantiknya.

Sayangnya, kecantikan itu kini telah tertidur abadi membawa rahasia yang mungkin hanya Megan dan sang penulis The Book saja yang tahu. Ditambah satu orang lagi, Arkana. Gadis cantik nan periang yang dikenal semua orang sebagai seorang malaikat itu adalah penyebab malapetaka bagi siswi lain bernama Ziudith. Margaretha masih beruntung karena meninggal tanpa meninggalkan kesan negatif pada dirinya selama berada di dunia, tapi bagaimana dengan Ziudith?

Gadis berkaca mata itu selalu mendapat perlakuan tidak adil. Dicap sebagai seorang trouble maker. Selalu merasakan kesengsaraan selama menjadi siswa Lavente, dan sayangnya.. Hingga akhir hayat, Ziudith terus saja dihujat orang-orang yang tidak suka padanya dengan makian dan kata-kata keji lainnya.

"Kematian kelima. Kau sudah membacanya?" Tanya Megan menyenggol lengan Arkana pelan.

Megan dan Arkana sedang ada di kantin. Kebutuhan perut para siswa Lavente terpenuhi di sini. Tidak ada yang boleh keluar asrama atau area sekolah jika tidak ada keperluan yang benar-benar urgent. Maka di sinilah mereka berada.

Biasanya Megan akan mengambil spot bangku paling ujung. Akan ada Samuel yang pasti menemani gadis berparas putih pucat itu, namun kali ini Megan malah menghampiri letak Arkana duduk. Bersama dua orang teman laki-laki yang lain.

Tentu saja pemandangan tak lazim ini membuat sebagian orang langsung membicarakan kedekatan antara Arkana si kapten basket dan Megan si gadis snow white.

"Sudah. Lagi-lagi dari kelas Swiss. Apa semua temanmu dahulu memang sekejam itu kepada Ziudith?" Ungkap Arkana meneguk air mineral di tangannya.

"Aku tidak tahu. Aku tidak punya teman. Dan mereka bukan teman-temanku. Kami hanya terpaksa berada dalam satu ruang kelas yang ditentukan oleh principal. Bukan berarti aku bisa menyebut mereka temanku." Megan tak mau disebut memiliki teman, karena pada kenyataannya dia memang tidak dekat dengan siapapun. Kecuali Samuel tentu saja.

"Terserah kau, Megan. Aku mulai berpikir akan lebih baik jika kau hidup di dalam goa saja, tidak ada siapapun. Hanya ada dirimu dan semua egomu. Terdengar lumayan menyenangkan kan?"

Perdebatan mereka ternyata dilihat oleh Samuel. Samuel tentu tidak ingin gadisnya bersandar pada orang lain, yang sialnya adalah temannya sendiri. Dengan langkah lebar, Samuel berjalan menuju meja Arkana dan Megan berada. Oiya, dua orang teman Arkana tadi sudah pergi ketika Megan mulai duduk di antara mereka.

"Megan, aku menghubungimu sejak kemarin. Aku mengkhawatirkan kondisimu. Tapi, ternyata kau sedang memasang ancang-ancang untuk mencari penggantiku." Tegur Samuel yang mampu memicu atensi banyak mata menatap ke arah mereka.

Megan memicingkan mata. Dia geleng-geleng tidak percaya dengan apa yang Samuel katakan. Arkana berdiri menepuk bahu Samuel.

"It's not what it seems. You should believe what Megan says." Kata Arkana.

"You support him? You know everything she says is bullshit?? Oowh, aku tahu.. Kau ingin mendekatinya dengan memanfaatkan semua cerita bohong itu kan? Kutukan, arwah balas dendam, buku dari dunia lain?? Kapten basket kita menginginkan kekasih temannya sendiri. Hahaha.. Konyol sekali!" Amarah Samuel memuncak. Dia mendorong bahu Arkana keras.

