NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Kita pulang saja Kak, aku kehilangan mood untuk berbelanja." Ucap Lea lesu.

Ken mengamati Lea dengan tatapan dinginnya. Ia tahu Lea pasti memikirkan kejadian tadi. Ken merogoh ponselnya lalu mengetik pesan singkat pada Bayu.

"Oke, tapi kita makan dulu!" titah Ken tegas. Satria mengangguk setuju.

"Baiklah," jawab Lea, mengikuti langkah tenang Ken ke sebuah restoran seafood di yang terletak tidak jauh dari tempat mereka saat ini.

Ken memilih tempat privat, memprioritaskan kenyamanan dan keamanan Lea, meskipun penjaga bayangannya sudah bersiaga. Sebagai ketua mafia, kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama, ia tidak mau kecolongan karena ia saat ini sedang bersama Lea musuh akan mengincar kelemahannya.

Ketiganya duduk tenang di ruang tersebut. Sambil menunggu pesanan mereka tiba. Ken mengamati Lea yang masih murung.

Tak lama, pesanan mereka datang. Ken menyambar sumpit, mengambil sepotong udang bakar. Ia makan dengan tenang.

"Dia tidak akan berani mengganggumu lagi," ujarnya datar, namun penuh ancaman terselubung.

"Hm ... Kakak tidak mengenalnya, Mia tidak akan berhenti begitu saja," sahut Lea.

"Makanlah," perintah Ken, tanpa menanggapi jawaban Lea. "Kau butuh tenaga menghadapinya."

Lea menurut, makan dengan tenang, berusaha mengabaikan masalahnya. Satria mengamati mereka berdua. Ia mengerti perhatian tersembunyi di balik sikap dingin Ken.

Setelah makan, mereka keluar restoran. Tiba-tiba mata Lea tertuju pada wahana permainan yang terlihat dari kejauhan.

"Kak ... Kita ke sana! Aku mau main itu!" seru Lea, penuh semangat, moodnya kembali membaik, wajahnya seketika terlihat ceria.

Ken dan Satria saling pandang, seolah mempertimbangkan permintaan Lea, tapi juga tidak tega menolaknya.

"Baiklah," ucap Ken. "Tapi sebentar saja!"

Mereka menuju wahana permainan. Ekspresi Ken tetap datar, namun sorot matanya menunjukkan sedikit ketertarikan.

"Kau mau permainan apa Lea?" tanya Satria, mencoba memulai percakapan.

"Itu … roller coaster mini, Kak Satria!" seru Lea, matanya berbinar-binar. "Aku belum pernah naik yang seperti ini!"

Ken mengamati wahana sekilas. "Pastikan keamanannya terjamin," perintahnya pada Satria.

Satria mengangguk patuh, memeriksa wahana tersebut sebelum memberi laporan, "Aman Ken."

"Baiklah. Ayo, Lea," kata Ken, mengulurkan tangan.

Lea menerimanya dengan senang hati.

"Terima kasih, Kak."

Lea terus mengoceh, Ken dan Satria nampak menikmatinya meskipun ekspresi wajah mereka berdua masih saja datar. Pandangan fokus mengamati Lea yang bersemangat namun gugup.

"Seru sekali, Kak! Aku ingin naik lagi!"

"Tidak, kita pulang," ucap Ken, tegas.

"Ih, pelit banget sih, Kak! Baru sekali naik udah disuruh pulang. Padahal aku masih pengen main lagi ..." Ia manyun sambil menyilang kan tangan di dada.

Lea memasang wajah cemberutnya, Ken merasa sangat gemas melihat wajah cemberut Lea. Ken menyungging senyum tipisnya.

Di dalam mobil suasana jadi hening ketiganya sibuk dengan pikirannya masing-masing .

Setelah dua puluh menit di perjalanan, mobil Ken berhenti tepat diarea parkir apartemennya. Lea langsung menyelinap keluar, di susul Ken dan Satria di belakangnya. Mereka bertiga masuk ke dalam lift menuju lantai 20.

Ting!

Pintu lift terbuka Lea, Ken dan Satria berjalan santai menuju ke unit apartemennya.

Clek!

Pintu terbuka setelah Ken memasukan password-nya.

Lea bergegas masuk lalu menghempaskan tubuhnya ke atas sofa empuk di ruang tamu, di susul Ken. Sedangkan Satria langsung menuju ke kamarnya.

