NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Adinda tak pernah membayangkan bahwa pernikahan yang ia jaga dengan sepenuh hati justru kandas di tengah jalan. Sejak mengalami insiden yang membuatnya harus menjalani perawatan panjang, ia kehilangan banyak hal—termasuk komunikasi dengan suaminya sendiri. Berbulan-bulan ia berjuang seorang diri, berharap ketika pulih, rumah tangganya masih bisa dipertahankan.

Namun harapan itu runtuh seketika. Saat suaminya akhirnya pulang dan berdiri di hadapannya, bukan pelukan hangat atau kabar baik yang datang… melainkan satu kalimat yang menghancurkan seluruh dunianya: ia diceraikan.

Adinda hanya bisa terpaku, tak pernah menyangka bahwa ketegarannya selama ini justru berakhir pada kehilangan yang lebih besar daripada rasa sakit yang pernah ia derita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Perdebatan

Tak lama kemudian, giliran Vikto masuk ke kamar mandi. Sedangkan Dinda mengeringkan rambutnya, juga menggunakan makeup agar tidak terlihat pucat. Setelah itu, Adinda yang sudah rapi, duduk di sofa menunggu suaminya keluar. Ketika Vikto melangkah keluar dengan rambut basah dan aroma sabun yang lembut, Dinda langsung salah tingkah. Mereka saling menatap, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. Momen kecil itu terasa hangat, namun waktu tidak mengizinkan mereka berlama-lama.

Selesai mengenakan baju, Vikto mendekati istrinya dan merapikan sedikit kerah baju Adinda.

"Pagi ini kita pergi ke makam Oma, ya. Kamu ikut, kan?" suaranya lembut, namun matanya masih menyimpan kesedihan.

"Tentu saja aku ikut, Kak," jawab Adinda pelan. “Tapi… bukannya hari ini jadwalnya kontrol?”

“Kontrolnya besok. Kakak sudah menghubungi rumah sakit, Dokternya libur hari ini.” Vikto tersenyum tipis. “Kita siap-siap, ya. Habis ini kita langsung berangkat.”

Adinda mengangguk. “Iya, Kak.”

Keduanya pun turun bersama. Namun, baru saja tiba di bawah tangga, Tuan Abdi muncul dari kamar, disusul oleh Nyonya Wirna.

“Kalian mau ke mana?” tanya Tuan Abdi, nada suaranya berat, penuh kecurigaan.

“Bukan urusan kalian,” jawab Vikto keras, tanpa menoleh. “Mau ke mana, itu bukan hak kalian untuk bertanya. Lebih baik kalian koreksi diri kalian sendiri… sekejam apa sampai membuat Oma kehilangan nyawanya.”

“Vikto!” bentak Nyonya Wirna, wajahnya memerah. “Jaga bicaramu! Kalau bukan karena kehadiran perempuan sial itu, keluarga kita masih baik-baik saja!”

“Benar kata Mama!” Diva ikut menyambar dengan suara tajam. “Semuanya gara-gara perempuan itu! Dia bawa sial sejak awal!”

Adinda terdiam. Dadanya sesak, tapi ia menahan air matanya, tidak ingin menambah beban suaminya.

“Cukup!!” Vikto membentak, sampai membuat ketiganya terkejut. Ia menarik tubuh Adinda ke belakangnya, melindunginya. “Dinda tidak seperti yang kalian tuduhkan. Dia perempuan baik-baik. Dia istriku. Dan tidak ada satu pun dari kalian yang berhak menghina dia!”

Tatapan Vikto penuh amarah dan luka yang belum sembuh. Tangan Adinda refleks meraih lengannya, berusaha menenangkan.

“Kak… jangan marah. Kita lagi mau ke makam Oma,” bisiknya lirih.

Vikto menutup mata sebentar, menarik napas panjang.

Tuan Abdi melirik istrinya, wajahnya pucat tapi gengsi masih menutup hatinya yang bersalah.

“Vikto, kamu itu hanya dimanfaatkan oleh perempuan itu—”

“Pa,” potong Vikto dingin, “aku sadar, kalau aku telah dibutakan oleh kalian. Karena kebohongan. Karena semua rencana yang Papa sembunyikan. Jadi jangan salahkan Dinda. Kalianlah yang membuat Oma pergi dengan membawa luka.”

