Love

Gadis berjalan dan mencari alamat yang ada pada secarik kertas di genggaman tangannya, dia bertanya dan membaca setiap rumah yang dilihatnya, hingga akhirnya Gadis melihat ada pos satpam di depan sebuah rumah yang begitu besar dengan tembok pembatas yang tentu saja sulit untuk mengintip kedalam rumah.

Gadis mendekat dan bertanya dengan sopan pada bapak satpam yg sedang duduk sambil membaca koran.

“ permisi bapak….. eem… saya mau nanyak….” Kata gadis sambil tersenyum manis.

Bapak satpam yang sedang asyik membaca koran pun urung melanjutkan membaca korannya. Dia melihat seorang gadis belia yang tersenyum kepadanya, dan otomastis juga bapak satpam yang dikenal bernama rudi itu tersenyum juga.

” Eh ada eneng cantik, emangnya eneng mau nanyak apa???” Kata pak satpam.

Dengan sigap Gadis menyodorkan kertas dengan berisikan alamat itu pada pak satpam. Bapak satpam mengambil kertas itu dan membacanya,

” Iya neng, ini memang alamat disini, memangnya kenapa?” Tanya balik pak satpam.

“Itu pak… saya mau kerja disini sebagai pembantu dirumah ini. Kata teman saya, saya datang aja ke sini karena nyonya sudah tahu identitas saya.” Jelas Gadis.

Pak satpam paham magsud Gadis dan bertanya nama serta mengantarkan Gadis ke dalam rumah untuk bertemu dengan nyonya rumah. Sesampainya Gadis di dalam rumah tak henti-hentinya gadis berdecak kagum atas kemewahan rumah ini.

Gadis terkagum-kagum “ini bukan rumah melainkan istana,”bisiknya

karena rumah ini begitu luas dan sangat indah. Kebun bunga yang tertata rapi didepan rumah dan juga kemegahan rumah dengan warna perpaduan putih dan golf sungguh membuat rumah ini tamak megah bak istana. Mungkin kalo Gadis membersihkan sendiri rumah ini sampai Lebaran monyetpun ga kan habis-habisnya, saking besar dan megahnya rumah ini.

Tak heran sepanjang perjalanan tadi dia melihat banyak tukang kebun diluar sana, dan begitu masuk ke rumah dia sempat melihat PRT yang lalu lalang. Gadis berdiri diam di ruang tamu segan rasanya dia duduk di sofa, sambil tetap mengagumi keindahan di dalam ruangan itu Gadis tak berkedip.

Gadis yakin bahwa harga dari furnitur ataupun pajangan disana itu sangat jauh dari gaji yang dia dapat dan bisa dibayangkan berapa harga rumah megah ini.

Sedari tadi pak satpam yang bernama Rudi itu pergi menemui kepala pelayan, dan kepala pelayan melapor kepada nyonya besar bahwa pembantu yang akan bekerja disana sudah datang.

Sayup-sayup Gadis mendengar langkah kaki menuruni anak tangga, terlihat sosok anggun menuruni anak tangga itu di iringi dengan seseorang yang sepertinya memakai seragam hampir sama dengan PRT yang dilihatnya tadi.

Wanita itu tersenyum lembut dan dengan anggunnya mendudukkan bokongnya yang sangat empuk itu, dan gadis pastikan harganya luar biasa diluar kemampuan Gadis. Walaupun sudah berumur, tapi masih Gadis liat aura kecantikan yang terpancar dari wajahnya, rambut sebahu yang digerai dengan rapi dan make up yang pas di wajahnya terlihat sangat anggun dan cantik, apalagi dipadukan dengan dress motif batik. Gadis yakin dialah nyonya rumah yang akan membayarnya untuk bekerja di rumah ini.

Gadis meremat jarinya dan tertunduk, mencoba untuk tidak gugup.

“Apa kamu yang bernama Gadis Kusumadewi?” Tanya wanita itu pada Gadis.

“ iya….saya Gadis nyonya……teman saya…. ratih…..bilang ….kalo nyonya …..perlu tenaga ……untuk …..dipekerjakan dirumah ……nyonya ini…..” kata Gadis terbata-bata saking gugupnya.

” Saya Karmila, kamu bisa panggil saya nyonya Mila, dan saya memang membutuhkan tenaga untuk saya kerjakan khusus untuk anak saya Tobias, dia baru berumur 3 tahun dan lagi aktif-aktifnya, jadi saya minta kamu jaga anak saya jangan sampai kamu teledor. Masalah gaji kamu sudah diberi tahu oleh temanmu?” Tanya nyonya Mila pada Gadis.

Gadis mengangukkan kepalanya karena sebelum menerima pekerjaan ini temannya sudah memberitahukan masalah gaji pada Gadis, maka dari itu, tanpa pikir panjang Gadis mengiyakan.