"Aku ingin rebahan." Ujar Lea yang merasa lelah.

Tiba-tiba ponsel Ken berdering nyaring, Ken langsung mengangkat telponnya setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Halo, Mam, ada apa?"

"...."

" Ya ampun Mam, masih ada sisa lima hari lagi"

"...."

" Ya ya dah dulu ya, Ken lagi sibuk."

Setelahnya Ken langsung menutup teleponnya, ia menghindari ocehan sang maminya, yang tak pernah ada habisnya jika sudah mengomel.

"Siapa, Kak?" tanya Lea penasaran.

"Mami," jawab Ken singkat.

Ken menatap lea dengan tatapan penilaian, kemudian menyunggingkan senyum smirknya. Membuat Lea bergidik ngeri.

"Aku butuh bantuan-mu buat jadi pacar pura-puraku...." Ucap Ken langsung to the point.

"Apa? Pacar ... pura-pura?" Lea mengulang kata-kata Ken, mencoba mencerna maksud dari permintaan Ken.

Lea menatap Ken dengan mata membulat, mulutnya sedikit terbuka karena terkejut. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Ken mengangguk pelan, menatap Lea dengan tatapan yang sulit dibaca. Ia menjelaskan dengan suara yang rendah dan berat, "Iya. Lima hari lagi kita akan bertemu dengan Mami."

"Tidak ... Lea tidak mau!" tolak Lea tegas.

"Mau tidak mau, kau harus mau," desak Ken.

Lea menatap Ken dengan wajah yang cemberut. "Kenapa harus aku? Kakak bisa ajak pacar kakak, atau wanita lainnya, Lagipula ... aku tidak bisa bersandiwara!"

"Aku maunya kamu, dan jangan membantah lagi," kata Ken tegas.

"Tapi Kak ...." Lea masih ragu dan merasa terbebani dengan permintaan Ken.

"Menurut saja, Lea."

Setelah beberapa saat terdiam, Lea menghela napas. "Oke, tapi untuk kali ini saja," tekan Lea, yang sudah lelah untuk berdebat dengan Ken. Ia masih ragu, tetapi ia tidak tega menolak permintaan Ken.

"Dasar tukang maksa!" ketus Lea lagi, meskipun nada suaranya sudah sedikit lebih lunak.

Ken tersenyum tipis, kali ini senyumnya tulus.

"Terima kasih, Lea."

Keduanya saling diam, suasana jadi hening kembali menyelimuti ruangan tersebut.

Ding - Dong ...!!

Suara bel terdengar nyaring di ruangan yang sunyi itu.Lea melirik Ken sekilas, Ken masih sibuk dengan ponselnya. Lea bergegas membuka pintu

Clek!

Pintu terbuka ternyata ada dua Kuril pengantar paket.

"Cari siapa ya, Mas?" tanya Lea.

"Kami ingin mengantar paket atas nama Pak Keenan Adhitya," jawab salah satu kurir.

Lea berteriak, "Kak, ada paket nih!"

Ken bangkit dari sofa, melangkah tenang ke pintu. Ia memberi isyarat kepada kurir untuk meletakkan paket di ruang tamu. Setelah kurir pamit, Lea menatap tumpukan paket itu dengan rasa ingin tahu.

"Kak Ken, pesan apa? Kok banyak bangat." Tanya Lea penasaran sama isi paketnya.

"Buka aja."

"Emang boleh?" tanya Lea tak percaya, pria dingin di depannya itu membolehkan ia untuk membuka paketnya.

Sungguh hal yang mustahil pikir Lea. Lea melirik Ken sekali lagi untuk memastikannya.

Ken Hanya mengangguk kecil, menanggapi Lea.

"Baiklah, mari kita buka, aku penasaran apa isinya." Gumam Lea, Ken hanya memperhatikan dengan ekspresi datarnya.

Lea membuka paket demi paket. Ia berhenti sejenak, matanya membulat lebar.

"Wih ... Kak Ken pesan barang-barang wanita semua! Untuk siapa ini, Kak?" ia mengangkat alisnya, nada suaranya berubah menjadi sedikit mengejek.

"Oh ... pasti untuk pacar Kakak, ya?" ia menambahkan pertanyaan itu dengan nada yang sedikit menggoda.