Suasana membeku.

Adinda menunduk, menahan sesak.

Akhirnya, Vikto menggenggam tangan istrinya erat-erat.

“Ayo, sayang. Kita pergi. Jangan hiraukan mereka.”

Dinda mengangguk pelan. Tatapannya sekilas memandang keluarga suaminya, namun ia tidak berkata apa-apa. Hanya diam… dan diamnya jauh lebih menyakitkan daripada perlawanan.

Vikto menuntun istrinya keluar dari rumah, meninggalkan tiga orang yang hanya bisa memandangi punggung mereka dengan campuran marah dan ketakutan.

Di luar, angin pagi terasa lebih dingin, namun genggaman Vikto membuat Adinda sedikit lebih tenang.

“Mulai hari ini,” bisik Vikto, masih menahan emosinya, “Kakak tidak akan membiarkan siapa pun melukai kamu lagi.”

Dan Adinda hanya bisa menatap suaminya, terharu, sedih, dan bersyukur… semuanya bercampur jadi satu.

Setelah ucapan itu meluncur tegas dari bibir Vikto, suasana di ruang utama mendadak hening. Tuan Abdi dan Nyonya Wirna terdiam, wajah mereka diliputi kekesalan sekaligus ketidakberdayaan. Dinda yang sejak tadi menunduk, perlahan mengangkat wajahnya, matanya sedikit memerah, namun ia tetap mencoba tersenyum kecil pada suaminya. Vikto menggenggam tangan Adinda, lalu membawanya pergi meninggalkan rumah itu tanpa menoleh sedikit pun.

Perjalanan Menuju Makam Oma Hela

Di dalam mobil, suasana terasa tenang namun penuh beban perasaan. Dinda sesekali melirik Vikto yang tampak menahan banyak hal, yaitu duka, amarah, dan kerinduan yang menumpuk. Jemarinya menggenggam tangan istrinya, seolah memastikan bahwa Adinda tetap ada di sisinya.

“Dinda…” panggilnya lirih.

“Iya, Kak?”

“Terima kasih… sudah tetap di sini. Kalau kamu tidak ada, entah aku jadi apa.”

Nada suaranya retak, seperti seseorang yang sedang menahan tangis.

Adinda meremas lembut tangannya sebagai jawaban. Tidak perlu banyak kata, kehadirannya sudah lebih dari cukup.

Di Pemakaman Oma Hela

Setibanya di pemakaman, aroma tanah basah menyeruak, bercampur dengan angin yang pelan menggesek dedaunan. Mbak Tia sama Ziro tengah mengikuti langkah mereka berdua dibelakangnya, namun suasana tetap senyap.

Vikto berdiri di depan pusara Oma Hela. Tubuhnya sempat goyah, dan Dinda langsung menopangnya. Perlahan ia berlutut, menyentuhkan jemari pada nisan yang masih baru.

“Oma… Vikto datang,” bisiknya lirih, nyaris tangisnya pecah.

Tatapannya kosong namun berlinang. Adinda ikut berlutut di sampingnya, menundukkan kepala sambil menahan isak.

“Kami datang, Oma…” suara Dinda pecah, menyayat hati.

Vikto menoleh pada istrinya, air mata menetes tanpa bisa ia cegah. Ia menarik Dinda ke dalam pelukan, membiarkannya menangis di bahunya. Keduanya melebur dalam duka yang sama, kehilangan yang sama, cinta yang sama terhadap sosok yang paling memayungi mereka.

“Sampai kapan pun, aku akan ingat pesan Oma,” gumam Vikto serak.

“Dan kamu… kamu bukan penyebab duka ini, Dinda. Kamu justru orang yang membuat aku masih kuat sampai sekarang.”

Dinda semakin menangis, namun kali ini tangisannya bukan hanya karena sedih, melainkan karena diperjuangkan.

Sedangkan di kediaman, di rumah, suasana justru penuh kegelisahan.

“Apa-apaan itu anak?!” bentak Nyonya Wirna sambil menghentakkan kaki.

“Membela perempuan itu lagi! Sudah jelas-jelas dia pembawa sial!”

Tuan Abdi menghela napas panjang. “Semua itu juga karena kesalahan kamu yang telah gegabah."

“Jadi sekarang kamu menyalahkan aku?”

