NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Gricelin yang dipeluk oleh Rava, merasakan kehangatan yang luar biasa.

Jantungnya berdetak sangat cepat, reflek dia pun mendongak.

Tapi saat dia mendongak, Rava juga menunduk.

Membuat pandangan Gricelin dan juga Rava beradu.

Gricelin buru-buru memalingkan wajahnya. "Tuan Rava, bisakah saya mengambil guci milik ayah saya!"

Dia berbicara tanpa menatap Rava, tangannya yang lain memegang salah satu pipinya yang terasa panas.

Rava mengangguk, dan dia pun melepaskan pelukannya dari Gricelin.

Gricelin buru-buru membungkukkan wajahnya mengambil butiran abu yang berserakan, bahkan dia juga memunguti pecahan guci.

Rava juga membungkuk dan membantu Gricelin.

Air mata menetes dari kedua pelupuk mata Gricelin, saat ibunya membanting guci abu milik mendiang ayahnya.

Sementara Marina terdiam, lalu dia mendongak untuk melihat cctv yang ada di atas kepalanya.

Kedua bola matanya membelalak sempurna, saat menyadari memang ada cctv yang terpasang diatas kepalanya.

Marina menatap putrinya. "Apakah kamu merencanakan semua ini? Sengaja memancing amarahku ditempat ini, agar kamu bisa merekam dan menyebarkannya ke media sosial!"

Dia yang marah kembali menjambak rambut Gricelin.

Gricelin sendiri hanya diam seraya memeluk butir abu milik ayahnya yang terkumpul ditangannya.

Rava memasukkan butiran abu dan pecahan guci yang terkumpul ke dalam saku celananya.

Sekarang celana dan jasnya yang sangat mahal terlihat kucel, karena debu abu dan guci yang sebelumnya dia kumpulkan menempel di celana dan juga jasnya.

Dia menarik rambut Marina dengan keras, bahkan Rava juga menggunakan seluruh tenaganya.

"Kalau kamu tidak melepaskan rambut Gricelin! Jangan salahkan aku kalau rambutmu sampai terlepas dari kulit kepalamu!" Ancam Rava.

Tak berselang lama, Norman Atmaja dan putrinya Diandra Atmaja pulang kerumah.

Polisi juga ikut datang bersama dengan mereka.

Wajah mereka yang sebelumnya kesal sekarang berubah masam.

Diandra menyenggol ke arah ayahnya.

Norman pun langsung berjalan ke arah istrinya, dan meremas pergelangan tangan Rava. "Apa yang kamu lakukan pada istriku?"

Dia menatap Rava dengan tatapan tajam. "Cepat lepaskan rambut istriku! Dia sangat kesakitan!"

Rava membalas "Oh." Lalu dia menambahkan, "Kalau ingin aku melepaskan istrimu. Suruh istrimu itu melepaskan Gricelin."

Norman menolak. "Atas hak apa kamu menyuruh istriku untuk melepaskan anak pembawa sial itu!"

Karena dia memang sangat membenci Gricelin, mengingat kakak kandungannya yaitu ayah Gricelin sebelum meninggal malah membuat surat wasiat dimana semua hartanya diserahkan pada Gricelin.

Kakaknya Noah Fallon tidak menyisakan sepeserpun harta untuk dirinya, adiknya dan juga ibunya.

Harusnya kakaknya itu juga memikirkan dirinya, adik bungsunya dan juga ibunya yang janda.

Tapi di otak kakaknya hanya ada anak sialan itu.

"Baiklah. Jangan salahkan aku kalau sampai istrimu tidak mempunyai rambut!" ancam Rava.

Sebenarnya dari lubuk hati yang terdalam, Norman sudah tidak menyukai Marina.

Tapi, karena seluruh harta Gricelin belum sepenuhnya jatuh ke tangannya dan masih Marina yang memegang kekuasaan penuh.

Norman harus menunjukkan rasa kepeduliannya.

"Oke. Tapi aku akan membuat perhitungan padamu! Aku adalah besan keluarga Gunawan, kamu sudah berani menyinggung ku. Sama saja kamu sudah menyinggung keluarga Gunawan!" Norman penuh percaya diri.

Rava melirik ke arah dua orang polisi dengan pangkat rendah yang datang ke kediaman Gricelin.

"Kenapa kalian diam saja? Ayo tangkap wanita ini karena ingin melakukan percobaan pembunuhan pada seseorang."

Polisi itu malah diam, dan malah pamit pergi.

Kedua bola mata Rava menyipit.

Akhirnya dia teringat, polisi berpangkat rendah itu tentu saja tidak tahu identitasnya yang sebenarnya.

Norman yang melihat sikap polisi yang tidak takut dengan Rava dan lebih takut dengan ancamannya yang seorang besan keluarga Gunawan, hanya bisa memandang Rava dengan senyuman penuh kemenangan.

Sementara Rava tidak takut, dia masih saja memasang ekspresi datar.

Sementara Gricelin, malah ketakutan sendiri.

Mengingat semua cerita temannya, kalau dikota ini semua membutuhkan koneksi.

Rava terlalu baik padanya, dia tentu saja tidak mau keluarga Gunawan menghancurkan perusahan milik Rava.

Nyatanya polisi sendiri memilih kabur dan lebih mempercayai ucapan Norman.

Rava sendiri dengan santai mengatakan. "Oke, aku tunggu perhitungan darimu! Katakan pada keluarga Gunawan, kalau aku menantang mereka."

Marina melepaskan tangannya dengan jijik dari rambut putrinya, lalu dengan hati yang berbunga dia memeluk suaminya yang barusan membelanya.

