Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ultimatum
Freya berdiri di depan jendela, memandang cakrawala kota yang tampak dingin dari lantai tertinggi kantornya. Beberapa jam yang lalu, ia menolak tawaran gila Lucas. Respons Lucas bukanlah ancaman lisan, melainkan tindakan yang terencana dan kejam.
Pukul sepuluh tepat, notifikasi kerugian masuk ke ponselnya.
Kerugian yang ditimbulkan kali ini jauh lebih besar dari semua serangan sebelumnya. Serangan itu bukan hanya mengikis laba, tetapi langsung menggerogoti aset inti perusahaan. Berita ini mengguncang fondasi XY Group yang sudah rapuh.
George, ayahnya, memasuki ruangan dengan wajah sepucat kertas, membawa dua lembar kertas termal. "Freya, lihat ini," suaranya serak.
Kertas pertama adalah notifikasi resmi dari salah satu bank utama, menyatakan pembekuan lini kredit karena risiko gagal bayar yang terlalu tinggi. Kertas kedua adalah tangkapan layar dari portal berita finansial dengan judul tebal: "XY Group Menuju Kebangkrutan? Saham Anjlok 40% Setelah Gelombang Penjualan Misterius."
George meletakkan tangannya di bahu putrinya, genggamannya terasa dingin. "Ini Lucas. Dia tahu persis di mana harus menekan tombol. Aku... aku gagal melindungimu, Nak."
Rasa marah dan frustrasi Freya kini berbaur dengan keputusasaan yang menusuk. Lucas tidak hanya menginginkan perusahaannya, tetapi ingin melihat Freya hancur dan menyerah. Freya meraih ponselnya, jarinya gemetar di atas tombol panggil kontak Lucas. Dia harus menghentikan kegilaan ini.
Freya membatalkan panggilan itu dan menjatuhkan ponselnya ke sofa. George menatapnya dengan kekhawatiran yang mendalam.
"Nak, apa yang sebenarnya terjadi? Ini bukan hanya perang pasar, ini pemusnahan yang disengaja. Lucas, apa yang dia inginkan darimu?" George bertanya, suaranya pelan.
Freya menarik napas panjang, berjuang menahan air mata. "Dia meneleponku setelah aku menolak tawarannya untuk menghentikan serangan."
"Tawaran apa?"
"Dia bilang akan menghentikan semuanya, mengembalikan kerugian, dan membiarkan XY Group bertahan," Freya memulai, suaranya tercekat. "Asalkan aku... menjadi kekasihnya."
George terdiam, tatapannya membeku. Wajahnya yang biasanya tegas kini dipenuhi kekecewaan dan kemarahan. Ia menghela napas panjang.
"Lucas menghancurkan perusahaan sekaligus menghinamu," kata George. "Freya, aku selalu menentang Lucas. Tapi dalam situasi ini, kita butuh kekuatan yang sama hebatnya."
"Siapa?"
"Dante," George berucap tegas. "Kita butuh Dante. Dia membangun Gemagroup dari nol, dia punya kemampuan dan jaringan teknologi yang luar biasa. Lucas beroperasi di dunia digital, dan di sana, Dante adalah ahlinya."
George melangkah mendekat, menggenggam tangan Freya. "Dia mencintaimu. Dia tidak akan membiarkanmu dan perusahaan ini jatuh. Hubungi Dante, Nak. Ceritakan semuanya. Dia satu-satunya yang bisa melihat pola serangan Lucas ini."
Freya duduk di kursi kantor George. Setelah mengumpulkan keberanian, ia menghubungi Dante.
"Freya? Ada apa? Suaramu—" Dante menyambut dengan nada khawatir.
"Dante, dengarkan aku," Freya memotong, berusaha terdengar sekuat mungkin. "XY Group sedang diserang. Ini bukan sekadar fluktuasi pasar, ini serangan terencana dari seseorang yang menggunakan metode yang sangat canggih."
Freya tahu Dante sudah melihat berita kerugian XY Group.
"Aku tahu, aku sudah melihat beritanya. Aku juga melihat pergerakan sahammu. Siapa pelakunya? Siapa yang melakukan ini?" suara Dante terdengar keras, namun terkendali.
Freya terhenti. Tenggorokannya tercekat. George memintanya menceritakan semuanya, tetapi ia takut Lucas akan menyakiti Dante. Freya memutuskan untuk berbohong demi melindungi Dante.
"Aku tidak tahu namanya, Dante," Freya berbohong. Ia menoleh sekilas ke arah George. "Yang aku tahu, dia punya kekuatan besar. Aku butuh bantuanmu, Dante. Bisakah kau melihat data transaksi kami dan mencari tahu pola serangan ini? Aku hanya butuh waktu."