Megan tidak peduli. Dia bergegas meninggalkan kantin tanpa memasukkan makanan apapun ke dalam perutnya. Dia sudah kenyang dengan hanya melihat orang-orang di sana. Ini tidak akan berhasil! Lebih baik Megan kembali ke dalam kelas saja untuk mencari tahu siapa korban berikutnya melalui The Book yang tadi sudah dia baca. Jika Sam dan Arkana mau berkelahi, silahkan saja. Terserah mereka!

"9 Juli 2025. Dia sedang menyisir rambutnya. Rambut golden brown miliknya itu memang sangat indah. Bergelombang dan halus. Aku yakin perawatan untuk setiap helai rambutnya pasti sangat mahal. Tidak seperti ku yang hanya memakai sampo pasaran, kadang jika sudah habis dari botolnya.. Aku sengaja memberikan air agar sampo tersebut bisa ku pakai sampai habis."

"Tapi ini jelas bukan tentang diriku, sampo pasaran yang sering ku pakai atau rambutku yang tak pernah mendapatkan perawatan. Karena sekarang aku sedang menceritakan bagaimana seseorang dengan rambut indah itu akan menemui ajalnya membawa rambut yang dia banggakan."

"Suatu hari, aku diminta dirinya untuk mengambilkan creamy mushroom chiken soup di kantin. Dia bisa mengambilnya sendiri, tapi melihat keberadaan ku.. Dia langsung menyuruh ku mengambilkan makanan yang katanya sangat lembut dengan daging ayam juicy serta saus krim jamur creamy. Ya aku bilang 'katanya' karena aku tidak pernah dapat jatah makanan lezat tersebut dari sekolah. Semua yang dimakan siswa Lavente di kantin akan ditagih per semester ketika pembagian laporan ulangan tiba. Tagihan itu nanti akan dibayar orang tua mereka masing-masing, sedangkan aku hanya yatim piatu. Tidak ada yang membayarkan tagihanku kecuali diriku sendiri. Sekolah hanya menanggung biaya pendidikan, bukan biaya makan. Dan aku harus berhemat kan? Kalau aku habiskan uang yang aku dapat dari bekerja sampingan di perpustakaan yang hasilnya tidak seberapa itu untuk makan, maka bisa dipastikan satu semester ke depan aku akan ditendang dari Lavente karena tunggakan tagihan kantin yang tidak bisa aku bayar."

"Kembali pada hari itu. Aku berhasil membawa makanan yang dia pesan tadi ke mejanya setelah antrian panjang. Dia bilang aku yang harus membayar makanan mahal yang akan dia makan. Aku hanya bisa menatap nanar, tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi ketika dia akan memakan creamy soup yang aku bawa, katanya ada helaian rambut di sana. Dia bilang, dia jijik memakan makanan yang ada jejak rambutnya. Dia jambak rambutku keras, aku yakin ada beberapa helai rambut ku yang rontok karenanya. Kepalaku di tekan di meja, dan creamy soup yang masih panas itu dia guyurkan ke kepala hingga mengenai mata dan wajahku. Ketika dia ditegur principal atas kekerasan yang dia lakukan padaku, katanya aku yang memulai lebih dulu dengan meludahi makanannya. Di sana seharusnya ada cctv, tapi semua itu tidak berarti karena dia anak orang kaya. Sejak saat itu, setiap hari aku hanya berani makan roti secara sembunyi-sembunyi di luar area kantin. Aku tidak berani ke kantin lagi."

"Dia terlihat merapikan kembali rambutnya. Seorang teman mengajaknya ke luar kelas. Wajah malasnya menunjukkan jika sebenarnya dia tak ingin beranjak dari kursi. Dia dan temannya tadi akhirnya menikmati keindahan bunga-bunga yang sedang bermekaran di taman sekolah. Tiduran di atas rumput yang sudah dirapikan. Sangat indah. Mereka beberapa kali mengabadikan momen itu dengan ponsel. Melakukan foto bersama sebelum ajal menjemputnya. Ya, karena sedetik kemudian ada pisau dari alat pemotong rumput melayang ke arahnya. Merontokkan rambut beserta isi kepalanya. Otaknya terburai. Dia sangat terkejut sampai hanya bisa melotot menikmati kepergiannya meninggalkan dunia."

