Aurelia Aureta Jonson pemimpin sebuah organisasi mafia milik keluarga nya, Aurel gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun, seolah dirinya diciptakan tak memiliki emosi.
Dulu Aurel adalah gadis yang ceria, ramah dan baik hati, namun hingga akhirnya kejadian tragis menimpa keluarganya, kedua orang tuanya di bunuh tepat di depan matanya sendiri.
Setelah kejadian itu, Aurel berubah, tidak ada lagi wajah ceria dan senyum manis yang selalu ia tebar pada setiap orang, hidup nya seolah kosong dan hampa.
Aurel mati bunuh diri dengan meledakan bom di markasnya sendiri demi melindungi seluruh anggota nya, namun bukan nya pergi ke akhirat untuk bertemu kedua orang tuanya, Aurel malah terbangun di tubuh perempuan bernama Qiana Evelyn seorang gadis yang menyandang sebagai istri dari Duke tiran.
"Kalau dunia ini kejam, maka kita harus lebih kejam dari dunia"~ Qiana Evelyn (Aurel)
"Kau sangat menarik Dhuces, dan selama nya kau akan selalu menjadi milik ku" ~ Duke Arsenio De Atanius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA DUCHES
"Lanjut kan!" ucap Duke Arsenio datar.
Vincent mengangguk kan kepala nya dan melanjutkan laporan nya, menceritakan semua yang terjadi.
"Satu hari setelah Duches Qiana sadar dari pingsan nya, beliau mendatangi saya ke ruang kerja Anda, hari itu juga beliau mulai mengerjakan pekerjaan nya sebagai seorang Duches," jawab Vincent menceritakan semua kejadian hari itu.
Jco menganga tidak percaya saat mendengar bahwa Qiana berani melawan kepala pelayan Marry.
"Saat itu Yang Mulia Duches sangat marah dengan Marry, beliau meminta beberapa prajurit untuk menyeret Marry ke barak pelatihan, di sana Duches menghukum Marry dengan cara mencambuk tubuh Marry," lanjut Vincent terus menceritakan semua nya.
Jco dan Dike Arsenio mendengar kan cerita dari Vincent dengan ekspresi yang berbeda, Jco dengan wajah bodoh nya yang sedari tadi terus melotot kan matanya sepanjang Vincent bercerita tentang kekejaman Qiana, berbeda dengan Duke Arsenio yang terlihat masih sama wajah nya, masih datar tanpa ekspresi.
"S-segitunya? Apa Yang Mulia Duches memang sekejam itu?" tanya Jco bergidik ngeri.
"Hem, semua orang dikediaman ini sudah melihat langsung kekejaman Duches Qiana, aku yakin tidak akan ada yang berani menyinggung Duches Qiana," jawab Vincent.
Sesaat mereka bertiga terdiam dengan pikiran nya sendiri, sampai akhir nya suara Jco memecahkan keheningan.
"Ck ck siapa sangka di balik wajah polos dan cantik nya Yang Mulia Duches, tersimpan iblis yang sangat kejam, aku jadi semakin penasaran seperti apa Duches Qiana itu sebenarnya," celetuk Jco menggeleng kan kepala nya.
"Yang Mulia Duches baik, asal jangan membuat nya kesal," jawab Vincent menyindir Jco.
Ck
Jco berdecak kesal karena tahu bahwa Vincent tengah menyinggung nya.
"Tapi aku masih penasaran sekejam apa Duches Qiana kalau sedang menyiksa orang. Apa sekejam," ucap Jco melirik Duke Arsenio.
Duke Arsenio menatap tajam pada Jco, membuat pria itu cengengesan.
"Maaf Duke," ucap Jco menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa lagi yang terjadi?" tanya Duke Arsenio datar.
Duke Arsenio yakin pasti ada banyak hal yang sudah terjadi selama dirinya pergi.
"Tidak ada Duke," jawab Vincent menggeleng kan kepala nya.
"Setelah hari dimana Duches Qiana menghukum kepala pelayan, hari-hari Duches Qiana di sibukkan dengan mengurus wilayah Barat." ucap Vincent sopan.
"Kemarin Duches Qiana mengunjungi salah satu desa di wilayah Barat, melihat para petani yang sedang berladang, Duches Qiana ikut membantu mereka untuk menanam bibit tanaman yang mereka tanam, dan memberikan beberapa saran untuk perawatan yang baik pada tanaman yang mereka tanam, dengan hal itu banyak para warga yang merasa terbantu kejadian Duches Qiana, mereka semua belajar banyak hal dengan Yang Mulia Duches," lanjut Vincent menceritakan semua nya.
"Anda harus melihat ini Yang Mulia," ucap Vincent memberikan salah satu berkas pada Duke Arsenio.
"Ini adalah beberapa rencana Duches Qiana kedepan nya untuk kemajuan wilayah Barat," ucap Vincent menjelaskan.
Duke Arsenio melihat dan membacanya dengan teliti setiap bait yang tertulis di lebaran permata, di lembaran kedua berisi sebuah gambar pola tentang rencana Qiana yang sudah Qiana susun dengan sangat rinci.
