Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7. Pak Nathanael Aura Male Lead NO.1
Pagi itu Vivian hanya bisa mampir sebentar di kafe Zeke karena harus mempersiapkan meeting proyek pertama nya. Dan Zeke seperti biasa dengan senyum hangat seperti matahari pagi memberikan Cup latte dengan pesan penyemangat nya, "Untuk Ketua Proyek yang Cantik", lengkap gambar hati kecil di akhir kalimat dan satu kotak berisi cupcake spesial, GRATIS untuk mood booster pagi.
Mini-Vivi dengan bunga dan cincin hayalan bersujud didepan Zeke. " Zeke terimalah aku menjadi istri mu."
Saat tiba di kantor dan bersiap untuk naik Lift...
Ding!
Pintu lift terbuka. Vivian melangkah masuk, lalu tanpa diduga...
"Vivian."
Suara itu. Dalam. Berwibawa.
Vivian nyaris menjatuhkan kopi gratis dari Zeke.
Nathanael Adrian berdiri di sudut lift, jas hitam sempurna, tangan di saku, dan bau parfum kayu amber yang tiba-tiba membuat ruang sempit ini terasa panas.
"P-Pak Nathanael," Vivian menelan ludah, berusaha santai padahal jantungnya berdetak gak karuan. "A-Anda pagi-pagi sudah di kantor?."
" Smooth, Vi. Very smooth." Desis Mini-Vivi yang muncul dari dalam tas Vivian.
Kemudian dengan lengan berbalut jas hitam rapi tanpa cela, Nathanael menekan tombol lantai 5.
Mini-Vivi dengan mata membulat sekali lagi berbisik." KITA... KITA TERLOCK DALAM LIFT BERSAMA ICE KING..."
Nathanael tak menjawab pertanyaan Vivian. Sebaliknya, matanya yang biasanya dingin sekarang mengamati cup kopi di tangan Vivian.
"Kamu penikmat kopi ?" tanyanya tiba-tiba.
"I-Iya. Dari kafe dekat apartemen saya," jawab Vivian, tanpa sadar memeluk cup itu seperti tameng.
Mini-Vivi mulai hyperventilasi dengan intensitas tiba tiba yang terjadi di dalam lift ini.
Nathanael mendekat selangkah. "Aku juga suka kopi. Tapi...". Tangan Nathanael tiba-tiba menyentuh tulisan di cup kopi Vivi yang sengaja di tulis Zeke sebagai penyemangat Vivi, ' Untuk Ketua Proyek yang Cantik', "...Barista-nya terlalu ’friendly’. "
CRACK!!.
Mini-Vivi jatuh terduduk di bahu Vivian. "DIA... DIA BARU SAJA SHADE ZEKE?!. APA MAKSUDNYA ITU?!. APA MAKSUDNYA ITU...!!
Vivian merasa lehernya memanas. "Zeke itu..." Dasar nama Zeke gak sengaja keceplosan. Vivian langsung balik arah, " Maksud saya, barista-nya emang ramah ke semua pelanggan..." Di akhiri dengan tawa canggung yang dipaksakan.
" Oh." Nathanael tersenyum. Bukan senyum CEO. Tapi senyum laki-laki yang tahu sesuatu.
Melihat senyum itu jantung Vivian rasanya mau lompat keluar lewat tenggorokan.
"Aku lebih suka kopi pahit. Tapi..." Ucap Nathanael saat lift berhenti di lantai 5. Pintu terbuka. "...Mungkin aku harus coba yang manis suatu hari."
Dan saat Nathanael melangkah keluar, bau parfumnya masih menggantung di udara.
Mini-Vivi terduduk karena saking lemas kakinya. " Vi, apa arti semua itu?!. Nathanael terlalu misterius untuk kita pecahkan." Gumam Mini-Vivi.
Vivian terdiam di lift, cup kopi Zeke di satu tangan, detak jantung di tangan lainnya menjawab Mini-vivi . " Aku juga gak tahu mini."
Mini-Vivi tiba tiba teriak frustasi. " DASAR NATHANAEL DENGAN AURA MALE LEAD NYA!!. BIKIN BINGUNG SAJA!!. KITA BUTUH ASUPAN ZEKE UNTUK MENGUSIR RASA BINGUNG INI VI !!.
Setuju dengan ide Mini-Vivi, Vivian buru-buru kabur ke toilet kantor.
