NovelToon NovelToon
Tergoda Pesona Istri Pengganti

Tergoda Pesona Istri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tianse Prln

“Oke. Tapi, there's no love and no *3*. Kalau kamu yes, saya juga yes dan serius menjalani pernikahan ini,” tawar Linda, yang sontak membuat Adam menyeringai.



“There’s no love? Oke. Saya tidak akan memaksa kamu untuk mencintai saya. Karena saya juga tidak mungkin bisa jatuh cinta padamu secepat itu. Tapi, no *3*? Saya sangat tidak setuju. Karena saya butuh itu,” papar Adam. “Kita butuh itu untuk mempunyai bayi,” imbuhnya.


***

Suatu hari Linda pulang ke Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan sepupunya, Rere. Namun, kehadirannya itu justru membawa polemik bagi dirinya sendiri.

Rere yang tiba-tiba mengaku tengah hamil dari benih laki-laki lain membuat pernikahan berlandaskan perjodohan itu kacau.

Pihak laki-laki yang tidak ingin menanggung malu akhirnya memaksa untuk tetap melanjutkan pernikahan. Dan, Linda lah yang terpilih menjadi pengganti Rere. Dia menjadi istri pengganti bagi pria itu. Pria yang memiliki sorot mata tajam dan dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tianse Prln, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ups! Hai Baby

Suara dering panggilan masuk dari ponselnya membuat Linda menoleh. Wanita itu baru selesai berpakaian. Dia bergegas mendekati ponsel itu dan menerima panggilan telepon yang ternyata dari Rizki, kakaknya.

 

“Halo?”

 

“Assalamu’alaikum, Dek.”

 

“Wa'alaikumussalam, Mas,” jawab Linda. “Ada apa Mas Rizki telepon?” tanyanya kemudian.

 

“Emang Mas enggak boleh telepon adik sendiri?” tukas Rizki.

 

“Ya, boleh. Cuma kan biasanya Mas telepon pas ada perlu aja,” cakap Linda.

 

Rizki menghela napas panjang. “Sekarang Mas bakalan sering-sering telepon kamu,” ujarnya. “Kamu inget ya, Dek. Pokoknya kalau ada apa-apa, kalau si Adam itu berbuat jahat sama kamu, jangan takut, jangan khawatir, inget kalau kamu punya Mas. Mas bakal lindungi kamu,” cakap Rizki, nadanya terdengar serius.

 

 

Senyum Linda terukir, dia tahu selama ini kakaknya selalu peduli padanya. Walau mereka sering bertengkar, tapi kasih sayang keduanya sangat besar. Mereka diam-diam saling peduli dan perhatian. Dulu pun tak jarang Linda sering kali membantu keuangan Mas Rizki saat pria itu masih jatuh bangun merintis usahanya di awal pernikahannya dengan Mbak Ratna.

 

“Mas jangan khawatir. Aku di sini baik-baik aja kok,” cakap Linda. “Alhamdulillah sejauh ini Mas Adam memperlakukanku dengan baik,” terangnya sambil menoleh ke arah pintu kamar hotel. Beberapa menit lalu, Adam berpamitan pergi keluar sebentar. Jadi, saat ini Linda berada di kamar hotel sendirian.

 

“Baguslah, memang harus begitu. Karena kalau sampai dia jahatin kamu, Mas bakal langsung ke sana susul kamu, lebih baik kamu pulang ke kampung, hidup tenang di sini sama ibu, sama Mas dan Mbakmu Ratna,” cakap Rizki.

 

“Enggak, aku enggak mau tinggal di kampung, berisik semua tetangganya, mana kebanyakan tukang gosip sama tukang kepo, enggak bakal betah aku di sana, Mas,” terang Linda.

 

Rizki tahu hal itu. Selama ini Linda bertahan di kota bukan karena sudah hidup nyaman di sana, tapi karena wanita itu tidak pernah betah hidup di desa, dan yang membuatnya tidak betah adalah mulut para tetangga.

 

Linda pernah bilang, hidup di desa itu lebih keras. Di kota mungkin terlihat keras, tapi itu hanya karena perihal uang, kalau banyak uang ya pasti senang. Beda dengan hidup di desa. Di desa bukan hanya perkara uang, melainkan sifat para tetangga juga, ada yang julid, ada yang iri, ada si tukang gosip, ada si tukang kepo, dan ada juga si paling benar. Linda benar-benar tidak akan pernah mau menetap di desa, dia lebih baik pusing memikirkan cara mengatur pengeluaran bulanannya daripada pusing mendengarkan omongan tetangga.

 

“Kalau gitu jangan sampai kamu disakiti sama Adam atau pun keluarganya,” kata Mas Rizki. “Paham?” lanjutnya.