Nada Nyonya Wirna meninggi.

“Aku tidak menyalahkan,” jawab Tuan Abdi, tapi suaranya terdengar penuh frustrasi.

“Hanya saja… keadaan bisa jadi lebih buruk kalau Vikto semakin menjauh.”

Diva yang sejak tadi mendengarkan langsung memotong,

“Sudah-sudah! Kak Vikto itu egois, seenaknya sendiri!”

Tuan Abdi memijit pelipis.

Nyonya Wirna terdiam. Untuk pertama kalinya, ketakutan terlihat jelas di wajahnya.

“Tidak… itu tidak boleh terjadi.” Nyonya Wirna menggertakkan gigi.

“Semua ini salah perempuan itu. Kalau dia tidak datang di kehidupan Vikto, semuanya tidak akan serumit ini!”

Namun yang tidak mereka sadari, justru merekalah yang sedang menggali jurang kehancuran keluarga mereka sendiri.

1
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya tuan Abdi dan nyonya wirna dihukum berat dan Adinda dan Vikto dapat hidup bersama dengan damai dan bahagia
Sunaryati
Riko sekarang sadar syukurlah, semoga Dinda bahagia selalu dan cepat tumbuh kecebong Vikto di rahimmu
Sunaryati
Ada tiga pasangan, yo yang dua segera dihalalkan
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya cinta mendekati Erizon-tia,Diva-Ziro akankah menuju pernikahan
Uba Muhammad Al-varo
Diva renungankan apa yang dikatakan Vikto, hidup itu pilihan dan yang menentukan hidup mu mau dibawa kemana itu diri mu sendiri Diva.
Sunaryati
Kamu jadilah perempuan baik, Diva. Ikuti kata kakak Vikto, jangan seperti kedua orang tuamu.
Sunaryati
Dinda mau jadi mak comblang kakaknya 🤣🤣🤭
Uba Muhammad Al-varo
kebenaran apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh Oma Hela ke Vikto membuat Vikto letih dan menanggung berat beban
Sunaryati
Bikin penasaran apalagi yang di dapat dari oma Hela, semoga masalah lancar ditangani
Uba Muhammad Al-varo
waktunya kamu bahagia dengan berkumpul kembali dengan kakak mu dan hidup bersama dengan suami yang mencintaimu dengan tulus
Uba Muhammad Al-varo
kasih banyak misteri yang tersembunyi, apa sebenarnya pesan yang disampaikan orang kepercayaan Oma Hela sehingga nggak boleh ada yang tahu🤔🤔🤔
Sunaryati
Kesalahan kedua orang tuamu, namun kamu kena getahnya Diva
Uba Muhammad Al-varo
ternyata banyak konspirasi yang terjadi antara pak abdi,Bu wirna dan keluarga Hambalang demi keserakahan harta mereka membunuh keluarga goawana (kedua orang tuanya Adinda dan Erijon)dan Kesuma ( kedua orang tuanya Vikto)semoga aja pak abdi dan Bu wirna dan keluarga Hambalang dapat hukuman yang berat
Sunaryati
Makanya Ny Hela memberikan saham dan aset paling banyak untuk Adinda ternyata itu milik keluarganya. Selamat menikmati masa tua di penjara Pak Abdi dan Ny Wirna dan juga keluarganya Hambalang. 💪Thoor
Sunaryati
Seharusnya sudah curiga sejak Pak Abdi da Bu Warna memaksamu menikah dengan wanita pilihan mereka. Ternyata hanya anak angkat Nenek Hela. Semoga segera terungkap
Uba Muhammad Al-varo
ternyata banyak misteri yang terjadi pada kehidupan nya Vikto
Sunaryati
Kenapa Oma Hela tidak mengungkapnya, ketika masih sehat. Apa ada ancaman Abdi?
Sunaryati
Rahasia apa sih Oma kok bikin penasaran saja
Sunaryati
Suka
Sunaryati
Semoga liburan kalian membuahkan hasil, segera tumbuh Victo yunior, Otw bahagia Dinda. Untuk Riko demoo kamu dapat jodoh lagi, buka hati kamu untuk dicintai dan mencintai wanita. Jodoh kamu bukan Dinda. Semoga orang tua dan adik Victo segera sadar akan kesalahannya jika belum juga sadar semoga dapat karma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!