Masuk kedalam toilet Vivian segera mengunci diri di salah satu bilik toilet, tangan gemetar membuka folder tersembunyi di HP-nya...
KLIK.
Vivian memencet folder dengan nama:
"ZEKE_ARCHIVE"
Password: bicepsglorious
Layar HP langsung dipenuhi koleksi foto yang diambil diam-diam oleh Vivi,
Zeke sedang mengangkat galon, otot lengan tegang.
Zeke tersenyum sambil nyapu lantai, ada sedikit keringat di leher.
Zeke jongkok ambil sendok jatuh, kaos ketat, celana jeans dan sesuatu yang nggak bisa dijelaskan lebih lanjut.
Mini-Vivi tiba-tiba loncat ke layar HP nunjuk foto Zeke yang sedang duduk santai dengan punggung bersandar di sofa dan posisi kaki terbuka lebar memperlihatkan dengan jelas otot paha yang terbalut celana jeans.
"INI DIA OBATNYA! LIHAT NIH OTOT QUADS NYA! LIHAT OTOT HAMSTRINGNYA! NATHANAEL MAH DI LIFT TUH CUMA BISA BAU PARFUM DOANG!"
Sedangkan Vivian yang cuman lihat foto Zeke doang merasa malu dan salah tingkah sendiri. Tapi kemudian menyesal, " Sebenarnya apa yang aku lakukan..."
Mini-Vivi sok bijaksana menepuk bahu Vivi. " Gak perlu malu Vi. Zeke itu emang secret pleasurenya kita."
Tapi tiba-tiba,
Ding!
Suara notifikasi masuk,
Dari Nathaniel A. "Meeting 10 menit lagi. Bring your moodboard."
Mini-Vivi terjatuh dari layar HP, "DIA... DIA... KOK BISA TAU KITA ADA DI TOILET?! APA KITA DI STALKER?!"
Vivian juga nyaris jatuhin HP-nya, "Ini broadcast message, Mini... Semua juga dapet..."
Mini-Vivi ngeliat foto Zeke, lalu ngeliat notif Nathanael, lalu...
" ARG KENAPA SIH DIA MESTI GANGGU PLEASURE TIME KITA."
Vivian peluk HP-nya sambil menggigit bibir
"Aku... butuh waktu..."
Mini-Vivi nyodok foto Zeke, "WAKTU UNTUK APA? UNTUK NGE-ZOOM INI BAGIAN DADA ATAU INI BAGIAN LENGAN?!"
Vivian jawab. " BUAT NENANGIN DIRI MINI!. AKU LUPA KALAU HARI INI MEETING PERTAMA KITA MIMPIN PROYEK!!"
_____
Ruangan rapat lantai 5 sunyi saat Vivian masuk dengan tumpukan moodboard di tangan. Nathanael sudah duduk di ujung meja, matanya mengikuti setiap gerakannya seperti elang.
Mini-Vivi menggigil di bahu Vivi, "DIA NGELIATIN KAYA MAU MANGSA... TAPI KOK GAK SEREM YA? MALAH... AGAK HOT?!"
Vivian nyaris menjatuhkan berkas. " Diam mini!" Desis Vivian.
"Tenang, Vivian," Nathanael tiba-tiba bersuara, jarinya mengetuk meja. "Ini tim kamu. Pimpin mereka seperti caramu memandu presentasi kemarin."
Suaranya datar, tapi ada sesuatu di matanya, seperti...
Keyakinan.
Vivian menarik napas.
Vivian berdiri di depan whiteboard, tangan gemetar memegang spidol. Di depannya, 10 pasang mata tim kreatif menatapnya, termasuk Mia yang memberi thumbs up sambil senyum riang. Tapi yang paling membuatnya keringat dingin...
Nathanael Adrian duduk di ujung meja, jas rapi, tangan menyilang, mata tajam mengawasi setiap gerakannya.
Mini-Vivi kembali menghilang ke balik rambut Vivian. "AKU GAK BISA... DIA KAYA HAWK-EYE LAGI LIHAT TARGET!"
Vivian menarik napas. Dalam hati berusaha menenangkan diri. "Aku harus ingat Zeke... ingat kopinya... ingat senyumnya..."
" Aku bantu nge reply semua foto slide nya Zeke Vi." Ucap Mini-Vivi dari balik rambut Vivian.