"Sayang, gadis sialan ini mencari gara-gara lagi!" Marina mengadu, niat hati ingin mencari perhatian suaminya.

Tapi setelah mendengar aduan istrinya, wajah Norman kembali berubah masam.

Bahkan dengan kasar dia menjauhkan tubuh istrinya yang sekarang berada didalam pelukannya.

"Aku juga akan membuat perhitungan denganmu!" titah Norman, hal itu langsung membuat Marina kebingungan.

Tiba-tiba Gricelin terduduk dan bersujud di kaki Norman.

"Paman, tolong jangan buat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan milik Tuan Rava," ucap Gricelin dengan nada memohon.

Walaupun perusahaan ayahnya tergolong kelas menengah, tapi pamannya itu selalu menggunakan nama keluarga Gunawan untuk menghancurkan perusahan kelas menengah ke bawah yang tidak mereka sukai.

Gricelin paham akan hal itu, bahkan sahabat di SMA dulu juga pernah menjadi korban perhitungan Norman.

Sementara Rava sendiri, sungguh merasa tidak tahan melihat kepolosan Gricelin.

Dia menarik tubuh Gricelin dengan lembut. "Kamu jangan takut, perusahaan milikku nggak ada di kota ini. Jangankan menyentuhnya, masuk melewati pos satpam saja. Mereka nggak akan mampu!"

Rava terlihat begitu sombong dan juga angkuh, bahkan auranya terasa begitu mencekam.

Tapi, Norman yang awalnya takut dengan kesombongan Rava, pandangannya kembali berubah penuh penghinaan, saat melihat baju Rava yang kotor. "Baiklah kalau begitu, jangan salahkan aku. Kalau perusahaan mu itu jadi pora-poranda."

Marina masih berusaha mendekati suaminya, tapi suaminya masih terlihat begitu acuh.

Bahkan menjaga jarak darinya.

Sementara Rava semakin mengeratkan pelukannya pada Gricelin, dia dengan wajah acuh tidak menganggap ucapan Norman itu penting.

Tapi saat sampai di pintu, Norman menghentikan langkah kaki Rava. "Aku lupa bertanya! Apa nama perusahaan milikku?"

Norman tiba-tiba menyadari ada kata-katanya yang salah. Lalu memperbaiki ucapannya. "Maksudnya apa nama perusahaan milikmu?"

Rava menaikkan salah satu alisnya, kedua sudut bibirnya terangkat.

Saat dia melihat paman Gricelin yang sangat bodoh dan menggelikan seperti badut.

Sementara Gricelin menyipitkan kedua bola matanya berkali-kali. Dia baru menyadari, jika pamannya itu memilki otak yang bodoh.

"Apakah ini alasan ayah tidak pernah memperbolehkan paman mengurus perusahaan? Bahkan tidak memberikan modal sama paman sepeserpun.".

Kedua bola mata Gricelin tiba- tiba membulat sempurna, "Jangan-jangan perusahaan yang diwariskan ayah kepadaku dan sekarang diurus paman malah mengalami kebangkrutan."

Rava yang seperti bisa melihat apa yang ada didalam hati Gricelin berkata, "Mungkin tanpa sokongan dana dari keluarga Gunawan. Perusahaan peninggalan ayahmu mungkin hanya tinggal nama, bahkan menyisakan hutang yang menggunung."

Norman merasa semakin kesal, karena di abaikan. Ia pun bertanya lagi dengan nada tidak sabar. "Apa perusahaan milikmu! Biar aku hancurkan malam ini juga!"

Norman merasa percaya diri, dengan bantuan keluarga Gunawan, dia dengan mudah menjatuhkan perusahaan orang lain dengan menulis artikel bohong.

Bahkan memanipulasi saham, semua itu tentu saja mudah dilakukan. Dengan embel-embel menggunakan nama keluarga gunawan, orang-orang dengan mudah percaya pada dirinya.

Bahkan para hacker menyerahkan diri mereka.

"Astria Group." Tanpa menunggu jawaban dari Norman.

Rava pergi begitu saja bersama dengan Gricelin.

Norman yang memilki ingatan jangka pendek, merasa tidak asing dengan nama perusahaan itu.

Tapi walaupun otaknya sudah mengeluarkan asap.

Sulit baginya untuk menemukan jawabannya.

Jika Diandra masih melongo dengan ketampanan Rava dan merasa iri dengan kasih sayang Rava pada Gricelin.

Kedua tangan Diandra terkepal, dia merasa kesal.

Melihat Rava yang lebih tampan dibandingkan dengan Harley malah menyukai Gricelin.

Memang kenyatannya Rava lebih tampan dibandingkan dengan Harley.

"Ingat Gricelin, sekarang dikampus sudah tidak ada bantuan Harley lagi. Dan saat itu, aku pasti dengan mudah membalas mu."

Di universitas Utara, mahasiswa dengan kekayaan menengah ke bawah selalu mendapatkan perundungan.

Tapi walaupun keluarga Atmaja seperti Diandra dan Fallon seperti Gricelin termasuk kelas menengah kebawah.

Selama ini tidak ada satupun orang yang menyentuh keduanya, mengingat nama Harley Gunawan yang melindungi mereka.

Tapi saat Harley benar-benar sudah menjadi milik Diandra, dan Gricelin sudah terusir dari rumahnya.

Orang-orang pasti akan mulai menindas Gricelin.

Apalagi berita Gricelin yang mengkhianati Harley dan pergi ke kamar hotel dengan tiga pria sekaligus. Membuatnya dicap sebagai wanita murahan.

Diandra dengan senyuman penuh kemenangan menantikan hal itu, dia dengan gembira segera kembali ke kamarnya untuk kembali ke kampus.

1
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!