LIHAT AKU SEKALI SAJA

Theo bersiap hendak pulang ketika Revan masuk keruangan nya.

"Bagaimana Revan, apa kau sudah menyelesaikan urusan dengan Nella. Apa dia sudah pergi dari apartemen ku?".

"Sesuai perintah anda tuan. 1×24 jam nona Nella akan keluar dari apartemen itu. Tapi dia mau bertemu dengan anda tuan. Nona Nella bilang setelah bertemu anda untuk terakhir ia tidak akan mengusik kehidupan anda dan istri anda lagi", ujar Revan menyampaikan hasil pertemuannya dengan Nella beberapa waktu yang lalu.

Theo menyandarkan punggungnya sambil mengusap dagunya. Menit berikutnya laki-laki itu berdiri.

"Aku tidak ada urusan apapun lagi dengan wanita itu. Aku serahkan semuanya pada kau dan Bimo yang menyelesaikan. Tetap lakukan seperti perintah ku sebelumnya", tegas Theo.

Revan menganggukkan kepalanya tanda paham maksud bos-nya tersebut. "Baik tuan", jawabnya mengerti kemauan Theo.

*

Delicious restaurant ..

Erina terlihat tengah sibuk di dapur restoran. Ia bersama Chef Robert dan dua Cook Helper sedang membuat sesuatu.

Dengan suara lembut Erin meminta cook helper mengeluarkan roti dari dalam oven kemudian memoles atasan roti dengan kocokan kuning telur omega yang di beri sedikit susu cair agar hasil roti mengkilat sempurna.

Beberapa menit kemudian, Erin mengeluarkan roti buatannya dari oven.

Robert dan anak buahnya nampak antusias. Begitu pula dengan Aisyah dan Naomi yang sudah bergabung bersama.

Kebetulan suasana restoran di sore hari tidak terlalu ramai pengunjung. Erina mengajak Robert membuat roti yang jika sudah pas rasanya akan ditambahkan ke dalam menu restoran.

"Roti ini sangat enak nona, resepnya sudah pas menurut saya", ujar Robert setelah mencicipi roti.

"Hm.. Robert benar. Rasanya sangat enak. Lembut dengan isian daging yang melimpah pasti di sukai pelanggan", ujar Aisyah.

"Besok kita coba bikin roti dengan isian yang lain. Kalau semuanya sudah pas awal bulan restoran sudah mulai menjual bakery juga", ujar Erina sambil mencuci tangannya dan melepaskan apron yang masih ia pakai.

"Kalian semua sedang apa, kenapa berkumpul di pantry?".

Suara bariton Theo seketika membuat suasana ramai mendadak hening.

Senyum manis menghiasi wajah cantik Erina. "Kak Theo sudah datang?".

"Aku dan Robert mencoba membuat roti yang akan kita jual nanti".

"Tuan Theo harus mencoba roti yang di buat dengan resep nona Erina sangat enak. Kami senang nona Erin memberikan ilmunya secara langsung seperti ini pada kami", ujar Robert.

"Benarkah sayang, kau membuat roti itu?"

Erina menganggukkan kepalanya seraya bergelayut manja memeluk lengan suaminya. "Bibi Zenab yang mengajari aku".

Erin mengambil satu roti yang akan ia bawa keruangan nya untuk Theo coba karena Theo belum pernah mencicip roti buatan Erin.

"Bagi-bagi saja rotinya pada semua karyawan untuk di cicip bersama-sama", ucap Erin pada Aisyah.

"Baik nona Erin", jawab Aisyah tersenyum hangat sebelum atasannya itu keruangan nya di lantai dua.

Aisyah dan yang lainnya sangat bersemangat hari ini, ternyata Erina sangat humble pada bawahan. Bahkan Erin mau bersama memasak langsung di dapur. Tidak seperti Nella yang biasanya hanya memberikan resep saja dan yang mengerjakan Robert dan anak buahnya. Bahkan Nella lebih banyak berkegiatan di luar restoran seperti menghadiri undangan stasiun televisi atau menerima wawancara dari tabloid ternama. Itulah kenapa Nella di kenal sebagai chef selebritis.

Di bawah Erina, Aisyah yakin restoran akan lebih baik. Apalagi Theo juga lebih intens datang ke restoran karena istrinya sudah mulai bekerja.

Ketika bersama Nella Theo sangat jarang berkunjung ke restoran. Kedatangannya bisa di hitung dengan jari saja. Hal berbeda dengan saat ini.

*

"Sayang kenapa kau masih bekerja. Apa pekerjaan mu sangat banyak sampai-sampai tidak selesai dikerjakan di kantor?".