"Jadi... konsep kita adalah 'Bring Your Sunshine'!" Vivian mengawali suaranya sedikit fals.
Beberapa anggota tim mengerutkan kening.
Nathanael menggeser kursinya. "Lanjutkan, Vivian." Suaranya datar, tapi matanya tetap tajam mengami.
Setelah 30 menit berperang melawan rasa gugupnya perlahan Vivian mulai menemukan ritme nya.
"Kita bisa pakai palet warna pastel, tapi dengan twist neon di sini..." Vivian menunjuk mockup di layar, tangan tidak lagi gemetar.
"Dan bagian tagline-nya..." Dia berjalan ke arah whiteboard, heels-nya berderak percaya diri, menulis dengan huruf besar:
"HAPPINESS IN A BOTTLE"
Mia berseru dari mejanya. "Wah, itu bagus banget!"
Beberapa rekan lain mulai bersemangat, mengajukan ide. Suasana ruang rapat yang awalnya kaku berubah jadi hangat.
Nathanael masih diam. Tapi alisnya naik saat melihat Vivian yang tersenyum lebar, mata berbinar, tangan aktif menggambarkan konsep seperti orang memainkan orkestra.
Mini-Vivi pelan-pelan muncul lagi. "HEY... DIA NGELIATIN KITA TERUS!!"
Sesi tanya jawab Vivian menjawab dengan lancar.
"Bagaimana dengan target usia?" Tanya salah satu tim nya.
Vivian menjawab dengan penuh percaya diri "Kita bidik Gen-Z dan millennials muda." Melirik kecil ke arah Nathanael "...tapi dengan sentuhan klasik yang... erm... sophisticated?"
Nathanael hanya mengangkat ujung alisnya namun mendengarkan dengan dagu bertumpu di tangan. Bibirnya yang biasanya datar kini melengkung hampir tak kasat mata.
Saat waktu rapat hampir berakhir Nathanael berdiri. Semua langsung diam.
"Konsepnya segar," ujarnya, matanya tetap pada Vivian. "Tapi saya ingin warna neon-nya lebih subtle. Vivian, tunggu saya di kantor nanti."
Ruangan hening.
Mia menginjak kaki Vivian sambil senyum lebay.
Mini-Vivi yang kembali muncul dengan kehebohan nya. " SCENE DRAMA MACAM APA JIKA SEORANG BOS MEMINTA PEGAWAI WANITA NYA UNTUK BICARA BERDUA DI RUANGANNYA?!".
Vivian langsung menyumpal mulut Mini-Vivi dengan tangan imajiner.
_______
Di dalam ruang kantor pribadi Nathanael, Vivian duduk kaku di kursinya.
Nathanael meletakkan segelas air mineral di depan Vivian membawa aroma parfum yang langsung menyerang indra penciuman Vivi yang membuat pipinya merona.
"Kamu berbeda saat memimpin," Bisiknya.
"Aa..ah..Be..beda?" Vivian langsung masuk ke mode gugup nya
"Di lift, kamu gugup. Tapi saat rapat tadi..." Matanya menyipit. "Kamu bersinar."
Mini-Vivi seketika jatuh terduduk, "DIA... DIA... APA DIA PUNYA DIMENSI LAIN SELAIN DINGIN?! KOK BISA BILANG 'BERSINAR' DENGAN MUKA STRAIGHT FACE GITU?! DIA GAK LAGI NGERAYU KAN?!?"
Vivian tersipu, tapi kali ini, dia tidak menunduk tapi melihat Nathanael sambil tersenyum manis. " Terimakasih pak. "
Tapi bom yang sesungguhnya baru di jatuhkan. " Kalau begitu meeting dengan klien besok kamu yang presentasi."
" Pa...Pak...bercanda kan Pak...??" Vivi langsing panic mode-on.
Tangan Nathanael nyaris menyentuh bahu Vivian namun berhenti di udara.
" Tenang saja aku akan ada di belakang. Tapi..." Senyum kecil. "Aku yakin kamu tidak butuh penyelamat."
Mini-Vivi menjerit sambil menutup wajahnya, " JANGAN TERSENYUM DIDEPAN KU, DASAR MALE LEAD DRAMA KOREA!!, AKU GAK AKAN TERPENGARUH DENGAN SENYUMAN MENAWANMU!!"
" BUKAN ITU MASALAHNYA MINI-VIVI!!! " Teriak batin Vivian yang panik.