Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 19
"Aku diam bukan berarti aku takut,tapi aku sedang menyiapkan diri agar saat badai besar datang kau bisa lebih kuat"
......................
Hari minggu,jika sebagian orang aka mengisi waktu libur mereka dengan berlibur bersama orang yang di cinta.Namun tidal dengan sepasang suami istri ini yang terlihat begitu canggung.
Sejak selesai sarapan pagi tadi,keduanya memutuskan untuk duduk sambil menonton tv.
Walaupun kenyataannya hanya Fara saja yang menonton karena Altheza masih saja sibuk dengan laptop di pangkuannya.
Fara semakin bingung dengan rumah tangga nya yang sepertinya hanya stuck di tempat.Hanya dirinya saja yang terus berusaha namun suaminya sama seklai tidak berusaha mengembangkan hubungan.
"Mas.." Panggilan lembut yang membuat Altheza semakin menebalkan wajahnya guna mengalihkan desiran aneh di dadanya.
"Apakah tak ada sedikit saja harapan untuk rumah tangga kita?"
Fara ingin memulai semuanya dari awal,walaupun sedikit takut namun ia harus bisa
"Maksud kamu?"
Nadanya tak pernah berubah,selalu tajam dan dingin namun Fara sudah mulai terbiasa.
"Apa mas sama sekali tidak ingin kita memperbaiki semuanya? Maksud Fara,apa mas benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini?"
"Saya sudah pernah bilang,saya tidak pernah menginginkan pernikahan ini.Ini semua karena permintaan mama,dan saya sudah pernah bilang jangan pernah berharap karena sampai kapanpun keadaanya akan tetap sama."
Ada rasa perih dan kecewa di dada Fara,namun Fara berusaha terlihat baik-baik saja.Bohong jika dirinya tidak merasakan sakit mendengar perkataan Althez,Fara sadar dirinya sudah mulai jatuh hati pada kekasih halalnya itu dan apakah salah jika dirinya sudah mencintai Altheza?Toh mereka berdua kan juga sudah halal,sudah menjadi sepasang suami istri yang memang sudah sewajarnya saling mencintai dan menyayangi.
"Aku tau,tapi aku tidak boleh berusaha memperbaikinya?lalu jika mas tidak menginginkannya kenapa mas tidak menolaknya.Aku yakin dengan kekuatan mas,mas bisa menolak dan mendapatkan wanita yang mas inginkan".
"Saya tidak bisa menolak permintaan mama,tapi saya juga tidak ingin memberikan harapan lebih pada mu.Sejak dulu saya tidak menginginkan dan percaya dengan sebuah pernikahan.Bagi saya semua wanita sama kecuali mama dan adik saya,mereka mendekati saya karena uang.Dan juga saya tidak ingin hidup saya di atur oleh siapapun."
Lagi-lagi hati Fara merasa terisis mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Althez.
"Jadi mas menyamakan aku dengan wanita di luaran sana yang hanya ingin uang mas? "
"Saya tidak bicara seperti itu_"
"Tapi dari kalimat mas,menyiratkan jika mas menganggap Fara menjadi bagian dari mereka"
"Itu hanya kesimpulanmu saja" Sela Althez tajam
"Tapi memang itu kesimpulan dari ucapan mas.Lalu kenapa tidak menceraikan Fara saja?"
Deg
Hati Althez merasa tercubit dengan kalimat terakhir yang keluar dari mulut Fara.Begitupun Fara yang langsung beristighfar saat dirinya tanpa sadar mengucapkan kata yang memang di benci Allah SWT.
"Itu tidak akan pernah terjadi!" Jawab Althez tegas,rahangnya mengeras,matanya menatap tajam Fara,tangannya mengepal kuat.
"Lalu untuk apa mas mempertahankan pernikahan ini jika di dalamnya tidak ada kenyamanan dan tujuan?"
Tanpa sadar air mata keluar dari ujung mata Fara,beruntung dirinya memakai cadar sehingga Althez tidak menyadari hal tersebut.
"Mungkin aku bukan wanita yang mas inginkan,tapi aku juga seorang wanita yang mengharapkan kebahagiaan.Berharap di cintai dan di sayangi.Da yang paling penting di anggap ada!"
Althez diam membisu,tenggorokannya tercekat,lidahnya terasa kelu.Sudut hatinya pun terasa sakit melihat sembilu yang menyelimuti sang istri.
"Aku tidak ingin berharap banyak pada manusia,tapi setidaknya aku ingin di akui keberadaanku saja itu sudah cukup karena aku sadar untuk di cintai dan di sayangi itu hal yang sulit."
"Lalu kenapa kamu menyetujui menerima pernikahan ini? Jika memang kamu keberatan,kamu bisa menolaknya saat itu.Atau jangan bilang karena kamu tidak enak dengan mama" todong Altheza dengan mata yang tak pernah lepas dari wajah Fara.
"Memang itu salah satu alasannya aku menerima pinangan mas,tapi yang paling utama ialah kamu jawaban aras setiap doa dan sujud yang aku lambungkan.Bayangan mas dalam mimpiku menjadi alasan utama ku,karena aku yakin itu petunjuk yang Allah beri untukku."
Lagi-lagi Althez tak bisa berkutik,antara ingin percaya namun kembali ego nya yang lebih menguasainya membuat Al kembali bersuara.a
"Kamu terlalu percaya pada sebuah mimpi!"
Fara menghela nafasnya "Apa mas benar-benar tidak ingin sedikit berusaha untuk pernikahan ini?"
"Tidak!"
Penolakan tegas dari mulut Altheza semakin membuat Fara sakit dan kecewa.
"Baiklah jika memang sudah keputusan mah.Aku mungkin akan terus berusaha namun aku juga hanya wanita biasa.Aku punya rasa dan hati,mungkin suatu saat aku juga akan merasa lelah berjuang sendiri.Dan mungkin jika saat itu datang,tolong lepaskan aku.Biarkan aku pergi "
Deg
Althez mematung,ia tidak menyangka Fara akan berbicara seperti itu dan Althez hanya bisa diam seperti orang bodoh.
"Jika suatu saat nanti aku lelah dengan perjuanganku,mungkin aku akan pergi ke tempat yang hanya ada aku saja."
Althez menatap punggung Fara yang semakin menjauh,ada rasa tak rela dan sakit mendengar ucap Fara barusan.Namun Althez tak ingin menyanggahnya..
...🌸🌸🌸...