 

“Iyaaa, Mas,” jawab Linda.

 

“Bagus.”

 

“Oh ya, Mas. Em... kabar Rere gimana, Mas?” tanyanya.

 

Sebenarnya Linda ragu menanyakan hal itu pada sang kakak, tapi sejak kemarin dia merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada Rere dan Zaka. Linda diam-diam sibuk menunggu kabar tentang mereka, tentang apakah keduanya sudah menikah atau belum.

 

Jujur saja, perasaan Linda sedikit terkoyak saat mengetahui Rere hamil anak Zaka—pria yang dicintainya. Munafik kalau dia tidak kesal pada Rere. Apalagi dia justru harus menikahi pria lain demi menggantikan Rere yang merusak hari pernikahan itu.

 

Rasanya tidak adil bagi Linda. Namun, saat itu Linda hanya bisa pasrah ketika semua orang mendesaknya untuk menjadi pengantin pengganti.

 

“Jangan bahas tentang mereka. Mas pusing,” ujar Rizki.

 

Linda mengernyit. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Karena keluarga Bude Lastri dan Om Tristan biasanya akan meminta Rizki untuk menjadi penengah ketika mereka ada masalah.

 

“Apa ada masalah, Mas?” tanya Linda, suaranya mengalun pelan. Sesekali dia melirik ke arah pintu, takut kalau Adam tiba-tiba kembali, pasalnya dia merasa canggung membahas perihal Rere di hadapan pria itu.

 

“Zaka enggak mau tanggung jawab. Dia menolak menikahi Rere,” terang Rizki.

 

“Kenapa? Bukannya dia cinta sama Rere, makanya Rere sampai hamil begitu.” Linda kembali bertanya.

 

“Cinta apanya. Dia enggak cinta sama Rere, makanya nolak nikahin Rere,” ungkap sang kakak.

 

“Mas tau dari mana?”

 

“Zaka sendiri yang bilang begitu.”

 

“Emang Mas denger sendiri? Kalau cuma kata orang enggak usah dipercaya, Mas.”

 

“Mas denger sendiri, Lin. Kemarin kan mas diminta Om Tristan dateng ke rumah, pas mas baru aja mau masuk rumah, mas enggak sengaja denger obrolan di dalem, termasuk pas Zaka bilang kalau dia enggak cinta sama Rere.”

 

“Om Tristan pasti marah besar ya pas denger Zaka bilang gitu.”

 

“Ya jelas. Pokoknya kacau banget situasi kemarin, Mas sampai bingung mau masuk ke rumah Bude Lastri apa enggak, soalnya Om Tristan ngamuk parah,” papar Rizki. “Mas sampai takut sendiri,” imbuhnya.

 

“Tapi... kalau Zaka enggak cinta sama Rere, kenapa dia hamili Rere?” Linda mengutarakan keheranannya. Dia pikir tidak mungkin kalau Zaka tidak suka pada Rere, kalau tidak suka kenapa sampai melakukan hubungan seintim itu? Bahkan sampai hamil.

 

“Karena dijebak.”

 

“Ha? Maksudnya?” Linda semakin dibuat bingung.

 

“Zaka bilang, dia dijebak Rere.”

 

“Kok bisa?”

 

“Ya... mungkin Rere semacam kasih Zaka obat perangsang, dan bisa jadi karena pengaruh obat itu akhirnya Zaka terpaksa melakukan hubungan badan dengan Rere,” ujar Rizki, menjabarkan asumsinya.

 

Linda terdiam. Kalau itu benar, artinya Zaka....

 

“Linda.”

 

Suara itu membuat tubuh Linda tersentak kaget, bahkan secara refleks dia menyembunyikan ponselnya ke belakang tubuh.

 

“Halo? Lin?” Rizki yang tidak mendapatkan respons dari adiknya terdengar beberapa kali memanggil. Tapi Linda tidak akan mendengar suara kakaknya itu, karena sejak tadi mode loudspeaker tidak diaktifkan olehnya.

 

“Lagi apa?” tanya Adam.

 

“A-anu, itu... aku lagi....” Kepala Linda bekerja keras, otaknya berusaha mencari jawaban yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan sederhana dari suaminya itu. “Teleponan sama Mas Rizki,” jawab Linda kemudian.

 

Dia menunjukkan ponselnya ke hadapan Adam. Adam pun dengan jelas bisa melihat langsung nama kontak yang tertera di layar ponsel itu.

 

“Oh, ya sudah lanjutkan saja,” ujar Adam. “Aku mau mandi,” imbuhnya.

