NovelToon NovelToon
Gadisku Sayang Dimana Kamu

Gadisku Sayang Dimana Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:794
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Karena beda kasta maka Danudirja menitipkan bayi itu ke panti asuhan, pada Yunita putrinya dia berbohong mengatakan bayinya meninggal. Takdir membawa bayi itu pada ayah kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penjemputan Untuk Pembeli Bayi

Bira mendengarkan cerita Tiara tentang riwayat hidupnya, hingga dibawa oleh Sandi melamar bekerja di restaurant dimana dirinya bekerja.

"Bisa digambarkan sosok perempuan penolong Neng Tiara yang bernama Yunita itu?" 

Tiara menatap Bira, "Kenapa, Bu Bira" Tiara menatap perempuan yang ingin tahu secara detil tentang Yunita yang tak sepenuh hati hati dipercayainya saat menolongnya.

"Mantan non majikan Bu Bira juga bernama Yunita, tapi sudah lima belas tahun lebih tak bertemu,"

"Oh ..." Tiara tersenyum.

"Cantik, nggak rua tua amat, tapi juga nggak muda lagi, dan pastinya dia orang kaya," cerita Tiara.

Bira mengambil foto Yunita dari lemari lalu diberikan pada Tiara, "Ini foto Non Yunita sekitar enam belas tahun lalu, waktu itu ulang tahunnya yang ke dua puluh dua tahun,"

Tiara memperhatikan foto seorang gadis cantik. Dahinya mengernyit, sepertinya mirip juga ya sama Ibu Yunita yang menolongku, batinnnya.

"Ada kemiripan dengan Ibu Yunita yang menolongku, cuma yang ini masih muda dan Ibu Yunita yang kukenal sudah umuran," jelas Tiara merasa memang ada kemiripan antara Yunita mantan non majikan Bira dengan Yunita yang sempat menawarkan supaya mau tinggal bersamanya.

Bira sangat memperhatikan cerita Tiara, semoga saja benar Yunita yang menolong Tiara adalah Yunita mantan majikan mudanya dulu, dan semoga juga anting yang dipakai Tiara adalah anting anting yang pernah dibeli atas perintah Danudirja majikannya.

Seketika Bira tercekat, jika benar anting anting yang dikenakan Tiara adalah anting yang pernah dibelinya dulu, berarti gadis ini adalah putri dan non majikannya. 

"Oh!" Tanpa sadar Bira menyentuh anting di kuping Tiara.

"Anting ini sengaja nggak diganti oleh ibu angkatku, karena menurut dia siapa tahu ini bisa jadu petunjuk untuk bertemu orang tua asliku, Bu Bira,"

"Oh ..." sepasang mata Bira melebar, dia semakin yakin jika itu sepasang anting yang pernah dibelinya dulu. Jangan jangan gadis di depannya ini memang anak non Yunitanya dulu, bukankah bayi merah tanpa dosa itu dibawa oleh Danudirja keluar rumah?

"Bu Bira ada apa kok kayak orang ketakutan gitu, sih?" Tiara tertawa kecil melihat Bira masih terdiam.

"Oh nggak apa apa, Neng, cuma terharu dengan kisah hidup Neng Tiara, dan Bu Bira berharap semoga orang bernama Yunita itu memang non majikanku yang dulu," ujar Bira,  jadi kangen ingin bertemu, ujarnya dalam hati.

"Ya sudah Bu Bira kan sudah tahu kalau aku bukan gadis gelap, ya, aku mau tidur sekarang," tersenyum Tiara.

Bira hanya mengangguk tanpa suara dan memandang langkah Tiara menuju ke kamarnya. Dalam hati berniat kapan kapan akan menemui non majikannya. Tentu saja jika tuan majikannya sedang di kantor. Yang dimaksud tuan majikannya adalah Danudirja yang memberinya pesangon besar, sehari setelah membawa pergi bayi milik non majikannya.

"Ya Tuhan semoga bayi itu adalah Neng Tiara, aku harus menyelidiki, gumam hatinya.

                                                        *

Sandi sedang membuka lembar demi lembar dari buku tentang operasional beberapa restaurant milik keluarganya saat Ivan teman satu kuliahnya mendekat.

"Wah lagi curi waktu baca usaha keluarga, nih, di kampus,"

"Usil ajah kamu yang penting urusan mata kuliah kelar, kapan lagi aku belajar masalah restaurant yang udah sering dikomplen kakakku ini, sampai di rumah udah capek .." nyengir Sandi.

"Okelah Bang Ojol terserah padamu saja," tertawa Ivan, "Asal jangan khilaf datang ya di acara  balapku nanti," lanjut pemuda yang memang hobby balap motor dan minggu depan adalah debut pertamanya ikut balap motor antar kampus.

