NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluar Dari Hutan Belantara

Keesokan hari di luar lingkaran pelindung.

Setelah keluar dari perbatasan pelindung, suasana hutan tampak mencekam. Sebenarnya jika aku mengikuti hati kecilku mungkin sekarang aku langsung berlari kembali ke dalam pelindung sambil ketakutan. Namun karena mau bagaimana lagi, agar aku bisa keluar dari hutan ini. Maka aku harus memberanikan diri dan terus bergerak melawan rasa takutku.

'Kkiekk.. Kiekk'

Suara burung gagak ada di mana-mana seperti sedang memantau keberadaan mangsanya.

"Aih.. bikin serem aja si gagak." Perasaanku merinding mendengar suara gagak.

'Krik-krikk-krik'

Suara binatang kecil memenuhi hutan yang gelap dan lembab karena embun pagi.

Aku berjalan menyusuri hutan sambil terus membuat tanda jalan agar tidak tersesat di jalan. Jika merasa situasinya aman, sesekali aku juga membuat jebakan untuk mengamankan jalanku.

'Srrukk-srukk srekk'

'Ngrokk-ngrokk'

Suara babi hutan di balik semak-semak. Aku berjalan mendekat untuk melihat targetku.

"Wah, ada babi hutan." Ucapku sambil menyiapkan busur untuk memanah.

"Ta-tapi kenapa ukurannya besar sekali." Ucapku dalam hati.

"Apa dengan satu anak panahku bisa membunuhnya?" Aku bersiap-siap untuk membidik dari balik pohon.

'Slrutt..sleb'

'Ngiekk-ngrokk-ngrrok'

"Kya... sial, ku kira dia akan tetap diam." Kini aku berlari menjauh dari babi hutan yang sedang berlari ke arahku.

Anak panahku meleset karena babi hutan besar itu tiba-tiba bergerak dan langsung mengetahui keberadaanku.

"Larinya cepat sekali, kya.."

'Brukk! Krakk!'

Walaupun banyak pepohonan, babi itu terus bergerak maju mengejarku seperti tidak ada hambatan apapun di depannya. Pohon-pohon yang menghalangi jalannya langsung dia robohkan dengan ke dua tanduknya yang terlihat besar dan sangat kuat.

"Akan bahaya jika aku sampai terkena tanduknya itu." Aku harus memikirkan cara untuk bisa membidiknya.

Akhirnya aku melompat ke atas pohon menuju ke bebatuan besar.

"Hosh-hosh, deg-degan banget dikejar babi segede mobil." Aku berhenti di atas bebatuan, jantungku berdetak kencang.

'Slrutt..Sleb.'

'Ngiekk'

Kali ini anak panahku berhasil mendarat di tengah kepalanya, babi hutan itu akhirnya tumbang juga.

"Huft, satu buruan telah berhasil ku dapatkan." Aku melepas anak panah yang menancap.

"Oh, aku ternyata salah mengambil anak panah? tapi babinya bisa langsung mati." Aku terheran-heran dengan kemampuan memanahku.

"Ho-ho.. apa panahanku sehebat itu?" Ucapku ke pedean sambil mengibaskan rambut panjangku.

Bagian tubuh babi hutan itu aku bedah untuk mengambil bagian-bagian yang sepertinya berharga dan aku masukkan ke dalam keranjang yang aku gendong.

Setelahnya aku melanjutkan perjalanan dengan bergerak lebih cepat dari sebelumnya.

Cukup jauh aku berjalan tapi nampaknya setelah bertemu babi hutan yang jumlahnya ada 5 ekor yang berhasil aku bunuh, sekarang aku tidak menemukan binatang buas lainnya.

Sepertinya binatang buas di hutan ini memiliki daerah kekuasaannya masing-masing. Aku terus berjalan menyusuri hutan dengan hati-hati.

Tidak jauh dari tempat babi hutan, aku menemukan bekas cakaran di beberapa batang pohon besar. Ada juga beberapa pohon bambu yang rusak seperti tertebas oleh sesuatu dan mungkin itu juga karena cakaran binatang buas lainnya.

"Sepertinya aku sudah mulai memasuki wilayah kekuasaan binatang buas selain babi hutan." Ucapku sambil bergerak perlahan.

'Grroarr..'

Seekor harimau besar tiba-tiba muncul dari arah belakangku yang sedang bersiap menerkam.