Ken tak menanggapi ocehan Lea, ia hanya mengamati Lea Dengan kedua tangannya di masukan ke dalam saku celananya.

"Wah, apa butuh bantuan Lea?" tanya Satria yang baru keluar dari kamar.

"Kau datang di waktu yang tepat kak, bantu aku membuka semua paket ini, aku kesusahan membukanya sendirian, tanpa ada yang bantu." Ujar Lea sambil melirik Ken sekilas.

"Sini aku bantuin." Tanpa Satria sadari Ken menatapnya nyalang. Ken merasa tak terima Lea bisa ramah dengan Satria.

"Lihat ini, Kak! Ternyata Kak Ken juga membelikan perlengkapan mandi dan ada skincare juga," seru Lea antusias. "Pacar Kak Ken pasti senang banget dapat hadiah sebanyak ini!"

Ken dan Satria saling pandang. Lea terus mengoceh, tanpa menyadari wajah Ken yang semakin gelap.

"Tapi kalau Kak Ken punya pacar, kenapa Kak Ken tidak mengajak pacarnya saja menemui Maminya? Dan kenapa harus memaksa Lea yang jadi pacar sementaranya? Apa jangan-jangan pacar Kak Ken ... kabur karena tidak tahan sama sikapnya yang dingin? Ya, aku yakin pasti karena itu!"

Satria dengan susah payah menahan tawanya, bahkan ia terpaksa menggigit bibir bawahnya untuk meredamkan tawanya.

"Sat, bantu membereskan semua ini, dan bawa semua barang-barang ini ke kamar Lea." Ujar Ken dengan dingin. Setelahnya Ia langsung berlalu menuju kamarnya, meninggalkan Lea dan Satria yang tercengang.

Lea menatap Satria dengan wajah bingung. "Kak, apa aku tidak salah dengar?"

Hem ... seperti yang kamu dengar. Cepat bereskan, Ken tidak suka dibantah." Ia mulai membantu Lea memindahkan paket-paket itu ke kamar Lea.

Meskipun bingung, Lea tetap merapikan semuanya.Tak berapa lama, semua barang sudah tersusun rapi di kamarnya.

"Terima kasih kak, sudah membantu Lea." Ucap Lea tulus.

"Sama-sama Lea." Balas Satria lalu pamit pergi dari kamar Lea.

"Kenapa kak Ken, menyimpan semua barang ini di sini?"

1
Syhr Syhr
Di kamar Om/Grin/
Syhr Syhr
Ouh ouh/Hey/
Opi Sofiyanti
pst istri nya pa pengacara... siapa sih nma nya lp lg....
Rita
sopo iki?
Rita
sabar ya Lan
anggrek hitam
secantik apa sih Lea ini!
mami syila
lanjut Thor kenapa di gantung sih/CoolGuy/
Elsa
jadi greget siapa sih?
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ditunggu next updatenya kak. Jangan lupa mampir diceritaku juga, ya
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ini typo ya, Kak😉😉
azela
siapa ya?/Shy/
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
itu bukan Lea, Om. Dikasih koma ya, Kak, sebelum kata Om. Terus abis dialog tag itu huruf T nya huruf kecil yaa. 😉😉Semangat kak. Ceritanya bagus banget.🔥🔥🔥
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, kak. Buat penggunaan kata ganti nya lebih baik konsisten di salah satu dari "kau" atau "kamu", ya😉
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, Kak. Salam kenal, yaa. Aku mampir nih. Xixi
Mengare
katak 'kan' kalau di akhir kalimat harus memakai koma. contoh: "kamu belum makan, kan?"
Mengare
kalau dialog disusul kata lanjutan tidak perlu titik, tapi gunakan koma.

contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.

dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
Mengare
kalau ada kata keterangan setelah kata pokok gak usah dikasih tanda koma.

contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒
riniasyifa: terima kasih banyak kak, akan segera di revisi/Applaud/
total 1 replies
Mengare
kalimatnya agak membingungkan. seharusnya, "di makar itu, seorang gadis ...
riniasyifa: wah dapat ilmu lagi terima kasih kak. akan segera di revisi ulang
total 1 replies
Bu Kus
itu apa kuburan orang tua Lea ya ko jadi penasaran lanjut makasih
anggrek hitam
wah Lea, dah mulai perhatian sama ken/Applaud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!