"Freya, katakan padaku siapa dia," desak Dante, nadanya berubah menjadi tuntutan.
"Aku tidak bisa, Dante. Tolong," Freya memohon. "Gemagroup sedang di puncak. Jangan sampai kau dan perusahaanmu terseret ke dalam masalahku. Aku hanya butuh analisis data."
Keheningan sejenak terjadi di saluran telepon. Freya dapat membayangkan Dante mengerutkan alis karena curiga.
"Baiklah. Kirimkan semua data ke Kania atau Dimas sekarang juga," Dante akhirnya menjawab, dengan nada dingin yang membuat hati Freya mencelos. "Aku akan membantumu. Tapi, jangan berpikir untuk menyembunyikan apa pun dariku lagi, Freya."
Freya segera mengakhiri panggilan. Ia lega karena Dante setuju, tetapi rasa bersalah karena berbohong membebani pikirannya. Ia berharap kebohongan kecil ini dapat melindungi Dante dari ancaman Lucas.
Di penthouse mewahnya, Lucas duduk di depan serangkaian layar monitor melengkung. Layar utama menampilkan grafik saham XY Group yang hampir menyentuh level kritis. Di sudut layar, chip yang ditanamkan Lucas pada sistem telepon kantor Freya menyiarkan seluruh percakapan Freya dengan Dante.
Lucas mendengarkan setiap kata: suara panik Freya, kebohongannya, dan permintaan tolong pada Dante.
Saat panggilan berakhir, tawa Lucas yang dingin dan menusuk memenuhi ruangan.
"Kau pikir bisa membohongiku, Freya?" gumamnya, matanya berkilat marah. "Kau lebih memilih meminta bantuan pria itu daripada menerima tawaranku."
Kecemburuan membakar ulu hatinya. Ini bukan lagi tentang bisnis; ini adalah persaingan pribadi.
Dia bersandar, jari-jarinya menari di atas keyboard. Lucas mengaktifkan serangan baru, lebih halus dan mematikan, menargetkan back-end transaksi yang akan membuat data yang Freya kirimkan ke Dante terlihat sempurna, namun palsu. Ia ingin Dante gagal dan buta terhadap kebenaran.
"Aku akan biarkan Dante menghabiskan energinya," Lucas berbisik ke ruangan kosong. "Pada akhirnya, Gemagroup-nya akan ikut terseret bersamamu. Dan setelah perusahaan kalian berdua hancur, kau akan datang kepadaku. Hanya kepadaku."
Beberapa menit setelah mengirim data ke tim Dante, ponsel Freya bergetar. Email baru masuk dari alamat anonim yang Freya kenali sebagai milik Lucas. Subjek email: Pilihan Terakhir.
Freya membuka email tersebut. Isinya bukanlah grafik kerugian atau penawaran baru, melainkan tiga foto beresolusi tinggi.
Foto pertama menunjukkan George sedang berjalan keluar dari restoran. Ada lingkaran merah tebal di sekitar wajah seorang pria yang berdiri di seberang jalan, memegang kamera. Pria itu adalah salah satu anak buah Lucas.
Foto kedua adalah gambar rumah masa kecil Freya. Di depan gerbang, George berbicara dengan seorang kurir. Di bawah foto itu, ada teks: "Tingkat keamanan George sangat mudah ditembus. Kami sudah tahu rutinitasnya."
Lalu, Freya membaca baris terakhir, yang membuat darahnya terasa dingin:
"Kau pikir melindungi Dante sudah cukup? Aku bisa melenyapkan George, menghapus keluargamu, dan bahkan menyentuh wanita tua yang sangat Dante sayangi. Bagaimana kabar Hani, ibunya? Sudah lama dia tidak bepergian. Dia mungkin saja mendapat teman baru dalam perjalanan berikutnya. Berhenti melibatkan Dante, atau aku akan pastikan hidup semua orang yang kau cintai berakhir. Malam ini, di tempat tidurku. Pikirkan ulang, Sayang."
Ancaman itu jelas: Lucas tidak lagi bermain di pasar modal. Dia telah melangkah ke dalam kehidupan pribadi, mengincar orang yang paling penting baginya, dan, yang terburuk, mengincar Hani. Lucas tahu betul titik lemah Dante. Freya kini benar-benar sendirian, harus memilih antara kehancuran perusahaan atau kehancuran seluruh keluarganya.
Freya menjatuhkan ponselnya ke meja. Getaran amarah dan ketakutan membuatnya lumpuh. Dia harus bertindak sekarang.