Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Capek Boleh, Nyerah Jangan
Siang hari badan diva sudah mulai sembuh,
dan diva ingin berbagi cerita ke chika, entah cerita apa yang akan diva sampaikan ke chika. Chika adalah perempuan yang cantik dan baik, ia tidak akan tinggal diam ketika diva kenapa², bahkan ia akan melawan siapapun jika diva di ganggu. Diva sendiri merasa persahabatan mereka makin hari makin erat, karena cuman chika yang berhasil ngerti'in posisi diva pada saat susah maupun senang, ia selalu siap berada di samping diva kapanpun dan dimanapun, ketika diva membutuhkannya. Jika diva menyimpan rasa sakit seperti kemaren sampek ia sakit²an, chika sendiri bahkan merasa bersalah dan merasa ngak berguna jadi sahabat. Mulai hari itupun diva memutuskan untuk cerita ke sahabatnya itu tentangnya apa yang telah terjadi selama ini, dan diva akan menceritakan semuanya tanpa mengumpetkan sepatah katapun, ia akan menceritakan semuanya.
Selang beberapa menit kemudian, jarum jam sudah menunjukkan pukul 14.30 diva memutuskan untuk menelepon chika mengajaknya nongkrong di cafe nanti.
Chika
"Hallo... chika lo lagi dimana sekarang? "
"hah... apa div, ngak kedengeran"
"lagi dimana sekarang?"
"Gue, Lagi di mall sama kak fauzan! kenapa tumben telfon?" tanya chika
"dih gaya amat lu jalan sama cowok! sejak kapan lo berani jalan sama cowok anjir hahaha" diva mengejek chika dengan ketawa puas,
"mulai² apaan sih lo diva, kek gak pernah jalan ama cowok aja, yee... alay luu!" jawab chika dengan nada yang
melengking terdengar di spiker diva.
"yaudah iya sorry canda, Lu habis magrib kemana? bisa nongkrong ngak, gue mau cerita sama elu,.. bisa kan? "
tanya diva.
"ngak deh kayaknya, yaudah ntar gue kabarin lagi oke"
"okey yaudah lanjut kencannya"
" ngomong apa sih, ini pacar orang woy... wkwkkw"
"astaga stresss lu, yaudah gue mati'in telfonnya jangan lupa kabarin nanti! " seru diva
"siap komandan, sampai jumpa" dengan suara yang masih cekikikan.
Telepon berakhir,
Diva melanjutkan dengan menulis buku diary hariannya, setiap ia merasa terpuruk. Sebab menurut diva, bercerita ke orang lain belum tentu aman dan bisa menjaga privasi kita, kecuali ke sahabat sendiri. Dan bisa juga nanti pada saat ada masalah pastinya cerita kita yang sudah kita curhat kan ke orang tersebut pasti akan di bongkar dan tersebar kemana², Namanya juga manusia wajar kali ya, tapi kalo seperti itu namanya sudah beda lagi.
...*Di dunia ngak ada kata manusia sempurna, semua pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing². Terkadang kita perlu untuk menyadarkan diri sendiri, Dan selalu bersyukur dalam hal apapun yang terjadi, karena sejatinya manusia harus memegang teguh kata bersyukur. Sebab bersyukur itu penting tanpa bersyukur hidup kita akan selalu serba kurang, dan akan menimbulkan keserakahan.*...
"Huft... semoga, kalimat ini bisa selalu mengingatkan ku" ucap diva dengan menutup buku diary-nya tersebut, dan meletakkan di dalam laci sebelah tempat tidur.
Ngak lama kemudian suara ketukan terdengar di kamar diva, dan setelah diva membukanya, ternyata ada paman dan neneknya yang sedang berdiri di depan pintu, dangan memegang koper yang di bawa oleh pamannya.
" Kalian mau kemana? " tanya diva dengan bingung,
"diva ma'af, paman dan nenek mau pamit untuk pulang kembali ke jogja" ucap pamannya dengan nada rendah, namun raut wajahnya ngak bisa berbohong ia terlihat sangat sedih karena ngak tega melihat diva yang nantinya ia tinggal harus merasakan kesunyian di dalam rumahnya tersebut, tanpa ada satu orang pun yang menemaninya. Dari dulu emang diva sudah di tinggal merantau sama bundanya tapi itu masih kecil dan masih di rawat oleh nenek, sedangkan sekarang ia harus di Rumahnya sendiri.
"jadi paman mau balik sama nenek?" tanya diva dan air mata berhasil lolos di pipi diva.