"Oke deh aku support kamu, biar kubuat konvoi teman ojolku di kanan kiri star balapmu nanti, teman ..." tertawa Sandi.

"Oke aku percaya persatuan ojol itu solit, makasih dukunganmu, ya," 

"Yo i ..." Sandi mengulurkan tangannya pada Ivan.

Kedua anak muda saling menautkan tangannya membuat janji kesepakatan.

Setelah Ivan pergi tiba tiba saja Sandi teringat Tiara. Aku kok kepikiran terus sama anak itu, ya?

Sandi menggelengkan kepalanya. "Ayo Sandi kamu pemuda jelang dewasa dua puluh satu tahun sedangkan Tiara lima belas tahun, jangan naksir anak dibawah umur nanti kena pasal pelecehan anak lagi," nyengir pemuda tampan calon sarjana ekonomi tahun depan, sekaligus calon pimpinan beberapa restaurant warisan orang tuanya, karena setelah menikah Sandra langsung diboyong suaminya yang tahun depan berangkat ke Amerika untuk bekerja di sana.

Sandi tahu jika dirinya mangkir sebagai penanggungjawab restaurant menggantikan Sandra, wah bisa ngamuk kakaknya yang sudah punya ancang ancang menikah begitu sang adik lulus kuliah, lalu tancap gas ikut suaminya ke Amerika. Urusan restaurant giliran sang adik yang mengelola.

"Ayo Sandi semangat ..." seru Sandi bergumam, hingga tanpa sadar bibirnya komat kamit bagai membaca mantra. 

                                                         * 

Risman tak percaya pada ucapan Yunita saat bertemu Ira istrinya, bahwa bayinya telah tiada. Itu hanya akal akalan Yunita supaya tak ada lagi kaitan dengan dirinya. Dia cukup mengerti jika Yunita begitu membencinya. Mantan gadisnya itu tak tahu cerita yang sebenarnya. Ancaman Danudirja serta penyiksaan anak buah Erwin yang hampir saja membuatnya tewas.

"Aku harus bisa menjelaskan semuanya pada Yunita, terutama supaya aku tahu dan bertemu anakku ..."  tekat Risman sudah bulat untuk bertemu Yunita dan membuka rahasia yang selama ini ditutupinya.

Saat itulah Arya Perdana datang mencarinya.

"Arya Perdana dari mana ya, Pa?" Risman didampingi Ira menatap Arya Perdana yang datang ditemani anak buahnya.

"Saya pengacara sekaligus detektif amatir untuk orang orang yang hilang," ujar Arya Perdana memperkenalkan dirinya.

Risman saling tatap dengan Ira masih belum mengerti apa arti kedatangan lelaki yang berpenampilan cukup rapih dan terkesan nyentrik itu. Mengenakan sepatu model boot putuh, celana levis serta kaos warna putih berkrah seleher dan tak lupa menambahkan rompi warna senada dengan jeans levis birunya.

"Sarkim pemeras Anda sudah ditangkap polusi, dan sekarang sarang perjudiannya sudah ditutup yang berwajib, dan mungkin kabar ini tak terlalu penting untuk Anda, tapi yang sangat harus Anda pikirkan adalah tentang seorang gadis remaja bernama Tiara yang selama ini bersama kalian," 

"Tiara?!" Risman terkejut.

"Tiara ..." gumam Ira.

Risman dan Ira saling tatap.

"Jadi benar gadis itu bersama Anda saat ini?" Arya Perdana tampak tak sabar memandang Risman yang mendadak seperti orang kebingungan. Kenapa nih orang mencari anak angkatnya yang kini juga tengah jadi pemikirannya, karena tak tahu dimana keberadaannya.

"Tiara anak kami," ujar Risman lirih.

"Anak angkat kalian," ujar Arya Perdana meluruskan pengakuan Risman, "Seorang perempuan bernama Norma menjualnya pada Anda lima belas tahun lalu, dan itu dikarenakan Norma terlilit hutang," langsung saja Arya Perdana mengutarakan apa yang sudah dia ketahui tentang adanya cerita Tiara.

Risman terkejut.

"Anda telah terlibat jual beli bayi, Pak Risman,"

Ira mencengkeram lengan suaminya yang berdiri mempergunakan kruk penyanggah tubuhnya, karena belum bisa berdiri kokoh akibat stroke yang dideritanya.

Risman menepuk punggung tangan istrinya untuk menenangkan perempuan berhati baik itu.

"Untuk selanjutnya kami akan membawa Anda untuk menghadap Bapak Danudirja .."

Risman terkejut saat nama itu disebut.

Bersambung

                                                     

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!