"Hanya membaca ulang berkas kerja sama. Tadi aku belum sempat memeriksanya lagi", jawab Theo.

Erina baru selesai membersihkan wajahnya di kamar mandi. Kini duduk di depan cermin, memakai krim malam dan lotion beraroma lembut ke tubuhnya.

Erin menyisir rambutnya sebelum bergabung dengan Theo di tempat tidur.

"Bagaimana hari pertama mu kerja? Apa mengalami kesulitan?", tanya Theo tanpa mengalihkan perhatiannya pada kertas yang sedang ia baca.

"Aku sangat bahagia. Anak buahmu sangat baik pada ku. Aisyah membantu ku mempelajari pembukuan. Tapi memang sebaiknya aku tetap melanjutkan sekolah agar lebih paham. Bagaimana menurut sayang?"

Tanpa di minta Erin memeluk Theo. Aroma lembut Erin seketika mempengaruhi syaraf Theo, seketika pula menganggu konsentrasi laki-laki itu. Terlebih Erin mengenakan lingerie berwarna hitam seksi yang Theo pilih beberapa hari yang lalu.

Theo membuka kaca mata baca, dan menaruh berkas ke atas nakas.

Detik selanjutnya mengangkat tubuh Erina ke pangkuannya. "Kamu sengaja menggoda suami mu, hem?", ujar Theo dengan suara serak.

Tampilan seksi Erina bak magnet, seketika membuat hasrat dalam diri laki-laki itu membuncah. Pun Erina, tak bisa menghentikan sentuhan lembut Theo kala menyusuri tubuhnya.

Keduanya langsung terbuai hingga penyelesaian tuntas.

"Aku selalu menginginkan mu sayang. Ahh... Erina". Theo mengerang ketika merasakan miliknya tak tertahankan lagi, menyemburkan lahar panas ke inti Erina yang menjerit.

Keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya. Berpelukan mesra setelah menuntaskan percintaan panas.

"Aku mencintaimu sayang", ucap Theo mengusap lembut punggung polos Erina. Sementara Erin sambil memejamkan matanya memainkan jemari lentik tangannya ke dada bidang Theo.

"Aku juga mencintaimu, kak", jawab Erina dengan suara pelan. "Kamu membuat ku kelelahan. Sekarang aku sangat mengantuk", gumamnya.

Theo tersenyum mendengarnya. "Iya tidurlah kalau kamu sudah mengantuk", jawab Theo sambil mengusap lembut pundak Erina.

"Aku akan selalu mencintaimu sayang. Aku sangat menyesal telah membuang waktu pernikahan kita. Aku janji akan menebus waktu yang terbuang percuma itu", ucap Theo mengeratkan pelukannya seraya mengecup kening istrinya.

*

Erina mengeliatkan tubuhnya. Wanita itu masih bergelung di atas tempat tidur.

Perlahan kelopak mata Erin terbuka. Jemari tangannya meraba-raba tempat di sampingnya. Tentu mencari Theo. Namun ternyata suaminya tidak ada.

Erin kembali merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar.

"Kamu sudah bangun?".

Erina bangkit, duduk bersandar di atas tempat tidur. Melihat Theo datang dengan nampan di atas tangannya. "Kakak membuat sarapan? Huhh...perutku sangat lapar", ujar Erin sambil mengusap perutnya.

Theo bergabung dengan istrinya. Meletakkan nampan berisi sereal susu dengan potongan buah segar.

Makanlah jika kamu lapar.

"Terimakasih sayang". Erin meneguk air hangat kuku.

Sementara Theo membuka laci nakas, mengambil sesuatu. Erina pikir Theo akan mengambil handphonenya yang biasa ia taruh di dalam laci saat tidur. Namun Erina salah kali ini.

"Sebelum makan sebaiknya kau melihat itu. Bukalah", ucap Theo memberikan amplop putih pada istrinya.

"Apa ini kak?", tanya Erin menatap lekat Theo.

"Kamu akan segera tahu", jawab Theo tersenyum penuh arti sambil mengusap wajah cantik Erina saat bangun tidur yang selalu laki-laki itu sukai yaitu memandang wajah istrinya ketika bangun tidur seperti sekarang.

"Huhh...jadi sekarang kakak mengajak ku main tebak-tebakan nih?", seru Erin menatap selidik suaminya sambil membuka amplop di tangannya.

Seketika raut wajah erin berubah dengan netra membulat sempurna. Erina menutup mulut dengan tangannya.

“K-ak...”

...***...

Bersambung...

Kita main tebak-tebakan juga dong😂 Komen ya 🙏