"cucuku, kamu ngak boleh sedih ya princes kecilnya nenek, nanti nenek sama paman main kesini lagi! " seru nenek dengan mengelus pundaknya diva. Ia sayang sayang banget sama diva yang cucu pertamanya dia, karena sejak kecil diva ikut neneknya karena di tinggal merantau bundanya pas masih kecil umur 1 tahun sampai umur 16 tahun. Tetapi ia sekarang harus ikut bundanya pulang ke rumahnya sendiri demi pendidikannya.
"nenek disini saja nemenin diva ya..! " seru diva dengan sesenggukan karena menangis tak henti.
"iya nanti nenek kesini lagi njenguk diva ya, sekarang nenek harus pulang, kalo nenek ngak pulang nanti siapa yang masakin om chiko"
Om chiko adalah adik dari bundanya diva ia berumur sekitaran kurang lebih sama seumuran diva, chiko anak laki² terakhir dari neneknya diva. Sebenarnya mereka ngak tega ninggalin diva, namun mereka masih mempunyai tanggungannya sendiri² di rumah. paman sebenarnya belum punya istri tapi, ia sibuk dengan pekerjaan yang ada di kantornya, terpaksa mereka harus meninggalkan diva, to nanti juga ia bakal njenguk diva sebulan sekali. Dan akan selalu bertukar kabar dengan diva.
"Diva, nanti kalo diva butuh apa² jangan lupa kabarin paman dan nenek ya" seru paman dengan senyum dan merangkul diva.
"yaudah, kalian hati² ya kalo udah sampai jangan lupa kabarin diva, mari di antar sampai depan depan" ucap diva berjalan sambil memeluk tangan neneknya.
" nenek, dan paman balik dulu ya cantik, putri kecilnya nenek ngak boleh sedih, cukup dengan bahagianya saja ya, nenek akan selalu sayang sama diva, belajar yang bener okey! " seru nenek deng memberikan semangat kepada diva karena ia ingin cucunya mengenal bahagianya saja sekarang, cukup masa kecilnya saja ia di buat menderita.
"kalian hati² ya... see you nenek, paman diva tunggu kalian kesini lagi okey" melihat mereka yang berjalan ke arah mobil pamannya yang di parkir di depan rumah diva. mereka akhirnya melajukan mobilnya dan diva melihat kepergian mereka semakin jauh. Setelah dirasa mereka sudah jauh dan mulai menghilang dari pandangan diva ia akhirnya membersihkan daun² yang Berjatuhan di teras rumah dengan menyapu dan menyanyikan lagu favoritnya dengan gembira.
Selang beberapa jam setelah ia membersihkan daun² yang berjatuhan dan beres² rumah ia akhirnya selesai, dan menjatuhkan badannya ke kasur sambil main hp dengan scroll tiktok. Selang beberapa menit ada pesan masuk dan langsung membukanya.
Chika love
(Chika : lo sekarang siap² dulu habis magrib aku langsung otw ke rumahmu, dan kita nongkrong di cafe.)
Diva melihat pesan tersebut dan ia langsung bergegas untuk mandi, dan bersiap² karena cewek kalo mau keluar pasti dandannya nyampai 2 jam lebih, karena harus memilih pakaian yang pas dulu.
Hayo ngaku ngak, kalian pasti sama kan para ciwi² wkwkwk.
Setelah dengan berjalannya waktu dan diva selesai berdandan akhirnya chika sampai di kediaman diva untuk menjemput diva dan menuju cafe tujuannya. Di tengah perjalanan mereka bernyanyi dengan bahagia dan menurut diva, itu sangat seru.
Setelah ia dan chika bercanda ria di dalam mobil, dengan cepatnya ia sampai di tempat tujuan. Kemudian mereka masuk dan memesan cemilan dan minuman.
"Div ayok duduk sebelah sana aja, keknya lebih nyaman!"
"okey.. gue terserah lo aja sih!" ucap diva.
Mereka pun akhirnya duduk sambil berfoto² gapapa sih ya, namanya juga anak gen z wkwk.
Setelah menunggu lumayan lama akhirnya cemilan yang di pesan mereka berserta minumannya datang, dilanjut dengan chika yang sedari tadi cerita tentang dirinya yang pergi bersama fauzan.
"lo jangan sampek ngomong ke gue, kalo lo baper sama fauzan!" ucap diva dengan menatap diva,
"lagian kalo gue suka dia kenapa?" tanya chika ke diva, dan pada akhirnya pertanyaan chika membuat diva mendadak diam, karena diva takut dia salah ngomong.