'Sratt.. Brakk'

Cakar tajamnya langsung diayunkan ke arahku, untungnya aku berhasil menghindar. Harimau itu terlihat kelaparan, keberadaanku seketika membangkitkan nafsu makannya. Pandangan matanya sangat tajam aku bahkan sampai tau apa maksud dari tatapannya itu.

"Pasti kamu ingin memakanku kan? Apa aku terlihat seperti hidangan lezat di matamu itu." Ucapku sambil berfikir cara untuk mengalahkan harimau.

Tanpa babibu harimau itu terus menerkamku, aku berusaha terus menghindar dan melesatkan anak panah beracunku.

Walaupun sudah terkena beberapa panah beracun milikku tetapi harimau itu tampak masih begitu kuat.

"Aku tidak bisa terus berlama-lama seperti ini, staminaku sudah mulai habis." Gumamku sambil terus bergerak menghindar dan menyerang.

Anak panahku juga sudah hampir habis, aku harus mencari cara lain untuk segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya.

"Akan aku coba teknik kapak ku padamu harimau." Sekarang aku bergerak mendekat ke harimau untuk terus menyerangnya.

Dengan kekuatanku yang sekarang pun masih sangat sulit menghadapi satu harimau. Bagaimana tidak, pergerakannya begitu cepat dan kuat.

Sudah berkali-kali aku mencoba menyerang harimau itu, tapi hanya luka kecil yang bisa ku buat.

"Uhuk-uhuk, apa perbedaan kekuatanku dengan harimau itu sangat besar." Aku mulai kesulitan mengatur napasku karena tidak ada waktu untukku beristirahat.

Harimau kelaparan itu terus menyerangku dengan bengis.

"Hosh-hosh, aku sudah sangat lelah, hampir mencapai batas kekuatanku." Keringatku sudah membanjiri tubuhku.

"Jika terus seperti ini, aku hanya mengulur waktu saja sampai ajal menjemputku. Bisa-bisa aku mati kehabisan tenaga." Ucapku sambil terus menghindari serangan.

Pandanganku mulai buram, namun aku tetap berusaha mencari celah untuk menyerang.

Aku melihat celah sesaat setelah harimau itu mengayunkan cakarnya.

Sekarang waktunya aku bergerak maju menyerang dengan cepat di bagian belakang kakinya yang dia gunakan sebagai tumpuan untuk menghambat pergerakannya.

Setelah itu aku segera naik ke pohon yang tinggi untuk menyerang kedua matanya.

'Jlep-duakk'

'Groarr...!!'

Akhirnya harimau berhasil aku tumbangkan tapi masih belum mati juga. Justru harimau itu semakin marah dan menyerang apapun di depannya dengan membabi buta.

Harimau itu berjalan pincang. Walaupun sekarang hanya bisa menyerang secara asal karena kedua matanya sudah tidak bisa melihat, tetapi harimau itu masih bisa mengandalkan indra lainnya yang sensitif ditambah instingnya yang begitu peka untuk mencariku.

Aku memancing harimau ke bawah dahan pohon yang besar.

'Brakk! Bugh!'

Harimau itu tertimpa dahan pohon besar yang sudah aku persiapkan untuk menjebaknya.

Tidak lama kemudian harimau itu kehabisan tenaga karena dahan pohon yang sangat berat itu membuatnya tidak bisa bergerak dan bernapas.

Aku segera meluncurkan tombak bambuku yang sudah dilumuri racun lebih banyak dari sebelumnya yang sudah aku persiapkan.

'Jleb-jleb-jleb'

'Groarr..'

Tidak lama setelah racun menyebar, akhirnya harimau seukuran rumah itu mati juga.

"Aargh.... harimau brengsek! sulit sekali melawannya." Teriakku puas.

Aku berbaring terlentang di atas tanah. Tenagaku sudah habis, tulangku terasa mau remuk.

Setelah beristirahat cukup lama seperti biasa aku segera memasang jebakan dan mengambil bagian tubuh harimau.

Selasai berkemas aku pun melanjutkan perjalanan. Tidak jauh kemudian, aku melihat ujung dari hutan ini.

"Woah... akhirnya aku keluar dari hutan ini!" Aku merasa sangat bahagia bisa keluar dari hutan.

"Hm., tembok apa ini? kenapa tinggi sekali seperti.. benteng?" Di depanku kini ada tembok batu yang begitu kokoh.

"Dimana pintu masuknya ya?"

Aku berjalan menyusuri tembok untuk mencari pintu masuk, tidak jauh dari tempatku tadi nampak sebuah pintu berukuran besar dengan beberapa penjaga yang sedang bertugas.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!