"Brialian," batin Duke Arsenio puas.
Duke Arsenio tidak menyangka istri kecil nya itu ternyata bukan hanya suka membantah perkataan nya, tapi juga memliki pemikiran yang luas tentang dunia politik, gadis kecil itu pintar mencari peluang dan ini benar-benar kejutan besar untuk Duke Arsenio.
"Kamu semakin menarik Duches Qiana Evelyn De Atanius," batin Duke Arsenio tersenyum miring.
"Kapan dia akan memulai rencana ini?" tanya Duke Arsenio meletakkan kertas itu di atas meja nya.
"Seperti nya Yang Mulia Duches menunggu keputusan dari Anda Yang Mulia," jawab Vincent ragu.
"Hem"
Duke Arsenio mengetuk-ngetuk meja kerjanya, pria itu sedang memikirkan banyak hal, salah satu nya adalah tentang Qiana, perempuan pertama yang berhasil membuat nya penasaran.
"Ehem maaf Yang Mulia, apa yang akan Anda lakukan pada kepala pelayan Marry?" tanya Vincent hati-hati.
Duke Arsenio masih diam tidak langsung menjawab pertanyaan Vincent, membuat Vincent merasakan perasaan yang tidak nyaman, jujur Vincent takut Duke Arsenio akan menghukum Qiana karena sudah menyiksa kepala pelayan Marry.
"Dimana dia sekarang?" tanya Duke Arsenio tanpa menjawab pertanyaan Vincent tadi.
"Maksud Anda?" tanya Vincent kurang paham.
"Dimana Marry sekarang?" tanya Duke Arsenio datar.
"Merry ada di paviliun belakang Yang Mulia," jawab Vincent menunduk kan kepala nya.
"Bagaimana keadaan nya sekarang?" tanya Duke Arsenio datar.
"B-buruk Yang Mulia," jawab Vincent takut.
Saat ini Vincent benar-benar takut Duke Arsenio akan marah, padahal kemarin-kemarin Vincent sangat percaya diri bahwa Duke Arsenio tidak akan perduli dengan keadaan Marry, tapi melihat respon Duke Arsenio saat ini, membuat kepercayaan diri Vincent sedikit berkurang.
"Jco panggil Duches Qiana sekarang!" titah Duke Arsenio datar.
"Baik Yang Mulia," jawab Jco tegas.
"Saya permisi Yang Mulia," pamit Jco sopan.
"Hem"
Jco berlalu pergi dari sana untuk mencari keberadaan Qiana, sementara di ruang kerja Duke Arsenio suasana nya sangat dingin, mereka berdua tidak ada yang berbicara.
"Bagaimana ini? Apa Duke Arsenio akan menghukum Yang Mulia Duches?" batin Vincent gelisah.
Walaupun Vincent baru kenal dengan Qiana beberapa hari ini, tapi Vincent rasanya tidak akan tega kalau harus menyaksikan Qiana di hukum oleh Duke Arsenio.
Vincent melirik Duke Arsenio yang hanya diam dengan wajah datar nya tanpa ekspresi, dengan pandangan lurus kedepan, membuat Vincent tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Duke Arsenio.
"Y-yang Mulia," panggil Vincent meremas tangan nya gugup.
"Hem"
Jawab Duke Arsenio bergumam lirih tanpa mengalihkan pandangan nya.
Vincent semakin gelisah melihat respon Duke Arsenio seperti itu, dengan sedikit keberanian Vincent mencoba menanyakan pertanyaan yang sedari tadi menganggu dirinya.
"Yang Mulia apa Anda akan menghukum Yang Mulia Duches? Saya mohon jangan lakukan itu, ini semua juga karena kelalaian saya karena tidak bisa mengurus kediaman De Atanius dengan benar," ucap Vincent dengan keringat dingin yang membanjiri pelipis nya.
Duke Arsenio bukan nya menjawab pertanyaan Vincent, justru Duke Arsenio menatap Vincent dingin dan menusuk.
"Sejak kapan kamu memohon untuk seseorang?" tanya Duke Arsenio dingin.
"M-maksud Anda?" tanya Vincent gugup.
"Ada hubungan apa kamu dengan nya?" tanya Duke Arsenio tanpa menjawab pertanyaan Vincent.
Vincent menunduk kan kepala nya dalam, karena tidak paham apa maksud dari Duke Arsenio, sementara Duke Arsenio melihat respon Vincent seperti itu, Duke Arsenio semakin mengeratkan kepalan tangan nya, wajah pria itu memerah padam karena sedang menahan amarahnya.
BRAKKKK
Duke Arsenio menggebrak meja kerja nya, mambuat Vincent semakin ketakutan.
Udah berani menyatakan kepemilikan sekarang ini......
good paksu.....pelan pelan dekati istrimu....
Ayoooolah,..... nyatakan perasaan mu pada
sang Duches....,.🥰
ya iyalah panik.....masa ga....
istri tercinta gitu lho.......
( walau entah sadar ataupun tidak....😁)