'kalo pertanyaan modelan gini mending gue diem, ini sih kalo jawaban gue meleset dikit aja, bisa mati gue di tangan chika ntar'
ucap dalam hati diva, dan secara ngak sengaja diva melamun. Lumayan lama ngelamunnya chika menyadarkan diva dengan melambai²kan tangannya di depan muka diva.
"Lo kenapa sih bengong mulu, gue heran deh"
ucap chika dengan bibirnya yang nyinyir ke diva, sampai pada akhirnya diva sadar karena di sadarkan oleh chika.
"eh enggak.. chika gue mau cerita ke lo tentang keluarga gue"
"ya.. silahkan diva, aku siap kok jadi pendengar lo" ucap chika.
"Gue sebenarnya udah ngak tahan dengan keadaan gue yang sekarang, gue bingung harus ngapain. Sedangkan gue sekarang udah mulai dewasa dan belum pernah sama sekali ketemu sama bokap gue... gue pengen tau siapa orangnya, setiap gue tanya ke nyokap dimana bokap gue, jawabannya sama, sampai aku bingung gimana caranya gue bisa ketemu sama bokap gue chika...!" dengan wajah yang sedih dan air mata mulai menetes, karena diva tipikal cewek yang ngak kuat cerita perihal tentang keluarga.
"Sabar ya div, suatu hari nanti lo.. pasti akan ketemu sama bokap lo kok!" seru chika dengan mengelus tangan diva.
"Gue capek chika, kenapa kehidupan gue serumit ini, dan kenapa gue harus lahir di kehidupan yang seberantakan ini tentang keluarga, gue capek" dengan menutup muka dan menundukkan badannya, karena ia mersa sangat rapuh pada hari itu. Air mata mulai bercucuran dan sulit untuk di kendalikan, tapi ia berfikir dengan cerita ke sahabatnya mungkin akan lebih meringankan beban fikirannya.
Chika melihat sahabatnya menangis dan serapuh itu ngak tega lihatnya, ia bingung sendiri Harus bantu dengan cara apa. Sedangkan ia sendiri, keluarganya juga berantakan sama persis dengan diva. Namun, ia harus berusaha menguatkan dirinya di hadapan diva, walaupun ia sendiri juga rapuh.
"Div... gue hanya bisa dengarkan cerita lo... dan gue kali ini bingung, harus dengan cara apa supaya bisa bantu lo ketemu sama bokap lo! " yang pada akhirnya air mata berhasil lolos ke luar dan membasahi pipinya. Lalu, diva memeluk badan sahabatnya dan berusaha menguatkan, "lo yang sabar ya, cerita kita hampir persis sama, jadi kita harus kuat dan kita harus saling menguatkan diri kita sendiri. Kalo bukan kita sendiri lalu siapa lagi div! " Berbicara dengan berusaha sekuat mungkin, supaya tangisannya tidak pecah.
"Lo.. juga harus kuat ya, dan gue minta maaf selalu ngerepotin lo tiap hari, kenapa ya kita di takdirkan keluarga yang seperti ini, sebenarnya kita ngak mau Tuhan, apa ini yang di namakan ujian dunia?" ucap diva
"Iya... ujian akhir dunia" ucap chika, dan mereka berdua akhirnya tertawa bersama, karena jawaban yang keluar dari mulut chika ngak se-ekspek ini. "kita boleh capek, tapi kalo nyerah jangan, karena kita masih di generasi muda, dan masa depan kita masih panjang" ucap Chika ke diva dengan senyum² sendiri karena ia merasa, sejak kapan ia bisa membuat kata² penyemangat tersebut.
"wkwk lo bisa aja, berarti lo tadi keluar sama cowok jangan² les kata² mutiara ya? " diva ngeledek chika dengan ketawa lepas. Mereka ketawa lepas bersama sampai lupa dimana ia sekarang, dengan berjalannya jarum jam dan mulai larut malam kemudian mereka memutuskan untuk pulang, Karena besok mereka akan pergi sekolah.
Enaknya punya sahabat ya kek gini bisa diajak kompromi dan bisa di andalkan satu sama lain, tentunya bisa diajak saling menguatkan satu sama lain.
...next...
.......
.......
...Buat kalian jangan salah memilih teman, ataupun sahabat. Pilihlah yang bisa diajak suka duka dilalui bersama, karena di zaman sekarang, biasanya teman atau sahabat sendiri bisa merusak segalanya yang kita punya......
...See you babay sampai jumpa di bab selanjutnya🥰...
...Jangan lupa selalu support biar ngak males nge-up hehehe😄...