Megan melihat ke sekeliling. Dia bisa langsung mengenali siapa yang The Book maksud. Dia adalah Rebecca. Gadis cantik masih mematut diri di depan cermin. Dia mengagumi keindahan wajah dan rambutnya. Lamunan Megan tersadar ketika menyadari jika Rebecca diajak keluar kelas oleh temannya. Megan langsung berlari ke arah Rebecca.

"Tunggu!! Jangan keluar!! Kamu akan celaka jika berada di luar kelas!" Megan menarik tangan Rebecca lumayan keras.

Rebecca dan temannya menatap Megan dengan pandangan bertanya. "Apa kau sedang mengigau, Megan? Kenapa aku tidak boleh keluar kelas? Celaka apa yang kamu maksudkan?"

"Rebecca, dengarkan aku! Kau akan-- Kau.. Kau tidak boleh keluar kelas! Di luar panas! Bukankah akan lebih baik jika terus berada di kelas? Rambutmu! Rambutmu akan rusak jika terkena sinar matahari secara langsung!" Megan berusaha meyakinkan Rebecca agar tidak meninggalkan kelas. Tidak mungkin dia bilang jika kepala Rebecca akan terbelah seperti semangka jika Rebecca nekat meninggalkan kelas! Sudah pasti Megan akan dianggap gila.

"Aku juga berpikir seperti itu. Aku baru saja melakukan perawatan. Tapi lihatlah, Lily terus saja memaksaku untuk menemaninya pergi ke taman." Rebecca menatap ke arah temannya yang bernama Lily.

"Oke, oke. Jika tidak mau pergi ke taman. Bagaimana kalau kau menemaniku ke laboratorium saja. Aku ingin melihat praktek elektronika kuantum di sana." Lily merengek lagi.

"Itu terdengar membosankan kau tau?" Rebecca memutar bola matanya malas.

"Ayolah, Re! Sekali ini saja! Kau tau, anak elektro semua tampan dan pintar ada di sana." Lily berbinar membayangkan bisa melihat para calon ilmuan Lavente yang gagah sedang melakukan praktek di laboratorium.

"Apa kau bodoh? Tidak ada yang bisa masuk ke laboratorium dengan bebas. Ku rasa otakmu bermasalah." Rebecca menepuk kepala Lily saking kesalnya.

"Hei, aku tidak bodoh! Jangan lakukan itu lagi. Ayo lah, aku bisa dengan mudah mengajak mu masuk ke ruang laboratorium. Percaya lah padaku!" Ucap Lily dengan bangga.

"Apa kau..?" Tanya Rebecca memicingkan mata.

"Yes! Aku berpacaran dengan Ken minggu lalu. Kami memakai laboratorium sebagai tempat kami bertemu. Selalu seperti itu. Dan, kau tau.. Itu sangat menyenangkan!" Lily menatap Rebecca malu-malu.

Megan hanya tersenyum samar. Dia mengikuti kemana Rebecca dan Lily pergi. Dia hanya ingin memastikan jika Lily tidak mengajak Rebecca ke taman. Tempat di mana Rebecca meregang nyawa. Megan bernafas lega ketika dia melihat Rebecca dan Lily memasuki ruang laboratorium.

Namun belum hilang perasaan leganya, Megan dikejutkan dengan suara teriakan dari dalam laboratorium. Suara Lily!

Ketika Megan dan siswa lain membuka pintu laboratorium karena teriakan Lily, mereka dikejutkan dengan sosok gadis yang kepalanya nyaris terbelah di atas mesin laser serat yang masih beroperasi. Kepala Rebecca ada di meja mesin, sedangkan badannya membungkuk. Semua gelap! Megan roboh tak sadarkan diri.

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!