 

Linda mengangguk dengan canggung. Dia tetap diam sampai Adam terlihat masuk ke dalam kamar mandi.

 

Saat suaminya itu lenyap dari pandangan, Linda menghela napas lega.

 

“Lin?” Suara Rizki samar-samar terdengar, Linda yang sadar kalau panggilannya dengan sang kakak masih tersambung, dia pun segera menyahuti suara kakaknya.

 

“Maaf, Mas. Tadi ada Mas Adam,” lirih Linda. “Aku enggak enak bahas Rere di kalau ada dia,” ucapnya, pelan.

 

“Sekarang dia udah enggak ada di deket kamu?”

 

“Dia udah pergi ke kamar mandi, tadi pamitan mau mandi.”

 

“Oh ya udah kalau gitu, kita lanjut lain kali lagi ngobrolnya,” ujar Rizki.

 

“Iya, Mas. Aku matiin ya. Assalamu’alaikum.”

 

“Wa’alaimussalam.”

 

Setelah Rizki menjawab salamnya, Linda pun segera mematikan panggilan tersebut.

 

“Linda.”

 

“Ya, Mas?” Linda kembali kaget saat Adam tiba-tiba memanggil namanya lagi.

 

Linda menoleh ke belakang dan mendapati kepala Adam melongok keluar dari dalam kamar mandi.

 

“Boleh minta tolong?” tanyanya.

 

“Minta tolong apa, Mas?”

 

“Tolong ambilkan handuk di lemari. Aku lupa bawa handuk tadi,” pintanya.

 

“Oh, iya, tunggu sebentar, Mas. Biar aku ambilkan,” ujar Linda. Dia bergegas menuju lemari, di sana sudah tersedia beberapa handuk yang disediakan oleh pihak hotel.

 

Linda mengambil salah satu handuk dari beberapa handuk yang ditumpuk, lalu dia berjalan dengan langkah sedikit terburu-buru, karena khawatir Adam menunggu terlalu lama di dalam kamar mandi.

 

“Jalannya pelan-pelan aja, Lin,” nasihat Adam saat melihat langkah Linda yang tampak grusa grusu.

 

Dan baru saja Adam selesai bicara, Linda tiba-tiba terhuyung, kaki kanannya tanpa sengaja tersandung kaki kirinya sendiri.

 

Karena kehilangan keseimbangan, tubuh Linda hampir tersungkur ke depan. Untungnya Adam dengan sigap berlari mendekat, dia menopang tubuh Linda yang hampir saja terjatuh.

 

“Sudah aku bilang pelan-pelan jalannya, Linda,” ujar Adam. “Kamu enggak pa-pa kan?” tanyanya kemudian.

 

“Aku enggak pa-pa, makasih, Mas,” ucapnya sambil buru-buru berdiri tegak. Dia malu jika berlama-lama dalam dekapan Adam. Walaupun... jujur saja rasanya nyaman berada dalam dekapan pria itu. Tubuhnya kekar, hangat, dan berotot. Benar-benar perfecto!

 

“Ini handuknya, Mas....” Linda mendongak, berniat memberikan handuk yang dipegangnya itu kepada Adam.

 

Tapi!

 

Errr.... saat itulah Linda melihat sesuatu yang tidak pernah dia lihat seumur hidupnya.

 

Hai, manis. Akulah si perkutut. Tapi aku gagah seperti elang. Mau coba?

 

Benda itu seolah memperkenalkan dirinya. Dia berdiri tegak seperti sedang mengajak berjabatan. Oh, lebih tepatnya seperti minta dibelai, dijilat, dicelupin.

Ups.

“Aaaaaaa....”

Linda seketika berteriak panik. Dia langsung menutup matanya, memutar tubuhnya dan... masih berteriak histeris.

Sedangkan Adam....

Ugh, jangan ditanya.

Pria itu tampak diam dengan tenang walau si perkutut sudah dilihat oleh... istrinya sendiri sih.

1
Syiffa Fadhilah
huh,,jesiko emang sooook
waya520
lanjuttttt
TiansePrln🌷
Terima kasih sudah menyukai cerita ini!!! Jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kaliaaan yaaa. /Kiss/
Naaaa
hai kak, ketemu lagi/Smile/
TiansePrln🌷: nanti diusahakn dilanjut kak👌😁 lg nyusun alurny
Naaaa: cerita sikembar yusen&yuna gk lanjut kak?
total 2 replies
Rdznr
boom up dong kk, critany seruu, gk sabar nunggu kelanjutannyaa
Rdznr
enakny nikah sma cwok tajiiir/Whimper/
Rdznr
/Chuckle/ 21+++ niiih
Rdznr
Ini si zaka jgn" sebenernya suka sama Linda/Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!